4.2. Hasil
4.2.1. Analisis Univariat
A. Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Penelitian dilakukan pada 20 orang responden yang merupakan mahasiswa
di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang dan memenuhi
kriteria inklusi.
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik F %
Jenis Kelamin
Laki-laki 8 40
Perempuan 12 60
Total 20 100
34
Universitas Muhammadiyah Palembang
35
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa pada penelitian ini responden laki-
laki sebanyak 8 orang (40%) dan responden perempuan sebanyak 12 orang (60%).
Rendah 0 0
Sedang 7 70
Tinggi 3 30
Total 10 100
n % n % n % n % n %
Lulus 7 70 2 20 1 10 0 0 0 0 12,40
0,040
Tidak Lulus 3 30 2 20 4 40 1 10 0 0 18,50
Total 10 50 4 20 5 25 1 5 0 0
4.3. Pembahasan
A. Karakteristik Sosiodemografi Responden Penelitian
Dari hasil pengambilan data didapatkan bahwa lebih banyak responden
perempuan dibanding responden laki-laki. Menurut Brizendine (dalam
Nasrani, 2016) jenis kelamin berperan terhadap terjadinya stres. Ada
perbedaan respon antara laki-laki dan perempuan saat menghadapi konflik.
Otak perempuan memiliki kewaspadaan yang negatif terhadap adanya konflik
dan stres. Pada perempuan, ketika terjadi konflik, hormon estrogen dan
progesteron memicu penurunan respon HPA dan simpatoadrenal sehingga
menyebabkan penurunan umpan balik negatif hormon kortisol ke otak. Hal
inilah yang menyebabkan perempuan mudah mengalami stres. Sedangkan
pada laki-laki, ketika terjadi konflik, respon HPA dan autonomik justru
meningkat, menyebabkan respon terhadap stresor psikososial menurun.
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah cara pengisian kuesioner
yang dilakukan secara self assessment membuat peneliti tidak dapat memantau
secara langsung apakah responden penelitian benar-benar menjawab kuesioner
sesuai dengan keadaan responden yang sebenar-benarnya sehingga
dikhawatirkan terjadi bias.