Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Corpus alienum merupakan salah satu penyebab cedera mata yang paling

sering mengenai sklera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat

ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu corpus alienum

masuk kedalam bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang berat serta timbul

kerusakan dari isi bola mata. Oleh karena itu, perlu segera dikeluarkan dengan

cepat.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh

tentang korpus alienum konjungtiva mengenai definisi, etiologi, faktor resiko,

pathogenesis, manifestasi klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya.

1.3 Manfaat

Penulisan referat ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan

pemahaman penulis maupun pembaca mengenai korpus alienum pada konjungtiva

beserta patofisiologi dan penangananannya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Corpus alienum merupakan istilah medis yang berarti benda asing. Corpus

alienum merupakan salah satu penyebab cedera mata yang paling sering mengenai

sklera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa

cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu corpus alienum masuk kedalam bola

mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang berat serta timbul kerusakan dari isi

bola mata. Oleh karena itu, perlu segera dikeluarkan dengan cepat. Corpus

alienum dipermukaan mata hanya menyebabkan sedikit atau tidak ada kerusakan,

bila terbatas pada forniks konjungtiva, walaupun penyebab lain akan

menyebabkan kerusakan akibat gesekan atau sifat kimiawinya.

Di Indonesia sendiri, LNH bersama-sama dengan LH dan leukemia

menduduki urutan keenam tersering. Sampai saat ini belum diketahui sepenuhnya

mengapa angka kejadian penyakit ini terus meningkat. Adanya hubungan yang

erat antara penyakit AIDS dan penyakit ini memperkuat dugaan adanya hubungan

antara kejadian limfoma dengan kejadian infeksi sebelumnya.1,2

2.2 Etiologi

Benda asing yang masuk ke konjungtiva sebagian besar merupakan akibat

dari kecelakaan yan terjadi selama melakukan aktivitas sehari-hari. Jenis benda

asing yang paling banyak masuk kedalam mata adalah:

- Bulu mata

- Serbuk gergaji

- Kosmetik
- Lensa kontak

- Partikel logam

- Pecahan kaca

Benda yang masuk kedalam mata dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu:

- Benda logam  emas, perak, platina, timah hitam, seng, nikel, aluminium,

tembaga besi

- Benda bukan logan  batu, kaca, perselin, karbon, bahan tumbuhtumbuhan,

pakaian, dan bulu mata.

- Benda inert  benda yang terdiri dari bahan-bahan yang tidak menimbulkan

reaksi pada mata, walaupun di beberapa kasus terdapat reaksi yang ringan dan

tidak mengganggu fungsi mata seperti emas, perak, platina, batu, kaca, porselin,

dan plastik jenis tertentu.

- Benda reaktif  yaitu benda yang menimbulkan reaksi pada mata sehingga

mengganggu fungsi mata seperti timah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga,

kuningan, besi, tumbuh-tumbuhan, pakaian, dan bulu ulat.

Faktor resiko terjadinya corpus alienum pada mata dapat berupa:

- Pekerja di bidang industri yang tidak memakai pelindung mata

- Pekerja las - Pemotong keramik - Tukang kayu

2.3 Patofisiologi

Benda asing dengan kecepatan tinggi akan menembus seluruh lapisan

sklera atau kornea serta jaringan lain dalam bola mata kemudian bersarang dalam

bola mata dan menimbulkan perforasi sehingga benda asing tersebut bersarang di

dalam rongga orbita. Hal ini biasanya akan ditemukan suatu luka terbuka dan

biasanya terjadi prolaps iris, lensa, maupun badan kaca.


Jika suatu benda masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi salah satu

dari ketiga perubahan berikut :

1. Mechanical effect

Benda asing masuk ke dalam bola mata menembus kornea ataupun

sklera. Setelah benda itu menembus kornea maka beda akan ke dalam

kamera okuli anterior dan mengendap ke dasar. Jika ukuran benda

sangat kecil benda dapat mengendap di sudut bilik mata. Jika benda

menembus lebih dalam lagi maka bisa menggakibatkan katarak dan

trauma. Benda ini bisa juga tinggal di dalam corpus vitreus. Bila benda

melekat di retina, akan terlihat sebagai bagian yang dikelilingi oleh

eksudat yang berwarna putih serta adanya endapan sel-sel darah

merah. Hingga akhirnya terjadi degenerasi retina.

2. Permulaan terjadinya proses infeksi

Dengan masuknya benda asing ke dalam bola mata kemungkinan akan

timbul infeksi. Corpus alienum dan lensa merupakan media yang baik

untuk pertumbuhan kuman sehingga sering menimbulkan infeksi

supuratif, khususnya infeksi kuman tetanus. 3. Terjadi perubahan

spesifik pada jaringan mata karena proses kimiawi (reaction of ocular

tissue) Reaksi yang timbul bergantung pada jenis benda tersebut

apakah inert atau reaktif. Benda asing dapat merangsang timbulnya

reaksi inflamasi yang mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan

udem kelopak mata, konjungtiva, dan kornea. Sel darah putih juga ikut

berperan dalam reaksi inflamasi yang mengakibatkan reaksi pada

kamera okuli anterior dan terdapat infltrasi kornea. Jika tidak


dihilangkan benda asing dapat menyebabkan infeksi dan nekrosis

jaringan. Reaksi jaringan mata lainnya adalah:2 - Siderosis Reaksi

jaringan mata akibat penyebaran ion besi ke seluruh mata. Pada

gambaran klinis tampak kornea berwarna kuning kecoklatan, bintik-

bintik kebutaan pada lensa, dan iris berubah warna. - Kalkalosis Reaksi

jaringan mata akibat pengendapan/deposisi ion tembaga di dalam

jaringan mata.

2.4 Manifestasi klinis


Jika terdapat benda asing pada mata, gejala-gejala yang dirasakan dapat

berupa:

1. Adanya perasaan tidak nyaman

2. Adanya sensai benda asing pada mata

3. Air mata keluar berlebihan

4. Sensitif terhadap cahaya

5. Nyeri pada mata

6. Mata merah

Beratnya kerusakan pada organ di dalam bola mata dipengaruhi oleh:

1. Besarnya corpus alienum

2. Kecepatan masuknya

3. Ada tidaknya terjadi infeksi

4. Jenis benda asing

2.5 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa, maupun konfirmasi

diagnosis memerlukan pemeriksaan fisik yang cermat, dan pemeriksaan

penunjang.
A. Anamnesa

Untuk menentukan ada tidaknya benda asing serta lokasinya di dalam

mata, perlu ditanyakan riwayat terjadinya trauma. Hal ini diperlukan

untuk mengetahui kemungkinan serta letak dari benda asing tersebut.

Keluhan rasa tidak enak atau penglihatan kabur pada satu mata dengan

riwayat benturan antara logam dengan kogam, ledakan atau cidera

proyektil berkecepatan tinggi seharusnya memberikan kecurigaan

adanya benda asing intraokular.

B. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik yang ditemukan adalah :

- Visus normal atau menurun

- Injeksi konjungtiva

- Injeksi siliar

- Flare positif

- Benda asing positif

- Defek epitel positif

- Flourescein positif

C. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan keadaan mata akibat trauma Benda asing pada mata

terutama kornea dan konjungtiva harus dikeluarkan. Untuk mendapatkan

hasil pemeriksaan yang baik diperlukan suatu lampu dengan penerangan

yang baik (sentolop) dan kaca pembesar (loupe), pemeriksaan yang lebih

baik lagi adalah menggunakan lamp untuk mempermudah pengeluaran

karena memberikan pembesaran dan visualisasi yang adekuat. Setelah

pengeluaran, kerusakan pada kornea ataupun konjungtiva harus dievaluasi.


Pemberian siklopegik dan antibiotik topikal dilakukan pada sebagian

kasus. Bila pada konjungtiva bulni, sklera, kornea tidak tampak benda

asing atau luka perforasi, selalu harus dicari kemungkinan adanya benda

asing pada forniks dan konjungtiva palpebra. Untuk hal ini kelopak mata

harus dibuka dan dilipat keluar.

2. Pemeriksaan dengan oftalmoskop Dengan oftalmoskop dapat diperiksa

keadaan badan kaca dan retina sehingga dapat juga dilihat bila ada benda

asing di badan kaca dan retina. Pemeriksaan funduskopi sebaiknya segera

dilakukan karena bila lensa terkena, maka lensa akan menjadi keruh secara

perlahan-lahan sehingga memberikan kesukaran untuk melihat jaringan di

belakang lensa. Oftalmoskop dapat meramalkan prognosis fungsi

penglihatan.

3. Pemeriksaan radiologi Setiap luka perforasi, selalu harus dilakukan

pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan radiologi ini akan memperlihatkan

bentuk atau besar benda asing yang terletak intraokuler. Pemeriksaan yang

paling sederhana untuk menentukan ada tidaknya benda asing yang

radioopaque di dalam mata adalah melakukan Plane X-Ray. Apabila

dengan cara ini dapat dipastikan ada benda asing radioopaque di dalam

orbita, maka tahap berikutnya adalah menentukan apakah benda asing

tersebut intraokuler atau ekstraokuler. Untuk hal-hal ini dibutuhkan teknik-

teknik khusus, seperti metode Sweet, metode Comberg, dengan

menggunakan lensa kontak. Bila benda asing itu bukan radioopaque

dibutuhkan pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan letaknya, yaitu:


- Metode Sweet Digunakan alat bantu “lokalisir dan film tunnel”.

Keuntungan dari metode Sweet ini adalah: Gambaran berupa 3 dimensi

dan Bila benda asing lebih dari satu

- Metode Comberg Alat yang digunakan: lensa kontak, dipasang 4

marker dari masing-masing sudut 90° yang menunjukkan garis horizontal

dan vertikal. Keuntungan dari metode Comberg adalah: teliti dan bisa

melihat lebih dari satu benda asing.

Dengan pemeriksaan CT-scan orbita dapat diketahui benda tersebut

apakah pada bilik mata depan, lensa, segmen posterior, retina, retrobulbar,

ekstraokuler, atau ekstra orbital.

2.6 Tatalaksana

Mata yang sakit ditetesi dengan anesteti tetes. Benda yang lunak biasanya

hanya menempel saja dipermukaan mata, sehingga mengeluarkannya cukup

dengan kapas steril maupun cotton tip. Benda yang keras biasanya mengakibatkan

suatu luka. Untuk mengeluarkannya memakai jarum suntik secara hati-hati untuk

menghindari kemungkinan perforasi.

Perintahkan kepada pasien untuk tetap menghadap kesatu titik, tanpa

melihat ketitik yang lainnya. Setelah benda asing dikeluarkan, mata dibilas

terlebih dulu dengan larutan garam fisiologis hingga bersih. Kemudian mata

diberikan tetes midriatik ringan berupa skopolamin 0,25% atau homatropin 2%.

Setelah benda asing dikeluarkan, mata harus diberikan salep antibiotik dan ditutup

untuk proses re-epitalisasi yang berlangsung selama 1 sampai 3 hari. Luka harus

diperiksa setiap hari untuk mencari tanda-tanda infeksi sampai luka sembuh

sempurna.
Cara pengeluaran benda asing dapat dilakukan dengan cara, yaitu :

A. Jalan Anterior Pemilihan jalan anterior hanya boleh apabila:

- Benda asing tersebut berada di bilik mata depan dan dapat dilihat, dapat

dilakukan melalui luka perforasi atau melalui insisi korneasklera

didaerah limbus apabila benda berada di sudut bilik mata depan.

- Benda asing di segmen posterior yang desertai kerusakan lensa dan

perforasi kornea yang besar, dikeluarkan melalui luka perforasi kornea.

Jalan anterior merupakan kontraindikasi apabila lensa masih utuh.

B. Jalan Posterior

1. Melalui pars plana (4-7mm) dari limbus Keuntungan dari jalur ini

adalah retina melekat kuat pada tempat ini, sehingga bahaya ablasi

kecil.

2. Melalui tempat di mana benda asing berada, jalan ini ditempuh bila

benda asing berada di retina.

2.7 Komplikasi

Komplikasi meliputi abrasi kornea, ulkus kornea, konjungtivitis, infeksi

okular dalam, jaringan parut, benda asing yang tertahan dalam mata, dan

kerusakan kornea permanen bahkan kebutaan.

Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran posisi, kedalaman, dan

efek dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral

di mana fokus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka dapat mempengaruhi visus.

Reaksi inflamasi juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai mata

merupakan benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa timbul

jika menembus cukup dalam.


2.8 Prognosis

Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi sekunder

seperti inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan sikatrik pada

media refraksi yang berarti prognosis bagi pasien adalah baik.


BAB III

KESIMPULAN

Corpus alienum merupakan salah satu penyebab cedera mata yang paling

sering mengenai sklera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat

ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu corpus alienum

masuk kedalam bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang berat serta timbul

kerusakan dari isi bola mata. Oleh karena itu, perlu segera dikeluarkan dengan

cepat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Permata Iva Dewi. Corpus Alienum Pada Mata. Referat Fakultas

Kedokteran Baiturrahmah.2016.pp 14-21. 2

2. Rachmadianty Melinda. Benda Asing Konjungtiva. Fakultas Kedokteran


Universitas Sriwijaya.2015. 3

3. Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum. Widya Medika Jakarta.2010.

4. Bashour M., 2008.Corneal Foreign Body. Diakses dari :


http://emedicine.medscape.com/article/1195581-overview tanggal 22

Maret 2018 pukul 15.00.

5. Sekar, Novia, Elsa. Ilmu Kesehatan Mata(Corpus Alienum).Fakultas


Kedokteran UNS.2014.

Anda mungkin juga menyukai