Anda di halaman 1dari 15

TUTORIAL

OTITIS MEDIA EFUSI BILATERAL + TONSILITIS KRONIS


HIPERTROFI EKSASERBASI AKUT + HIPERTROFI ADENOID

Dokter Pembimbing :
dr. Rini Febrianti, Sp.THT-KL

Disusun oleh :
Armita Syarifah H. S (2015730)
Nurul Amelia Hamid (2015730)
Raischa Sekar R (2015730)
Elsa Tania Prasasti (2016730)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas tutorial dengan judul “Otitis
Media Efusi Bilateral + Tonsilitis Kronis Hipertrofi Eksaserbasi Akut + Adenoid
Hipertrofi” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Laporan tutorial ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pada kepaniteraan
klinik ilmu penyakit THT dan juga untuk memperdalam pemahaman tinjauan pustaka
yang telah dipelajari sebelumnya.
Terimakasih penulis ucapkan kepada dr. Rini Febrianti, Sp.THT-KL selaku dokter
pembimbing atas ilmu dan pengalamannya yang telah diberikan di stase THT ini.
Terima kasih juga pada semua pihak yang telah membantu dalam tahap pengumpulan
referensi dan penyusunan laporan tutorial ini.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan tugas laporan tutorial ini. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan penyusunan laporan selanjutnya.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Banjar, 3 Maret 2021

Penulis

17
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I STATUS PASIEN............................................................................................................1
1.1 Identitas Pasien.........................................................................................................1
1.2 Anamnesis................................................................................................................1
1.3 Pemeriksaan Fisik.....................................................................................................2
1.4 Resume.....................................................................................................................5
1.5 Diagnosis Kerja........................................................................................................6
1.6 Saran Pemeriksaan....................................................................................................6
1.7 Penatalaksanaan........................................................................................................6
1.8 Prognosis..................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................7
2.1 Otitis Media Efusi.....................................................................................................7
2.1.1. Analisa Kasus.......................................................................................................7
2.1.2. Tatalaksana...........................................................................................................7
2.1.3. Prognosis..............................................................................................................7
2.2 Tonsilitis...................................................................................................................8
2.2.1. Diagnosis..............................................................................................................8
2.2.2. Diagnosis Banding................................................................................................9
2.2.3. Tatalaksana...........................................................................................................9
2.2.4. Prognosis............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................11

17
BAB I
STATUS PASIEN

1.1 Identitas Pasien


Nama : An. X
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 8 tahun

1.2 Anamnesis
• Keluhan Utama
Pendengaran kedua telinga menurun sejak 1 bulan SMRS.

• Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli THT RSUD Kota Banjar dengan keluhan
pendengaran kedua telinga menurun sejak 1 bulan SMRS. Keluhan disertai
dengan telinga terasa penuh dan berdenging, serta nyeri pada saat menelan.
Sebelumnya mengalami batuk dan pilek kemudian saat ini pasien demam sudah
5 hari. Terdapat keluhan nyeri pada telinga, namun riwayat keluar cairan dari
telinga, riwayat berenang, penurunan berat badan, riwayat trauma, riwayat
berpergian menggunakan pesawat disangkal.

• Riwayat Penyakit Dahulu


Pernah mengalami keluhan yang sama 2 bulan yang lalu, berobat ke dokter
spesialis THT-KL kemudian keluhan membaik.

• Riwayat Penyakit Keluarga


Dikeluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa.

• Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi terhadap cuaca, obat, makanan maupun debu.

• Riwayat Pengobatan
Pasien sebelumnya sudah berobat ke dokter spesialis THT-KL lalu diberi obat
oral (lupa nama obatnya) dan dirasakan keluhan membaik.

1
• Riwayat Psikososial
Riwayat berenang, riwayat trauma dan riwayat berpergian menggunakan
pesawat disangkal.

1.3 Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
• Tekanan darah : dbn
• Nadi : dbn
• Pernafasan : dbn
• Suhu : dbn

A. Status Generalis
Kepala :
• Kepala : Normocephal
• Rambut : Alopesia (-), distribusi merata (+)
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Hidung : status lokalis terlampir.
• Telinga : status lokalis terlampir.
• Mulut : status lokalis terlampir.
Leher : status lokalis terlampir.

Thorax :
• Paru
Inspeksi : gerak napas simetris, retraksi (-/-)
Palpasi : gerakan napas teraba simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
• Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 3 linea midclavicularis sinistra

17
Perkusi : Batas jantung kanan : linea parasternal dextra ICS IV
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani

Ektremitas :
Atas : Akral hangat (+/+), CRT ≤ 2 detik (+/+), edema (-/-)
Bawah : Akral hangat (+/+), CRT ≤ 2 detik (+/+), edema (-/-)

B. Status Lokalis
1. Telinga
Dekstra Sinistra
Aurikula Normotia, hematoma (-), p Normotia, hematoma (-), pe
erikondritis (-), helix sign rikondritis (-), helix sign (-),
(-), nyeri tekan tragus (-), n nyeri tekan tragus (-), nyeri
yeri tarik (-) tarik (-)
Preaurikula Peradangan (-), pus (-), ny Peradangan (-), pus (-), nyer
eri tekan (-), pembesaran i tekan (-), pembesaran KG
KGB (-) B (-)
Retroaurikula Peradangan (-), pus (-), ny Peradangan (-), pus (-), nyer
eri tekan (-), pembesaran i tekan (-), pembesaran KG
KGB (-) B (-)
Kanalis akustikus Kulit tenang, sekret (-), ed Kulit tenang, sekret (-), ede
eksternus ema (-), serumen (-) ma (-), serumen (-)

Membran timpan Intak, retraksi (-), Intak, retraksi (-), hiperemis


i hiperemis (-), reflex (-), reflex cahaya (-),
cahaya (-), warna warna kekuningan

17
kekuningan, gelembung
(+)
Tes Pendengaran 3 3

2. Hidung
Hidung Luar
Deformitas Tidak ada
Kelainan kongenital Tidak ada
Trauma Tidak ada
Radang Tidak ada
Rhinoskopi Anterior
Dekstra Sinistra
Vestibulum Sekret (-), massa (-), Sekret (-), massa (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
Konka inferior Hipertrofi (-), hiperemis (-), Hipertrofi (-), hiperemis (-), p
permukaan licin ermukaan licin
Meatus nasi medi Sekret (-), polip (-) Sekret (-), polip (-)
a
Kavum nasi Lapang, mukosa hiperemis Lapang, mukosa hiperemis
(-), sekret (+) (-), sekret (+)
Septum Deviasi (-)
Pasase udara menurun menurun

3. Orofaring
Dekstra Sinistra
Mukosa bibir Tenang Tenang
Gigi Gangren (-) Gangren (-)
Lidah Simetris, bersih Simetris, bersih
Arkus faring Simetris Simetris
Tonsil T4, hiperemis (+), kripta T4, hiperemis (+), kripta
melebar, detritus (-) melebar, detritus (-)
Uvula Simetris, hiperemis (-), udem (-)

17
Palatum mole Simetris, hiperemis (-)
Faring Mukosa hiperemis (-), refleks muntah (+/+)
Laring (Laring Hiperemis (-), Oedem (-), Massa/Nodul (-)
oskopi Indire
k)

4. Maksilofasial
Dekstra Sinistra
N.II 6/6 6/6
N. III, IV, VI Dalam batas normal Dalam batas normal
N.VII Simetris
Nyeri Tekan
Maksila Tidak ada Tidak ada
Frontalis Tidak ada Tidak ada
Ethmoid Tidak ada Tidak ada
Sphenoid Tidak ada Tidak ada

5. Pembesaran Kelenjar Tiroid dan KGB


Dekstra Sinistra
Tiroid Tidak ada Tidak ada
Submental Tidak ada Tidak ada
Submandibular + (Ø 2cm) + (Ø 2cm)
Jugularis superior Tidak ada Tidak ada
Jugularis media Tidak ada Tidak ada
Jugularis inferior Tidak ada Tidak ada
Suprasternal Tidak ada Tidak ada
Supraklavikularis Tidak ada Tidak ada

1.4 Resume
Ny. X, laki-laki, 8 tahun datang ke poli THT dengan keluhan pendengaran kedua
telinga menurun sejak 1 bulan SMRS. Saat ini keluhan disertai telinga terasa
penuh, berdenging, nyeri pada saat menelan dan demam sudah 5 hari. Riwayat

17
batuk dan pilek sebelumnya. Pasien pernah mengalami keluhan yang sama 2
bulan SMRS, berobat ke dokter spesialis THT-KL dan diberi obat oral, keluhan
membaik. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada status lokalis
pemeriksaan telinga membran timpani didapatkan intak, warna kekuningan,
refleks cahaya (-/-) dan gelembung (+/-), pemeriksaan tes pendengaran (3/3);
pemeriksaan rinoskopi anterior didapatkan sekret di cavum nasi (+/+) dan pasase
udara (↓/↓); pemeriksaan orofaring didapatkan tonsil (T4/T4), hiperemis (+/+)
dan kripta (+/+); nyeri tekan kelenjar getah bening submandibular (+/+)
berdiameter 2cm.

1.5 Diagnosis Kerja


Otitis Media Efusi Bilateral
Tonsilitis Kronis Hipertrofi Eksaserbasi Akut
Hipertrofi Adenoid

1.6 Saran Pemeriksaan


Swab tenggorok
X-ray lateral

1.7 Penatalaksanaan
Medikamentosa :
• Paracetamol syrup 125mg 3 x 1 sdt
• Amoxicillin 500mg + asam clavulanat 125mg tablet 2 x 1
• Asam mefenamat tablet 500mg 3 x 1

Non-medikamentosa :
• Pembedahan : tonsiloadenoidektomi

1.8 Prognosis
Quo ad Vitam : bonam
Quo ad Fungsionam : bonam
Quo ad Sanactionam : bonam

17
17
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Otitis Media Efusi


2.1.1. Analisa Kasus
Teori Kasus
Anamnesis Otitis Media Efusi (OME) : • Pendengaran menurun
Gejala OME ditandai sejak 1 bulan
dengan pendengaran menurun • Telinga terasa penuh,
atau hearing loss, rasa penuh berdenging.
atau sensasi telinga tertutup. • Awalnya batuk pilek
Pada orang dewasa terkadang kemudian demam 5 hari.
terdapat tinnitus dan sensasi
benda asing di liang telinga.
Pada anak maupun dewasa,
sering terdapat Riwayat infeksi
saluran napas atas.

Pemeriksaan Otitis Media Efusi (OME) : • CAE tenang


fisik Membran timpani • Membran timpani intak,
kekuningan, suram, atau refleks cahaya (-), warna
opacification, refleks cahaya kekuningan, terdapat
(-), dan terkadang terdapat gelembung di membran
retraksi membrane timpani. timpani kanan.

2.1.2. Tatalaksana
Otitis media efusi umumnya dapat hilang secara spontan. Namun jika
persisten, maka dapat dilakukan miringtomi dengan tympanostomy tube
insertion.
Adenoidektomi dilakukan pada kasus OME yang disertai adenoid hipertrofi.

2.1.3. Prognosis

17
Kebanyakan kasus OME akan sembuh dengan sendirinya. Pada kasus
OME persisten, kemungkinan dapat menurunkan kemampuan pendengaran
pasien sehingga mempengaruhi komunikasi dan sosialisasi. Pada pasien anak,
kurangnya pendengaran dapat menyebabkan masalah pembelajaran atau
keterlambatan perkembangan bicara. Namun untuk hal ini belum ada penelitian
yang menerangkannya. Komplikasi yang jarang terjadi dapat berupa mual dan
gangguan kepribadian.

2.2 Tonsilitis
2.2.1. Diagnosis
Berasarkan satu atau lebih keluhan dari anamnesis yang berulang disertai
dengan pembesaran tonsil dan atau pemeriksaan fisik lainnya.
A. Anamnesis
Keluhan lokal:
• Nyeri menelan
• Nyeri tenggorokan
• Rasa mengganjal di tenggorok
• Mulut berbau (halistosis)
• Demam
• Mendengkur
• Gengguan bernapas
• Hidung tersumbat
• Batuk pilek berulang
Keluhan sistemik:
• Rasa lemah
• Napsu makan berkurang
• Sakit kepala
• Nyeri pada sendi

B. Pemeriksaan Fisik
• Pembesaran tonsil
• Permukaan tonsil kripta melebar

17
• Detritus pada penekanan kripta
• Arkus anterior atau posterior hiperemis
• Pembesaran kelenjar submandibular

C. Pemeriksaan Penunjang
1. Kultur resistensi dari swab tenggorok (bila diperlukan)
2. Rinofaringolaringoskopi (RFL), foto polos nasofaring lateral,
polisomnografi (bila diperlukan)
3. Persiapan operasi: disesuaikan dengan PPK Prosedur Tindakan operasi
yang di lakukan
4. Pasca operasi: pemeriksaan jaringan tonsil dan atau adenoid (bila
dicurigai adanya keganasan)
5. X-ray jaringan lunak nasofaring lateral: Melihat ukuran kelenjar adenoid
dan luasnya gangguan ruang udara di nasofaring

2.2.2. Diagnosis Banding


1. Tonsilitis kronik (oleh sebab lain): tuberculosis, sifilis, aktinomikosis
2. Pembesaran tonsil kerena kelainan darah atau keganasan, misalnya:
leukimia dan limfoma

2.2.3. Tatalaksana
Non-Pembedahan:
A. Lokal: obat kumur tenggorok
B. Medikamentosa: dengan antibiotik spektrum luas sambil menunggu
hasil kultur
C. Simptomatis: analgetik-antipiretik, antiinflamasi

Pembedahan:
A. Tonsilektomi pada:
• Tonsillitis kronik
• Hipertrofi tonsil
B. Adenoidektomi pada:

17
• Hipertrofi adenoid
• Hipertrofi tonsil dengan hipertrofi adenoid
C. Tonsiloadenoidektomi pada:
• Hipertrofi tonsil dengan hipertrofi adenoid
Edukasi :
 Menjelaskan perjalanan penyakit dan kompllikasi yang
timbul
 Menjelaskan rencana pengobatan, indikasi operasi dan
komplikasinya
 Menjaga kebersihan rongga mulut (oral hygiene)
o Anjurkan pasien sikat gigi dan kumur-kumur teratur,
bila perlu konsultasi ke Dokter Gigi

2.2.4. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

17
DAFTAR PUSTAKA

1. PERHATI-KL. Panduan Praktik Klinis – Panduan Praktik Klinis Tindakan –


Clinical Pathway di Bidang Telinga Hidung Tenggorok – Kepala Leher Vol.I.
Pengurus Pusat PERHATI-KL: 2015 hal. 2-3.
2. Searight FT, Singh R, Peterson DC. Otitis Media With Effusion [Internet].
StatPearls. 2020 August 4. [cited 2021 Maret 4] Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538293/
3. Bansal M. Disease of Ear, Nose and Throat – Head and Neck Surgery. New Delhi:
Jaypee Brothers Medical Publishers. 2013.

17

Anda mungkin juga menyukai