Anda di halaman 1dari 21

Asuhan Keperawatan Gangguan

Penglihatan (Katarak)

Alit Suwandewi,Ns.M.Kep
alit_dewi@ymail.com
Katarak
Merupakan kekeruhan lensa mata atau kapsul
lensa yang mengubah gambaran yang
diproyeksikan pada retina (Istiqomah,2003).
Menurut Nugroho (2011). Kelainan ini bukan
suatu tumor atau pertumbuhan jaringan di dalam
mata, akan tetapi keadaan lensa yang menjadi
berkabut (Ilyas, 2004).
Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di
mana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan
lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan
ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal
lensa yang dapat timbul pada berbagai usia
tertentu
Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :
1. Katarak perkembangan (developmenta) dan
degeneratif.
2. Katarak kongenital, juvenil, dan senil.
3. Katarak komplikata.
4. Katarak traumatik.
Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :
1. Katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia
di bawah 1 tahun
2. Katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di
atas 1 tahun dan di bawah 40 tahun
3. Katarak presenil, yaitu katarak sesudah usia 30 - 40
tahun
4. Katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi pada
usia lebih dari 40 tahun
ETIOLOGI

Penyebab terjadinya kekeruhan lensa ini dapat :


Primer, berdasarkan gangguan perkembangan dan
metabolisme dasar lensa
Sekunder, akibat tindakan pembedahan lensa
Komplikasi penyakit lokal ataupun umum.
PATOFISIOLOGI

Lensa mengandung 3 komponen anatomis:


Nukleus zone sentral
Korteks perifer
Kapsul anterior dan posterior
Nukleus mengalami perubahan warna menjadi
coklat kekuningan dg bertambahnya usia
Perubahan fisik (perubahan pd serabut halus
multiple (zunula) yg memanjang dari badan
silier kesekitar daerah lensa) hilangnya
tranparansi lensa
Perubahan kimia dlm protein lensa
koagulasi mengabutkan pandangan
Terputusnya protein lensa disertai influks air
kedalam lensa
Usia meningkat Penurunan enzim menurun
degenerasi pd lensa
Faktor ysang mempengaruhi kejadian katarak :
1. Radiasi sinar ultra violet B
2. Obat-obatan
3. Alkohol
4. Merokok
5. Diabetes
6. Asupan vitamin antioksidan yang kurang dlm
jangka waktu lama
MANIFESTASI KLINIK
Data subyektif
1. Visus menurun
2. Silau
Data objektif
1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil
2. Bila lensa sudah opak cahaya terpendar tdk pada retina
pandangan kabur atau redup
3. Silau dan susah melihat pd malam hari
4. Pupil tampak kekuningan, abu-abu
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Keratometri
2. Oftalmoskop
3. A-Scan Ultrasoundm (Echography)
4. Hitung sel endotel
5. Pengkajian TIO (Tekanan Intra Okuler)
Menggunakan Tonometer
PENATALAKSANAAN
Ada 2 macam tekhnik pembedahan katarak
Ekstraksi katarak intrakasuler (ICCE)
Ekstraksi katark ekstrakapsuler extraction (ECCE) 98 %
keberhasilan
Fakoemulsifikasi penemuan terbaru pd ekstrakapsuler
Kaca mata apakia
Lensa kontak
Implan lensa okuler (IOL)
Pendidikan pasien setelah pembedahan katarak

Pembatasan aktivitas
Diperbolehkan
Menonton televisi; membaca bila perlu, tp jangan terlalu lama
Mengerjakan aktivitas biasa tapi dikurangi
Pada awal mandi waslap selanjutnya menggunakan bak mandi
atau pancuran
Tidak boleh membungkuk pd wastafel atau bak mandi;
condongkan sedikit kepala kebelakang saat mencuci rambut
Tidur dengan perisai pelindung mata logam pada
malam hari; mengenakan kacamata pada siang hari
Ketika tidur, berbaring terlentang atau miring tidak
boleh telengkup
Aktivitas dengan duduk
Mengenakan kacamata hitam untuk kenyamanan
Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari
lantai
Dihindari (paling tidak selama 1 minggu)
Tidur pd sisi yg sakit
Menggosok mata; menekan kelopak untuk menutup
Mengejan saat defekasi
Memakai sabun mendekati mata
Mengangkat benda yg lebih dari 7 Kg
Hubungan seks
Mengendarai kendaraan
Batuk, bersin, dan muntah
Menundukkan kepala sampai bawah pinggang, melipat lutut
saja dan punggung tetap lurus untuk mengambil sesuatu dari
lantai
Pengkajian

Dilakukan pada tanggal jam di ruang .


pengkajian didapat melalui wawancara dengan pasien, keluarga dan
melalui data status pasien.
1. Identitas
Pasien bernama Tn. S, berumur 65tahun, jenis kelamin laki-laki, bersuku
bangsa Banjar, beragama Islam, status kawin, pendidikan terakhir
SD,bekerja sebagai petani, Tn.S saat ini tinggal di Kedung Waluh RT 13
RW 5 Sungai Kemabang
2. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama
Mata tidak dapat digunakan untuk melihat dengan baik, pandangan
kabur tidak jelas, terlihat silau dan kemerah-merahan.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengungkapkan bahwa kondisi matanya tidak dapat digunakan
untuk melihatdengan jelas terutama pada mata sebelah kanan. Yang
terlihat hanya samar-samar dan warna kemerah-merahan dan tak
jelas.Hal ini dirasakan pasien sejak 3 bulan yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum sedang.Kesadaran compos
mentis. Tekanan darah 130/90 mmHg, nadi
82x/ menit, suhu 36C, respirasi 22x/ menit.
Pada pemeriksaan, mata di dapat bentuk
simetris, terlihat warna kehitaman disekitar
kedua mata, konjuctiva tidak anemis, seklera
tidak ikterik, pupil warna putih keruh.
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
Hb : 14,2 g/dl,Hematroktit : 4,8 %,Trombosit :
223 10*/uL,Eritrosit : 4,98 10*6/uL,Urium : 37
mg/uL,Creatinin : 13 mg/uL.
Data fokus

Pre operasi
DS: Pasien mengatakan pandangan mata samar-samar, kemerah-merahan dan
silau. Pasien juga mengatakan merasa cemas menghadapi tindakan operasi
yang akan datang.
DO : Pasien nampak hanya melihat ke satu arah, pasien terlihat bingung
terhadap lingkungan sekitar, pasien juga nampak cemas.

Post operasi dari wawancara dan dari penglihatan didapatkan


DS : Pasien mengatakan mata kanan terasa nyeri senut-senut.
P: luka operasi,
Q: nyeri senut-senut,
R: mata kiri,
S: 5,
T: hilang timbul. Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang perawatan luka
setelah operasi.Pasien dan keluarga menanyakan tentang perawatan dirumah.
DO : - Terlihat mata kanan tertutup kassa setelah operasi, klien tampak
bingung.
Diagnosa pre operasi :
a. Gangguan persepsi sensori: penglihatan
berhubungan dengan penurunan tajam
penglihatan (Carpernito, 2009).
b. Kecemasan berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang kejadian operasi (NANDA,
2011).

Diagnosa post operasi :


a. Nyeri berhubungan dengan luka post operasi
(Carpernito, 2009).
b. Resiko infeksi (Carpenito, 2009).

Anda mungkin juga menyukai