Diagnosis Kerja
• Katarak Senilis Imatur OS
• Pseudofakia OD
Terapi
Farmakologi :
• R/ Catarlens Eyedrop fl No.I S 3 gtt I OS
• Non-farmakologi
– Menjelaskan pada pasien bahwa lensa mata pasien mulai
mengalami kekeruhan yang tidak dapat disembuhkan
dengan obat melainkan hanya dapat diperlambat proses
pengeruhannya.
– Menjelaskan pada pasien bahwa kekeruhan pada lensa mata
kirinya hanya dapat disembuhkan dengan pembedahan
– Tipe pembedahan katarak: ECCE (Ekstraksi katarak
ekstrakapsular) dan fakoemulsifikasi
Prognosis
• Ad Vitam ODS : Bonam
• Ad fungsionam : Dubia ad bonam
• Ad sanationam : Dubia ad bonam
PEMBAHASAN
• Pasien perempuan berumur 64 tahun dengan keluhan utama pasien adalah mata kiri
buram sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan seperti ada awan yang
menghalangi pada mata kirinya. Gejala-gejala yang dialami pasien ini sesuai dengan
kepustakaan yang menuju kearah katarak senilis. Katarak adalah setiap kekeruhan pada
lensa yang dapat terjadi akibat adanya hidrasi (penambahan cairan lensa), atau karena
adanya denaturasi protein lensa. Faktor risiko penyebab terjadinya katarak adalah
penuaan, tetapi faktor lain yang mungkin terlibat seperti trauma, penyakit diabetes
melitus, merokok, herediter dan paparan sinar ultraviolet. Umumnya katarak merupakan
penyakit pada usia lanjut, tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, katarak akibat
penyakit intraocular (uveitis kronik, glaucoma, retinitis pigmentosa, ablasio retina),
katarak akibat terinduksi obat (penggunaan obat tetes mata yang mengandung steroid
untuk jangka panjang), katarak ikutan (katarak setelah operasi ECCE), Katarak akibat
penyakit sistemik (DM, distrofi miotonik), dan Katarak diakibatkan trauma.
Pada pemeriksaan status oftalmologis, ditemukan adanya:
• aVOD : 6/7,5
• aVOS : 6/15 ph: 6/15
2. Epitel-makin tipis
– Sel epitel (germinatif pada ekuator bertambah besar dan berat)
– Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
3. Serat lensa
– Serat irregular
– Pada korteks jelas kerusakan serat sel
– Brown sclerotic nucleus, sinar UV lama kelamaan merubah protein nukelus lensa, sedang warna coklat
protein lensa nucleus mengandung histidin dan triptofan disbanding normal
– Korteks tidak berwarna karena kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi foto oksidasi.
KATARAK SENILIS
• Katarak senilis merupakan tipe katarak didapat yang timbul
karena proses degeneratif dan umum terjadi pada pasien di
atas 50 tahun.
• Pada usia 70 tahun, lebih dair 90% individu mengalami katarak
senilis. Umumnya mengenai kedua mata dengan salah satu
mata terkena lebih dulu.
Mekanisme terjadi kekeruhan lensa pada katarak senilis
Intra capsular cataract Semua komponen lensa diangkat Incisi lebih besar
extraction (ICCE) Edema cistoid pada makula
Komplikasi pada vitreus
Sulit pada usia < 40 tahun
Endopthalmitis
• Komplikasi preoperatif
– Ansietas
– Nausea dan gastritis; akibat efek obat preoperasi seperti asetazolamid dan/atau gliserol.
– Konjungtivitis iritatif atau alergi; disebabkan oleh tetes antibiotik topical preoperatif,
ditangani dengan penundaan operasi selama 2 hari.
– Abrasi kornea; akibat cedera saat pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan
tonometer Schiotz. Penanganannya berupa pemberian salep antibiotik selama satu hari
dan diperlukan penundaan operasi selama 2 hari
Komplikasi intraoperatif Komplikasi postoperatif awal
• Laserasi m. rectus superior; dapat terjadi • Komplikasi yang dapat terjadi segera
selama proses penjahitan. setelah operasi termasuk hifema,
• Perdarahan hebat; dapat terjadi selama prolaps iris, keratopati striata, uveitis
persiapan conjunctival flap atau selama anterior postoperatif, dan
insisi ke bilik mata depan. endoftalmitis bakterial.
• Cedera pada kornea (robekan membrane
Descemet), iris, dan lensa; dapat terjadi
akibat instrumen operasi yang tajam
seperti keratom.
• Cedera iris dan iridodialisis (terlepasnya
iris dari akarnya)
• Lepas/ hilangnya vitreous; merupakan
komplikasi serius yang dapat terjadi
akibat ruptur kapsul posterior
(accidental rupture) selama teknik ECCE.
Komplikasi postoperatif lanjut Komplikasi yang berkaitan dengan IOL
• Cystoid Macular Edema (CME), • Implantasi IOL dapat menyebabkan
• Delayed chronic postoperative komplikasi seperti:
endophtalmitis, – uveitis-glaucoma-hyphema syndrome
(UGH syndrome),
• Pseudophakic Bullous Keratopathy
– Malposisi IOL, dan
(PBK), – Sindrom lensa toksik (toxic lens syndrome).
• Ablasio retina, dan
• Katarak sekunder
Prognosis