Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

TUMOR PARU

Oleh:
Dewi Fitri Indriyani

Pembimbing: dr. Hendri Wiyono. Sp.P, FISR

LABORATORIUM ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD KANJURUHAN KEPANJEN
KEPANITERAAN KLINIK MADYA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb,
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah
saw, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Atas kehendak Allah sajalah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul “Tumor Paru”.
Laporan Kasus ini dibuat untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu
penyakit dalam, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna. Kritik dan saran untuk penyempurnaan semoga dapat berguna dan
memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamualaikum wr wb,

Malang, 20 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………….. 1
Kata Pengantar……………………………………………………. 2
Daftar Isi…………………………………………………………... 3
Bab I Pendahuluan………………………………………………. 4
1.1 Latar Belakang………………………………………... 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………….. 4
1.3 Tujuan…………………………………………………. 4
Bab II Laporan Kasus…………………………………………….. 5
2.1 Identitas Penderita…………………………………….. 5
2.2 Anamnesis……………………………………………... 5
2.3 Pemeriksaan Fisik……………………………………... 6
2.4 Pemeriksaan Penunjang……………………………… 7
2.5 Resume…………………………………………………. 8
2.6 Diagnosis Banding…………………………………….. 8
2.7 Planning Diagnostik…………………………………… 8
2.8 Diagnosis Kerja……………………………………….. 8
2.9 Planning Terapi……………………………………….. 8
2.10 Follow Up…………………………………………….. 9
Bab III Tinjauan Pustaka………………………………………… 12
Bab IV Pembahasan………………………………………………… 19
4.1 Dasar Penegakan Diagnosis…………………………….. 19
4.2 Penatalaksanaan………………………………………… 19
Bab V Penutup………………………………………………………. 20
5.1 Kesimpulan……………………………………………… 20
5.2 Saran…………………………………………………….. 21
Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tumor paru merupakan penyebab utama keganasan di dunia, mencapai
hingga 13 persen dari semua diagnosis kanker. Selain itu, tumor paru juga
menyebabkan 1/3 dari seluruh kematian akibat kanker pada laki-laki. Di
Amerika Serikat, diperkirakan terdapat sekitar 213.380 kasus baru dan 160.390
kematian akibat tumor paru pada tahun 2007. Berdasarkan laporan profil kanker
WHO, tumor paru merupakan penyumbang insidens kanker pada laki- laki
tertinggi di Indonesia diikuti oleh kanker kolorektal, prostat, hati, dan
nasofaring; dan merupakan penyumbang kasus ke-5 terbanyak pada perempuan
setelah kanker payudara, serviks-uteri, kolorektal, dan ovarium. Tumor paru
merupakan penyebab pertama kematian akibat kanker pada laki-laki (21.8%)
dan penyebab kematian kedua akibat kanker pada perempuan (9.1%) setelah
kanker payudara (21.4%).
Berdasarkan data dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
FKUI-RSUP Persahabatan, angka kasus baru tumor paru meningkat lebih dari
5 kali lipat dalam waktu 10 tahun terakhir dan sebagian besar penderita datang
pada stadium lanjut (IIIB/IV). Penderita kasus baru tumor paru yang berobat di
RSUP Persahabatan mencapai lebih dari 1000 kasus per tahun. Tumor paru
memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan
diagnosis penyakit ini membutuhkan keterampilan dan sarana yang tidak
sederhana dan memerlukan pendekatan yang erat dan kerja sama multidisiplin.
Penemuan tumor paru pada stadium dini akan sangat membantu penderita, dan
penemuan diagnosis dalam waktu yang lebih cepat memungkinkan penderita
memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam perjalanan penyakitnya
meskipun tidak dapat menyembuhkan penyakitnya. Pilihan terapi harus dapat
segera dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penegakan diagnosa Tumor paru?
2. Bagaimana tatalaksana dari Tumor paru?

4
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui penegakan diagnosa Tumor paru
2. Untuk mengetahui tatalaksana Tumor paru

5
BAB II

LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien

Nama : Tn. R

Umur : 52 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Swasta

Bangsa : Indonesia

Suku : Jawa

Agama : Islam

Alamat : Dusun Bandarangin Kel. Sumberrejo Kec. Pagak Kab. Malang

Masuk RS : 20 November 2019

Nomor register : 481XXX

2.2 Anamnesa

1. Keluhan utama : nyeri dada sejak 1 hari yang lalu

2. Keluhan penyerta : sesak dan batuk

3. Riwayat penyakit sekarang :

Tn. R datang ke RSUD Kanjuruhan pada jam 22.30 WIB diantar oleh
keluarga. Pasien mengeluhkan nyeri dada sebelah kanan sejak 1 hari yang lalu.
Nyeri menjalar sampai ke punggung dan hilang timbul. Nyeri seperti ditusuk-tusuk.
Nyeri dada diperberat saat beraktifitas atau saat berjalan jauh dan tidak membaik
saat istirahat. Keluhan lain pada pasien selain nyeri dada yaitu sesak. Keluhan sesak
muncul bersamaan dengan nyeri. Sesak terjadi secara terus-menerus dan sering
kambuh. Sesak diperberat saat beraktivitas dan tidak membaik saat istirahat. Pasien
juga mengeluhkan batuk namun tidak disertai dahak maupun darah.

6
4. Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat penyakit serupa pernah mengalami nyeri dada dan sesak di dada sebelah
kanan 1 tahun yang lalu dan pernah diopname selama 1 minggu di rumah sakit.

Riwayat diabetes disangkal.

Riwayat hipertensi disangkal.

5. Riwayat penyakit keluarga :

• Trauma (-)

• Operasi (-)

• DM (-)

• Hipertensi (-)

• Kanker (-)

6. Riwayat Kebiasaan :

- Makan : cukup

- Alkohol : (-)

- Olahraga : jarang

- Merokok : ya namun sudah berhenti sejak sakit

- Kopi : sering atau hampir setiap hari

7. Riwayat Sos-Ek Keluarga : cukup dan pasien bekerja sebagai supir pada pagi
dan sore hari

8. Riwayat Pengobatan : pernah berobat ke puskesmas saat nyeri dada dan sesak
timbul dan diberi obat injeksi namun keluarga pasien
tidak mengetahui nama obat yang diberikan.

9. Riwayat Alergi : (-)

2.3 Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan, Kompos mentis (GCS ; E4V5M6)

7
2. Tanda-tanda vital
- Nadi : 84x / menit
- Suhu : 36,8 oC
- TD : 100/60
- RR : 29x/menit
- CRT : < 2 detik
- Turgor : < 2 detik
3. Kepala : Bentuk normocephal, rambut hitam, tidak mudah dicabut
4. Mata : Conjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik (-/-), Pupil isokor
diameter 3 mm refleks cahaya (+/+) ,
5. Telinga : Bentuk Normotia, sekret (-/-), Pendengaran berkurang (-/-)
6. Hidung : Simetris, Deviasi (-), Sekret (-/-), Epistaksis (-)
7. Mulut : Bibir pucat (-), mukosa pucat (-)
8. Tenggorokan : Tonsil membesar (-), Pharing Hiperemis (-)
9. Leher : Perbesaran JVP (-) ,Trakea simetris, Perbesaran Kel Tiroid (-)
10. Paru :
 Inspeksi : nafas tertinggal asimetris
 Palpasi : asimetris dan TSF ↓
 Perkusi : redup pada paru kanan
 Auskultasi : bronchophany ↓, egophony ↓, dan suara bisik ↓

- -
V V
V V

Ronchi Wheezing
- - - -

- - - -

- - - -

11. Jantung
 Inspeksi : dbn

8
 Palpasi : dbn
 Perkusi : dbn
 Auskultasi : dbn
12. Abdomen
 Inspeksi : Flat, bekas luka (-), massa (-)
 Auskultasi : Bising usus (+)
 Palpasi : Souffle (+), Nyeri tekan (-), distensi muskular (-)
 Perkusi : Timpani
13. Ekstremitas :
- Atas : deformitas (-/-), clubbing finger (-/-), tremor
(-/-), edema (-/-).
- Bawah : deformitas (-/-), CRT<2 detik, sianosis (-/-)
2.4 Pemeriksaan Penunjang
- Lab Darah Lengkap
Hasil pemeriksaan darah lengkap
Nama : Tn. R Tgl. Terima : 20/11/2018 Jam 08.45
No. RM : 481*** Tgl. Selesai : 20/11/2018 Jam 09.37
Spesimen : EDTA, serum

Hematologi Hasil Satuan Nilai rujukan


Darah rutin
Hemoglobin 5.7 g/dl 13.4~17.7
Hematokrit 17.4 % 40~47
Index eritrosit
MCV 86.3 Fl 80~93
MCH 28.3 pg 27~31
MCHC 32.8 g/dl 32~36
Eritrosit 2.01 juta/cmm 4.0~5.5
Lekosit 16.900 sel/cmm 4.300~10.300
Trombosit 488.000 sel/cmm 142.000~424.000
Hitung jenis lekosit
Eosinofil 0.4 % 0~4
Basofil 0.6 % 0~1
Neutrofil 72.1 % 51~67
Limfosit 18.1 % 26~33
Monosit 8.7 % 2~5

KIMIA KLINIK Hasil Satuan Nilai rujukan


Elektrolit
Natrium (Na) 136 mmol/L 136~146
Kalium (K) 4.3 mmol/L 3.5~5.0
Klorida (Cl) 100 mmol/L 96~106

9
GDS 59 mg/dL <200
AST (SGOT) 30 uL 0~40
ALT (SGPT) 54 uL 0~41
Ureum 22 mg/dL 10~20
Kreatinin 0,94 mg/dL <1.2

2.5 Resume
Tn. S diantar keluarganya ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada sebelah
kanan sejak 1 hari yang lalu. Tn. S juga mengeluh nyeri dada yang menjalar ke
punggung belakang dan hilang timbul. Nyeri seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dada
diperberat saat beraktifitas atau saat berjalan jauh dan tidak membaik saat istirahat.
Keluhan lain pada pasien selain nyeri dada yaitu sesak. Keluhan sesak muncul
bersamaan dengan nyeri. Sesak terjadi secara terus-menerus dan sering kambuh.
Sesak diperberat saat beraktivitas dan tidak membaik saat istirahat. Pasien juga
mengeluhkan batuk namun tidak disertai dahak maupun darah. Pasien merupakan
perokok aktif namun berhenti merokok setelah sakit. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 100/60, nadi 84x/ menit, T 36,8 oC, taktil fremitus kanan
menurun, perkusi redup pada paru kanan, dan suara nafas paru kanan menurun.
Hasil pemeriksaan lab pada tanggal 20 November 2019 eritrosit 2.01 juta/0mm,
leukosit 16.900 sel/0mm, trombosit 488.000 sel/0mm, neutrofil 72.1%, limfosit,
monosit 8,7%, ALT 54 U/L dan ureum 22 mg/dL.

2.6 Diagnosis Banding


a. TB paru
b. Emphysema
c. Efusi Pleura
2.7 Planning Diagnostik
- Lab darah lengkap dan kimia darah
- Gula darah sewaktu
- Rontgen Thorax PA-lateral
2.8 Diagnosis Kerja
Tumor Paru
2.9 Planning Terapi
Terapi farmakologi

10
- MRS
- O2 2 liter/menit
- Infus NS 20 tpm/menit
- Injeksi antrain 3 dd 1 amp/ i.v
- Bricasma 2 dd 1 tab 2.5mg
- Injeksi ketorolac 1 dd 1 amp/i.v

Terapi non-farmakologi
- Konsumsi buah dan sayur

2.10 Follow Up

Tanggal Subjective Objective Assessment Planning

20/11/2019 nyeri dada k/u tampak Tumor paru PDx:

disebelah sakit ringan Lab DL, rontgen

kanan TD: 100/60 thorax

menjalar ke N: 84x/mnt PTx:

belakang Tax : 36,8 oC 1. MRS

disertai batuk RR : 2. O2 2 liter/menit

dan sesak 29x/menit 3. Infus NS 20

Taktil tpm/menit

fremitus dan 4. Injeksi antrain 3 dd

suara nafas 1 amp/ i.v

dextra 5. Bricasma 2 dd 1 tab

menurun 2.5mg

6. Injeksi ketorolac 1

dd 1 amp/i.v

11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi dan Klasifikasi Tumor Paru
Tumor adalah suatu benjolan atau pembengkakan yang abnormal dalam
tubuh yang disebabkan oleh berbagai penyakit seperti keganasan dan infeksi.
Tumor paru merupakan tumor pada jaringan paru yang bersifat jinak ataupun ganas.
Tumor ganas paru merupakan tumor yang berasal dari tumor ganas epitel primer
saluran pernafasan yang menginvasi struktur jaringan disekitarnya dan dapat
menyebar keseluruh tubuh melalui aliran darah dan sistem limfatik. Tumor paru
dapat dibagi atas tumor jinak dan ganas, pembagiannya antara lain.

Jinak

1. Hamartoma
 Paling sering dijumpai
 Didapati pada pasien diatas 40 tahun
 Sebagian besar (90%) ditemukan di perifer paru dan sebagian di sentral
 Berbentuk bulat dan berbatas tegas
 Berukuran < 4cm
 Kalsifikasi gambaran “popcorn”
 Nilai attenuasi antara -40 dan - 120 HU menunjukkan adanya lemak
2. Papilloma
 Jarang dijumpai
 Berhubungan dengan human papilomavirus (HPV)
 Terjadi pada anak-anak dan dewasa
 Lokasi di saluran nafas besar dan dapat menyumbat jalan nafas
3. Hemangioma
 Jarang dijumpai
 Disebabkan karena proliferasi pembuluh darah yang tidak normal
 Sering terjadi pada wanita

12
Ganas
1. NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer)
a. Karsinoma Sel Squamosa
 Insiden karsinoma 30%
 Berasal dari epithelium squamosa di jalan nafas
 Lokasi di jalan nafas bagian proksimal.
 Dapat mengalami nekrosis
 Dikaitkan dengan kebiasaan merokok
b. Adenokarsinoma
 Insiden karsinoma 50%
 Berasal dari kelenjar mukus
 Lokasi di perifer paru
c. Karsinoma Large Cell
 Insiden karsinoma < 5%
 Berasal dari sel epitel
 Lokasi di perifer paru
d. Karsinoid
 Insiden karsinoma < 5%
 Dapat melepaskan hormon serotonin yang menyebabkan sindrom
karsinoid ( flushing,diare, salivasi, wheezing)
2. SCLC (Small Cell Lung Cancer)
 Insiden karsinoma 20%
 Berasal dari sel-sel neuroendokrin Kulchitsky bronkus primer dan
sekunder
 Lokasi di sentral(bronkus)

13
Gambar 3.1 Tumor jinak Gambar 3.2 Tumor ganas
adenocarcinoma

Gambar 3.3 Squamus cell carcinoma dengan cavitas

3.2 Faktor Resiko


a. Merokok
 Faktor resiko tersering
 Meningkatnya jumlah rokok yang dihisap
 Lama tahun merokok
 Usia saat pertama merokok
 Kedalaman hisapan rokok, tar, nikotin, dan rokok tanpa filter
b. Perokok Pasif
 Memiliki faktor resiko karena menghirup asap rokok yang
mengandung racun seperti nikotin
c. Asbestosis
 Terdiri dari gabungan mineral dan magnesium yang terdapat dipabrik
semen, keramik, asbes, tekstil, dan berbagai bahan bangunan serta
plastik
 3-4% sebabkan kanker paru
d. Usia
 Karena semakin banyak terpajan faktor resikodan kemampuan
perbaikan sel semakin menurun
 Insiden puncak usia 55-74 tahun

14
e. Pola Makan
 Karotenoid, vitamin C & E, selenium antioksidan yang dapat
mengumpulkan radikal bebas dari asap tembakau dan polutan
f. Genetik
 Metabolisme karsinogen merupakan jalan untuk menciptakan
metabolisme secara genetic.

3.3 Patofisiologi Tumor Paru


Tumor paru dimulai ketika terpapar karsinogen. Penyebab tersering
adalah asap rokok, 85% dari kasus kanker paru disebabkan oleh faktor
resiko ini. Faktor resiko lain dapat disebabkan karena terpapar polusi seperti
asbestosis dan tar, bahan metal seperti arsenic dan chromium. Paparan
lingkungan sering diperberat oleh faktor genetik pada mereka yang terkena
kanker paru. Faktor – faktor resiko tersebut menyebabkan terjadinya
karsinogenesis yang apabila mengenai sel neuroendrokin menyebabkan
pembentukan SCLS dan apabila mengenai sel epitel menyebabkan
pembentukan NSCLC. Small cell dan non small cell lung cancer (SCLC,
NSCLC) muncul dari tipe sel dan gejala klinis yang berbeda. SCLC
pertumbuhan tumor berada dibagian sentral sedangkan NSCLC bisa berada
di central dan dibagian perifer.

Gambar 3.4 Hubungan factor resiko dengan perkembangan tumor paru

15
3.4 Gejala Klinis
Gejala-gejala pada paru yang terjadi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya dari
tumor itu sendiri, seperti batuk, nyeri dada, dan hemoptisis (batuk berdarah).
Apabila tumor menyebabkan obstruksi pada bronkus maka gejala yang muncul
berupa mengi (wheezing), stridor, dan dispnea. Ketika Pertumbuhan tumor sampai
ke pleura gejala yang muncul berupa nyeri pleura dan gejala-gejala efusi pleura.
Metastasis yang menyebar sampai ke kelenjar mediastinum dapat menyebabkan
suara serak, sindroma vena cava superior, disfagia, efusi perikardial, hemiparese
diagfragma. Metastasis jauh sampai ke cerebral dan medula spinalis menyebabkan
kejang, dan nyeri punggung.

3.5 Staging Tumor Paru


Staging digunakan untuk menetukan lokasi dari tumor. Faktor T, N, dan M
digunakan bersama sama untuk membedakan tingkatan dari stadium tumor.

Tabel 3.1 Tumor Primer (T)

T1 Tumor berdiameter ≤ 3cm, dikelilingi oleh paru atau pleura viseralis,


tanpa invasi proksimal ke bronkus lobaris
T1a Tumor berdiameter < 2cm
T1b Tumor berdiameter > 2cm tetapi < 3cm
T2 Tumor > 3cm tetapi < 7cm dengan salah satunya terdapat:
 Melibatkan bronkus utama, 2cm disebelah distal dari canina
 Menginvasi pleura viseralis
 Diikuti dengan atelektasis atau pneumonitis obstruksi yang meluas
ke daerah hilus tetapi tidak mengenai seluruh paru-paru
T2a Tumor berdiameter > 3cm tetapi ≤ 5cm
T2b Tumor berdiameter > 5cm tetapi ≤ 7cm
T3 Tumor > 7cm atau secara langsung menginvasi struktur didekatnya
seperti: dinding dada, nervus frenikus, pleura mediastinum,
pericardium parietalis Tumor < 2cm disebelah distal canina tetapi tidak
mengenai canina

16
Tumor yang diikuti dengan atelektasis atau pneumonitis obstruksi pada
seluruh lapangan paru
T4 Tumor dari berbagai ukuran yang menginvasi struktur yang terdiri
dari: mediastinum, jantung atau pembuluh darah besar, trachea,
esofagus, canina

Tabel 3.2 Nodus Limfatikus Regional (N)

N0 Tidak terdapat metastasis ke nodus limfatikus regional


N1 Terdapat metastasis ke nodus limfatikus peribronkial atau hilus nodus
limfatikus dan nodus intrapulmonary
N2 Metastasis ke mediastinum sisi ipsilateral dan/atau nodus limfatikus
subcarinal
N3 Metastasis ke mediastinum sisi kontralateral, hilus, skalenus atau
nodus limfatikus supraclavicular ipsilateral atau kontralateral

Tabel 3.3 Metastasis (M)

M0 Tidak terdapat metetastasis jauh


M1 Terdapat metastasis jauh
M1a Tumor paru berada di lobus kontralateral
Tumor dengan nodul pleura atau pleura ganas atau efusi pericardium
M1b Metastase jauh

Tabel 3.4 Stadium

IA T1a-T1bN0M0
IB T2aN0M0
IIA T1a-T2aN1M0 atau T2bN0M0
IIB T2bN1M0 atau T3N0M0
IIIA T1a-T3N2M0 atau T3N1M0 atau T4N0-1M0
IIIB T4N2M0 atau T1a-T4N3M0

17
IV Semua T Semua N M1a atau M1b

18
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Dasar Penegakkan Diagnosis

Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan sejak 1 hari yang
lalu. Tn. R juga mengeluh nyeri dada yang menjalar ke punggung belakang dan
hilang timbul. Nyeri seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dada diperberat saat beraktifitas
atau saat berjalan jauh dan tidak membaik saat istirahat. Keluhan lain pada pasien
selain nyeri dada yaitu sesak. Keluhan sesak muncul bersamaan dengan nyeri.
Sesak terjadi secara terus-menerus dan sering kambuh. Sesak diperberat saat
beraktivitas dan tidak membaik saat istirahat. Pasien juga mengeluhkan batuk
namun tidak disertai dahak maupun darah. Pasien memiliki riwayat perokok aktif
namun berhenti merokok setelah sakit.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, taktil fremitus


dan suara nafas kanan menurun, perkusi redup pada sisi kanan. Hasil pemeriksaan
laboratorium eritrosit 2.01 juta/0mm, leukosit 16.900 sel/0mm, trombosit 488.000
sel/0mm, neutrofil 72.1%, limfosit, monosit 8,7%, ALT 54 U/L dan ureum 22
mg/dL .

Penegakkan diagnosa tumor paru ditegakkan dari anamnesa, pemeriksaan


fisik, dimana didapatkan nyeri dada sebelah kanan disertai batuk dan sesak, riwayat
rokok, suara nafas kanan menurun, dan juga hasil lab darah yang menunjukkan
penurunan Hb, hematokrit, eritrosit, limfosit serta peningkatan leukosit, trombosit,
neutrofil, monosit, SGPT dan ureum.

4.2 Penatalaksanaan
1. Infus NS digunakan sebagai zat pembawa atau pelarut obat-obatan infus dan
mengganti cairan ekstraseluler.
2. O2 2 liter/menit diberikan untuk mengurangi rasa sesak pada pasien.
3. Injeksi antrain. Obat ini mengandung natrium metamizole yang termasuk
golongan analgetik/ NSAID sebagai pereda nyeri. Obat ini akan menekan jalur
siklooksigenase yang berperan dalam proses inflamasi.

19
4. Injeksi ketorolac. Obat ini diberikan untuk mengatasi nyeri sedang hingga
berat untuk sementara. Obat ini merupakan golongan NSAID yang sebagai
antiinflamasi.
5. Bricasma. Obat ini mengandung terbutaline sulfate. Obat ini termasuk
bronkodilator yang dapat membantu meringankan gejala batuk, sesak, dan
penyempitan saluran nafas.

20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Laporan kasus berdasarkan kondisi pasien dengan nama Tn. R dengan


diagnosis klinis tumor paru. Diagnosa tersebut berdasarkan anamnesa, pemeriksaan
fisik dimana didapatkan nyeri dada sebelah kanan disertai sesak dan batuk, riwayat
perokok aktif, dan suara nafas yang menurun.

Tumor paru merupakan penyakit tumor pada jaringan paru yang bersifat
jinak ataupun ganas. Gejala paling umum ialah batuk, nyeri dada, dan hemoptisis
(batuk berdarah). Dari pemeriksaan fisik didapatkan pengembangan dada asimetris,
taktil fremitus menurun, perkusi redup, dan suara nafas menurun. Pemeriksaan
penunjang untuk tumor paru ialah darah lengkap, foto thoraks, dan biopsi.

5.2 Saran

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini belum sepenuhnya sempurna,


maka dari itu penulis memerlukan kritik dan saran guna tercapainya kesempurnaan
dalam laporan kasus ini.

21
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran : Kanker Paru. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Diakses di
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PNPKParu.pdf
2. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Kanker Paru di Indonesia, PDPI
edisi 2015
3. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology: Non-Small Cell Lung
Cancer. Version 2.2016
4. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology: Small-Cell Lung
Cancer.Version 1.2016
5. Protokol Nasional Kanker Paru, PP. POI. DEPKES.
6. Jaffe RA., Schmiesing CA., Golianu B. Lobectomy, Pneumonectomy.
Anesthesiologist’s Manual of Surgical Procedures, ed. 5. Wolters Kluwer
Health. Philadelphia. 2014

22

Anda mungkin juga menyukai