Disusun Oleh :
Belinda Suhuyanly
01073170146
Pembimbing:
IDENTITAS
Nama : An. MR
Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 07 Oktober 2010
Usia : 8 tahun 3 bulan
Agama : Islam
Nomor rekam medis : RSUS 00-84-06-63
Alamat : Perum Panjang
Tanggal masuk : 4 Januari 2019
Tanggal pemeriksaan : 4 Januari 2019
Informasi diperoleh dengan alloanamnesis dari ibu dan nenek pasien.
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Pasien datang ke IGD RSU Siloam dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak 4 jam SMRS.
1
Setelah mengkonsumsi obat, ibu pasien mengatakan keluhannya membaik, pasien
tidak demam, namun masih muntah dan sakit kepala. Sejak 3 hari SMRS, ibu pasien
mengatakan popok pasien berwarna merah, namun mengira itu pengaruh obat yang
dikonsumsi. Volume BAK seperti biasa. Pasien kembali demam 1 hari SMRS, masih
dengan bengkak, muntah, dan sakit kepala. Bengkaknya di daerah wajah, perut, kaki,
dan terutama mata. Muntah menyemprot dan frekuensinya makin sering. Sakit kepala
makin memberat. Pasien dibawa lagi ke klinik dan diberi obat. Pasien kemudian tidur.
Pada pagi hari, 4 jam SMRS, pasien dibangunkan oleh ibunya namun tidak merespon.
Pasien membuka mata namun tampak tidak sadar dengan lingkungannya. Ibu pasien
lalu membawanya ke klinik. Di klinik, pasien sesak sehingga diberi oksigen lalu
dirujuk ke RSUS. Keluhan berupa kejang, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan
disangkal oleh ibu pasien. Warna dan volume BAK seperti biasa.
Riwayat Kehamilan:
Antenatal care dilakukan setiap bulan dibidan. Ibu pasien tidak pernah di USG. Ibu
pasien rutin mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh bidan. Demam, tekanan darah
tinggi, kencing manis, kejang, dan keputihan disangkal selama kehamilan. Ibu pasien
tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol maupun obat-obatan terlarang.
Kesan : Riwayat kehamilan baik
2
Riwayat Persalinan dan masa perinatal:
Pasien lahir 37-38 minggu, pervaginam dibantu oleh bidan. Pasien langsung menangis
spontan. Tidak ada biru maupun kuning. Berat badan lahir 3000 gram, panjang badan
lahir lupa.
Kesan : Riwayat persalinan dan masa perinatal baik.
Riwayat Nutrisi:
Pasien mendapatkan asi eksklusif selama 6 bulan, lalu ASI dilanjutkan dengan
pemberian MPASI pada usia 6 bulan. Pemberian makanan padat, berupa nasi ayam,
ikan, sayur diberikan saat usia 1 tahun. Riwayat nutrisi saat ini yaitu, pasien makan
berat berupa nasi, ayam, ikan, sayur dengan frekuensi 4x/hari, 1 porsi dan snack
berupa makanan bungkusan dan jajanan di jalan dengan frekuensi 2-3x/hari.
Kesan : kualitas kurang baik, kuantitas berlebih.
Riwayat Imunisasi:
0 Bulan : Hepatitis B 0
1 Bulan : BCG , Polio 1
2 Bulan : DTP-HB-Hib 1, Polio 2
3 Bulan : DTP-HB-Hib 2, Polio 3
4 Bulan : DTP-HB-Hib 3, Polio 4
9 Bulan : Campak
18 bulan : DPT-HB-Hib
24 Bulan : Campak
1 SD : DT dan campak
2 SD : Td
3
3 SD : Td
Kesan : Imunisasi sesuai program pemerintah lengkap
4
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 4 Januari 2019 jam 17.00 WIB (IGD)
Keadaan umum: Tampak sakit berat
Kesadaran : Koma (GCS 8 E1M5V2)
Tanda Vital
Laju nadi : 110x/menit, isi cukup, kuat angkat, regular
Laju napas : 38x/menit, cepat dan spontan
SpO2 : 97%
Suhu : 38,30C
Tekanan darah : 180/110 mmHg
5
Status Generalis
Sistem Deskripsi
6
Inspeksi: Perkembangan rongga dada (+/+)
Palpasi: Tidak dapat dikaji
Paru-paru Perkusi: Sonor (+/+)
Auskultasi: Vesikuler (+/+) menurun, ronchi (+/+),
wheezing -/-, stridor -/-, slem -/-
Iktus kordis tidak terlihat, tidak teraba
Jantung Bunyi jantung S1 & S2 reguler
Murmur (-), gallop (-)
Inspeksi: Distensi, bekas operasi (-), luka (-)
Auskultasi: Bising usus (+) menurun
Abdomen
Perkusi: Pekak (+), asites (+)
Palpasi: Ballotemen (-)
GCS : E1M5V2
Pupil: bulat, isokor, 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+
Neurologis Kuduk kaku (-), meningeal sign (-), motorik:
kesan lateralisasi (-), refleks fisiologis ++/++,
refleks Babinski +/+
7
PEMERIKSAAN PENUNJANG (4/1/19)
Laboratorium
1
Creatinine 0,7 mmol/L 0.5 - 1.3
eGFR 94,3 mmol/L >=60
Kesan : Leukositosis shift to the right, inflamasi, hiperurisemia
Urinalisis
References
TEST 4/1/19 Unit
Range
Macroscopic
Color Brown Clear
Appearance Cloudy 1,000 - 1,030
Specific Gravity 1,025 4,50 - 8,00
pH 6 -
Leucocyte Esterase - -
Nitrit - -
Protein (3+) 300 -
Glucose - -
Keton (1+) 15 -
Urobilinogen 0,2 0,10 - 1,00
Bilirubin - -
Occult Blood (3+) 200 -
Microscopic
Erythrocyte Many cells/𝜇L 0-3
Leukocyte 8 cells/ 𝜇L 0 - 10
Epitel 1+ 1+
Casts Silinder Granula 0-1/LPK
Crystals Amorph (1+)
Others -
Kesan : hematuria, proteinuria, ketonuria
Imunologi/Serologi
2
C3 L 5 90,0 - 180, 0
Kesan : peningkatan ASTO, penurunan C3
Mikrobiologi
Aerob M.O. Culture Result
Spesimen: Blood No growth of bacteria
Spesimen: Urine No growth of bacteria
Kesan : Tidak terdapat bakteri pada darah dan urin pasien
Radiologi
Kesan : infiltrat pada lapangan atas dan tengah paru kiri Kesan: suspek
pneumonia
3
PEMERIKSAAN PENUNJANG (5/1/19)
Mikrobiologi
Methicillin Resistent
Staphylococcus Aureus Result
(MRSA) Screening (5/1/19)
Spesimen: Swab MRSA screening test in 2x24 hours
Nose swab MRSA (-)
RESUME
Pasien MR, laki-laki, 8 tahun 3 bulan, datang ke IGD RSU Siloam dengan keluhan
penurunan kesadaran sejak 4 jam SMRS. Pasien mengalami demam naik turun sejak 8
hari SMRS, membaik ketika minum obat. Sejak 5 hari SMRS, pasien bengkak, muntah
menyemprot, dan sakit kepala. Bengkak pada daerah wajah, mata, perut, dan kaki.
Bengkak bertambah parah dipagi hari dan membaik saat siang hari. Frekuensi muntah
menyemprot sering dan bertambah sering sejak 1 hari SMRS. Sakit kepala dirasakan
pasien pada seluruh kepala dan bertambah parah sejak 1 hari SMRS. Urin pasien
berwarna merah sejak 3 hari SMRS, volume seperti biasa. Pasien pergi berobat
sebanyak 3 kali di bidan sebanyak 2 kali dan dokter. Pasien hanya diberi obat berupa
penurun demam.
Pada riwayat penyakit dahulu, terdapat keluhan berupa luka dan gatal-gatal pada
tungkai bawah 1 bulan SMRS. Ibu pasien mengolesi salep pada luka tersebut dan
keluhan membaik. Riwayat penyakit keluatga tidak ada yang pernah menderita
keluhan serupa.
4
yang baik. Lingkungan pasien tinggal kurang baik, yaitu cahaya matahari tidak dapat
masuk ke rumah, ekonomi menengah kebawah.
5
DIAGNOSIS KERJA
TATA LAKSANA
Mencegah kerusakan organ dengan menurunkan tekanan darah dalam waktu 1 jam
dengan target tensi diastolik <100 mmHg. Saat target tekanan darah tercapai, pasien
bisa pindah ke ruangan. Target terapi hipertensi pasien ini adalah tekanan darah
kembali normal untuk pasien ini, yaitu 112/73 mmHg.
Perbaikan kesadaran
Mengurangi edema pasien
Terapi:
- IVFD KaEn 1B 500ml/8 jam selama pasien belum sadar, apabila sudah sadar dan bisa
minum diganti jadi IV Stopper
- Parasetamol suppositoria 375 mg
- O2 3 lpm
- Furosemide IV bolus 40 mg
- Amlodipin PO 5 mg lewat NGT, apabila tekanan darah belum turun ditambah 5 mg
Amlodipin lagi
- Cefotaxim IV 3 x 1,5 g (setelah mengambil urin)
PROGNOSIS
Ad vitam: dubia
Ad functionam: dubia
Ad sanactionam: dubia
6
Pemantauan Tanda-tanda Vital di IGD/5-10 menit
18.55 180/110 79 40 37
20.35 160/110 88 37 37
21.05 170/120 78 28 37
21.35 160/120 98 32 37
21.45 160/120 90 30 37
7
FOLLOW UP
Tanggal Follow Up
5/1/2019 S: ICU, hari perawatan ke-1
Pk. 07.30 Kesadaran CM
Demam (-)
Muntah (-)
Kejang (-)
Bengkak (+) di kaki
Sakit kepala (+) seluruh kepala
Pandangan buram (-)
BAK on catheter: 350 ml, warna merah
O:
KU: TSS
Kes: CM (E3M6V5)
Tekanan darah : 142/101 mmHg, MAP : 120 mmHg
Laju nadi : 82 x/menit, isi cukup, kuat angkat, regular
Laju pernapasan : 29 x/menit
Suhu : 36,4oC
SaO2: 100%
Kulit: tampak bekas lesi (+)
Kepala : Normosefal
Mata : CA (-/-), SI (-/-), pupil bulat, isokor, 3mm / 3mm, RCL +/+,
RCTL +/+, edema periorbital (-)
Hidung: Sekret (-), pernafasan cuping hidung (-), NGT (+)
Telinga: Sekret (-)
Mulut: mukosa kering (+)
Leher : pembesaran KGB (-)
Dada : Retraksi (-)
Thorax : Vesikuler +/+, Ronki -/-, Wheezing -/-
Cor : S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : pekak, shifting dullness (+), bising usus (+), nyeri tekan (+)
suprapubik
8
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema (+) ekstremitas
bawah
St. Neurologis:
GCS : E3M6V5
Pupil: bulat, isokor, 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+
Meningeal sign (-),
Motorik: kesan lateralisasi (-), refleks fisiologis ++/++,
refleks patologis Babinski -/-
Intake: 1679 ml/hari, Output: 2240 ml/hari, Balance: - 561 ml/hari
GDS: 124 mg/dL
A:
GNAPS dengan riwayat hipertensi ensefalopati
P:
Diet Nephrisol 6 x 50 kalori
IVFD KaEn 1B 500ml/8 jam
NC 3 lpm
Furosemide IV 2 x 40 mg
Amlodipin PO 5 mg lewat NGT
Cefotaxime IV 3 x 1,5 g H1
6/1/2019 S: ICU, hari perawatan ke-2
Pk. 10.30 Kesadaran CM
Demam (-)
Muntah (-)
Kejang (-)
Bengkak (-)
Sakit kepala (+) seluruh kepala, berkurang
BAK on catheter: warna merah
O:
KU: TSS
Kes: CM (E4M6V5)
9
Tekanan darah : 121/71 mmHg
Laju nadi : 89 x/menit, isi cukup, kuat angkat, regular
Laju pernapasan : 27 x/menit
Suhu : 36,6oC
SaO2: 100%, room air
Kulit: tampak bekas lesi (+)
Kepala : Normosefal
Mata : CA (-/-), SI (-/-), pupil bulat, isokor, 3mm / 3mm, RCL +/+,
RCTL +/+, edema periorbital (-)
Hidung: Sekret (-), pernafasan cuping hidung (-), NGT (+)
Telinga: Sekret (-)
Mulut: mukosa kering (+)
Leher : pembesaran KGB (-)
Dada : Retraksi (-)
Thorax : Vesikuler +/+, Ronki -/-, Wheezing -/-
Cor : S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Timpani, shifting dullness (-), bising usus (+), nyeri tekan
suprapubik (-)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema ekstremitas bawah (-)
St. Neurologis:
GCS : E4M6V5
Pupil: bulat, isokor, 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+
Meningeal sign (-),
Motorik: kesan lateralisasi (-), refleks fisiologis ++/++,
refleks patologis Babinski -/-
Intake: 2065 ml/hari, Output: 2470 ml/hari, Balance: - 405 ml/hari
UO: 75 ml/jam
GDS: 106 mg/dL
A:
GNAPS dengan riwayat hipertensi ensefalopati
P:
10
Diet Nephrisol 6 x 50 kalori
IVFD KaEn 1B 500ml/8 jam
NC 3 lpm
Amlodipin PO 5 mg lewat NGT
Cefotaxime IV 3 x 1,5 g H2
Metoklopramid IV 3 x 5 mg
7/1/2019 S: ICU, hari perawatan ke-3
Pk. 06.30 Kesadaran CM
Demam (-)
Muntah (-)
Kejang (-)
Bengkak (-)
Sakit kepala (+) seluruh kepala, berkurang
BAK on catheter: warna merah
O:
KU: TSR
Kes: CM (E4M6V5)
Laju nadi : 100 x/menit, isi cukup, kuat angkat, regular
Laju pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 37,4oC
Kulit: tampak bekas lesi (+)
SaO2: 99%
Kepala : Normosefal
Mata : CA (-/-), SI (-/-), pupil bulat, isokor, 3mm / 3mm, RCL +/+,
RCTL +/+
Hidung: Sekret (-), pernafasan cuping hidung (-), NGT (+)
Telinga: Sekret (-)
Mulut: Bibir lembap, sianosis (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Dada : Retraksi (-)
Thorax : Vesikuler +/+, Ronki -/-, Wheezing -/-, Slem -/-
Cor : S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
11
Abdomen : Timpani, shifting dullness (-), bising usus (+), nyeri tekan (-
)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema ekstremitas bawah (-)
St. Neurologis:
GCS : E4M6V5
Pupil: bulat, isokor, 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+
Meningeal sign (-),
Motorik: kesan lateralisasi (-), refleks fisiologis ++/++,
refleks patologis -/-.
Intake: 1835 ml/hari, Output: 2012 ml/hari, Balance: - 178 ml/hari
UO: 84 ml/jam
GDS: 106 mg/dL
A:
GNAPS dengan riwayat hipertensi ensefalopati
P:
Diet Nephrisol 6 x 50 kalori
IVFD KaEn 1B 500ml/8 jam
Amlodipin PO 5 mg lewat NGT
Cefotaxime IV 3 x 1,5 g H3
Metoklopramid IV 3 x 5 mg
8/1/2019 S: ICU, hari perawatan ke-4 pindah ke bangsal lt. 3 (3C04)
Pk. 08.00 Kesadaran CM
Demam (-)
Muntah (-)
Kejang (-)
Bengkak (-)
Sakit kepala (-)
BAK on catheter: warna merah
O:
KU: TSR
12
Kes: CM (E4M6V5)
Laju nadi : 100 x/menit, isi cukup, kuat angkat, regular
Laju pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 38oC
SaO2: 99%
Kulit: tampak bekas lesi (+)
Kepala : Normosefal
Mata : CA (-/-), SI (-/-), pupil bulat, isokor, 3mm / 3mm, RCL +/+,
RCTL +/+
Hidung: Sekret (-), pernafasan cuping hidung (-), NGT (+)
Telinga: Sekret (-)
Mulut: Bibir lembap, sianosis (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Dada : Retraksi (-)
Thorax : Vesikuler +/+, Ronki -/-, Wheezing -/-, Slem -/-
Cor : S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Timpani, shifting dullness (-), bising usus (+), nyeri tekan (-
)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema ekstremitas bawah (-)
St. Neurologis:
GCS : E4M6V5
Pupil: bulat, isokor, 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+
Meningeal sign (-),
Motorik: kesan lateralisasi (-), refleks fisiologis ++/++,
refleks patologis -/-.
UO: 84 ml/jam
GDS: 106 mg/dL
A:
GNAPS dengan riwayat hipertensi ensefalopati
P:
Diet rendah garam
13
IVFD KaEn 1B 500ml/8 jam
Amlodipin PO 5 mg lewat NGT
Cefotaxime IV 3 x 1,5 g H4
Metoklopramid IV 3 x 5 mg
9/1/2018 S: Hari perawatan ke-5
Pk. 15.30 Demam (-)
Muntah (-)
Bengkak (-)
Sakit kepala (-)
BAK aff catheter, warna merah
O:
KU: TSR
Kes: CM (E4M6V5)
Laju nadi : 90 x/menit, isi cukup, kuat angkat, regular
Laju pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 37,1oC
SaO2: 99%
Kulit: tampak bekas lesi (+)
Kepala : Normosefal
Mata : CA (-/-), SI (-/-), pupil bulat, isokor, 3mm / 3mm, RCL +/+,
RCTL +/+
Hidung: Sekret (-), pernafasan cuping hidung (-), NGT (-)
Telinga: Sekret (-)
Mulut: Bibir lembap, sianosis (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Dada : Retraksi (-)
Thorax : Vesikuler +/+, Ronki -/-, Wheezing -/-, Slem -/-
Cor : S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Timpani, shifting dullness (-), bising usus (+), nyeri tekan (-
)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema ekstremitas bawah (-)
St. Neurologis:
14
GCS : E4M6V5
Pupil: bulat, isokor, 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+
Meningeal sign (-),
Motorik: kesan lateralisasi (-), refleks fisiologis ++/++,
refleks patologis -/-.
UO: 84 ml/jam
GDS: 97 mg/dL
A:
GNAPS dengan riwayat hipertensi ensefalopati
P:
Diet rendah garam
IV stopper
Amlodipin PO 5 mg
Cefotaxime IV 3 x 1,5 g H5
Metoklopramid IV 3 x 5 mg
10/1/2018 S: Hari perawatan ke-6
Pk. 11.30 Demam (-)
Muntah (-)
Kejang (-)
Bengkak (-)
Sakit kepala (-)
Makan 1, porsi ¾
Minum 150 ml
BAK 3x, warna kuning jernih
O:
KU: TSR
Kes: CM (E4M6V5)
Laju nadi : 90 x/menit, isi cukup, kuat angkat, regular
Laju pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 37oC
15
SaO2: 99%
Kulit: tampak bekas lesi (+)
Kepala : Normosefal
Mata : CA (-/-), SI (-/-), pupil bulat, isokor, 3mm / 3mm, RCL +/+,
RCTL +/+
Hidung: Sekret (-), pernafasan cuping hidung (-)
Telinga: Sekret (-)
Mulut: Bibir lembap, sianosis (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Dada : Retraksi (-)
Thorax : Vesikuler +/+, Ronki -/-, Wheezing -/-, Slem -/-
Cor : S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Timpani, shifting dullness (-), bising usus (+), nyeri tekan (-
)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema ekstremitas bawah (-)
St. Neurologis:
GCS : E4M6V5
Pupil: bulat, isokor, 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+
Meningeal sign (-),
Motorik: kesan lateralisasi (-), refleks fisiologis ++/++,
refleks patologis -/-.
UO: 84 ml/jam
A:
GNAPS dengan riwayat hipertensi ensefalopati
P:
Diet rendah garam
IV stopper
Amlodipin PO 5 mg
Cefotaxime IV 3 x 1,5 g H6 STOP
Lisinopril 1 x 2,5 mg
Rawat jalan
16
ANALISIS KASUS
Pasien MR, laki-laki, 8 tahun 3 bulan, datang ke IGD RSU Siloam dengan keluhan
penurunan kesadaran sejak 4 jam SMRS. Pasien mengalami demam naik turun sejak 8 hari
SMRS, membaik ketika minum obat. Sejak 5 hari SMRS, pasien bengkak, muntah
menyemprot, dan sakit kepala. Bengkak pada daerah wajah, mata, perut, dan kaki. Bengkak
bertambah parah dipagi hari dan membaik saat siang hari. Frekuensi muntah menyemprot
sering dan bertambah sering sejak 1 hari SMRS. Sakit kepala dirasakan pasien pada seluruh
kepala dan bertambah parah sejak 1 hari SMRS.
Kesadaran memerlukan fungsi normal dari kedua hemisfer otak dan ascending
reticular activating system (ARAS). Penurunan kesadaran dapat disebabkan karena trauma,
vaskular, infeksi, maupun gangguan metabolik.1 Penyebab trauma dapat disingkirkan karena
pasien tidak ada riwayat terbentur kepalanya. Penyebab vaskular juga dapat disingkirkan
karena berdasarkan anamnesis, sakit kepala pasien sudah ada sejak 5 hari SMRS dan semakin
memberat baru akhirnya menyebabkan penurunan kesadaran sedangkan pada masalah
vaskular, sakit kepala hebat terjadi tiba-tiba kemudian pasien tidak sadar. Penyebab infeksi
berupa ensefalitis atau meningoensefalitis masih dapat dijadikan etiologi penurunan
kesadaran pada kasus ini, karena pada anamnesis didapatkan adanya demam sejak 8 hari
SMRS. Gangguan metabolik juga masih dapat dipikirkan karena pasien muntah-muntah sejak
5 hari SMRS dengan frekuensi sering dan disertai penurunan intake. Kemungkinan penyebab
metabolik berupa gangguan ensefalopati metabolik, ensefalopati hipertensi, atau
hipoglikemia dan ketoasidosis pada anak penderita diabetes. Ibu pasien menyangkal adanya
riwayat diabetes, sehingga penyebab hipoglikemia dan ketoasidosis dapat disingkirkan.
Adanya peningkatan tekanan intrakranial dipikirkan karena pasien sakit kepala, muntahnya
menyemprot, ditambah dengan penurunan kesadaran.1 Keluhan bengkak juga dirasakan
pasien sejak 5 hari SMRS. Bengkak terjadi pada wajah, mata, perut, dan ekstremitas bawah.
Bengkak terjadi terutama di mata dan berkurang pada siang hari. Selain itu, pasien
mengeluhkan adanya perubahan warna urin menjadi merah sejak 3 hari SMRS. Penyebab
yang masih mungkin menjadi penyebab penurunan kesadaran pada pasien adalah infeksi
(ensefalitis, meningoensefalitis) atau gangguan metabolik (ensefalopati metabolik,
ensefalopati hipertensi).
17
Ketika pasien datang, tatalaksana yang dilakukan berupa ABCDE. Pertama, melihat
kondisi pasien secara singkat, pasien tampak tidak sadar, kaki bengkak, dan terdapat bekas
luka. Lalu lanjut menilai airway pasien tidak ada sumbatan, breathing pasien tampak sesak,
RR meningkat 38x/menit, saturasi 95%, pada pemeriksaan dada tampak ada retraksi,
auskultasi terdengar bunyi vesikuler dan rhonki pada kedua lapang paru. Nasal cannul 3 lpm
diberikan. Circulation, laju nadi 110x/menit, tekanan darah 180/110 mmHg, pasien sudah
termasuk hipertensi krisis. Hipertensi krisis adalah kenaikan tekanan darah yang cepat dan
sering kali jauh diatas batas hipertensi derajat 2. Hipertensi krisis dibagi 2, yaitu hipertensi
emergensi dan urgensi. Hipertensi emergensi apabila menimbulkan gejala akibat kerusakan
organ target yang mengancam jiwa seperti ensefalopati atau gagal jantung kongestif.2 lalu
tampak adanya edema pada periorbital, tungkai, dan pada pemeriksaan abdomen, perut
tampak cembung. Pemberian cairan 500ml/8 jam untuk menjaga agar jumlah cairan yang
masuk tidak berlebih. Penanganan hipertensi emergensi dengan penurunan kesadaran adalah
dengan obat antihipertensi secara IV dan furosemid, sambil menunggu kerja obat, lanjut
mengecek disability GCS 8 (E1M5V2), pemeriksaan lain berupa pupil bulat isokor 3mm/3mm,
RCL +/+, RCTL +/+, kuduk kaku, dan tanda rangsang meningeal negatif sehingga, penyebab
meningoensefalitis disingkirkan. Pada kasus ini, pemberian amlodipine melalui NGT yang
berupa calcium channel blocker dipilih. Tekanan darah harus diturunkan dalam waktu 1 jam
hingga mencapai target tensi diastolik <100 mmHg. Dosis amlodipine adalah 0,05 mg/kg/hari
dengan dosis maksimal 0,2 mg/kg/hari. Pada anak ini, pemberian amlodipine adalah
sebanyak 5 mg. Furosemide dosis 1 mg/kg/kali, 2 kali sehari secara IV atau oral juga
diberikan, pada pasien furosemide 30 mg/kali IV. Jika dengan tekanan darah belum turun,
penambahan kaptopril 0,3 mg/kg/kali, 2-3 kali sehari dosis maksimal 2 mg/kg/hari. Pada
pasien ini dosis kaptopril adalah 0,9 mg/kali. Apabila masih belum turun, obat anti hipertensi
golongan lain dapat diberikan.3 Kateter dipasang untuk mengetahui jumlah cairan yang
keluar. Pada kantong urin didapatkan warna urin merah dengan volume 600 cc.
18
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah4
maks 10 mg/dosis
Setelah target tekanan darah tercapai, pasien dapat pindah ke bangsal dan dilakukan
pantau diuresis dan balans pasien. Target terapi hipertensi pasien ini adalah tekanan darah
kembali normal untuk pasien ini, yaitu 112/73 mmHg.
Examine keluhan pasien dari orang yang mengantar dan mengetahui kondisi pasien.
Keluhan urin berwarna merah sudah dirasakan pasien sejak 3 hari SMRS. Diagnosis pasien
sementara adalah GNA. Untuk mengetahui sumber infeksi, ditanyakan mengenai adanya
batuk, pilek, nyeri tenggorokan dalam 1-2 minggu terakhir, atau adanya infeksi kulit dalam 2-
4 minggu terakhir. Pasien memiliki keluhan berupa luka dan gatal-gatal pada tungkai bawah
1 bulan SMRS. Ibu pasien mengolesi salep pada luka tersebut, keluhan membaik, namun
bekas lesi masih ada pada kaki. Pada pemeriksaan abdomen lebih lanjut didapatkan shifting
dullness positif, yang menunjukkan adanya asites. Hal ini mendukung diagnosis GNAPS
19
dengan komplikasi ensefalopati hipertensi. Untuk menunjang diagnosis GNAPS, maka
dilakukan pemeriksaan penunjang berupa urinalisis, laboratorium berupa hematologi dan
fungsi ginjal, serta pemeriksaan kultur mikrobiologi. Pemeriksaan mikrobiologi berupa
biakan kuman pada darah dan urin dilakukan untuk menegakkan diagnosis pasti GNAPS,
namun hasilnya tidak tumbuh. Biakan kuman seharusnya dilakukan pada sumber infeksi,
yaitu lesi pada kaki. Namun, biakan dapat negatif karena lesi pada kaki pasien yang sudah
mengering.5 Karena hasil biakan tidak mendukung, maka pemeriksaan serologi terhadap
antigen streptokokus dilakukan. Pemeriksaan berupa ASTO dan C3 dengan hasil yang
diharapakn ASTO meningkat dan C3 menurun, sesuai dengan hasil serologi pasien.5
Pemeriksaan X-ray thorax dilakukan karena pasien sesak, terdengar rhonki pada kedua
lapang paru dan salah satu komplikasi dari GNAPS adalah edema paru. Hasilnya terdapat
cardiothoracic ratio (CTR) kurang dari 50% dan terdapat infiltrat pada lapangan tas dan
tengah paru kiri. Gambaran paru tidak memperlihatkan adanya edema paru oleh karena itu
komplikasi berupa edema paru disingkirkan.
Penanganan GNAPS bersifat suportif dan simtomatik. Selain pemberian obat anti-
hipertensi, istirahat di tempat tidur dianjurkan selama 10-14 hari. Diet rendah garam juga
dilakukan dengan pemberian gara dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari. Asupan cairan yang masuk
harus seimbang dengan pengeluaran. Terapi antibiotik hanya diberikan apabila biakan bakteri
positif.5
20
DAFTAR PUSTAKA
4. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED.
Hipertensi. In: Pedoman Pelayanan Medis. 2009. p. 111.
21