Oleh
Perceptor
dr. Rasyidah, Sp.Rad.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena rahmat-Nya
CBD ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik Bagian
Penyusun berharap CBD ini dapat memberi masukan khususnya kepada penyusun
sendiri dan juga rekan-rekan sejawat lainnya. Dalam penyusunan CBD ini tentu
saja masih terdapat kelemahan dan kekurangan, untuk itu penyusun berharap
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Usus ini besarnya kira-kira sejari kelingking, terhubung pada usus besar
tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini dapat mengalami kerusakan
ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini yang sering kali kita kenal
namun yang paling sring ditemukan dan kuat dugaannya adalah akibat dari
dispepsia, gastritis, duodenitis, dan penyakit sistem cerna lain dengan jumlah
pasien rawat inap sebanyak 28.040 orang. Angka kejadian apendisitis secara
Hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan serat serta tingginya asupan gula dan
umur 20-30 tahun sedikit lebih banyak pada laki-laki dibandingkan pada
perempuan dengan rasio 1,4 : 1. Insiden tertinggi terjadi pada umur ini.
mengalami apendisitis akut angka kematiannya hanya 1,5%, tetapi ketika telah
apendisitis. Namun detilnya adalah peradangan dan infeksi pada usus buntu.
BAB II
STATUS PASIEN
2.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. RA
Umur : 23 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Teuku Umar
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
No. MR : 580530
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari SMRS.
Keluhan Tambahan
Demam, mual, muntah, nafsu makan menurun.
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari SMRS.
Awalnya nyeri diraskan di ulu hati lalu berpindah ke perut kanan bawah.
Nyeri yang diraskan tajam seperi ditusuk jarum dan hilang timbul sepanjang
hari. Nyeri bertambah parah ketika pasien hendak bangun dari tempat tidur
atau batuk dan membaik keika pasien diam dna beristirahat. Pasien
meraskan nyeri dengan skala 3 dari 10. Pasien juga mengeluhkan adanya
demam, mual, muntah, dan penurunan nafsu makan. Demam dialami sejak 2
hari SMRS namun hilang timbul. Mual, muntah, dan penurunan nafsu
Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa. Hipertensi (-),
Riwayat Personal
Pasien mengatakan pola makannya tidak teratur, merokok (-), alkohol (-),
obat-obatan (-).
B. Pemeriksaan fisik
1. Tanda Vital
a. Tekanan darah :-
b. Pernafasan : 20 x/menit , reguler
c. Nadi : 80x/menit , reguler, isi cukup
d. Suhu : 36,20C axila
4. Dada (thorax)
Paru-paru
Depan Belakang
Inspeksi Hemithoraks simetris kiri dan Hemithoraks simetris
seimbang.
Jantung
5. Perut (Abdomen)
a. Inspeksi : Datar, lesi (-)
b. Palpasi : Nyeri tekan titik McBurney (+), nyeri lepas
McBurney (-),
Rovsing Sign (-), Obturator sign (-), Psoas sign (-),
6. Ekstremitas
a. Superior : Akral hangat, oedema (-/-), CRT <2s
b. Inferior : Akral hangat, oedema (-/-), CRT <2s
2.4 Laboratorium
a. Darah Rutin
Apendicogram:
Kontras mengisi ileus, caecum sampai kolon ascendens
Lumen appendix tak terisi kontras
Tak tampak indentasi caecum
Kesan:
Non filling appendix
2.6 Terapi
IVFD RL XX tetes per menit
Ketorolac 3x30 mg iv
2.8 Prognosis
Qua ad vitam : dubia ad bonam
Qua ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Apendisitis
sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfe di sini kecil sekali
3.1.3 Etiologi
jaringan limfe, fekalit, tumor apendiks, dan cacing askaris dapat pula
Jong, 2004).
2007).
3.1.5 Patofisiologi
disebabkan oleh feses yang terlibat atau fekalit. Penjelasan ini sesuai
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh
Keluhan ini sering disertai mual dan kadang ada muntah. Umumnya
kanan bawah ke titik Mc. Burney. Disini nyeri dirasakan lebih tajam
terlindung oleh sekum, tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu
jelas dan tidak tanda rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih ke arah
perut sisi kanan atau nyeri timbul pada saat berjalan karena kontraksi
2004).
Rovsing’s Sign
Penekanan pada abdomen kuadran kiri bawah akan menimbulkan
Blumberg Sign
Manuver dikatakan positif apabila penderita merasakan nyeri di
kontralateral.
Psoas Sign
Pasien berbaring pada sisi kiri, tangan pemeriksa memegang lutut
Obturator Sign
Pasien terlentang, tangan kanan pemeriksa berpegangan pada telapak
3.1.7 Diagnosis
akibat infeksi akut jika timbul komplikasi. Gejala lain adalah demam
yang tidak terlalu tinggi, antara 37,5 -38,5 C. Tetapi jika suhu lebih
2010).
Temuan Skor
Perpindahan nyeri ke fossa iliaca dextra 1
Anoreksia 1
Mual atau muntah 1
Nyeri tekan: fossa iliaca dextra 2
Nyeri lepas: fossa iliaca dextra 0
Demam 1
Leukositosis ≥10x109/L 0
Shift to the left of neutrophils 0
Total 6
• Gastroenteritis
• Demam Dengue
• Kelainan ovulasi
• Infeksi panggul
• Kehamilan ektopik
Hampir selalu ada riwayat terlambat haid dengan keluhan yang tidak
menentu. Jika ada ruptur tuba atau abortus kehamilan di luar rahim
dengan pendarahan, akan timbul nyeri yang mendadak difus di
ditemukan.
3.1.10 Pengobatan
2007).
luka operasi lebih kecil, biasanya antara satu dan setengah sentimeter
3.1.11 Komplikasi
Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah perforasi, baik
Jong, 2004). Komplikasi usus buntu juga dapat meliputi infeksi luka,
sesuai, seperti: infeksi luka, abses residual, sumbatan usus akut, ileus
3.1.12 Prognosis
komplikasi hebat jarang terjadi karena usus buntu akut. Namun hal
ini bisa terjadi bila peritonitis dibiarkan dan tidak diobati secara
3.2 Appendicogram
3.2.1 Definisi
2007).
Persiapan Bahan:
dalam air masak dan diminta untuk diminum pada jam 24.00
puasa.
Prosedur:
Apendikogram:
Kontras mengisi ileus, caecum sampai kolon ascendens
Lumen appendix tak terisi kontras
Tak tampak indentasi caecum
Kesan:
atau MRI, terutama pada pasien obesitas. Pemeriksaan ini memiliki banyak
merupakan hasil yang spesifik pada apendisitis dan bisa ditemukan pada
kondisi lain. Selain itu adanya efek samping yaitu reaksi alergi terhadap
barium, obstruksi traktus gastrointestinal, inflamasi jaringan sekitar kolon,
penuh oleh barium sulfat. Gambaran ini menandakan bahwa tidak ada
appendicogram).
penyakit appendisitis?
penuh oleh barium sulfat. Gambaran ini menandakan bahwa tidak ada
Bailey, H., 1992. Apendisitis Akut. Dalam: Dudley, H.A.F., ed. Ilmu Bedah Gawat
Burkitt, H.G., Quick, C.R.G., and Reed, J.B., 2007. Appendicitis. In: Essential
389-398.
Crawford, J dan Kumar, V., 2007. Rongga Mulut dan Saluran Gastrointestinal.
2019]
Jakarta:EGC, 639-645.
Small, V., 2008. Surgical Emergencies. In: Dolan, Brian and Holt, Lynda, ed.
Accident & Emergency Theory into Practice. Second Edition. London: Elsevier,
477-478.