Anda di halaman 1dari 28

Katarak senilis matur

+ uveitis OD dan
katarak senilis imatur
OS

Pembimbing:
Penyaji:
Mesfa juniny Dr. H. Ibrahim Sp.M

SMF ILMU PENYAKIT MATA RSMP


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2014
LATAR BELAKANG
Sebagian besar katarak terjadi
karena proses degeneratif atau
bertambahnya usia seseorang.
Usia rata-rata terjadinya
Katarak merupakan katarak adalah pada umur 60
keadaan dimana tahun keatas.
terjadi kekeruhan
pada serabut atau Katarak merupakan kelainan pada
bahan di dalam mata yang paling banyak
kapsul lensa menyebabkan kebutaan di dunia.
Dikatakan bahwa ada sekitar 30-45
juta orang di dunia yang mengalami
kebutaan dan katarak menjadi
penyebab terbesar kedua yaitu
lebih kurang 45% sebagai penyebab
kebutaan ini.
LAPORAN KASUS

Nama Lengkap : Tn. Darom Romli S
Tempat dan Tanggal Lahir : 12 Maret 1940
Umur : 74 tahun
Alamat : Jln. Bendungan RT.23 No.31 Sekip bendung
Jenis Kelamin : Laki-laki
-

Tanggal Pemeriksaan : 22 september


2014

Keluhan Utama :
Pengelihatan mata kanan semakin kabur sejak 6 bulan ini

Keluhan Tambahan :
Penglihatan mata kanan seperti berasap serta silau saat
melihat cahaya

Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik mata RSMP dengan keluhan utama
mata kanan kabur. Keluhan dirasa sejak 1 tahun yang lalu dan
memberat 1-2 bulan terakhir. Pasien merasa pada penglihatannya
terhalang kabut putih tebal serta merasa silau saat melihat cahaya
dan lebih nyaman bila melihat pada pagi dan malam hari. Selain
keluhan tersebut, tidak ada keluhan lain seperti mata merah(), Mata
berair (-), Nyeri (-), Sakit kepala (-), Mata seperti melihat pelangi bila
melihat lampu (-), mual muntah (-), pengelihatan turun mendadak
seperti tertutup tirai disangkal, pandangan seperti melihat
terowongan (-), Sekret (-), rasa mengganjal (-). Sedangkan mata kiri Os
mengaku tidak terlalu kabur dan tidak ada keluhan lain seperti yang
diatas.
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan yang sama sebelumnya disangkal
Riwayat penyakit darah tinggi disangkal.
Riwayat penyakit kencing manis disangkal

Riwayat trauma pada mata disangkal
Riwayat kemasukan benda asing pada mata disangkal
Riwayat memakai kacamata ada
Riwayat mengkonsumsi obat steroid jangka panjang disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga disangkal
Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal
Riwayat kencing manis dalam keluarga disangkal
Status Generalis
Keadaan Umum :Baik


Kesadaran :Compos mentis
Tanda Vital :
Tekanan Darah :150/90 mmHg
Nadi :80x/menit
Laju Napas :20x/menit
Suhu :36 C

Status
Oftamologis
OD OS
VOD : 2/60 VOS : 20/30 Pemeriksaan Kamera Okuli Anterior
TIO 7/7,5 9/7,5 Kedalaman OD sedang, Kedalaman
OS dangkal
Kedudukan Bola mata Kejernihan : ODS Jernih (+)
Ortoforia Pemeriksaan Iris
Eksoftalmus (-), Enoftalmus Warna ODS Coklat


(-) Gambaran radier ODS Jelas
Sinekisa posterior (+) OD
Pergerakan Bola Mata Pemeriksaan Pupil
Atas, Bawah, Temporal atas Bentuk ODS bulat
dan Bawah, Nasal atas dan Besar OD 3 mm
bawah (+) Baik. Besar OS 3 mm
Nistagmus (-) Regularitas ODS Reguler
Palpebra : normal Letak Pupil ODS Sentral
Refleks pupil OD (+), Refleks pupil
Pemeriksaan konjungtiva OS (+)
bulbi
Perdarahan (-),injeksi Pemeriksaan Lensa
konj,silier(-)pterigium (-)dsb Kejernihan : OD keruh menyeluruh
OS sebagian keruh
Shadow test OD(-), shadow tes OS
Pemeriksaan Kornea (+)
Kejernihan : tepi keruh ODS
Pemeriksaan Funduskopi
Pemeriksaan Limbus Kornea Tidak dinilai
Pemeriksaan Penunjang
Anjuran Pemeriksaan:
1. Funduskopi

Laboratorium :
Darah rutin (hemoglobin, trombosit, leukosit,LED), Kimia Klinik
(Gula darah sewaktu/BSS)
Daftar Masalah:
Mata kanan kabur , penglihatan
terhalang kabut putih tebal,

Kemungkinan
silau.
Penyebab
Visus : OD 2/60; OS : 20/30
Masalah :
Lensa : OD Keruh menyeluruh,
Katarak Senilis
COA sedang, Shadow test (-),
Matur + Uveitis OD
sinekia posterior (+), OS sedikit
dan Katarak Senilis
keruh, Shadow test (+), COA
Imatur OS
dangkal.
RENCANA PENGELOLAAN

1.Medikamentosa


chloramphenicol ED 4 gtt 1
nuvision 1x1

2. Edukasi
Informasi kepada pasien bahwa pengelihatannya kanan telah
mengalami katarak dan kataraknya sudah matur untuk pengobatan
katarak sendiri tidak bisa menggunakan obat melainkan harus
dioperasi, maka pasien disarankan untuk melakukan operasi dan di
informasikan kepada pasien bahwa bila tidak diobati maka bisa
memperburuk kondisi mata dan bisa menyebabkan kebutaan.
Menjelaskan kepada pasien serta keluarga tentang tindakan operasi
yang akan dilakukan pada katarak senilis matur
Rencana tindakan ECCE atau ECCE + IOL akan dilakukan pada OD
Konsul ke Ahli Penyakit dalam
LANDASAN TEORI

Definisi katarak
Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada
serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa atau juga
suatu keadaan patologik lensa di mana lensa menjadi keruh
akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa.
Secara umum ada dua proses patogenesis katarak yaitu:
a.Hidrasi
Terjadi perubahan komposisi ionik pada korteks lensa dan
penimbunan cairan di antara celah-celah serabut lensa.
b.Sklerosis
Serabut-serabut lensa yang terbentuk lebih dahulu akan
terdorong ke arah tengah sehingga bagian tengah (nukleus)
menjadi lebih padat, mengalami dehidrasi serta penimbunan
kalsium dan pigmen.
Klasifikasi katarak berdasarkan lokasi:3,4,5
Katarak nuklear


Katarak kortikal (anterior atau posterior)

Katarak subkapsular (anterior atau posterior)



Klasifikasi katarak berdasarkan usia
manifestasi
Katarak kongenital (< 1 tahun)
Katarak juvenil (>1 tahun-<50 tahun)
Katarak senil (umur > 50 tahun)
Perbedaan stadium katarak senil
Hipermatur Insipien Imatur Matur Hipermatur


Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang (air


(air masuk) +masa lensa
keruh)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka


Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopos

Penyulit - Glaukoma - Uveitis +


Glaukoma
Tanda dan gejala yang sering ditemukan
penglihatan kabur dan berkabut,


merasa silau terhadap sinar matahari, dan
kadang merasa seperti ada film didepan mata,
seperti ada titik gelap di depan mata,
sukar melihat benda yang menyilaukan,
warna manik mata berubah atau putih,
sukar mengerjakan pekerjaan sehari-hari,
penglihatan di malam hari lebih baik,
sukar mengendarai kendaraan dimalam hari
waktu membaca memerlukan sinar lebih
cerah,
sering berganti kaca mata,
untuk sementara jelas melihat dekat.
Diagnosis katarak
Anamnesa:
Pemeriksaan klinis


Penatalaksanaan
Penatalaksanaan katarak dilakukan berdasarkan
pemeriksaan pasien dan faktor penyulit yang mungkin
ada. Evaluasi pasien yang penting antara lain: apakah


penurunan kemampuan visual pasien dapat ditolong
dengan operasi, apakah akan terjadi perbaikan visus
jika operasi dilakukan tanpa komplikasi
Beberapa pengobatan non-bedah mungkin efektif
sementara untuk fungsi visual pasien katarak.
Beberapa pasien dengan fungsi visual yang terbatas
dapat dibantu dengan alat bantu optik bila operasi
belum bisa dilakukan
indikasi operasi katarak bila terdapat kondisi
stereopsis, penyusutan lapangan pandang perifer dan
gejala anisomethrophia. Indikasi medikal dilakukannya
operasi termasuk pencegahan komplikasi seperti
glaukoma fakolitik, glakukoma fakomorfik, uveitis
facoantigenik dan dislokasi lensa ke bilik mata depan.
Operasi katarak dapat dilakukan dengan
berbagai metode antara lain
Ekstraksi ekstrakapsular (ECCE)


Ekstraksi intrakapsular (ICCE)
Phakoemulsifikasi

Komplikasi Katarak
Katarak dapat menyebabkan berbagai macam
komplikasi antara lain:
1.Glaukoma sekunder oleh karena lensa
2.Lens induced uveitis
3.Subluksasi lensa
4.Dislokasi lensa

Definisi : Uveitis merupakan inflamasi pada traktus uvealis.


Klasifikasi
1) Klasifikasi anatomis
a) Uveitis anterior

- Iritis : inflamasi yang dominan pada iris
- Iridosiklitis : inflamasi pada iris dan pars plicata
b) Uveitis intermediet : inflamasi dominan pada pars plana dan
retina perifer
c) Uveitis posterior : inflamasi bagian uvea di belakang batas
basis vitreus
d) Panuveitis : inflamasi pada seluruh uvea
2) Klasifikasi klinis
a) Uveitis akut : onset simtomatik terjadi tiba-tiba dan


berlangsung selama < 6 minggu
b) Uveitis kronik : uveitis yang berlangsung selama
berbulan-bulan atau bertahun-tahun, seringkali onset
tidak jelas dan bersifat asimtomatik
3) Klasifikasi patologis
a) Uveitis non-granulomatosa : infiltrasi dominan
limfosit pada koroid
b) Uveitis granulomatosa : koroid dominan sel epiteloid
dan sel-selraksasa multinukleus
Gambaran klinik
Uveitis anterior
Tanda-tanda adanya uveitis anterior adalah injeksi silier,
keratic precipitate (KP), nodul iris, sel-sel akuos, flare, sinekia


posterior, dan sel-sel vitreus anterior.

Uveitis intermediet
infiltrasi seluler pada vitreus (vitritis) dengan beberapa sel di
COA dan tanpa lesi inflamasi fundus.
Uveitis posterior
Tanda-tanda adanya uveitis posterior adalah perubahan


pada vitreus (seperti sel, flare, opasitas, dan seringkali
posterior vitreus detachment), koroditis, retinitis, dan
vaskulitis.

Tatalaksana
Ada empat kelompok obat yang digunakan dalam terapi
uveitis, yaitu midriatikum, steroid, sitotoksik, dan
siklosporin. Sedangkan uveitis akibat infeksi harus
diterapi dengan antibakteri atau antivirus yang sesuai.
ANALISIS KASUS


Penderita agdalah seorang laki-laki berusia 74 tahun,
datang dengan keluhan utama penglihatan mata kanan
terasa kabur. Dari anamnesis didapatkan bahwa tajam
penglihatan menurun perlahan tanpa disertai keluhan
mata merah dan nyeri. Dari keluhan utama dan riwayat
perjalanan penyakit ini dapat dipikirkan beberapa
dignosis banding penyakit mata yang ditandai dengan
penurunan visus perlahan mata tenang, diantaranya
yaitu katarak, kelainan refraksi, glaukoma kronis,
ambliopia, retinoblastoma dan retinopati. Diagnosis
pasti ditegakkan dengan cara menyingkirkan diagnosis
banding berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang.
Dari hasil pemeriksaan tajam penglihatan terhadap
penderita, didapatkan visus mata kanan 2/60 dan visus
mata kiri 20/30 menunjukkan bahwa pasien ini telah
mengalami penurunan tajam pengelihatan. Jika


dikaitkan dengan kondisi katarak pada mata kanan, hal
ini menunjukan katarak telah mengenai seluruh masa
lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca
yang menyeluruh. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa
yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa.
Bilik mata depan akan berukuran normal kembali, tidak
terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh,
sehingga uji banyangn iris negatif. Pada pemeriksaan
segmen anterior mata kanan ditemukan kekeruhan
menyeluruh pada lensa disertai COA sedang dan
shadow test (-). Namun pada iris ditemukan sinekia
posterior (+) dimana menurut teori ada tanda tanda
dari uveitis anterior itu sendiri adalah injeksi silier,
keratic precipitate (KP), nodul iris, sel-sel akuos, flare,
sinekia posterior, dan sel-sel vitreus anterior.
Sedangkan stadium imatur itu adalah lensa yang
degeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalam
lensa sehingga

lensa akan cembung.
pembengkakan lensa yang disebut sebagai katarak
Terjadi

intumesen. Akibat lensa yang bengkak, iris terdorong


ke depan, bilik mata dangkal dan sudut bilik mata akan
sempit atau tertutup. Pada kasus ini ditemukan mata
kiri dengan kekeruhan yang sebagian, penglihatan
mulai berangsur menurun, COA dangkal, serta shadow
test (+).
Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan dilakukan
pemeriksaan darah lengkap berupa Hb, leukosit , LED
yang tujuannya untuk menilai apakah pasien ini disertai


dengan anemia, infeksi akut maupun kronis serta kodisi
perdarahan pada pasien. Pemeriksaan GDS
dimaksudkan untuk menilai kemungkinan adanya
penyakit penyerta berupa diabetes melitus yang tidak
terdeteksi sebelumnya.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksan fisik diatas,


penderita ini didiagnosis dengan katarak senilis matur
dan uveitis OD dan katarak senilis imatur OS.

Pada pasien ini telah direncanakan ekstraksi katarak


ekstrakapsuler (ECCE) dan penanaman intra okuler
lensa (IOL) pada OD
DAFTAR PUSTAKA

Pascolini D, Mariotti SP. Global estimates of visual impairment:2010. BR J


Ophthalmol. 2011.
Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asburys General Ophthalmology. 17 th ed. USA :


Mc Graw-Hill; 2007.
Scanlon VC, Sanders T. Indra. In. : Komalasari R, Subekti NB, Hani A, editors.
Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. 3rd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2007.
Guyton AC, Hall EH. Textbook of Medical Physiology. 11 th ed. Philadelphia : W.B.
Saunders Company ; 2006.
Illyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010.
lyas, Sidharta. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta Balai
Penerbit FKUI, hlm : 128-136
lyas, Sidharta. 2006. Dasar Tehnik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata.
Edisi kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
James, Bruce, et al. 2006 . Lecture Notes Oftalmologi, 9th eds. Jakarta :
Erlangga. Hlm : 76-79.
Pandelaki K. Retinopati Diabetik. Sudoyo AW, Setyiohadi B, Alwi I, Simadibrata
KM, Setiati S, editors. Retinopati Diabetik. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III.
Edisi IV. Jakarta: Penerbit Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. p.1857, 1889-1893.
Rema M, dan R. Pradeepa. Diabetic retinopathy: An Indian perspective. Madras
Diabetes Research Foundation &Dr Mohans Diabetes Specialities Centre,
Chennai, India. Indian J Med Res 125; March 2007. p 297-310.
Vaughan D. Oftalmologiumum: Retina dan tumor intraocular. Edisi 14.
Jakarta :WidyaMedika; 2000. p. 13-4, 211-17

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai