FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
LAPORAN KASUS
OKTOBER 2015
OLEH
SUL FADHILAH HAMZAH
K1A1 10 017
PEMBIMBING
dr. STELLA LENGKONG, Sp. M
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Pekerjaan
Suku
Jenis Kelamin
Agama
Tgl penerimaan
II.
: Ny. Wa Mulu
: 59 tahun
: IRT
: Muna
: Perempuan
: Islam
: 29 September 2015
Rumah Sakit
: Bahteramas
Rekam Medik
: 44 61 74
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Penglihatan mata kanan menurun sejak 1 tahun yang
lalu
Anamnesis terpimpin :
Pasien datang ke poli mata RSUB dengan keluhan menurun penglihatannya
pada mata kanannya sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Pasien mengeluh
sulit melakukan aktivitas akibat penglihatannya yang terganggu. Awalnya
hanya mata kanan namun beberapa bulan kemudian penglihatan mata kiri
juga menurun. Keluhan dirasakan semakin memberat secara perlahan-lahan
hingga pasien hanya dapat melihat bayangan benda bergerak tanpa melihat
dengan jelas. Keluhan mata perih (-), berair (-), silau saat melihat (-).
Riwayat Penyakit Dahulu:
III.
PEMERIKSAAN FISIK
1
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
A. Inspeksi
No. Pemeriksaan
1.
Palpebra
2.
App. Lakrimalis
3.
Silia
4.
Konjungtiva
5.
Bola mata
6.
Mekanisme muscular
7.
Kornea
8.
Bilik mata depan
9.
Iris
10. Pupil
11.
Lensa
B. Palpasi
No
OD
Edema (-)
Lakrimasi (-)
Normal
Hiperemis (-)
Ke segala arah
OS
Edema (-)
Lakrimasi (-)
Normal
Hiperemis (-)
Ke segala arah
Jernih
Dalam
Coklat
Bulat, sentral,RC (+)
Keruh menyeluruh
Jernih
Dangkal
Coklat
Bulat, sentral,RC (+)
Keruh tidak merata
Pemeriksaan
OD
OS
.
1.
Tensi Okuler
Normal
2.
Nyeri Tekan
(-)
3.
Massa Tumor
(-)
4.
Glandula periaurikuler
(-)
C. Tonometri
: TOD = 21,3 mmHg
TOS = 30,4 mmHg
D. Tes konfrontasi :
Kesan meningkat
(-)
(-)
(-)
OD=
dalam
batas
normal
OS= dalam batas normal
E. Visus : VOD = 1/300
VOS = 6/60 tidak dapat dikoreksi
F. Penyinaran Oblik
Pemeriksaan
Konjungtiva
Kornea
Bilik mata depan
Iris
Pupil
OD
Hiperemis (-)
Jernih
Dalam
Coklat
Bulat, sentral,
cahaya (+)
OS
Hiperemis (-)
Jernih
Dangkal
Coklat
Refleks Bulat, sentral,
Refleks
cahaya (+)
Lensa
Keruh menyeluruh
G. Funduskopi
H. Laboratorium
V. Resume
Pasien
perempuan,
59
tahun
datang
dengan
keluhan
menurun
penglihatannya pada mata kanannya sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu.
Pasien mengeluh sulit melakukan aktivitas akibat penglihatannya yang
terganggu. Awalnya hanya mata kanan namun beberapa bulan kemudian
penglihatan mata kiri juga menurun. Keluhan dirasakan semakin memberat
secara perlahan-lahan hingga pasien hanya dapat melihat bayangan benda
bergerak tanpa melihat dengan jelas. Keluhan mata perih (-), berair (-), silau
saat melihat (-). Pada pemeriksaan visus okuli dextra 1/300, lensa keruh
menyeluruh, TIO 21,3 mmHg dan visus oculi sinistra 6/60, tidak dapat
dikoreksi, lensa keruh tidak merata, iris shadow (+), TIO 30,4 mmHg
VI. Diagnosis
OD Katarak Senil Hipermatur
OS Katarak Senil Imatur + Hipertensi Okuli
VII. Penatalaksanaan
OD Ekstraksi lensa
OS Timolol 0,5% 2x1 gtt
Glaucon tab 2x250 mg
Aspar K tab 2x300 mg
VIII.
Prognosis
Dubia et bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Anatomi Lensa
Lensa kristalina adalah sebuah struktur struktur menakjubkan yang pada
keadaan normal berfungsi memfokuskan gambar pada retina. Posisinya tepat
disebelah posterior iris dan disangga oleh serat-serat zonula yang berasal dari
korpus siliar. Serat-serat ini menyisip pada bagian ekuator kapsul lensa. Kapsul
lensa adalah suatu membrane basalis yang mengelilingi substansi lensa. Sel-sel
epitel dekat ekuator lensa membelah sepanjang hidup dan terus berdiferensiasi
membentuk serat-serat lensa baru sehingga serat-serat lensa yang lebih tua
dippampatkan ke nucleus sentral, serat-serat muda, yang kurang padat,
disekeliling nucleus menyusun korteks lensa. Karena lensa bersifat avaskular dan
tidak mempunyai persarafan, nutrisi lensa diperoleh dari aqueous humor.
Metabolism lensa terutama bersifat anaerob akibat rendahnya kadar oksigen
terlarut didalam aqueous. 1
Katarak senile
5
A. Definisi
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang dapat menyebabkan
gangguan penglihatan. Katarak umumnya merupakan proses penuaan 3. Katarak
senile adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia
di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti4.
B. Etiologi
Secara umum, beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya katarak
seperti usia lanjut (terjadinya sklerosis nuklear), penyakit mata (glaucoma,
ablasi, uveitis, retinitis pigmentosa dan penyakit intraocular lain), keracunan
obat(eserin, kortikosteroid, asetilkolinesterase topikal), kelainan sistemik atau
metabolik (DM, hipokalsemi, distrofi miotonik, dermatitis atopik), infeksi
dimasa pertumbuhan janin.1
C. Pathogenesis dan patofisiologi
Pathogenesis katarak masih belum dapat sepenuhnya dimengerti, akan
tetapi penuaan merupakan factor yang paling berperan. Berbagai temuan
menunjukkan bahwa lensa yang mengalami katarak mengalami agregasi
protein yang berujung pada penurunan transparansi, perubahan warna menjadi
kuning atau kecoklatan, ditemukannya vesikel antara lensa, dan pembesaran sel
epitel. Perubahan lain yang juga muncul adalah perubahan fisiologi kanal ion,
absorpsi cahaya dan penurunan aktivitas anti-oksidan dalam lensa juga dapat
mengakibatkan katarak5.
Pembentukan katarak
secara
kimiawi
ditandai
oleh
penurunan
Insipiens
Ringan
Normal
Imatur
Sebagian
Bertambah
Matur
Seluruh
Normal
Hipermatur
Massif
Berkurang (air
Iris
COA
Sudut COA
Normal
Normal
Normal
(air masuk)
Terdorong
Dangkal
Sempit
Normal
Normal
Normal
Shadow test
Penyulit
Negatif
-
Positif
Glaucoma
Negatif
-
Pseudopositif
Uveitis + glaukoma
F. Terapi 1,4,7
1. Operasi
Pengobatan
untuk
katarak
adalah
pembedahan.
Pembedahan
dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan
kaca mata untuk melakukan kegiatannya sehari-hari. Beberapa penderita
mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca
matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau
menggunakan lensa pembesar. Jika katarak tidak mengganggu biasanya
tidak perlu dilakukan pembedahan.Indikasi operasi :
a. Indikasi sosial : jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan
dalam melakukan pekerjaan sehari-hari
b. Indikasi medis: bila ada komplikasi seperti glaukoma
c. Indikasi optik : jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m
kemudian didapatkan hasil visus 3/60
Pembedahan
katarak
terdiri
dari
pengangkatan
lensa
dan
1. Pengangkatan Lensa
Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat
lensa:
a. ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) atau EKEK
Lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya. Untuk
memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa
melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi
tinggi (fakoemulsifikasi). Termasuk kedalam golongan ini ekstraksi
linear, aspirasi dan irigasi. Pembedahan ini dilakukan pada pasien
katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama
keratoplasti,
implantasi
lensaintra
okular,
kemungkinan
akan
III.
Hipertensi okuli
A. Definisi
Hipertensi ocular adalah suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan
intraokular secara signifikan tanpa adanya tanda-tanda glaucomatous
(kerusakan saraf optik atau gangguan lapang pandang)2. Hipertensi okuli
adalah suatu keadaan dimana tampak criteria seperti di bawah ini:8
1. Tekanan intra okuli lebih besar dari 21 mmHg pada satiu atau kedua mata
seperti yang diukur dengan tonometer pada 2 atau lebih kunjungan
2.
3.
4.
5.
pemeriksaan
Tidak ada efek glaucomatous pada pemeriksaan lapangan pandangan
Penampakan normal pada diskus optic dan lapisan serabut saraf
Sudut-sudut terbuka pada gonioskopi, tanpa ada riwayat sudut tertutup
Tidak adanya penyakit mata lain yang dapat menyebabkan peningkatan
tekanan
B. Patofisiologi
Tekanan intra okuli yang tinggi merupakan masalah pada populasi
hipertensi okuli karena ia merupakan salah satu faktor resiko utama glaucoma.
Penyebab dari peninggian tekanan intra okuli secara umum yang dapat diterima
9
10
11
BAB III
DISKUSI
Pasien perempuan 59 tahun dengan keluhan menurun penglihatannya pada
mata kanannya sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Pasien mengeluh sulit
melakukan aktivitas akibat penglihatannya yang terganggu. Awalnya hanya mata
kanan namun beberapa bulan kemudian penglihatan mata kiri juga menurun.
Keluhan dirasakan semakin memberat secara perlahan-lahan hingga pasien hanya
dapat melihat bayangan benda bergerak tanpa melihat dengan jelas. Keluhan mata
perih (-), berair (-), silau saat melihat (-). Pada pemeriksaan visus okuli dextra
1/300, lensa keruh, TIO 21,3 mmHg dan visus oculi sinistra 6/60, tidak dapat
dikoreksi, lensa keruh tidak merata, iris shadow (+), TIO 30,4 mmHg
Berdasarkan
penglihatan mata menurun secara perlahan dan tidak ditemui keluahn lain serta
pemeriksaan fisis pada kedua mata di dapatkan lensa keruh. Hal ini sesuai dengan
pengertian katarak senile dimana semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun.
Pada mata kanan didapatkan visus 1/300, lensa keruh, TIO 21,3 mmHg
sehingga didiagnosa katarak senile hipermatur.
Pada mata kiri didapatkan visus 6/60 tidak dapat dikoreksi, lensa keruh
tidak merata, iris shadow (+) sehingga didiagnosa dengan katarak senile imatur.
Pada pemeriksaan tonometri didapatkan tekanan ocular kiri 30,4 (meningkat)
namun tidak ada defek lapangan pandang sehingga hanya didiagnosa dengan
hipertensi okuli.
Rencana terapi untuk mata kanan pada pasien ini yaitu rencana capsular
cataract extraction (ECEC) dan tekanan darah harus terkontrol. Katarak hanya
dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak tidak
mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Pada pasien ini didapatkan visus
pada mata kanan 1/300 dan tidak dapat dikoreksi lagi dengan menggunakan
kacamata sehingga terapi yang diperlukan pada pasien ini adalah terapi
pembedahan, sedangkan terapi untuk mata kiri diberikan timolol 0,5% 2x1 gtt
glaucon tab 2x250 mg, aspar K tab 2x300 mg untuk hipertensi okuli dan
12
mencegah terjadinya glaukoma. Pembedahan katarak pada mata kiri belum dapat
dilakukan karena masih katarak imatur. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang
dapat menjernihkan lensa yang keruh. Tindakan pembedahan pada lensa katarak
dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul
lensa anterior sehingga massa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui
robekan.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan dan Asbury. 2014. Oftamologi Umum. Edisi 17. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta
2. Lang, Gerhard K. 2007. Opthalmology: A Short Text Book. Thieme: New
York.
3. Topal, B.2009. Guidelines for surgical and non-surgical management of
cataract in the otherwise healthy adult eye. Toward Optimized Practice.
Canada
4. Ilyas, S. 2012. Ilmu Penyakit Mata Edisi Keempat. FKUI: Jakarta
5. Tanto, Chris, dkk. 2014. Kapita selekta kedokteran jilid I. Edisi IV: Jakarta
6. Khurana, A K. 2007. Comprehensive Opthalmology 4th Edition. New Age
International: New Delhi.
7. Ocampo,
VVD.
2009.
Senile
cataract.
Diakses
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview#showall.
dari
Tanggal
28 september 2015
8. Anne
C.G.
2014.
Ocular
Hypertension.
Diakses
dari
http://emedicine.medscape.com/article/1207470-overview#showall
14