Anda di halaman 1dari 30

DISUSUN OLEH :

Muh. Jundah Anwar


C11112141

PEMBIMBING :
dr. Sulmiawati

KONSULEN :
dr. A. Muhammad Ichsan Ph.D, Sp.M (K)
Nama : Tn. H.M.A
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Maros
Pekerjaan : Wiraswasta
Tgl. Pemeriksaan : 5 Juni 2017
Rumah Sakit : RSUH
Dr pemeriksa : dr. I
 Keluhan Utama : Penglihatan kabur pada mata
kanan
Anamnesis terpimpin :
Dialami sejak kurang lebih ± 1tahun sebelum masuk
Rumah Sakit. Penurunan penglihatan ini terjadi
secara perlahan-lahan, mengeluh matanya kabur jika
terkena cahaya matahari.Penglihatan seperti melihat
kabut (+), silau (+), gatal (-), mata merah (-), air mata
berlebih (-), kotoran mata berlebih (-), rasa
mengganjal (-), rasa berpasir (-),nyeri (-), riwayat
berobat sebelumnya (-).
Riwayat menggunakan kaca mata (-), riwayat trauma
(-) Riwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus
disangkal
 Tanda Vital:
Keadaan umum : Baik/ Gizi Cukup/ Sadar
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Pernapasan : 20 x/ menit
A. Inspeksi
Oculi Sinsitra
No Pemeriksaan OD OS

1. Palpebra Edema (-) Edema (-)


2. App. Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
3. Silia Sekret (-) Sekret (-)
4. Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
5. Bola mata Normal Normal
6. Mekanisme muskular Ke segala arah Ke segala arah

Jernih Jernih
7. Kornea
Normal Normal
8. Bilik mata depan
Cokelat, kripte (+) Cokleat, kripte (+)
9. Iris
Bulat,sentral,RC (+) Bulat,sentral,RC (+)
10 Pupil
Keruh Jernih
11. Lensa
B. PALPASI

No Pemeriksaan OD OS

1. Tensi Okuler Tn Tn
2. Nyeri Tekan (-) (-)
3. Massa Tumor (-) (-)
4. Glandula periaurikuler Pembesaran (-) Pembesaran (-)

C. NCT : 17/20

D. Visus :VOD =20/150, Pinhole VOD : 20/100


VOS =20/20f
Pemeriksaan OD OS

Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)


Kornea Jernih Jernih
Bilik mata depan Normal Normal
Iris Cokelat, kripte (+) Cokelat, kripte (+)
Pupil Bulat,sentral,RC (+) Bulat,sentral,RC (+)
Lensa Keruh, iris shadow (+) Jernih
NO2NC2
 Funduskopi : refelks fundus (+), papil
nervus II batas tegas, CDR = 0,3, A:V = 2:3,
Macula dan refleks fovea terlihat, retina
perifer dalam batas normal.
 Slit Lamp
 SLOD: Konjungtiva hiperemis (-), kornea keruh (-),
BMD normal, iris coklat kripte (+), dan pupil bulat
sentral, RC (+), lensa keruh,iris shadow
(+),NO2NC2.
 SLOS: Konjungtiva hiperemis (-), kornea keruh (-
),BMD normal, iris coklat kripte (+), pupil bulat
sentral, RC (+), lensa jernih, iris shadow (-).
 Seorang laki-laki,53 tahun datang ke poliklinik mata
RSUH penglihatan kabur pada mata kanan yang
berlangsung secara perlahan-lahan sejak satu tahun
yang lalu.Penglihatan seperti melihat kabut (+),
silau (+), rasa mengganjal (-).
 Pada pemeriksaan inspeksi ditemukan lensa kesan
keruh dan iris shadow pada OD.
 Pada pemeriksaan palpasi dan tonometri ODS dalam
batas normal.Pada pemeriksaan visus didapatkan
VOD = 20/150, VOD Pinhole : 20/100 , VOS=20/20f ,.
Pada pemeriksaan slit lamp didapatkan SLOD =
Konjungtiva hiperemis (-), kornea keruh (-), BMD
normal, iris coklat kripte (+), dan pupil bulat sentral,
RC (+), lensa keruh,iris shadow (+)
Diagnosis
OD Katarak Senil Immatur
 Penatalaksanaan
- OD Ekstraksi Katarak + Implantasi IOL (Fakoemulsifikasi)
 Anjuran
Koreksi kacamata dan pemeriksaan Biometri
 Prognosis
• Quo ad vitam : Bonam
• Quo ad visam : Bonam
• Quo ad sanationem : Bonam
• Quo ad kosmeticum : Bonam
 Lensa mata merupakan suatu struktur
bikonveks, avaskular, berbentuk seperti
cakram, tak berwarna dan hampir
transparan sempurna1,7
 Fungsi utama lensa adalah memfokuskan
cahaya masuk kedalam mata sehingga
terbentuk bayangan yang tajam pada
selaput jala mata atau bintik kuning.
 Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan
pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa atau terjadi akibat kedua-
duanya.
 Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata
dan berjalan progresif ataupun dapat tidak
mengalami perubahan dalam waktu yang
lama.
 Katarak yang terjadi akibat proses penuaan
dan bertambahnya umur disebut katarak
senilis.1,2.
 Kekeruhan pada lensa dapat disebabkan :

• kelainan kongenital mata (kelainan genetik, infeksi


virus,dll),
• trauma,
• penyakit mata (glaukoma, uveitis,dll),
• proses usia atau degenerasi lensa,
• kelainan sistemik seperti diabetes mellitus,
• riwayat penggunaan obat-obatan steroid, dll.1
• Kerusakan oksidatif oleh paparan sinar ultraviolet,
rokok, alkohol
 Katarak senilis: katarak yang terjadi akibat
proses penuaan dan bertambahnya umur mulai
usia 50 tahun.
 Beberapa penelitian mengatakan, bahwa
katarak senilis dipercepat oleh beberapa
faktor antara lain:
• penyakit diabetes melitus,
• hipertensi,
• paparan sinar ultra violet,
• indeks masa badan lebih dari 27,
• asap rokok lebih dari 10 batang/hari
 Di negara berkembang katarak merupakan 50-70%
dari seluruh penyebab kebutaan, selain kasusnya
banyak dan munculnya lebih awal.
 Di Indonesia hasil survei kebutaan dengan
menggunakan metode Rapid Assessment of
Avoidable Blindness (RAAB) yang baru dilakukan di
3 provinsi (NTB, Jabar dan Sulsel) tahun 2013 -2014
didapatkan prevalensi kebutaan pada masyarakat
usia > 50 tahun rata-rata di 3 provinsi
tersebut adalah 3,2 % dengan penyebab utama
adalah katarak (71%).
Gejala umum gangguan katarak meliputi :

 Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat


kabut menghalangi objek.
 Peka terhadap sinar atau cahaya.
 Dapat melihat ganda pada satu mata.
 Kesulitan untuk dapat membaca.
 Lensa mata berubah menjadi buram.
Secara klinis, katarak senilis dikenal dalam
4 stadium:
 Katarak insipien
 Katarak imatur
 Katarak matur
 Katarak hipermatur
 Umumnya pasien belum mengeluhkan
penglihatan buram
 kadang-kadang pasien mengeluh melihat
ganda dengan satu mata
 kekeruhan yang tidak teratur
 Pada stadium ini proses degenerasi belum
menyerap cairan mata ke dalam lensa
sehingga akan terlihat bilik mata depan
dengan kedalaman normal, iris dalam posisi
normal. Tajam penglihatan pasien belum
terganggu
 Penglihatan berangsur-angsur menjadi
berkurang
 Pada pemeriksaan uji bayangan iris
(Shadow test) akan terlihat bayangan iris
pada lensa1
 lensa yang degeneratif mulai menyerap
cairan mata ke dalam lensa sehingga
lensa menjadi cembung, terjadi
pembengkakan lensa yang disebut
intumesensi
 kekeruhan seluruh lensa
 Pada pemeriksaan terlihat iris dalam
posisi normal, bilik mata depan normal,
sudut bilik mata terbuka normal dan uji
bayangan iris negatif 1.
 proses degenerasi lanjut lensa dan
korteks lensa dapat mencair sehingga
nukleus lensa tenggelam di dalam
korteks lensa (katarak Morgagni)
 lensa terlihat lebih kecil daripada
normal
 bilik mata depan sangat dalam
 uji bayangan iris tampak bayangan iris
pada lensa walaupun seluruh lensa telah
keruh sehingga disebut pseudopositif
Insipien Imatur Matur Hipermatus

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif


Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata Normal Dangkal Normal Dalam
depan
Sudut bilik Normal Sempit Normal Terbuka
mata
Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif
Penyulit - Glaukoma - Uveitis +
glaukoma
B Katarak yang lokasinya terletak pada
bagian tengah lensa atau nukleus. Nukleus
E Katarak cenderung menjadi gelap dan keras
N nuklear (sklerosis), berubah dari jernih menjadi
T kuning sampai coklat.
U
K
Katarak kortikal Katarak menyerang lapisan yang
mengelilingi nukleus atau korteks
K
A
T
A Katarak
R kupuliformis Bentuk ini terletak pada bagian
A atau
belakang dari kapsul lensa
K subkapsularis
posterior
Ektraksi Katarak Intra Kapsular

Jenis pembedahan Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular

Fakoemulsifikasi

Anda mungkin juga menyukai