ABORTUS IMMINENS
Disusun oleh:
Pembimbing :
2020
ii
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
1.2 Anamnesis…………………………………………………………....4
1.7 Penatalaksanaan………………………………………………….......11
1.8 Prognosis………………………………………………………..…...12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................23
3iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan tugas laporan kasus ini
dengan judul “Abortus Imminens“. Tugas laporan kasus ini diajukan untuk memenuhi
tugas dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan di Rumah
Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten Cirebon.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam tema dan judul yang diangkat dalam laporan kasus ini. Akhir kata
semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak-pihak
yang membutuhkan umumnya.
Penulis
4
BAB I
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan
Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Desa Sukadana, Kec. Pabuaran, Kab.Cirebon
Tanggal masuk : 24 Agustus 2020
Jam Masuk : 15:30 WIB
2. ANAMNESIS
a. Keluhan utama :
Keluar darah dari jalan lahir
b. Riwayat penyakit sekarang:
Seorang perempuan, berusia 37 tahun datang ke Poliklinik Kandungan
RSUD Waled Kabupaten Cirebon pada tanggal 24 Agustus 2020 pukul
14:00 WIB dengan G4P3A0 gravida 16 minggu dengan Abortus
5
Imminens, pasien mengatakan keluar darah sejak pukul 22:00 WIB pada
hari Minggu, 23 agustus 2020 dan mulai berhenti pada keesokan harinya.
Darah yang keluar bewarna merah segar. Diceritakan pada awalnya pasien
mengalami mulas yang hilang timbul disertai rasa tidak enak badan pada
hari kamis 20 agustus 2020, lalu pasien memeriksakan diri ke puskesmas
terdekat pada hari jumat tanggal 21 agustus 2020 dan diberi vitamin oleh
petugas puskesmas lalu disarankan untuk istirahat dirumah, namun pasien
tetap pergi bekerja. Pada hari minggu 23 agustus 2020 pasien mengalami
perdarahan, perdarahan terjadi setelah pasien melakukan hubungan suami
istri. Pasien mengatakan darah yang keluar tidak terlalu banyak atau
sejumlah 1 pembalut dan berhenti pada keesokan harinya saat pasien
memeriksakan diri ke dokter di rumah sakit. Pendarahan tidak disertai
gumpalan. Pasien beberapa kali melakukan hubungan suami istri sejak
awal kehamilan ini. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
c. Riwayat penyakit ibu
- Riwayat DM : Disangkal
- Riwayat HT : Disangkal
- Riwayat penyakit jantung : Disangkal
- Riwayat Penyakit Paru : Disangkal
- Riwayat penyakit ginjal : Disangkal
- Riwayat alergi obat/makanan : Disangkal
- Riwayat Asma : Disangkal
d. Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat penyakit jantung : Disangkal
- Riwayat DM : Disangkal
- Riwayat HT : Disangkal
- Riwayat Asma : Disangkal
- Riwayat Alergi : Disangkal
e. Riwayat operasi
6
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Tampak sakit sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital sign :
i. Tekanan darah : 130/90 mmHg
ii. Nadi : 98 x/menit
iii. Respirasi : 20 x/menit
iv. Suhu : 36,6 °C
d. Berat badan : 58 kg
e. Tinggi badan : 154cm
f. Status generalis :
- Kepala : Normocephal, rambut berwarna hitam dan tidak
mudah rontok
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
- Hidung : Deviasi (-), sekret (-), darah (-)
- Telinga : Darah (-), sekret (-)
- Mulut : Sianosis bibir (-), gusi berdarah (-), karies gigi (-)
- Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), peningkatan
JVP (-)
- Thoraks
Inspeksi : Datar, simetris, retraksi ICS (-), otot bantu pernapasan
(-), ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Nyeri tekan (-), fremitus taktil (+)
8
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hematologi
Darah rutin
Hematokrit 40 36-48 %
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 1 2-4 %
Limfosit 20 25-40 %
10
Monosit 7 2-8 %
Imunologi
PP test (+)
5. RESUME
Seorang perempuan, berusia 37 tahun datang ke Poliklinik Kandungan
RSUD Waled Kabupaten Cirebon pada tanggal 24 Agustus 2020 pukul 14:00
WIB dengan G4P3A0 gravida 16 minggu dengan Abortus Imminens, pasien
mengatakan keluar darah sejak pukul 22:00 WIB pada hari Minggu, 23
agustus 2020 dan mulai berhenti pada keesokan harinya. Darah yang keluar
bewarna merah segar. Diceritakan pada awalnya pasien mengalami mulas
yang hilang timbul disertai rasa tidak enak badan pada hari kamis 20 agustus
2020, lalu pasien memeriksakan diri ke puskesmas terdekat pada hari jumat
tanggal 21 agustus 2020 dan diberi vitamin oleh petugas puskesmas lalu
disarankan untuk istirahat dirumah, namun pasien tetap pergi bekerja. Pada
hari minggu 23 agustus 2020 pasien mengalami perdarahan, perdarahan
terjadi setelah pasien melakukan hubungan suami istri. Pasien mengatakan
darah yang keluar tidak terlalu banyak atau sejumlah 1 pembalut dan berhenti
pada keesokan harinya saat pasien memeriksakan diri ke dokter di rumah
sakit. Pendarahan tidak disertai gumpalan. Pasien beberapa kali melakukan
11
hubungan suami istri sejak awal kehamilan ini. BAB dan BAK tidak ada
keluhan.
6. DIAGNOSIS
Ny. S usia 37 tahun G4P3A0 Gravida 16 minggu dengan Abortus Imminens
7. PENATALAKSANAAN
Bed rest
Isoxsuprine HCl 2 x 10 mg
8. PROGNOSIS
- Ad vitam : dubia ad Bonam
- Ad functionam : dubia ad Bonam
- Ad Sanationam : dubia ad Bonam
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu menurut terjadinya abortus
dan menurut gambaran klinis. Menurut terjadinya dibedakan atas abortus spontan
yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja dan tanpa
menggunakan tindakan apa-apa sedangkan abortus provokatus adalah abortus
yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat.
2. Etiologi
konsepsi yang terjadi secara spontan hampir selalu didahului kematian embrio
atau janin, namun pada kehamilan beberapa bulan berikutnya, terkadang janin
masih hidup dalam uterus sebelum ekspulsi. Terjadinya abortus secara
spontan dapat dipengaruhi oleh berbagai etiologi yang saling terkait. Secara
umum, etiologi terjadinya abortus spontan dapat dibagi menjadi tiga yakni
janin, maternal, dan paternal.
1. Infeksi
Beberapa organisme seperti Treponema pallidum, Chlamydia
trachomatis, Neisseria gonorhoeae, Streptococcus agalactina, virus
Herpes Simplex, Cytomegalovirus listeria monocytogenes, dan
Toxoplasma dicurigai berperan sebagai penyebab abortus. Isolasi yang
dilakukan pada Mycoplasma hominis dan Ureaplasma urealyticun dari
traktus genetalia sebagaian wanita yang mengalami abortus telah
menghasilkan hipotesis yang menyatakan bahwa infeksi mikoplasma
yang menyangkut traktus genetalia dapat menyebabkan abortus. Dari
kedua organisme tersebut, diketahui bahwa Ureaplasma urealyticum
merupakan penyebab utama.
2. Penyakit Kronis yang Melemahkan
Abortus pada masa awal kehamilan jarang disebabkan oleh
penyakit kronis yang melemahkan imunitas ibu seperti tuberculosis
atau karsinomatosis. Salah satu penyakit yang diasosiasikan dengan
abortus spontan adalah celiac sprue. Terdapat asosiasi yang kuat
antara abortus dan abortus berulang dengan antibodi antigliadin dari
penyakit celiac karena bersifat toksik terhadap trophoblast.
Abortus jarang disebabkan karena seorang ibu mengalami
hipertensi, namun hipertensi dapat menyebabkan kematian janin dan
persalinan prematur. Diabetes yang tidak terkendali sering
dihubungkan dengan peningkatan kejadian abortus spontan.
Peningkatan kejadian dikaitkan dengan abnormalitas struktur pada
fetus. Namun pada wanita dengan diabetes yang terkendali, diabetes
jarang menjadi penyebab abortus.
3. Pengaruh Endokrin
16
6. Faktor-Faktor Immunologis
Abortus diperkirakan terjadi akibat gagalnya sebuah proses supresi
sistem imun. Faktor imunologis yang telah terbukti signifikan dapat
menyebabkan abortus spontan yang berulang antara lain : antikoagulan
lupus (LAC) yang mengakibatkan destruksi vaskuler, trombosis,
abortus serta destruksi plasenta. Obstetrical antiphospolipid syndrome
penyakit auto imun yang muncul pada kehamilan yang menyebabkan
keguguran berulang karena mengakibatkan thrombosis pembuluh
darah dan menyebabkan kerusakan plasenta, apoptosis jaringan,
keguguran.
7. Gamet yang Menua
Angka insiden abortus spontan juga dipengaruhi oleh umur sperma
dan ovum. Insiden abortus meningkat terhadap kehamilan yang
berhasil bila inseminasi terjadi empat hari sebelum atau tiga hari
sesudah peralihan temperatur basal tubuh, karena itu disimpulkan
bahwa gamet yang bertambah tua di dalam traktus genitalis wanita
sebelum fertilisasi dapat menaikkan kemungkinan terjadinya abortus.
Beberapa percobaan binatang juga selaras dengan hasil observasi
tersebut.
8. Laparotomi
Trauma akibat laparotomi kadang-kadang dapat mencetuskan
terjadinya abortus. Pada umumnya, semakin dekat tempat pembedahan
tersebut dengan organ panggul, maka kemungkinan terjadinya abortus
semakin besar.
9. Trauma Fisik dan Trauma Emosional
18
3. Patogenesis
Proses terjadinya abortus berawal dari perdarahan pada desidua basalis
yang kemudian diikuti oleh proses nekrosis pada jaringan sekitar daerah yang
mengalami perdarahan itu. Dengan demikian konseptus terlepas sebagian atau
seluruhnya dari tempat implantasinya. Konseptus yang telah lepas dari
perlekatannya merupakan benda asing di dalam uterus dan merangsang rahum
untuk berkontraksi. Rangsangan yang terjadi semakin lama semakin
bertambah kuat dan terjadilah his yang memeras isi rahim keluar.
Pada keguguran yang terjadi sebelum kehamilan kurang dari 8 minggu
pelepasannya dapat terjadi sempurna sehingga terjadi abortus kompletus oleh
karena villi koreales belum tumbuh terlalu mendalam ke dalam lapisan
desidua. Pada kehamilan antara 8 minggu sampai 14 minggu villi koriales
menembus desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan
sempurna oleh karena villi koriales telah tumbuh dan menembus lapisan
desidua jauh lebih tebal sehingga ada bagian yang terisa melekat pada dinding
rahim dan terjadilah abortus inkomplit. yang dapat menyebabkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu umumnya yang mula-mula
dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin, disusul kemudian oleh
plasenta yang telah lengkap terbentuk. Sisa abortus yang tertahan didalam
mengganggu kontraksi rahim yang menyebabkan pengeluaran darah yang
lebih banyak. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan
lengkap.
4. Gambaran klinis
abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus sering terjadi
infeksi yang dilihat dari demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus
membesar dan lembek, nyeri tekan,dan luekositosis. Pada pemeriksaan dalam
untuk abortus yang baru saja terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang
dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta
uterus berukuran kecil dari yang seharusnya. Pada pemeriksaan USG,
ditemukan kantung gestasional yang tidak utuh lagi dan tiada tanda-tanda
kehidupan dari janin. Sedangkan pada abortus imminens masih terdapat hasil
konsepsi pada pemeriksaan USG.
5. Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kehamilan muda dapat dilihat dari tabel di bawah ini:4
c. Pemeriksaan Penunjang
6. Diagnosis banding.
7. Penatalaksanaan
23
Abortus mengancam:
Pada kasus ini, dapat dianjurkan tirah baring, dan anjurkan untuk tidak
melakukan aktivitas berlebihan atau hubungan seksual. Analgesia dengan
asetaminofen dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri. Biasanya
dilakukan analisis terhadap ultrasonografi untuk melihat kondisi janin,
pemeriksaan serial serum hCG, dan kadar progesteron.
8. Prognosis
Ad vitam : dubia ad Bonam
Ad functionam : dubia ad Bonam
Ad Sanationam : dubia ad Bonam
24
DAFTAR PUSTAKA
3. Sarwono, P. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 2010. Hal 459.
4. Abortion. In : Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Bilstrap
LC, Wenstrom KD, editors. William Obsetrics. 24nd ed. USA : The McGraw-
Hills Companies, Inc ; 2014 : p. 215-237
5. Guyton, A. C., Hall, J. E., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta :
EGC. 2014. p. 1022
6. Saifuddin A. Perdarahan pada kehamilan muda dalam Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta,2006 Hal M9-M17