Presentan :
Nurshifa Eka Putri – 12100120679
Preseptor :
dr. Mustakim, Sp.A.
a) Antenatal : ibu hamil anak kedua pada usia 33 tahun. Ibu rutin
memeriksakan kehamilannya di bidan sebanyak 3-4 kali dalam 1 bulan.
Ibu rutin mengonsumsi vitamin dan penambah darah. Ibu juga rutin
memeriksakan ke dokter untuk USG. Hasil yang didapatkan pada USG
terakhir pada minggu ke 39 yaitu bayi normal. Riwayat diabetes melitus,
hipertensi, batuk lama, dan demam lama disangkal. Riwayat minum
jamu-jamuan dan obat diluar resep dokter disangkal.
b) Natal : Lahir secara spontan dengan usia kehamilan 38-39 minggu.
Lahir segera menangis, tonus otot baik, bayi cukup bulan. Skor APGAR
tidak diketahui. Berat badan lahir 1700 gram dan panjang badan 50 cm.
c) Post natal: Mendapatkan susu formula sampai usia 24 bulan
Riwayat Imunisasi :
0 Bulan Hep-B(<24jam)
SD kelas 1 DT
SD kelas 2 Td
SD kelas 5 Td
Riwayat Makanan
KEADAAN UMUM
1. Kesan umum : Tampak sakit sedang
2. Kesadaran : Compos Mentis E4 M6 V5
3. Tekanan Darah : 90/64 mmHg
4. Nadi : 100 x/menit, regular, isi cukup, kuat angkat
5. RR : 22 x/menit
6. Suhu : 34,6°C (diukur dengan thermogun + 0,4)
7. SpO2 : 98%
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA
1. Bentuk : Normocephal
2. Wajah : Simetris, edema (-), deformitas (-)
3. Rambut : Hitam halus, distribusi normal, tidak mudah tercabut
4. Mata : Simetris, konjungtiva anemis (+/+), mata cekung (-/-), sklera ikterik (-/-) pupil
bulat isokor, refleks cahaya (+/+) edema palpebrae (-/-)
5. Telinga : Lokasi dan bentuk normal, simetris, sekret (-/-)
6. Hidung : Lokasi dan bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-/-), pernapasan cuping
hidung (-)
7. Mulut : Sianosis (-), mukosa oral basah (+)
8. Gigi dan gusi : Tidak terdapat perdarahan maupun tanda peradangan pada gusi
9. Lidah : Coated tongue (+), Tremor (-)
PEMERIKSAAN FISIK
LEHER
Tidak ada retraksi suprasternal
KGB : tidak teraba pembesaran KGB
TORAKS
Paru-paru
• Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan dinding dada simetris, deformitas (-), retraksi (-)
• Palpasi : Gerakan simetris, sela iga tidak melebar, vocal fremitus kanan=kiri
• Perkusi : Sonor kanan=kiri
• Auskultasi : ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
• Palpasi : ictus cordis pada ICS V mid clavicular sinistra
• Perkusi : Batas jantung atas: ICS III parasternal sinistra
Batas jantung kanan: ICS IV parasternal dextra
Batas jantung kiri: Tidak dapat di nilai
• Auskultasi : Bunyi jantung S1-S2 murni regular, murmur (-), Gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
• Inspeksi : Cembung, retraksi epigastric(-), tidak tampak massa, bekas luka, spider navi (-),
caput medusa (-)
• Auskultasi : Bising usus normal
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan hipokondrium kanan (-/-) hepar
teraba(-), spleen teraba (-), nyeri tekan suprapubic (-)
• Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), ruang traube dull (-)
Ekstrimitas
• Atas kanan dan kiri : Akral hangat, CRT <2, jaundice (-), ptechie (-)
• Bawah kanan dan kiri : Akral hangat, CRT <2, jaundice (-), ptechie (-)
Kulit
• Turgor kulit normal, hiperemis (-), sianosis (-), ptechie (-), palmar eritema (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Neurologi Meningeal Sign:
Motorik: Tidak ada parese / normal Brudzinski I (-/-)
Refleks Fisiologis: Brudzinski II (-/-)
a. Bicep (+/+) Brudzinski III (-/-)
b. Tricep (+/+) Brudzinski IV (-/-)
c. Brachioradialis (+/+) Kaku kuduk (-/-)
Kernig (-/-)
d. Patella (+/+)
Laseque (-/-)
e. Achilles (+/+)
Refleks Patologis:
f. Babinski (-/-)
g. Gordon (-/-)
h. Schaffer (-/-)
i. Chaddock (-/-)
j. Oppenheim (-/-)
RESUME
An. M datang di bawa oleh ibunya ke IGD An. M datang di bawa oleh ibunya ke IGD RSU Dokter Slamet Garut dengan
keluhan pucat dan lemas. Keluhan pucat dan lemas dirasakan sejak 3 hari SMRS, menurut ibu pasien keluhan pucat dan
lemas di rasakan terus menerus dan berulang, keluhan pada pasien sudah timbul sejak pasien berusia 10 bulan dan pasien
rutin melakukan transfusi darah ketika keluhan pasien muncul.
Ibu pasien mengatakan sebelum pasien mengalami pucat dan lemas keluhan didahului dengn demam yang dirasakan sejak
6 hari SMRS. Keluhan demam di rasakan terus menerus lalu demam tersebut mereda ketika diberikan obat penurun panas.
Demam sempat turun pada hari ke empat dan lima sakit dan demam tersebut mulai membaik saat akan dibawa ke RS.
Demam diukur menggunakan punggung tangan ibu pasien tidak menggunakan termometer. Keluhan lain yang di rasakan
pasien yaitu muncul bintik kemerahan kecil kemudian gatal pada area wajah, tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri,
punggung, perut hampir pada seluruh badan.
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam batas
normal, pada saat pemeriksaan mata di temukan conjungtiva anemis (+/+), pada saat inspeksi abdomen di temukan cembung,
dan pada saat palpasi abdomen di temukan nyeri tekan epigastric(+).
Demam Tifoid
DIAGNOSIS
BANDING
Demam Paratifoid
USULAN PEMERIKSAAN
1.Darah Rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit)
2.Serologi
Test widal
IgM anti-S. Typhi
3.Rontgen:Thoraks, BNO
4.Kultur salmonella: darah, urine, feses
DIAGNOSIS KERJA
Demam Tifoid
TATALAKSANA
UMUM :
1. Indikasi rawat inap
2. Pro konsul dr Sp.A
3. Bed Rest
4. Diet susuai dengan kebutuhan kalori dan protein
Kalori : 47x 45 = 2.115 kkal
Protein : 1,0x 45 = 45 gr
Terapi Cairan Infus Asering 500 mL
Holday segar
1500+((BB-20) x 20)
1500+((45-20)x20)
=2000 cc/hari
4.Makro : 2000 :72 = 27 tpm
5.Mikro : 2000 : 24 = 83 tpm
TATALAKSANA
KHUSUS
1.
TATALAKSANA
3.
EDUKASI
Edukasi :
PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Quo Ad Functionam : Ad Bonam
Quo Ad Sanationam : Ad Bonam
TERIMA KASIH