TUMOR PAROTIS
Pembimbing :
Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan laporan kasus ini dengan judul
“Tumor Parotis”.
Penulis tak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada dr. Hamzah Sulaiman Lubis,
Sp.B(K)Onk selaku pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu, petunjuk, nasehat dan
memberi kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan paper ini. Dengan segala kerendahan
hati, penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dara cara
penulisannya, penggunaan tata bahasa, kekurangan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan
pengetahuan penulis. Sehingga penulis menerima saran dan kritik konstruktif dari semua pihak.
Namun terlepas dari semua kekurangan yang ada, semoga dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya
di bidang kedokteran. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor parotis adalah tumor yang menyerang kelenjar liur parotis. Dari tiap 5 tumor
kelenjar liur, 4 terlokalisasi di glandula parotis, 1 berasal dari kelenjar liur kecil atau
submandibularis dan 30% adalah maligna. Disebutkan bahwa adanya perbedaan geografik dan
suku bangsa: pada orang Eskimo tumor ini lebih sering ditemukan, penyebabnya tidak diketahui.
Dalam rongga mulut terdapat 3 kelenjar liur yang besar yaitu kelenjar parotis, kelenjar
submandibularis, dan kelenjar sub lingualis. Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama yang
terbesar dan menempati ruangan di depan prosesus mastoid dan liang telinga luar. Tumor ganas
parotis pada anak jarang didapat. Tumor paling sering pada anak adalah karsinoma
mukoepidermoid, biasanya jenis derajat rendah. Massa dalam kelenjar liur dapat menjadi ganas
seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi tumor ganas yang biasanya terjadi pada orang
dengan usia lebih dari 40 tahun adalah 25 % tumor parotis, 50 % tumor submandibula, dan satu
setengah sampai dua pertiga dari seluruh tumor kelenjar liur minor adalah ganas. 1,2,3
Tumor kelenjar liur baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa berbentuk
soliter, berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena. Pertumbuhan yang cepat dari
massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan ke arah keganasan, tetapi bukan
sebagai alat diagnostik. Keterlibatan saraf fasialis (N.VII) umumnya sebagai indikator dari
keganasan,walaupun gejala ini hanya nampak pada 3% dari seluruh tumor parotis dan
prognosisnya buruk.4
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Ernita
Usia : 46 tahun
Agama : Islam
Ruangan : Annisa 3A
No.RM : 386729
Masuk RS : 15-11-2022
2.2 Anamnesis
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RSU Haji Medan dengan keluhan terdapat benjolan
didepan telinga kiri yang dialami sejak 2 tahun ini. Awalnya benjolan terlihat
kecil seiring berjalannya waktu benjolan mulai membesar dan dirasakan nyeri,
rasa nyeri yang dirasakan bersifat hilang timbul. 1 minggu yang lalu pasien
2
3
mengeluhkan demam, demam dirasakan turun naik. Mual (-), muntah (-), sulit
Tidak Ada
1. Dexamethasone
2. Gabapentin
3. Azythromycin
4. Ibu Profen
5. Natrium Diclofenac
Tidak ada
A. Pemeriksaan Umum
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,9°C
Pernapasan : 20x/menit
SpO2 : 98%
Kepala : Normocephali
deviasi (-)
B. Leher
C. Thorax
Pulmo
Inspeksi : Normal
Jantung
gallop (-)
D. Abdomen
E. Ekstremitas
F. Nervus Fasialis
G. Status Lokalisata
Pada regio preauricular sinistra terdapat benjolan, perubahan warna (+) pus (-)
darah (-) hiperemis (-). Konsistensi keras (+) permukaan tidak rata (+) immobile
(+) berbatas tegas (+) nyeri tekan (+) ukuran 3cm x 2 cm x 0.5 cm.
8
A. Laboratorium (09/11/2022)
Hematologi
Darah Lengkap
Index Eritrosit
1. MCV 85 80-100 Fl
2. MCH 30 26-34 pg
1. Basofil 0 0-1 %
2. Eosinofil 2 1-3 %
4. Limfosit 41 20-45 %
5. Monosit 5 4-8 %
Fungsi Ginjal
Kimia Klinik
Imunoserologi
Kesan :
- Cardiomegali
- Saat ini pulmo tak tampak kelainan
11
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
15/11/2022 Lemas (+) Sens : Compos Tumor Parotis Tirah baring
Mentis sinistra o/t Face Diet M2
TD: 130/70 mmHg - IVFD RL 20
HR: 80x/i gtt/i
RR: 20x/i - Inj Asam
T: 36,9°C Tranexamaft
Spo2: 98% 1gr/12 jam
- Inj Ketorolac
1amp/ 8 jam
- inj.
Ceftriaxone
1amp/12jam
16/11/2022 Tidak ada Sens : Compos Tumor Parotis Tirah baring
(Operation keluhan Mentis sinistra o/t Face Diet M2
Day) TD: 130/80 mmhg - IVFD RL 20
HR : 79 x/i gtt/i
12
RR : 21 x /i - Inj Asam
T : 36,6°C Tranexamaft
Bak : 2x/ hari ini 1gr/12 jam
berwarna kuning - Inj Ketorolac
jernih 1amp/ 8 jam
Bab : - - inj.
Ceftriaxone
1amp/12jam
17/09/2022 Nyeri post op Sens : Compos Superficial Tirah baring
(+) Mentis Parotidectomy + Diet M2
TD: 144/90 mmHg Repair Nervus - IVFD RL 20
HR: 100 x/i Facialis + Scalp gtt/i
RR: 20 x/i Flap d/t Tumor
- Inj Asam
T: 36.6°C Parotis sinistra o/t
Face POD-1 Tranexamaft
BAK: 3x/hari ini, 1gr/12 jam
kuning jernih - Inj Ketorolac
BAB: - 1amp/ 8 jam
- inj.
Ceftriaxone
1amp/12jam
18/11/2022 Nyeri post op Sens : Compos Superficial Tirah baring
(+) keluar Mentis Parotidectomy + Diet M2
darah dari Td : 120/90 Repair Nervus - IVFD RL 20
telinga Hr : 90 Facialis + Scalp gtt/i
RR : 20 Flap d/t Tumor
- Inj Asam
T : 36.3 Parotis sinistra o/t
Face POD-2 Tranexamaft
BAB : Belum ada
BAB 1gr/12 jam
BAK : 3x/hari - Inj Ketorolac
kuning. Tuntas. 1amp/ 8 jam
Flatus : + - inj.
Drain : 10cc Ceftriaxone
1amp/12jam
19/11/2022 Nyeri bekas Sens : Compos Superficial Tirah baring
operasi Mentis Parotidectomy + Diet M2
Td : 135/70 Repair Nervus - IVFD RL 20
Hr : 90 Facialis + Scalp gtt/i
RR : 20 Flap d/t Tumor
- Inj Asam
T : 36.6 Parotis sinistra o/t
Face POD-3 Tranexamaft
BAB : Belum ada
BAB 1gr/12 jam
BAK : 2x/hari - Inj Ketorolac
kuning. Tuntas. 1amp/ 8 jam
Flatus : + - inj.
Drain : 5cc Ceftriaxone
1amp/12jam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan, berjumlah 2. Kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar, masing-masing beratnya rata-rata 25 gram dan bentuknya
irregular, berlobus, berwarna antara hijau dan kuning (yellowish) terletak dibawah meatus
Kelenjar parotis bentuknya bervariasi, jika dilihat dari lateral 50% berbentuk segitiga,
30% bagian atas dan bawahnya membulat. Biasanya kelenjar parotis berbentuk seperti piramida
berhubungan dengan bagian tulang rawan dari meatus akustik eksternus dan bagian posterior dari
13
14
Permukaan superfisialnya ditutup oleh kulit dan fascia superficial yang mengandung cabang
fasial dari saraf aurikuler, nodus limfatikus parotis superficial, dan batas bawah dari platisma.4
Bagian anterior kelenjar berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan sedikit melapisi
tepi posterior muskulus masseter.Bagian posterior kelenjar dikelilingi oleh telinga, prosesus mastoid, dan
tepi anterior muskulus stemokleidomastoideus.Bagian dalam yang merupakan lobus medial meluas ke
rongga parafaring, dibatasi oleh prosesus stiloideus dan ligamentum stilomandibular, muskulus
digastrikus, serta selubung karotis.Di bagian anterior lobus ini terletak bersebelahan dengan bagian
medial ptetygoideus.Bagian lateral hanya ditutupi oleh kulit dan jaringan lemak subkutaneus.Jaringan ikat
dan jaringan lemak dari fasia leher dalam membungkus kelenjar ini. Kelenjar parotis berhubungan erat
dengan struktur penting di sekitarnya yaitu vena jugularis interna beserta cabangnya, arteri karotis
eksterna beserta cabangnya, kelenjar limfa, cabang auriculotemporalis dari nervus trigerninus dan nervus
fasialis.4
15
Pendarahan kelenjar parotis berasal dari arteri karotis eksterna dan cabang-cabang di dekat
kelenjar parotis.Darah vena mengalir ke vena jugularis eksterna melalui vena yang keluar dari kelenjar
parotis.4
Nodul kelenjar lime ditemukan pada kulit yang berada di atas kelenjar parotis (kelenjar
preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis itu sendiri. Ada 10 kelenjar limfatik yang
terdapat pada kelenjar parotis, sebagian besar ditemukan pada bagian superficial dari kelenjar
diatas bidang yang berhubungan dengan saraf fasialis. Kelenjar limfe yang berasal dari kelenjar
parotis mengalirkan isinya ke nodus limfatikus servikal atas.1 Persarafan kelenjar parotis oleh
saraf preganglionic yang berjalan pada cabang petrosus dari saraf glossopharyngeus dan
bersinaps pada ganglion otik. Serabut postganglionic mencapai kelenjar melalui saraf
dinamakan Stensen’s duct yang akan bermuara di mulut dekat gigi molar 2; lokasi biasanya
1. Sekresi serous yang mengandung ptyalin (suatu α-amilase), yang merupakan enzim untuk
2. Sekresi mucus yang mengandung musin untuk tujuan pelumasan dan perlindungan
permukaan.7
Kelenjar parotis seluruhnya menyekresi tipe serous, dan kelenjar sublingualis dan
submandibularis menyekresi tipe mucus maupun serous. Kelenjar bukalis hanya menyekresi
16
mucus. Saliva mempunyai pH antara 6,0 dan 7,4, suatu kisaran yang menguntungkan untuk kerja
Pada kondisi basal, sekitar 0,5 mililiter saliva, hampir seluruhnya dari tipe mucus,
disekresikan setiap detik sepanjang waktu kecuali selama tidur, saat sekresi menjadi sangat
sedikit. Sekresi ini sangat berperan penting dalam mempertahankan kesehatan jaringan rongga
mulut. Saliva membantu mencegah proses kerusakan jaringan mulut yang dapat disebabkan oleh
bakteri dengan cara membantu membuang bakteri pathogen juga partikel-partikel makanan yang
memberi dukungan metabolic bagi bakteri dan saliva juga mengandung beberapa factor yang
menghancurkan bakteri, salah satunya adalah ion tiosianat dan lainnya adalah enzim proteolitik
terutama lizozim. Terakhir, saliva juga mengandung sejumlah besar antibodi protein yang dapat
Setiap hari satu sampai dua liter air liur diproduksi dan hampir semuanya ditelan dan
direabsorbsi. Proses sekresi dibawah kendali saraf otonom. Makanan dalam mulut merangsang
serabut saraf yang berakhir pada nukleus pada traktus solitaries dan pada akhirnya merangsang
nukleus saliva pada otak tengah. Pengeluaran air liur juga dirangsang oleh penglihatan,
penciuman melalui impuls dari kerja korteks pada nukleus saliva batang otak. Aktivitas simpatis
yang terus menerus menghambat produksi air liur seperti pada kecemasan yang menyebabkan
mulut kering. Obat-obatan yang menghambat aktivitas parasimpatis juga menghambat produksi
air liur seperti obat antidepresan, tranquillizers, dan obat analgesik opiate dapat menyebabkan
Saluran air liur relatif impermeabel terhadap air dan mensekresi kalium,
bikarbonat,kalsium, magnesium, ion fosfat dan air. Jadi produk akhir dari kelenjar air liur adalah
17
hipotonik, cairan yang bersifat basa yang kaya akan kalsium dan fosfat. Komposisi ini penting
A. Definisi
Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh
berbagai factor penyebab tumor yang menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen
kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor adalah penyakit pada gen, basis
Faktor penyebab tumor menimbulkan mutasi gen pada sel tubuh hingga timbul kelainan
genetik, menifestasi gen menjadi kacau, timbul kelainan pada morfologi, metabolism dan fungsi
Menurut kamus kedokteran Dorland edisi 29, Tumor didefinisikan sebagai pertumbuhan
baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga
neoplasma. Kelenjar parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga.10
B. Epidemiologi
Akan tetapi ada faktor resiko lain yang mempengaruhi terjadinya karsinoma kelenjar air liur
seperti pekerjaan, nutrisi, dan genetik. Kemungkinan terkena pada laki-laki sama dengan
perempuan.11
Tumor pada kelenjar liur relative jarang terjadi, presentasinya kurang dari 3% dari
seluruh keganasan pada kepala dan leher.12 Dari tumor kelenjar saliva, insidens tumor parotis
18
paling tinggi, yaitu sekitar 80%, tumor submandibular 10%, tumor sublingual 1%, tumor kelenjar
Sekitar 85% dari tumor kelenjar parotis adalah jinak. Adenoma pleomorfik menempati
45-75% dari seluruh tumor kelenjar liur dan 65% terjadi di kelenjar parotis.12 Adenoma
pleomorfik lebih sering terjadi pada wanita dibanding laki-laki dengan perbandingan 2:1.
Adenoma pleomorfik paling sering terjadi di antar dekade ke-3 sampai ke-6.14
Tumor kelenjar liur baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa berbentuk
soliter, berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena. Pembesaran menyeluruh atau
berulang dari kelenjar yang terkena sepertinya akibat kalkulus atau peradangan dan pembesaran
kelenjar air liur global yang jarang dapat dilihat pada penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,
myxoedema, sindroma Cushing, dan peminum alcohol. Pembesaran kelenjar parotis juga dapat
dilihat pada anorexia nervosa. Pasien dengan tumor jinak atau keganasan derajat rendah dapat
Pertumbuhan yang cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan
perubahan ke arah keganasan, tetapi bukan sebagai alat diagnostik. Keterlibatan saraf fasialis
(N.VII) umumnya sebagai indikator dari keganasan,walaupun gejala ini hanya nampak pada 3%
dari seluruh tumor parotis dan prognosisnya buruk. Tumor ganas pada kelenjar parotis dapat
meluas ke area retromandibular dari parotis dan dapat menginvasi lobus bagian dalam, melewati
ruangan parapharyngeal. Akibatnya, keterlibatan dari saraf kranial bagian bawah dapat terjadi
berupa disfagia, sakit dan gejala pada telinga.Lebih lanjut lagi dapat melibatkan struktur
disekitarnya seperti tulang petrosus, kanal auditorius eksternal, dan sendi temporomandibular.
19
Tumor ganas dapat bermetastasis ke kelenjar limfe melalui ruangan parapharyngeal dan ke
Menurut Armstrong et al, sebanyak 16 % dari pasien dengan tumor parotis dan 8% pasien
dengan tumor pada submandibula atau sub lingual secara klinis menunjukkan keterlibatan
C. Etiologi
Penyebab terjadinya tumor kelenjar parotis masih belum jelas karena angka kejadiannya
yang masih jarang. Paparan rokok dan konsumsi alkohol tidak ada hubungannya dengan
pertumbuhan tumor parotis. Sejauh ini, paparan radiasi ion sudah ditetapkan sebagai faktor
resiko terjadinya tumor parotis. Seseorang yang pernah mengalami terapi radiasi dan terapi UV
Penelitian terakhir mengatakan bahwa terjadi peningkatan angka kejadian tumor parotis,
terutama di Israel dan Inggris. Terdapat hipotesis bahwa peningkatan angka kejadian tumor
parotis ini ada hubungannya dengan meningkatnya penggunaan telepon genggam. Namun dari
penelitian yang dilakukan oleh Shu, dkk ini didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara
peningkatan penggunaan telepon genggam dengan peningkatan angka kejadian tumor parotis.
Faktor resiko lain yang mempengaruhi terjadinya karsinoma kelenjar air liur adalah pekerjaan,
WHO tahun 2005 mengklasifikasikan tumor kelenjar saliva menjadi jinak dan ganas.
Berdasarkan histopatologinya dibagi menjadi epitelial dan non epitelial. Jenis epitelial sangat
a. Tumor jinak
Merupakan tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi pada kelenjar
parotis. Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel dan jaringan ikat.
Pertumbuhan tumor ini lambat berupa benjolan pada depan bawah daun telinga atau angulus
mandibula yang tidak memberikan gejala. Kondisi ini membuat luput dari perhatian pasien,
sehingga pasien datang untuk pemeriksaan ke petugas kesehatan setelah muncul benjolan
setidaknya 1 tahun. Pada perabaan didapatkan massa berbentuk bulat, permukaan licin, kadang
berbenjol-benjol, dan konsistensinya lunak, berbatas tegas, tampak berkapsul, dan ukuran
terbesarnya jarang melebihi 6 cm, tidak nyeri tekan dan dapat digerakkan, 25,26
Tumor ini tampak rata, lunak pada daerah parotis, memiliki kapsul apabila terletak pada
kelenjar parotis dan terdiri atas kista multipel. Histologi Warthin's tumor yaitu: (1) lapisan epitel
dua deret yang melapisi rongga yang bercabag, kistik, atau mirip celah, dan (2) jaringan limfoid
10% diperkirakan disebabkan oleh eksisi yang tidak komplet, sifat multisentrik tumor, atau
adanya tumor primer kedua.. Perubahan menjadi ganas tidak pernah dilaporkan.Lebih sering
3) Tumor monomorphic
Tumor yang tumbuh lambat ini hanya berkisar kurang dari 5% dari seluruh angka
kejadian tumor kelenjar lidah. Monomorfik adenoma dibedakan dari pleomorfik adenoma karena
tumor ini hanya memiliki satu morfologi sel. Monomorfik adenoma memiliki subklasifikasi
menjadi grup neoplasma epitelial dan mioepitelial yang termasuk didalamnya yaitu basal cell
1) Hemangioma
asimptomatik, unilateral dan massa yang kompresibel, berwarna merah gelap, berlobus-lobus
Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-anak, eksisi
merupakan penanganan piliha bila tumor terletak pada struktur yang vital.Limfangioma jarang
menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan napas dan eksisi biasanya untuk alasan kosmetik.
1) Mukoepidermoid karsinoma
22
Kebanyakan berasal dari kelenjar parotis dan biasanya memiliki gradasi yang rendah.
Tumor ini merupakan suatu basaloid tumor yang terdiri dari sel-sel epitel dan myoepitel
dengan gambaran morfologi yang bervariasi antara cribriform, tubular, dan solid. Tumor ini
merupakan neoplasma malignan yang jarang terjadi. Tumor ini dapat mengenai semua umur
dengan insiden paling tinggi pada usia pertengahan dan usia tua. Pertumbuhannya lambat dan
kebanyakan memiliki gradasi yang rendah. Tumor ini dapat berulang setelah dilakukan
3) Adenokarsinoma
Bila dilihat di mikroskop tumor ini memiliki penempakan yang cukup untuk disebut
TNM Keterangan
Tx Tumor primer tidak ditentkan
T0 Tidak ada tumor primer
T1 Tumor <2cm, tidak ada ekstensi ektstrapraenkim
T2 Tumor >2cm-4cm, tidak ada ekstensi
ektstrapraenkim
T3 Tumor >4cm-6cm, atau ada ekstensi
ektstrapraenkim tanpa terlibat n.VII
T4 Tumor >6cm, atau ada invasi ke n.VII/dasar
tengkorak
ST T N M
I T1 N0 M0
T2 N0 M0
II T3 N0 M0
III T1 N1 M0
T2 N1 M0
IV T4 N0 M0
T3 N1 M0
T4 N1 M0
24
F. Diagnosa Klinis
1. Anamnesis
Pada anamnesis harus ditanyakan mengenai radiasi terdahulu pada daerah kepala-leher,
operasi yang pernah dilakukan pada kelenjar ludah dan penyakit tertentu yang dapat
a. Keluhan
1. Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter, tidak nyeri, di pre/infra/retro aurikula
(tumor parotis), atau di submandibula (tumor sumandibula), atau intraoral (tumor kelenjar
liur minor)
2. Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau submandibula)
Pada penelitian retrospective yang dilakukan pada 104 pasien dengan tumor kelenjar parotis
yang diterapi di ENT clinic timisoara pada tahun 2001-2009 didapatkan gejala-gejala yang
paling sering dikeluhkan pasien, yaitu paling sering adalah konsistensi keras, tumbuh cepat,
fiksasi dalam, nyeri, nodus yang terpalpasi, keterlibatan nervus fasialis, pembengkakan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Status General
1. penampilan (Kamofski/WHO)
3. apakah ada tanda dan gejala ke arah metastase jauh (paru, tulang tengkorak, dll)
b. Status Lokal
Dengan inspeksi dalam keadaan istirahat dan pada gerakan dapat ditentukan apakah ada
pembengkakan abnormal dan dimana, bagaimana keadaan kulit dan selaput lendir di atasnya dan
bagaimana keadaan fungsi nervus fasialis.Kadang-kadang pada inspeksi sudah jelas adanya
fiksasi ke jaringan sekitarnya, dan langsung tampak adanya trismus. Penderita juga harus
diperiksa dari belakang, untuk dapat melihat asimetrisitas yangmungkin lolos dari perhatian
kita.17
26
Palpasi yang dilakukan dengan teliti dapat mengarah ke penilaian lokalisasi tumor
dengan tepat, ukuran (dalam cm), bentuknya, konsistensi, dan hubungan dengan
sekelilingnya.Jika mungkin palpasi harus dilakukan bimanual. Palpasi secara sistematis dari
leher untuk limfadenopati dan tumor Warthin yang jarang terjadi juga harus dilakukan. Berikut
c. HIV infection
c. Status Regional
Palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral dan kontralacral. Bila
ada pembesaran tentukan lokasinya, jumlahnya, ukuran terbesar, dan mobilitasnya. Pemeriksaan
fungsi n.VII,VIII,IX,X,X1,XII karena lintasan nervus- nervus tersebut dekat dengan kelenjar
parotis.
tremor, dsb)
6. Menarik sudut mulut ke bawah (bandingkan konsistensi otot platisma kanan dan kiri).
Pada kelemahan ringan, kadang-kadang tes ini dapat untuk mendeteksi kelemahan saraf
G. Pemeriksaan Penunjang
pembengkakan yang dicurigai tumor kelenjar ludah. Dengan metode ini pada umumnya dapat
dicapai diagnosis kerja sementara. Dan pada mayoritas tumor klinis dan sitologik benigna, tidak
Foto rontgen kepala dan leher dapat menunjukkan ada atau tidak ada gangguan tulang,
tau mungkin penting juga untuk diagnostic diferensial (batu kelenjar ludah; kelenjar limfe yang
28
hematogen. Dengan ekografi atau CT, tetapi lebih baik lagi dengan MRI dapat diperoleh
gambaran mengenai sifat pembatasan dan hubungan ruang tumornya: ukuran, lokalisasi, letaknya
Adenoma pleomorfi dapat dibedakan dari tumor kelenjar ludah yang lain dengan MRI.
Metode ini tidak dapat membedakan antara tumor benigna dan maligna. Pemeriksaan dengan
rontgen kontras glandula parotidea dan glandula submandibularis (sialografi) diperlukan untuk
pemeriksaan lebih lanjut inflamasi (kronik) atau kalsifikasi dan dapat mempunyai arti untuk
diagnosis diferensial.17
H. Tatalaksana28
Terapi pilihan utama untuk tumor kelenjar liur ialah pembedahan. Radioterapi sebagai terapi
ajuvan pasca bedah diberikan hanya atas indikasi, atau diberikan pada karsinoma kelenjar liur
yang inoperabel. Kemoterapi hanya diberikan sebagai ajuvan, meskipun masih dalam penelitian,
1. Tumor Operabel
Sebagian besar tumor parotis jinak dan ganas dapat diatasi dengan parotidektomi
superfisial atau total sesuai dengan lokasi tumor dengan preservasi nervus fasilis.
tumor dengan kelenjar parotis lobus superfisial. Dilakukan pada tumor jinak parotis lobus
superfisialis.
a. Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan n.VII
b. Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus Parotidektomi total diperluas,
dilakukan pada: Tumor ganas parotis yang sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau n.VII.
Deseksi leher radikal (RND), dikerjakan pada: Ada metastase k.g.b.leher yang masih
operabel
b. Terapi tambahan
Meskipun terapi primer tumor ganas kelenjar liur adalah dengan pembedahan, terapi
radiasi juga dianjurkan karena memiliki efek menguntungkan jika digabungkan dengan
pembedahan yaitu meningkatkan hasil terapi. Selain itu berperan sebagai terapi primer
untuk tumor yang sudah tidak dapat direseksi. Ada keadaan di mana terapi radiasi
4. setiap T3,T4
5. karsinoma residif
penyembuhan luka operasi yang adekwat, terutama bila telah dikerjakan alih tandur syaraf.
Radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi sebanyak 50 Gy dalam 5
minggu.
2. Tumor inoperabel
b. Terapi tambahan
Kemoterapi: Indikasi untuk kemoterapi adalah pasien dengan tumor yang inoperable.
Respon parsial atau lengkap telah dicapai pada hingga 50% pasien, yang biasanya
berlangsung 5-8 bulan dan mungkin termasuk kontrol nyeri yang signifikan. Sebagian
adenokarsinoma. Saat ini, paclitaxel adalah agen yang paling sering digunakan.
Meskipun kemoterapi saja tidak meningkatkan tingkat ketahanan hidup, integrasi radiasi
dan kemoterapi telah terbukti meningkatkan kontrol lokal dan menunjukkan perbaikan
I. Komplikasi29
a) Nervus Fasialis
Nervus fasialis adalah nervus yang melintasi kelenjar parotis dan membaginya menjadi
lobus superfisialis dan profunda. Sekitar 15-20% kasus (15-20 dalam 100 pasien) nervus
fasialisnya mengalami trauma sehingga terjadi kelemahan pada otot-otot fasialis. Ini
biasanya sembuh dalam 14 hari sampai 3 bulan setelah operasi dan penyembuhan bisa
lebih cepat dengan latihan terapi bicara dan bahasa. Sebanyak 1% kasus terjadi
kelemahan permanen dari nervus fasialis. Beberapa pasien mengalami kelemahan nervus
b) Frey's Syndrome
tersering pada pasien pasca operasi parotidektomi yaitu sebanyak 6 orang dari 26 pasien.
Frey's syndrome adalah manifestasi klinik berupa kemerahan dan berkeringat pada
hemifasial setelah stimulus kelenjar saliva dan mengunyah. Frey's Syndrome ini
biasanya terjadi setelah cedera traumatik regio parotis seperti parotidektomi, fraktur
kondilar, trauma tumpul, insisi dan drainase abses. Sindrom ini bisa muncul setelah
c) Hematoma
Hematoma mengenai 3 dari 26 pasien. Terjadi karena blokade drainase sehingga pada
J. PROGNOSIS
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histologi, perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar leher. Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf, maka prognosisnya lebih buruk. Untuk tumor
maligna, pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar
50%, bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi. Ketahanan hidup 5 tahun kira-kira
12.13.15 5%, namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya.25,26,27
Faktor prognostik rendah termasuk keganasan kelas tinggi, keterlibatan saraf, penyakit
stadium lanjut, usia lanjut, rasa sakit yang terkait, metastasis getah bening regional node,
menyangkut kelangsungan hidup sulit dibuat karena berbagai macam jenis histologis, 20%
dari semua pasien akan berkembang menjadi metastasis jauh. Metastasis jauh menandakan
prognosis buruk, dengan kelangsungan hidup rata-rata 4,3-7,3 bulan. Secara keseluruhan 5-
tahun kelangsungan hidup untuk semua tahap dan jenis histologis adalah sekitar 62% -72%.
Kelangsungan hidup 5 tahun secara keseluruhan untuk penyakit berulang adalah sekitar
37%. Karena risiko kekambuhan, semua pasien yang menderita tumor kelenjar ludah
1. Definisi
Adenoma Pleomorfik adalah tumor kelenjar saliva dan paling umum di jumpai pada
kelenjar parotid. Tumor ini merupakan tumor campuran (benign mixed tumor), yang terdiri dari
komponen epitel, mioepitel dan mesenkim dan tersusun dalam beberapa variasi komponennya.
33
Kelenjar saliva dikategorikan kedalam kelenjar saliva mayor dan minor. Kelenjar saliva
mayor ada 3 (tiga ) : parotid, submandibularis, sublingualis. Kelenjar saliva minor terdapat
disepanjang aerodigestif bagian atas submukosa : palatum, bibir, pharynx, nasophrynx, larynx,
ruang parapharyngeal.3,9 Pada kelenjar saliva mayor Adenoma Pleomorfik paling sering di
jumpai pada kelenjar parotid, sedangkan pada kelenjar saliva minor Adenoma Pleomorfik lebih
Adenoma Pleomorfik dapat terjadi pada semua umur, baik anak-anak maupun dewasa.
Pada sebagian besar kasus menunjukkan 45% sampai 75% dari semua neoplasma kelenjar saliva,
timbulnya penyakit 2 sampai 35 kasus per 100,000 orang. Adenoma Pleomorfik lebih sering
terjadi pada wanita dibanding laki-laki dengan perbandingan 2:1. Adenoma Pleomorfik paling
sering terjadi diantara dekade ke- 3 sampai ke- 6, dengan presentase usia rata- rata 43-46 tahun.
Di Amerika, Adenoma Pleomorfik di jumpai sebanyak 80% dari seluruh tumor jinak kelenjar
saliva.
β-catenin adalah suatu molekul yang dihubungkan dengan invasi dan metastase dari
karsinoma–karsinoma dari kepala dan leher, esopagus, lambung, colon, hati, paru, genital wanita,
2. Etiologi
Penyebab Adenoma Pleomorfik pada kelenjar saliva belum diketahui secara pasti, diduga
karena keterlibatan lingkungan dan faktor genetik. Pemaparan radiasi dihubungkan dengan
pekembangan tumor jinak dan carsinoma mukoepidermoid malignant. Satu studi mengatakan,
bahwa simian virus (SV 40) memainkan peranan penting dalam perkembangan Adenoma
Pleomorfik.6 Virus Epstein-Barr merupakan salah satu faktor didalam perkembangan tumor-
34
Pleomorfik. Tidak hanya dalam perubahan bentuk yang malignant, tetapi juga didalam
Study saat ini mengatakan, percobaan untuk memperjelas peran sel di dalam onkogenesis
dan sitodiferensiasi Adenoma Pleomorfik dan karsinoma dari kelenjar saliva. Ekspresi dari β-
catenin adalah immunohistochemical yang di uji dalam lesi-lesi maupun dalam kelenjar saliva
normal. Gen β-catenin adalah CTNNB1, yang dipetakan pada kromosom 3p21.9 β-catenin
tercakup di dalam tranduksi isyarat (Wingless/WNT) dan spesifikasi dari sel selama
anggota keluarga dari faktor transkripsi yang melibatkan aktifasi dari gen target yang spesifik.
β-catenin didalam lapisan-lapisan sel, clusters dan sheets, sehingga protein dapat berpartisifasi
3. Gambaran Klinis
Adenoma Pleomorfik mempunyai gambaran klinis: massa tumor tunggal, keras, bulat,
bergerak (mobile), pertumbuhan lambat, tanpa rasa sakit, nodul tunggal. Suatu nodul yang
terisolasi umumnya tumbuh di luar dari pada normal, dari suatu nodul utama dibandingkan
ramus mandibula jika lokasinya pada kelenjar parotid. Ketika ditemukan di ekor kelenjar parotid,
tumor ini akan menunjukkan satu bentuk cuping telinga (ear lobe). Meskipun Adenoma
Pleomorfik digolongkan sebagai tumor jinak, tetapi mempunyai kapasitas tumbuh membesar dan
Meskipun Adenoma Pleomorfik tumor “jinak” tumor ini adalah aneuploid, dan dapat
kambuh setelah reseksi, menyerang jaringan normal, bermetastase jauh dalam jangka waktu yang
lama. Gejala dan tanda tumor ini tergantung pada lokasinya. Ketika di jumpai pada kelenjar
parotid kelumpuhan nervus fasialis jarang di jumpai, tetapi apabila tumor ini bertambah besar
mungkin kelumpuhan nervus fasialis bisa di jumpai. Seperti ketika tumor ini menjadi malignant.
Apabila tumor ini di jumpai pada kelenjar saliva minor, gejala yang timbul bermacam-
macam tergantung pada lokasi tumor. Gejala yang timbul seperti : dysphagia, dyspnea, serak
Secara histologi, adenoma pleomorfik berasal dari bagian distal saluran liur, termasuk saluran
intercalated dan asini. Campuran dari epitel, mioepitel dan bagian stroma diwakilkan dengan namanya:
tumor campur jinak. Dari ketiga jenis diatas dapat lebih mendominasi dibandingkan jenis lain namun
Pada saat operasi massa tumor tampak berkapsul, tetapi pemeriksaan patologis menunjukkan
perluasan keluar kapsul. Jika seluruh tumor dengan massa kelenjar parotis yang normal mengelilingi
tumor direseksi, insidens kekabuhannya kurang dari 8 persen. Seadandainya adenoma pleomorfik
kambuh, terdapat kemungkinan cedera yang besar pada paling sedikit satu dari bagian saraf fasialis ketika
Meskipun tumor ini dianggap jinak, terdapat kasus kekambuhan yang berkali-kali dengan
pertumbuhan yang berlebihan di mana tumor meluas dan mengenai daerah kanalis eksterna dan
dapat meluas ke rongga mulut dan ruang parafaringeal.Tumor yang kambuh dapat mengalami
degenerasi maligna, tetapi insidens ini kurang dari 6 persen. Terapi iradiasi terhadap tumor yang
kambuh berulang kali dan tidak dapat direseksi diberikan pengobatan paliatif.20,21
kistik adenoid, adenokarsinoma polimorfik derajat rendah, neoplasma adnexa dalam, dan
neoplasma mesenkimal. Komplikasi yang jarang dari adenoma pleomorfik adalah perubahan ke
arah ganas yaitu karsinoma ex-pelomorfik adenoma (carcinoma ex-pleomorphic adenoma) atau
nama lainnya tumor campur jinak yang bermetastasis (benign metastazing mixed tumors).22
96 %.22
BAB IV
KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan, berjumlah dua. Kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar.Tumor pada kelenjar liur relatif jarang terjadi,
persentasenya kurang dari 3% dari seluruh keganasan pada kepala dan leher.Keganasan pada
tumor kelenajar liur berkaitan dengan paparan radiasi, faktor genetik, dan karsinoma pada dada.
Sebagian besar tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis, dimana 75% - 85% dari
seluruh tumor berasal dari parotis dan 80% dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak
Tumor kelenjar liur baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa berbentuk
soliter, berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena. Pertumbuhan yang cepat dari
massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan ke arah keganasan, tetapi bukan
sebagai alat diagnostik. Keterlibatan saraf fasialis (N.VII) umumnya sebagai indikator dari
keganasan,walaupun gejala ini hanya nampak pada 3% dari seluruh tumor parotis dan
prognosisnya buruk.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Adams LG, Boies RL, Paparella MM. Dalam: Buku Ajar Penyakit THT , Ed.6. Jakarta :
EGC,1997: 305-3192
2. Gregory Masters, Bruce Brockstein. Dalam :Head and Neck Cancer. USA: Kluwer
AcademicPublishers,2003: 158-1613
3. Beers MH, Porter RS. Dalam: Merck Manual of Diagnosis and Theraphy, Ver.10.2.3.
USA:Merck Research Laboratories,2007
4. Susan, Standring. Dalam: Grays Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Practice. USA:
Elsevier, 2005: 515-518
5. Grays Anatomy:The Anatomical Basis of Clinical Practice. USA: Elsevier, 2005: 515- 518
6. Bate’s Guide To Physical Examination, hal. 115
7. Guyton, Hall. Fungsi Sekresi dari Saluran Pencernaan. Dalam : Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 9. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta; 1013- 1014
8. 6.Satish Keshav. Dalam: The Gastrointestinal System At A Glance. Australia: Blackwell
Science Ltd, 2004: 14-15
9. Satish Keshav. Dalam: The Gastrointestinal System At A Glance. Australia: Blackwell
10. Leegard T, Lindeman H. Salivary gland tumours. Dalam: Clinical picture and treatment. Acta
Otolaryngologica, 1970; 263: 155–9
11. Fikih, Moh. Protokol Penatalaksanaan Tumor/ Kanker Kelenjar Liur. Available at:
http://karikaturijo.blogspot.com/2010/01/. Accesed June 5,2011
12. Spiro Ronald, Lim, Dennis. Malignant Tumor of Salivary Gland. Dalam : Springer,
Surgical Oncology An Algorithmic Approach. Departement og General Surgey Rich
Medical College. Chicago:2001;62-67
13. Desen, Wan. Tumor Kelenjar Liur. Dalam : Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta:
Penerbit FKUI:2007; 304-307
14. Ayu, S. Adenoma Plaiomorfik Kelenjar Parotis. Universitas Sumatera Utara:2011:3-19
15. Armstrong JG, Harrison LB, Thaler HT, et al. The indications for the elective treatment
of the neck in cancer of the major salivary glands. Cancer, 1992; 69: 615–19
16. Anil K. lalwani. Current Diagnosis & Treatment in Otolaryngology-Head & Neck
Surgery. USA:Mc Graw Hill,2004
17. C.J.H. van de Velde.Onkologie. Leiden: Stafleu, 1973
39