Anda di halaman 1dari 42

VITILIGO

Oleh: Pembimbing:
Farah Kurnia RK dr. Nurita Bangun HutahaeanSp.KK
NIM 71 2019 013
MAPS

• Vitiligo = penyakit kulit akibat proses


depigmentasi pada kulit, disebabkan faktor
genetik dan non genetik yang berinteraksi
dengan kehilangan atau ketahanan fungsi
melanosit dan pada kenyataannya merupakan
peristiwa autoimun.

Terkadang mulai setelah lahir, walaupun dapat pula muncul pada


masa anak-anak dengan awitan rata-rata berusia 20 tahun.
2
TINJAUAN PUSTAKA

3
DEFINISI

Vitiligo adalah penyakit yang didapat dengan perjalanan penyakit


yang bervariasi. Vitiligo ditandai secara klinis dengan timbulnya
makula atau patch depigmentasi yang dapat terjadi akibat
hilangnya atau disfungsi dari melanosit yang berbatas tegas
ETIOLOGI

Faktor • Faktor genetik


• Faktor emosional berat

endogen • Penyakit internal seperti gangguan autoimun:


misalnya tiroid, anemia pernisiosa, DM

Faktor • Sebanyak 40% pasien vitiligo diawali dengan


trauma fisik yang dialami, misalnya garukan,
pembengkakan, benturan, laserasi dan luka
Eksogen bakar.
EPIDEMIOLOGI
Vitiligo paling sering terjadi pada wanita dengan rentang
usia 20-40 tahun. Kelainan ini dapat juga terjadi pada semua
umur, kajian di Belanda 25% muncul sebelum umur 10
tahun, 50% sebelum umur 20 tahun, dan 95% sebelum umur
40 tahun.
PATOFISIOLOGI
Patogenesis vitiligo melibatkan defek intrinsik
dalam sel melanosit dan proses autoimunitas yang
menargetkan sel-sel melanosit

Pertama, produksi protein dalam jumlah besar


dapat meningkatkan risiko kesalahan dari lipatan
protein sehingga mengaktifkan jalur stres dalam
sel yang disebut unfolded protein respons.

Sel melanosit menjadi hiperaktif sehingga sel-sel


melanosit ini tidak mampu untuk memproduksi
melanin dibandingkan dengan orang-orang yang
sehat.
PATOFISIOLOGI

Genetik
• Tujuh dari 10 orang yang dijumpai terkait
dengan penyakit autoimun lainnya (antara lain
HLA kelas I dan II, PTPN22, LPP, NALP1,TYR,

pada vitiligo yang mengkode tirosinase yang merupakan


enzim penting dalam sintesis melanin).

Hipotesis
• Ditemukannya adanya aktivitas imunitas
humoral berupa antibodi anti melanosit yang
mampu membunuh melanosit secara in vitro

autoimun maupun in vivo.


PATOFISIOLOGI

Hipotesis • Hipotesis ini menunjukkan adanya


mediator neurokimia yang bersifat

Neural sitotoksik terhadap sel pigmen dan


dikeluarkan oleh ujung saraf didekatnya

Hipotesis • kerusakan yang diperantarai oleh stress


oxidative berupa degenerasi vakuol

Biokimia
GEJALA KLINIS
Makula dan patch depigmented

Berkisar dari milimeter hingga centimeter


Biasanya berbatas tegas

Menyebar secara sentrifugal dari waktu ke


waktu dengan laju yang tidak terduga
Bentuknya bulat, oval, atau linier
Lesi awal paling sering terjadi pada tangan, lengan,
kaki, dan wajah, mendukung distribusi perioral dan
periokular.

10
VITILIGO

Vitiligo non segmental atau generalisata sering juga disebut


sebagai vitiligo vulgaris, adalah depigmentasi kronis yang dapat
ditandai dengan makula putih susu homogen berbatas tegas

11
KLASIFIKASI VITILIGO
Vitiligo Lokalisata Vitiligo Generalisata Vitiligo Universalis
Lokalis; hanya satu atau Akrofasialis; distal ekstremitas dan wajah Depigmentasi > 80%
lebih makula dalam satu
area tetapi tidak jelas
segmental atau
zosteriformis

Segmentalis; satu atau Vulgaris; makula tersebar pada seluruh


lebih makula dengan pola tubuh dengan pola distribusi asimetris
quasidermatomal

Mukosa; hanya mengenai Mixed akrofasialis dan/atau


daerah mukosa vulgaris/segmentalis
VITILIGO SEGMENTAL

13
VITILIGO NON SEGMENTAL

14
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Histopatologi
Tanda spesifik adalah kehilangan melanin dan melanosit, dalam
pemeriksaan histopatologi yang diwarnai oleh Fontana Masson atau
DOPA. Dengan menggunakan mikroskop electron terlihat pada
bagian pinggir makula hipopigmentasi, melanosit dengan inti piknotik
dan sitoplasmik dan materi granuler yang diperkirakan berasal dari
sitoplasma keratinosit yang berubah.

15
DIAGNOSIS BANDING

VITILIGO

Pitiriasis
Piebaldisme
Versikolor

16
TATALAKSANA NONMEDIKAMENTOSA

Menghindari trauma fisik baik luka tajam, tumpul, ataupun


tekanan repetitif yang menyebabkan fenomena Koebner

Menghindari stres.

Menghindari pajanan sinar matahari berlebihan.

17
TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA

• Merupakan pengobatan kombinasi psoralen


sebagai photosensitizer kimiawi dengan ultraviolet
A (UVA).
Psoralen dan UVA • Psoralen adalah furokumarin yaitu obat yang
bersifat fotodinamik yang berkemampuan
menyerap energi radiasi

• Kortikosteroid merupakan pilihan pertama untuk


vitiligo lokalisata, dan sangat dianjurkan untuk lesi
kecil daerah wajah, juga pada anak-anak.
KORTIKOSTEROID Pemakaian preparat ini menguntungkan pasien
karena murah, mudah penggunaannya dan efektif.

18
19
PROGNOSIS
Perjalanan penyakit vitiligo pada seseorang tidak dapat
diduga, dapat stabil selama beberapa tahun, tetapi dapat pula
membesar, sementara lesi lain muncul atau menghilang.
Repigmentasi spontan dapat terjadi terutama pada anak-anak,
tetapi juga tidak menghilang sempurna, terutama pada daerah
yang terpajan matahari.

20
Laporan Kasus

21
Nama : Nn. R
Usia : 24 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status : Belum menikah
Alamat : Dusun Pematang Bangsal RT 2,
Pemulutan Selatan
Tanggal Periksa : 25 Februari 2020

22
Keluhan Utama:

Timbul bercak keputihan pada paha kanan sejak 3 bulan yang lalu

Keluhan Tambahan
Tidak ada keluhan tambahan

23
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Pasien datang dengan keluhan bercak keputihan pada paha kanan sejak
3 bulan yang lalu. Terdapat 2 bercak keputihan dengan ukuran kira-
kira sebesar biji jagung dan uang logam. Pasien menyangkal adanya
keluhan gatal, perih, dan panas pada bercak keputihan tersebut.
Keluhan bersisik pada bercak juga disangkal. Pasien mengaku ukuran
bercak tersebut tidak mengecil dan juga membesar.

24
Cont....
Untuk mengurangi keluhan tersebut, pasien datang ke bidan
1 bulan yang lalu dan diberikan obat minum. Pasien
mengatakan lupa warna, bentuk, dan kemasan dari obat
tersebut. Pasien mengaku setelah mengkonsumsi obat
tersbut, tidak terdapat perubahan pada bercak putihnya itu.

25
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan yang sama sebelumnya tidak ada, riwayat


penyakit diabetes mellitus disangkal, riwayat alergi obat
dan alergi makanan tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga

Keluhan yang sama pada keluarga tidak ada. Riwayat


penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga tidak
ada
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 84 x/menit, regular.
Suhu : 36,60 C
Pernapasan : 21 x/menit

28
STATUS DERMATOLOGIKUS

29
Gambar 3.1. Regio Femoralis Dextra
Pada regio femoralis dextra anterior, terdapat makula depigmentasi, multipel, berukuran
lentikular hingga numular, tersusun linier, penyebaran diskret.

30
Diagnosis
Vitiligo
Pitiriasis Versikolor
Hipomelanosis Gutata
Diagnosis Banding Diagnosis Kerja

 Vitiligo
TATALAKSANA
Non Farmakologi
• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya
• Menyarankan kepada pasien untuk menghindari trauma fisik baik luka
tajam, tumpul, ataupun tekanan repetitif yang menyebabkan karena dapat
menyebabkan penambahan bercak keputihan.
• Menghindari stres.
• Menghindari pajanan sinar matahari berlebihan.
TATALAKSANA

Farmakologi
Triamsinolon asetonid 0,1% salp 3x1 perhari
Pembahasan

34
Pada kasus membahas tentang, pasien datang dengan keluhan
bercak keputihan pada paha sebelah kanan dengan ukuran
sebesar biji jagung dan uang logam sejak 3 bulan yang lalu.
Pasien menyangkal adanya keluhan gatal, perih, dan panas
pada bercak keputihan tersebut. Keluhan bersisik pada bercak
juga disangkal. Pasien mengaku ukuran bercak tersebut tidak
mengecil dan juga membesar.

Untuk mengurangi keluhan tersebut, pasien datang ke bidan 1


bulan yang lalu dan diberikan obat minum. Pasien mengatakan
lupa warna, bentuk, dan kemasan dari obat tersebut. Pasien
mengaku setelah mengkonsumsi obat tersbut, tidak terdapat
perubahan pada bercak putihnya itu

35
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan pada regio femoralis
anterior dextra, terdapat makula hipopigmentasi, multipel,
berukuran lentikular hingga numular, tersusun linier, penyebaran
diskret.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan,


kemungkinan diagnosis banding dari penyakit yang diderita pada
pasien ini adalah vitiligo, pitiriasis versikolor dan Hipomelanosis
Gutata.

36
Kasus Vitiligo Pitiriasis Versikolor
Epidemiologi Wanita berusia 24 tahun Vitiligo tidak membedakan Tidak terdapat perbedaan jenis
gender, namun pada umumnya kelamin , tetapi terdapat
pasien perempuan lebih sering perbedaan kerentanan usia, yakni
mengunjungi dokter daripada lebih sering terjadi pada remaja
laki-laki. Kelainan ini dapat dan dewasa muda.
terjadi pada semua umur, kajian
di Belanda 25% muncul sebelum
umur 10 tahun, 50% sebelum
umur 20 tahun, dan 95%
sebelum umur 40 tahun.

Predileksi Regio femoralis anterior Lesi awal paling sering terjadi Lesi biasanya paling sering
pada tangan, lengan, kaki, dan ditemukan di badan bagian atas,
wajah, mendukung distribusi leher, dan perut, ekstremitas sisi
perioral dan periokular proksimal. Kadang ditemukan juga
pada wajah dan scalp.

37
Berdasarkan uraian diatas, diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini
adalah vitiligo. Tatalaksana yang dapat diberikan pada pasien ini yaitu:

Nonfarmakologi
• Menjelaskan kepada pasien mengenai
penyakitnya
• Menyarankan kepada pasien untuk menghindari
trauma fisik baik luka tajam, tumpul, ataupun Farmakologi
tekanan repetitif yang menyebabkan karena Triamsinolon asetonid 0,1% salp 3x1 perhari
dapat menyebabkan penambahan bercak
keputihan.
• Menghindari stres.
• Menghindari pajanan sinar matahari berlebihan.

38
Kortikosteroid merupakan pilihan pertama untuk vitiligo
lokalisata, dan sangat dianjurkan untuk lesi kecil aerah wajah,
juga pada anak-anak. Pemakaian preparat ini menguntungkan
pasien karena murah, mudah penggunaannya dan efektif.
Repigmentasi umumnya berifat difus. Kortikosteroid yang dapat
dipakai berupa kortikosteroid topikal potensi sedang maupun
kuat.1

Keberhasilan terapi terlihat dari repigmentasi perifolikuler atau dari


tepi lesi. Berbagai kortikosteroid topikal telah digunakan misalnya
triamsinolon asetonid 0,1%, flusinolon asetat 0,01%; betametasone
valerat 0,1-0,2%; halometason 0,05%; dan klobetasol propionat
0,05%. Karena pemakaian jangka panjang (dianjurkan tidak melebihi
3 bulan), maka diperlukan perhatian terhadap efek samping obat.1

39
Simpulan dan Saran

40
KESIMPULAN
• Vitiligo adalah penyakit kulit akibat proses depigmentasi pada kulit,
disebabkan faktor genetik dan non genetik yang berinteraksi dengan
kehilangan atau ketahanan fungsi melanosit dan pada kenyataannya
merupakan peristiwa autoimun.
• Diagnosis vitiligo dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menyingkirkan
diagnosis banding.
• Tatalaksana pada kasus ini adalah non farmakologi berupa edukasi dan
farmakologis berupa pemberian Triamsinolon asetonid 0,1% salp.
TERIMAKASIH

42

Anda mungkin juga menyukai