Anda di halaman 1dari 38

OS Katarak Imatur + OD Pseudofakia

Yohanna Octaviany Gultom


406162008
Pembimbing
dr. Syukri Mustafa, Sp.M(K),M.Kes
Identitas Pasien
• Nama : Ny.H
• Umur : 64 tahun
• Alamat : Jl. Kramat Jaya, Jakarta Barat
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan: SMA
• Agama : Budha
• Suku Bangsa : Jawa
Anamnesa
• Keluhan Utama : Mata kiri buram sejak 1 bulan yang lalu.
• Keluhan Tambahan : seperti ada awan yang menghalangi di
mata kiri.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke poli mata RS husada dengan keluhan mata kiri buram
sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh seperti melihat awan yang
menghalangi mata kirinya.
• Keluhan lain seperti mata berair, mata merah, gatal, nyeri, rasa yang
mengganjal pada mata, melihat bintik hitam, melihat pelangi di sekitar
lampu dan silau saat melihat cahaya disangkal pasien.
• Riwayat sakit mata, trauma pada mata, penggunaan tetes mata jangka
panjang, konsumsi obat-obatan rutin, alergi obat, tekanan darah tinggi,
asma, kebiasaan merokok dan kebiasaan konsumsi alkohol disangkal
pasien. Tetapi riwayat kencing manis tidak diketahui pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien memiliki riwayat operasi katarak pada mata kanan 7
tahun yang lalu.

• Riwayat penyakit keluarga: -


Status Oftalmologis
1. Visus
• aVOD : 6/7,5
• aVOS : 6/15  ph: 6/15
2. Kedudukan bola mata : dalam batas normal
3. Supersilia : dalam batas normal
4. Palpebra superior dan inferior : dalam batas normal
5. Konjungtiva tarsal superior dan inferior : dalam batas normal
Status Oftalmologis
6. Konjungtiva bulbi : dalam batas normal
7. Sklera : dalam batas normal
8. Kornea : dalam batas normal
9. Bilik mata depan : dalam batas normal
10. Iris : dalam batas normal
11. Pupil : dalam batas normal
12. Lensa : OS  Lensa keruh, shadow test (+)
OD terdapat IOL, shadow test (-)
13. Badan kaca : Tidak terlihat
14. Fundus occuli : Tidak dilakukan
15. Palpasi : dalam batas normal
Pemeriksaan
• Disarankan untuk melakukan pemeriksaan slitlamp,
funduskopi, tonometri schiotz atau tonometri aplanasi.

Diagnosis Kerja
• Katarak Senilis Imatur OS
• Pseudofakia OD
Terapi
Farmakologi :
• R/ Catarlens Eyedrop fl No.I S 3 gtt I OS

• Non-farmakologi
– Menjelaskan pada pasien bahwa lensa mata pasien mulai
mengalami kekeruhan yang tidak dapat disembuhkan
dengan obat melainkan hanya dapat diperlambat proses
pengeruhannya.
– Menjelaskan pada pasien bahwa kekeruhan pada lensa mata
kirinya hanya dapat disembuhkan dengan pembedahan
– Tipe pembedahan katarak: ECCE (Ekstraksi katarak
ekstrakapsular) dan fakoemulsifikasi
Prognosis
• Ad Vitam ODS : Bonam
• Ad fungsionam : Dubia ad bonam
• Ad sanationam : Dubia ad bonam
PEMBAHASAN
• Pasien perempuan berumur 64 tahun dengan keluhan utama pasien adalah mata kiri
buram sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan seperti ada awan yang
menghalangi pada mata kirinya. Gejala-gejala yang dialami pasien ini sesuai dengan
kepustakaan yang menuju kearah katarak senilis. Katarak adalah setiap kekeruhan pada
lensa yang dapat terjadi akibat adanya hidrasi (penambahan cairan lensa), atau karena
adanya denaturasi protein lensa. Faktor risiko penyebab terjadinya katarak adalah
penuaan, tetapi faktor lain yang mungkin terlibat seperti trauma, penyakit diabetes
melitus, merokok, herediter dan paparan sinar ultraviolet. Umumnya katarak merupakan
penyakit pada usia lanjut, tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, katarak akibat
penyakit intraocular (uveitis kronik, glaucoma, retinitis pigmentosa, ablasio retina),
katarak akibat terinduksi obat (penggunaan obat tetes mata yang mengandung steroid
untuk jangka panjang), katarak ikutan (katarak setelah operasi ECCE), Katarak akibat
penyakit sistemik (DM, distrofi miotonik), dan Katarak diakibatkan trauma.
Pada pemeriksaan status oftalmologis, ditemukan adanya:
• aVOD : 6/7,5
• aVOS : 6/15  ph: 6/15

• Pada pemeriksaan visus didapatkan penurunan ketajaman penglihatan pada


mata kiri dengan pinhole tajam penglihatan tidak maju
• Pada pemeriksaan lensa ditemukan adanya kekeruhan pada lensa mata kiri,
serta ditemukan adanya Intra ocular lensa pada mata kanan.
• Lalu pada pemeriksaan shadow test, yang jika disinari dengan menggunakan
senter pada kemiringan 45o menimbulkan bayangan iris. Dari hasil pemeriksaan
shadow test tersebut dapat dijelaskan bahwa pasien mengalami kekeruhan
lensa pada mata kiri.
• Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, didapatkan diagnosis yang sesuai
adalah OS Katarak senilis imatur dengan OD Pseudofakia.
• Usulan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien ini adalah
pemeriksaan funduskopi, tonometri schiotz dan slit lamp untuk
lebih memastikan kekeruhan yang terjadi pada lensa dan
segmen posterior bola mata serta menilai keadaan retina
pasien.
• Penatalaksanaan pada penyakit katarak adalah dengan
pembedahan katarak.
• Pembedahan katarak ada 2 yaitu dengan teknik ECCE (ekstraksi
katarak ekstra kapsular) dan dengan
fakoemulsifikasi+pemasangan IOL.
Tinjauan Pustaka
• Definisi : Katarak merupakan abnormalitas pada lensa mata
berupa kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam penglihatan
penderita berkurang. Katarak dapat disebabkan karena
terganggunya mekanisme kontrol keseimbangan air dan
elektrolit serta dapat pula disebabkan karena denaturasi
protein lensa atau gabungan keduanya.
• Katarak merupakan penyebab kebutaan nomor 1 di seluruh
dunia
Etiologi dan faktor risiko
• Penyebab tersering dari katarak adalah proses degenerasi, yang
menyebabkan lensa mata menjadi keras dan keruh.
• Faktor risiko katarak meliputi faktor individu (usia, jenis
kelamin, ras, genetik), lingkungan (kebiasaan merokok, paparan
sinar UV, nutrisi, DM, hipertensi, penggunaan steroid, obat
penyakit gout) dan faktor protektif (aspirin, terapi pengganti
hormon).
Patofisiologi
• Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan
hilangnya transparansi. Perubahan dalam serabut halus
multipel (zonula) yang memanjang dari badan siliar ke sekitar
daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa
dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengakibatkan
pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina.
• Terdapat 2 teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu
teori hidrasi dan sklerosis:
– Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel
lensa yang berada di subkapsular anterior, sehingga air tidak dapat
dikeluarkan dari lensa. Air yang banyak ini akan
menimbulkan bertambahnya tekanan osmotik yang menyebabkan
kekeruhan lensa.
– Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabut
kolagen terus bertambah sehingga terjadi pemadatan
serabut kolagen di tengah. Makin lama serabut tersebut semakin
bertambah banyak sehingga terjadilah sklerosis nukleus lensa.
• Perubahan yang terjadi pada lensa usia lanjut:
1. Kapsula
– Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak)
– Mulai presbiopiac
– Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
– Terlihat bahan granular

2. Epitel-makin tipis
– Sel epitel (germinatif pada ekuator bertambah besar dan berat)
– Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata

3. Serat lensa
– Serat irregular
– Pada korteks jelas kerusakan serat sel
– Brown sclerotic nucleus, sinar UV lama kelamaan merubah protein nukelus lensa, sedang warna coklat
protein lensa nucleus mengandung histidin dan triptofan disbanding normal
– Korteks tidak berwarna karena kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi foto oksidasi.
KATARAK SENILIS
• Katarak senilis merupakan tipe katarak didapat yang timbul
karena proses degeneratif dan umum terjadi pada pasien di
atas 50 tahun.
• Pada usia 70 tahun, lebih dair 90% individu mengalami katarak
senilis. Umumnya mengenai kedua mata dengan salah satu
mata terkena lebih dulu.
Mekanisme terjadi kekeruhan lensa pada katarak senilis

1. Katarak senilis kortikal :


1. Derajat separasi lamellar
2. Katarak insipien
3. Katarak imatur
4. Katarak matur
5. Katarak hipermatur
6. Katarak Morgagni
2. Katarak senilis nuclear
3. Katarak senilis subkapsularis posterior
Perbedaan stadium katarak
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah (air Normal Berkurang (air
masuk) keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans


Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test - + - Pseudops
Penyulit - Glaukoma - Uveitis +
Glaukoma
Pada katarak senilis nuklear
• Gejala pada penderita katarak adalah sebagai berikut:
• 1. Penurunan visus
• 2. Silau
• 3. Perubahan miopik
• 4. Diplopia monocular
• 5. Halo bewarna
• 6. Bintik hitam di depan mata

• Tanda pada penderita katarak adalah sebagai berikut: 3
• Pemeriksaan visus berkisar antara 6/9 sampai hanya persepsi cahaya
• Pemeriksaan iluminasi oblik
• Shadow test
• Oftalmoskopi direk
• Pemeriksaan sit lamp
Diagnosis
• Diagnosa katarak senilis dapat dibuat dari hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan Visus  untuk mengetahui kemampuan melihat
pasien
• Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi
opasitas lensa tetapi dapat juga struktur okuler lain, misalnya
konjungtiva, kornea, iris, bilik mata depan.
• Pemeriksaan shadow test dilakukan untuk menentukan stadium
pada katarak senilis.
Penatalaksanaan
• Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi
lensa. Bergantung pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2
tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE)
dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE).
Indikasi
• Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup indikasi
visus, medis, dan kosmetik.
– Indikasi visus; merupakan indikasi paling sering. Indikasi ini berbeda pada tiap
individu, tergantung dari gangguan yang ditimbulkan oleh katarak terhadap
aktivitas sehari-harinya.
– Indikasi medis; pasien bisa saja merasa tidak terganggu dengan kekeruhan
pada lensa matanya, namun beberapa indikasi medis dilakukan operasi
katarak seperti glaukoma imbas lensa (lens-induced glaucoma), endoftalmitis
fakoanafilaktik, dan kelainan pada retina misalnya retiopati diabetik atau
ablasio retina.
– Indikasi kosmetik; kadang-kadang pasien dengan katarak matur meminta
ekstraksi katarak (meskipun kecil harapan untuk mengembalikan visus) untuk
memperoleh pupil yang hitam.
Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)
• Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh lensa
dibekukan di dalam kapsulnya dengan
cryophake dan dipindahkan dari mata melalui
incisi korneal superior yang lebar. Sekarang
metode ini hanya dilakukan hanya pada
keadaan lensa subluksatio dan dislokasi.
• Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder.
• Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan
ini astigmatisme, glukoma, uveitis,
endoftalmitis, dan perdarahan.
Extra Capsular Cataract Extraction ( ECCE )
• Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi
lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa
lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan.
• Dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel,
implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder
lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan
prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah
mengalami prolap badan kaca, ada riwayat mengalami ablasi retina, mata
dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit
pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.
• Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya
katarak sekunder.
Teknik ECCE ECCE dengan pemasangan IOL
Phacoemulsification
• Phakoemulsifikasi (phaco) adalah teknik untuk membongkar dan
memindahkan kristal lensa. Pada teknik ini diperlukan irisan yang sangat
kecil (sekitar 2-3mm) di kornea.
• Getaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak,
selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang telah
hancur sampai bersih.
• Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan
tersebut. Karena insisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan
pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan
cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.
Small Incision Cataract Surgery (SICS)
• Insisi dilakukan pada sklera dengan ukuran insisi bervariasi dari
5-8 mm.
• Penutupan luka insisi terjadi dengan sendirinya.
• Teknik operasi ini dapat dilakukan pada stadium katarak
immature, mature, dan hypermature. Teknik ini juga telah
dilakukan pada kasus glaukoma fakolitik dan dapat
dikombinasikan dengan operasi trabekulektomi.
Jenis tehnik bedah katarak Keuntungan Kerugian

Extra capsular cataract  Incisi kecil  Kekeruhan pada kapsul posterior


extraction (ECCE)  Tidak ada komplikasi vitreus  Dapat terjadi perlengketan iris dengan
 Kejadian endophtalmodonesis lebih kapsul
sedikit
 Edema sistoid makula lebih jarang
 Trauma terhadap endotelium kornea
lebih sedikit
 Retinal detachment lebih sedikit
 Lebih mudah dilakukan

Intra capsular cataract  Semua komponen lensa diangkat  Incisi lebih besar
extraction (ICCE)  Edema cistoid pada makula
 Komplikasi pada vitreus
 Sulit pada usia < 40 tahun
 Endopthalmitis

Fakoemulsifikasi  Incisi paling kecil  Memerlukan dilatasi pupil yang baik


 Astigmatisma jarang terjadi  Pelebaran luka jika ada IOL
 Pendarahan lebih sedikit
 Teknik paling cepat
Komplikasi
• Komplikasi operasi dapat berupa komplikasi preoperatif, intraoperatif,
postoperatif awal, postoperatif lanjut, dan komplikasi yang berkaitan dengan
lensa intra okular (intra ocular lens, IOL).

• Komplikasi preoperatif
– Ansietas
– Nausea dan gastritis; akibat efek obat preoperasi seperti asetazolamid dan/atau gliserol.
– Konjungtivitis iritatif atau alergi; disebabkan oleh tetes antibiotik topical preoperatif,
ditangani dengan penundaan operasi selama 2 hari.
– Abrasi kornea; akibat cedera saat pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan
tonometer Schiotz. Penanganannya berupa pemberian salep antibiotik selama satu hari
dan diperlukan penundaan operasi selama 2 hari
Komplikasi intraoperatif Komplikasi postoperatif awal
• Laserasi m. rectus superior; dapat terjadi • Komplikasi yang dapat terjadi segera
selama proses penjahitan. setelah operasi termasuk hifema,
• Perdarahan hebat; dapat terjadi selama prolaps iris, keratopati striata, uveitis
persiapan conjunctival flap atau selama anterior postoperatif, dan
insisi ke bilik mata depan. endoftalmitis bakterial.
• Cedera pada kornea (robekan membrane
Descemet), iris, dan lensa; dapat terjadi
akibat instrumen operasi yang tajam
seperti keratom.
• Cedera iris dan iridodialisis (terlepasnya
iris dari akarnya)
• Lepas/ hilangnya vitreous; merupakan
komplikasi serius yang dapat terjadi
akibat ruptur kapsul posterior
(accidental rupture) selama teknik ECCE.
Komplikasi postoperatif lanjut Komplikasi yang berkaitan dengan IOL
• Cystoid Macular Edema (CME), • Implantasi IOL dapat menyebabkan
• Delayed chronic postoperative komplikasi seperti:
endophtalmitis, – uveitis-glaucoma-hyphema syndrome
(UGH syndrome),
• Pseudophakic Bullous Keratopathy
– Malposisi IOL, dan
(PBK), – Sindrom lensa toksik (toxic lens syndrome).
• Ablasio retina, dan
• Katarak sekunder
Prognosis

• Tindakan pembedahan secara defenitif pada katarak senilis dapat


memperbaiki ketajaman penglihatan pada lebih dari 90% kasus.
• Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan
pembedahan tidak sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis.
• Adanya ambliopia dan kadang-kadang anomali saraf optikus atau retina
membatasi tingkat pencapaian pengelihatan pada kelompok pasien ini.
• Prognosis untuk perbaikan ketajaman pengelihatan setelah operasi
paling buruk pada katarak kongenital unilateral dan paling baik pada
katarak kongenital bilateral inkomplit yang proresif lambat

Anda mungkin juga menyukai