Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS UJIAN GINEKOLOGI

KISTA OVARIUM

Disusun oleh:
Noval Febri Indrawan
120810039

Penguji :
dr. Deni Wirhana, Sp.OG(K)- KFM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI


KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT
KANDUNGAN
RSUD WALED KABUPATEN CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan tugas
laporan kasus ini dengan judul “Kista Ovarium“. Tugas laporan kasus ini diajukan
untuk memenuhi tugas dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Penyakit
Kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten Cirebon.
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis banyak menemukan kesulitan.
Namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya laporan
kasus ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada dr. Deni Wirhna, Sp.OG(K)FM selaku penguji.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan kasus ini, oleh
karena itu, penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam tema dan judul yang diangkat dalam laporan kasus ini. Akhir
kata semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak-
pihak yang membutuhkan umumnya.

Cirebon, Maret 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

Halaman
COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I LAPORAN KASUS..............................................................................1
1.1 Identitas Pasien..................................................................................1
1.2 Anamnesis.........................................................................................1
1.3 Pemeriksaan Fisik.............................................................................3
1.4 Pemeriksaan Penunjang.....................................................................5
1.5 Resume Medis...................................................................................5
1.6 Diagnosis...........................................................................................6
1.7 Penatalaksanaan................................................................................6
1.8 Prognosis...........................................................................................6

BAB II TINJUAN PUSTAKA...........................................................................8


DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22

2
STATUS PASIEN

1. IDENTITAS
Nama : Ny. D
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Desa Jatirenggang, Pabuaran, Cirebon
Tanggal masuk : 15 Maret 2021
Jam Masuk : 14.00 WIB

2. ANAMNESIS
a. Keluhan utama :
Perdarahan Pervaginam, Nyeri perut (+), Nyeri pinggang (+)
b. Riwayat penyakit sekarang:
Ny.D berusia 33 tahun dengan G2P1A0 datang ke IGD Kebidanan
RSUD Waled pada tanggal 15 Maret 2021 pukul 14.00 WIB dengan
keluhan perdarahan pervaginam. Pasien mengatakan keluar darah dan
mengeluhkan nyeri perut yang menjalar ke pinggang sejak jam 06.00.
Pasien mengatakan darah yang keluar banyak pasien mengganti
pembalut sebanyak 3 kali sebelum keluarnya darah pasien sedang tidak
melakukan aktifitas. Pasien mengatakan keluar darah dan disertai nyeri
perut disertai kram sejak 2 minggu yang lalu. Pada saat sebelum hamil
pasien mengaku merasakan nyeri perut. Nyeri dirasakan tiba-tiba saat
awal haid dan dirasakan terus menerus terasa seperti diremas dan
menghilang saat haid berakhir. Pasien mengeluhkan sering merasa
kembung. Pasien mengeluhkan mual, muntah disangkal. Riwayat
trauma tidak ada. Pasien mengeluhkan BAB dan BAK tidak ada
keluhan. Pasien tidak mengalami penurunan nafsu makan dan
penurunan berat badan. Tidak ada keluhan seperti demam, batuk, pilek

3
nyeri tenggorokan, dan sesak nafas. Pasien mengtakan keluhannya
disertai dengan terasa masa pada perut bagian bawah. Pasien tidak
memiliki riwayat perjalanan ke luar negri maupun ke luar kota.

c. Riwayat penyakit dahulu


- Keluhan serupa : Disangkal
- Riwayat penyakit keganasan : Disangkal
- Riwayat penyakit jantung : Disangkal
- Riwayat DM : Disangkal
- Riwayat HT : Disangkal
- Riwayat Asma : Disangkal
- Riwayat Alergi : Disangkal
d. Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat memiliki keluhan serupa : Disangkal
- Riwayat keganasan : Disangkal
- Riwayat penyakit jantung : Disangkal
- Riwayat DM : Disangkal
- Riwayat HT : Disangkal
- Riwayat Asma : Disangkal
- Riwayat Alergi : Disangkal
e. Riwayat operasi
Pasien belum pernah melakukan operasi apapun
f. Riwayat menstruasi
- Menarche : 14 tahun
- Siklus haid : Teratur
- Panjang siklus : 28 hari
- Lama Haid : 7 hari
- Disminorhea : Tidak
- Banyak : 2-3 pembalut
Pasien mengelukan sering nyeri saat sedang menstruasi dan nyeri
berhenti ketika selesai menstruasi. Pasien mengalami keputihan.

4
g. Riwayat obstetri
Anak pertama lahir di bidan dengan berat badan lahir 2800 gr usia
anak sekarang 10 tahun
h. Riwayat pernikahan
Pasien sudah menikah 1 kali selama 11 tahun
i. Riwayat kontrasepsi
Pasien mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi KB suntik
1x
j. Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit kanker, kista ovarium, mioma uteri, perdarahan
pervaginam diluar menstruasi disangkal pasien.
k. Riwayat Pribadi dan Sosial
Pasien seorang Ibu Rumah Tangga, pasien tinggal bersama suami dan
anaknya . Aktivitas pasien sehari-hari adalah melakukan pekerjaan
rumah. Pasien tidak merokok, meminum-minuman beralkohol,
ataupun meminum jamu.
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital sign :
i. Tekanan darah : 110/80 mmHg
ii. Nadi : 85 x/menit
iii. Respirasi : 20 x/menit
iv. Suhu : 36,7 °C
d. Berat badan : 49 kg
e. Tinggi badan : 155 cm
f. Status generalis :
- Kepala :Normocephal, rambut berwarna
hitam dan tidak mudah rontok.
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).

5
- Hidung : Deviasi (-), sekret (-), darah (-)
- Telinga : Darah (-), sekret (-)
- Mulut : Sianosis bibir (-), gusi berdarah (-), karies gigi (-)
- Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-),
peningkatan JVP (-)
- Thoraks
Inspeksi : Datar, simetris, retraksi ICS (-), otot bantu
pernapasan (-), ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Nyeri tekan (-), fremitus taktil (+)
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, batas kanan
jantung di ICS II linea parasternalis dextra, batas
pinggang jantung di ICS III linea parasternalis
sinistra, apeks jantung di ICS IV linea axilaris
anterior
Auskultasi :
Cor : bunyi jantung I-II regular, murmur(-),
gallop (-)
Pulmo : VBS(+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Abdomen : Datar, striae (-), jejas (-), bising
usus (+), benjolan (+), konsistensi lunak, mobile,
ukuran 15x16 cm , nyeri tekan (+) pada perut
bagian bawah
- Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

g. Status ginekologi
- Abdomen :
 Inspeksi : cembung, striae (-) , jejas (-), tanda peradangan (-)
 Auskultasi : BU (+)
 Palpasi : benjolan (+), konsistensi lunak, mobile, ukuran
5x3 cm , nyeri tekan (+) pada perut bagian bawah
 Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen

6
- Pemeriksaan fisik dalam :
 Inspekulo : Tidak dilakukan
 VT : Tidak dilakukan

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah Rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan
rujukan
Hematologi
Golongan Darah O -
Resus (Rh) Positive -
Hematologi rutin
Hemoglobin 12,0 12,5-15.5 gr%
Hematokrit 34 36-48 %
Trombosit 268 150-400 Mm
Leukosit 12,6 4-10 Mm
MCV 74,7 82-98 Mikro m
MCH 24,5 >= 27 Pg
MCHC 33,0 32-36 g/dl
Eritrosit 4,86 3,8-5,4 Mm
Basofil 1 0-1 %
Eosinofil 0 2-4 %
Neutrofil Batang 0 3-5 %
Neutrofil Segmen 87 50-80 %
Limfosit% 10 25-40 %
Monosit% 2 2-8 %

7
b. USG

Kesan: Ukuran 5,20x3,26. Diagnosis Kista ovarium

5. RESUME
Ny.D berusia 33 tahun dengan G2P1A0 datang ke IGD Kebidanan
RSUD Waled pada tanggal 15 Maret 2021 pukul 14.00 WIB dengan
keluhan perdarahan pervaginam. Pasien mengatakan keluar darah dan
mengeluhkan nyeri perut yang menjalar ke pinggang sejak jam 06.00.
Pasien mengatakan darah yang keluar banyak pasien mengganti pembalut
sebanyak 3 kali sebelum keluarnya darah pasien sedang tidak melakukan
aktifitas. Pasien mengatakan keluar darah dan disertai nyeri perut disertai
kram sejak 2 minggu yang lalu. Pada saat sebelum hamil pasien mengaku
merasakan nyeri perut. Nyeri dirasakan tiba-tiba saat awal haid dan
dirasakan terus menerus terasa seperti diremas dan menghilang saat haid
berakhir. Pasien mengeluhkan sering merasa kembung. Pasien
mengeluhkan mual, muntah disangkal. Riwayat trauma tidak ada. Pasien
mengeluhkan BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien tidak mengalami
penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan. Tidak ada keluhan
seperti demam, batuk, pilek nyeri tenggorokan, dan sesak nafas. Pasien
mengtakan keluhannya disertai dengan terasa masa pada perut bagian

8
bawah. Pasien tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negri maupun ke
luar kota.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 90 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,7 °C, berat badan 49 kg,
tinggi badan 155 cm. Status generalis dalam batas normal, status
ginekologi abdomen, Inspeksi datar, striae (-) , jejas (-), tanda peradangan
(-), auskultasi BU (+), palpasi benjolan (+), nyeri tekan (+) pada perut
bawah, perkusi timpani pada seluruh lapang abdomen. Pada pemeriksaan
USG terdapat pembesaran pada ovarium ukuran 5,20x3,26.
6. DIAGNOSIS
Ny. D usia 33 tahun G2P1A0 gravida 8 minggu perdarahan pervaginam
dengan kista ovarium.
7. PENATALAKSANAAN
 Analgetik (NSAID : ibu profen 3x400mg) apabila terasa nyeri.
 Rujuk kepada spesialis obstetric dan gynekologi untuk dilakukan
operasi.
8. PROGNOSIS
- Ad vitam : Dubia Ad Bonam
- Ad functionam : Dubia Ad Bonam
- Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
9. Usulan pemeriksaan
- Darah lengkap
- USG
- C-125

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Kista Ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang
paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Kista ovarium
adalah suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di
ovarium. Sebagian besar kista terbentuk akibat dari perubahan hormon
pada siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. Kista
ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun
yang besar kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium.
Pada kehamilan, tumor ovarium yang paling sering dijumpai adalah kista
dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar
dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat
menghalang-halangi masuknya kepala kedalam panggul1

Gambar 1: Kista Ovarium2

10
B. Epidemiologi
Angka kejadian penyakit kista ovarium di Indonesia belum
diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan yang kurang baik.
Sebagai gambaran, di Rumah Sakit Kanker Dharmais ditemukan kira-kira
30 penderita setiap tahun. Nasdaldy, 2009, mengatakan bahwa menurut
data hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo terdata
pada tahun 2008 terdapat 428 kasus penderita kista endometriosis, 20%
diantaranya meninggal dunia dan 60% diantaranya adalah wanita karir
yang telah berumah tangga, sedangkan pada tahun 2009 terdata 768 kasus
penderita kasus endometriosis dan 25% diantaranya meninggal dunia. 70%
diantaranya adalah wanita karir yang telah berumah tangga.3 Jumlah
seluruh penderita kista ovarium di RSU Raden Mattaher Jambi pada tahun
2009-2010 sebanyak 47 orang, sedangkan jumlah seluruh penderita kista
ovarium di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2008-2009 sebanyak 47
orang. Wanita usia subur yang menderita kista ovarium di RSU Dr.
Pringadi Medan dari bulan Januari 2010 sampai dengan Oktober 2010
berjumlah 34 orang.4

C. Klasifikasi Kista Ovarium


Pembagian kista ovarium dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan
neoplastik dan non neoplastik antara lain:
a. Non-neoplastik (fungsional)
1) Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel yang tidak mengalami ovulasi,
namun tumbuh terus dan menjadi kista folikel. Kista ini
berdiameter 1-1 ½ cm (sebesar jeruk nipis). Kista folikel berisi
cairan yang jernih dan sering kali mengandung estrogen. Oleh
karena itu, kista ini dapat menyebabkan gangguan haid. Kista jenis
ini semakin lama akan mengecil dan dapat menghilang.5

11
2) Kista korpus luteum
Kista korpus luteum merupakan struktur jaringan berwarna
kuning yang dihasilkan folikel saat mengeluarkan ovum di
ovarium. Korpus luteum ini menghasilkan hormon yang
memperlancar jalannya ovum dan sistem reproduksi. Akan tetapi,
sebagian wanita tidak dapat mengeluarkan ovum yang sudah diberi
asupan hormon sehingga korpus luteum mengalami penyumbatan
dan berkembang menjadi kista. Kista ini berukuran > 3 cm dan
berdiameter 4 cm tetapi bisa mencapai 10 cm. Kista ini
menyebabkan penderitanya mengalami pendarahan di luar siklus
haid 10 dan nyeri pinggul. Biasanya kista korpus luteum akan
hilang dalam beberapa bulan dengan berkonsultasi dengan dokter.5
3) Kista Teka Lutein
Kista teka lutein biasanya terjadi pada wanita yang
mengalami kehamilan ektopik dan akan hilang saat penderita telah
melahirkan bayinya. Kehamilan ektopik adalah keadaan tidak
normal dari pembuahan sel telur yang dibuahi di luar uterus.
Biasanya dibuahi pada salah satu tuba falopi. 5
4) Kista Endometrium
Kista endometrium merupakan kista yang paling sering
ditemukan pada wanita muda dan tidak mempunyai banyak anak.
Kista ini berupa kista kista biru kecil dan kista besar yang berisi
darah tua berwarna coklat. Endometriosis adalah suatu keadaan
dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di
luar kavum uteri. Jaringan endometrium terdapat di dalam
miometrium atau pun di luar uterus.5
5) Kista Stein Leventhhal
Kista Stein Leventhal (Polycystic Ovary Syndrome) sering
menyebabkan ketidakteraturan menstruasi pada wanita usia
reproduksi. Kadar Luteinizing Hormone (LH) meninggi yang
menyebabkan folikel terstimulasi tanpa menghasilkan telur. Folikel

12
tersebut mengalami lutenisasi yang mengakibatkan produksi
testosteron ovarium dan secara tidak langsung mengubah kadar
estrogen. Kista terbentuk di dalam ovarium karena ovarium tidak
dapat melepaskan sebuah telur pun dan kemudian terjadi
hiperplasia sel teka. Kista kecil-kecil yang banyak dapat dilihat di
dalam ovarium pada pemeriksaan ultrasonografi pelvis. Setiap kista
berdiameter < 8mm dengan peningkatan stroma sentral yang
menyebabkan gangguan hormonal yang bertanggung jawab
sebagai penyebab kombinasi beberapa gejala berikut: anovulasi
kronis, kelebihan androgen yang menyebabkan penampilan
hirsutisme, jerawat, hiperinsulinemia, hiperestrogenemia,
hiperprolaktinemia, peningkatan berat badan, pembesaran ovarium,
dan infertilitas. Penyakit ini dapat muncul saat menarche, setelah
terapi androgen, atau setelah mengalami stress pada jangka waktu
lama6

Gambar 2: Polycystic Ovary

13
b. Neoplastik
Yang termasuk golongan ini ada 3 jenis:
1) Kistoma ovarii musinosum
Kistoma ovarii musinosum atau kistadenoma musinosa
adalah kista yang bersifat multilokular, berlobus-lobus, dan
memiliki permukaan halus. Lesi bilateral jarang ditemukan. Lesi
ini dapat menjadi sangat besar, kadang-kadang mencapai berat
>50kg. Secara mikroskopik, tampak kista berdinding selapis atau
dua lapis sel columnar. Sel epitel membengkak dan sitoplasma
berisi musin, sehingga mendorong inti sel ke basal. Bila sel pecah,
musin tercurah ke dalam lumen kista. 7 Kista ovarium jenis ini di
dalam banyak aspek analog dengan tumor serosa dan perbedaannya
bahwa epitel terdiri atas sel penghasil musin yang serupa dengan
yang ditemukan pada mukoendoserviks. Delapan puluh persen
tumor ini bersifat jinak, 10% memiliki potensi keganasan yang
rendah, sisanya ganas atau kistadenokarsinoma.

Gambar 3: Kista Ovarii Musinosum8

14
2) Kista Ovarii Serosum
Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan dengan
musinosum, tetapi ukurannya jarang sampai besar sekali. Dinding
luarnya dapat menyerupai kista musinosum. Pada umumnya kista
ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ephitelium).
Isi kista cair, kuning, dan kadang coklat karena bercampur darah.
Kistoma ovarii serosum ini merupakan kista unilokular atau
multilokular dengan 10-20 % bersifat bilateral. Kistoma ovarii
serosum biasanya ditemukan pada usia antara 30 sampai 40 tahun.
Sekitar 60% jinak, 15% dengan potensi keganasan rendah, dan
25% ganas.9

Gambar 4: Kista Ovarii Serosum8


3) Kista dermoid
Kista dermoid mewakili 25% dari semua neoplasma ovarium.
Teratoma ini bervariasi ukurannya mulai dari diameter beberapa
milimeter hingga 25cm dan bersifat bilateral pada 10-15% kasus.
Strukturnya biasanya merupakan struktur kistik kompleks dan
mengandung unsur-unsur dari ketiga lapisan sel germinal
(endoderm, mesoderm, ektoderm). Sebanyak 1-2% akan

15
mengalami transformasi ke arah keganasan. Tumor mengandung
elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal. Lumen dari kista
dermoid ini mengandung material sebasea dan rambut.7,10

Gambar 5: Kista Dermoid8

D. Faktor penyebab timbulnya kista ovarium


Penyebab timbulnya kista ovarium adalah terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofisis, atau indung telur itu
sendiri dan timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus
menstruasi, faktor penyebab timbulnya kista ovarium yaitu11:
 Riwayat kista ovarium terdahulu.
 Siklus haid tidak teratur.
 Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda).
 Penderita hipotiroid.
 Penderita kanker payudara yang pernah menjalanii kemoterapi.

E. Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone
dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa
mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara

16
normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam
jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan
penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal
melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium
karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel
yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak
terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum
mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal
yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat
distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional
multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas
terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan
yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau
folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian
seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa
yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan
berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan
cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa
dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan
diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein.

17
Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG. Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang
berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau
jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan
ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang
serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis
ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari
germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi
elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan
mesodermal.

F. Manifestasi Klinis
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau
hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang
berkembang menjadi besar dan menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian
penyakit tidak biasa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin
gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang
panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski
demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan
ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala
berikut yang muncul bila anda mempunyai kista ovarium:
a. Perut terasa penuh, berat, kembung
b. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
c. Haid tak teratur
d. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar
kepanggul bawah dan paha.
e. Nyeri senggama

18
f. Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada
saat hamil.
Gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan
segera :
a. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
b. Nyeri bersamaan dan demam
c. Rasa ingin muntah

G. Pemeriksaan Penunjang5
a. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah
tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-
sifat tumor itu.
b. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor
apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing,
apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara
cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
c. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi
dalam tumor. Penggunaan foto rontgen pada pictogram intravena dan
pemasukan bubur barium dalam colon disebut di atas.
d. CA-125
CA-125 yaitu memeriksa kadar protein di dalam darah yang disebut
CA125. Kadar CA-125 juga meningkat pada perempuan subur,
meskipun tidak ada proses keganasan. Tahap pemeriksaan CA-125
biasanya dilakukan pada perempuan yang berisiko terjadi proses
keganasan, kadar normal CA-125 (0-35 u/ml).

H. Diagnosis

19
Diagnosis tentang adanya kista di ovarium umumnya ditemukan
setelah melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan ginekologis) serta
pemeriksaan ultrasonografi. Temuan mengenai adanya kista ovarium baik
kista fisiologis maupun patologis kadangkala merupakan temuan yang
tidak disengaja ketika melakukan pemeriksaan ginekologis atau
pemeriksaan ultrasonografi. Adanya kista di ovarium baik yang bersifat
fisiologis maupun patologis pada umumnya tidak disadari oleh seorang
wanita, kecuali kista tersebut membesar, menekan organ lain atau melintir
(torsi), sehingga menimbulkan berbagai keluhan.

I. Penatalaksanaan
Menurut Wiknjosastro, menyatakan bahwa dapat dipakai prinsip
bahwa kista ovarium neoplastik memerlukan operasi dan kista
nonneoplastik tidak. Jika menghadapi kista yang tidak memberi gejala atau
keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis
dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut
adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi merupakan kista
nonneoplastik. Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami pengecilan
secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan
setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira
besarnya normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2
sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologik
berulang. Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam
pertumbuhan kista tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa
kemungkinan besar kista itu bersifat neoplastik, dan dapat
dipertimbangkan satu pengobatan operatif.5
Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas
ialah pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium
yang mengandung kista. Akan tetapi, jika kistanya besar atau ada
komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai
dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi). Pada saat operasi

20
kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah ditemukan pada
satu atau pada dua ovarium.5

21
Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka,
untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan
meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang
dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk
mendapatkan kepastian apakah kista ganas atau tidak. Jika terdapat
keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan salpingo-ooforektomi
bilateral. Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan
dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel granulosa),
dapat dipertanggung-jawabkan untuk mengambil resiko dengan
melakukan operasi yang tidak seberapa radikal5.
Terapi bergantung pada ukuran dan konsistensi kista dan
penampakannya pada pemeriksaan ultrasonografi. Mungkin dapat diamati
kista ovarium berdiameter kurang dari 80 mm, dan skening diulang untuk
melihat apakah kista membesar. Jika diputuskan untuk dilakukan terapi,
dapat dilakukan aspirasi kista atau kistektomi ovarium. Kista yang terdapat
pada wanita hamil, yang berukuran >80 mm dengan dinding tebal atau
semisolid memerlukan pembedahan, setelah kehamilan minggu ke 12.
Kista yang dideteksi setelah kehamilan minggu ke 30 mungkin sulit
dikeluarkan lewat pembedahan dan dapat terjadi persalinan prematur.
Keputusan untuk melakukan operasi hanya dapat dibuat setelah
mendapatkan pertimbangan yang cermat dengan melibatkan pasien dan
pasangannya. Jika kista menimbulkan obstruksi jalan lahir dan tidak dapat
digerakkan secara digital, harus dilakukan seksio sesaria dan kistektomi
ovarium.5

J. Komplikasi
Menurut Wiknjosastro, komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium
yaitu:
1) Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur
menyebabkan pembesaran kista dan menimbulkan gejala klinik yang

22
minimal. Akan tetapi bila perdarahan terjadi dalam jumlah banyak,
akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut
mendadak.
2) Putaran tungkai
Dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm. Putaran
tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi, adanya putaran tangkai
menimbulkan tarikan terhadap peritonium perietale dan ini
menimbulkan rasa sakit. Karena vena lebih mudah tertekan, terjadilah
pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran tumor
dan terjadi perdarahan didalamnya.
3) Infeksi pada tumor
Terjadi jika di dekat kista ada kuman patogen, seperti
appendisitis,atau salpingitis.
4) Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula sebagai akibat trauma,
seperti jatuh, atau pukulan di perut. Bila terjadi robekan disertai
hemoragi maka akan terjadi perdarahan dan menimbulkan nyeri yang
berlangsung terus-menerus.
5) Perubahan keganasan
Dapat terjadi pada beberapa kista seperti kistadenoma ovary serosum,
kistadenoma ovari musinosum. Oleh sebab itu, setelah diangkat perlu
pemeriksaan yang seksama terhadap kemungkinan perubahan
keganasan. 5

K. Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat
tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian
disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium
saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering
ditemukan sudah dalam stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5
tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk stadium FIGO Ia dan

23
11.1% untuk stadium IV. Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan
hidup 82% sedangakan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista
dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk. Sebagian besar tumor sel
germinal yang terdiagnosis pada stadium awal memiliki prognosis yang
sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan
prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor
nondisgerminoma. Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi
keganasan yang rendah mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap
berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara keseluruhan
angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2%.7

24
25
DAFTAR PUSTAKA

1. Owen, E. Panduan kesehatan bagi wanita (Edisi 1). Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya. 2005.
2. Vorvick, Linda J. Ovarian Cysts. Available from:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/17108.htm
[Accessed 26 Februari 2012]
3. Triyanto E, Handoyo. Peran suami terhadap istri yang menderita kista
ovarium di purwokerto. The Sudirman Journal of Nursing. 2009; 4(2):80-
74.
4. Yunni S. Pengalaman wanita usia subur dengan kista ovarium [internet].
Medan: USU; 2011
5. Winkjosastro H. dan Prawiroraharjo S., ilmu Kandungan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
6. Sinclair, Norman. Polycystic Ovary Syndrome. United States of America:
Cambridge. 2010.
7. Norwitz, Errol dan John Schorge. At a Glance: Obstetri & Ginekologi.
Jakarta: Erlangga. 2008.
8. Netter, Frank H. Netter’s Obstetry & Gynecology.United States Of
America: Saunders, an imprint of Elsevier Inc. 2008.
9. Kumar, Cotran, Robbins. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC. 2013
10. Hoskins, William J. 2005. Principles and Practice of Gynecologic
Oncology. United States of America: Lippincott Williams & Wilkins.
11. Leli L. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang kista ovarium di
desa Jabung Sragen tahun 2013. Puwokerto: Stikes Kusuma Husada; 2013

26
27

Anda mungkin juga menyukai