MATA KULIAH
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III
TUGAS INDIVIDU
Anatomi fisiologi dan WOC pada sistem penglihatan (Katarak, gloukoma)
serta
Oleh :
2010108
S1-3B Keperawatan
2021-2022
2
cahaya, dan warna yang dipantulkan objek. Mata terletak dalam struktur
terdiri atas sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan
(Junqueira, 2007).
peka cahaya karena adanya iris, suatu otot polos tipis berpigmen yang
mata adalah pupil. Iris mengandung dua kelompok jaringan otot polos,
satu sirkuler dan yang lain radial. Karena serat-serat otot memendek jika
terjadi pada cahaya terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk
otot siliaris. Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu
siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot
1. Katarak
a. Definisi
cataract dan latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa
(Razi, 2011).
dilihat mata. Jika lensa keruh karena katarak, gambar akan kabur dan
lensa. Lensa terdiri dari air dan protein. Protein yang diatur dalam
kecil di lensa. Seiring waktu, kabut itu dapat menjadi lebih padat atau
b. Penyebab
kebutaan di dunia.
(Lanang, 2007).
2. Faktor Risiko
a. Umur
b. Jenis kelamin
karena umur harapan hidup wanita lebih lama disbanding kaum pria.
baik, katarak dapat terjadi pada usia yang lebih muda. Diperkirakan
d. Sinar Ultraviolet
lens dan senyawa toksis lainnya sehingga terjadi reaksi oksidatif pada
protein lensa sehingga terjadi cross link antar dan intra protein dan
e. Obat-obatan
perkembangan katarak.
f. Merokok
Individu yang merokok 20 batang atau lebih jenis sigaret dalam sehari
katarak.
8
g. Nutrisi
dengan tingkat gizi dimana katarak lebih umum terjadi pada tingkat
h. Trauma mata
pukulan keras, tembus, sayatan, panas tinggi atau bahan kimia dapat
3. Klasifikasi
a. Katarak kongenital
muncul pada saat kelahiran bayi atau segera setelah bayi lahir. Katarak
jenis ini dapat terjadi di kedua mata bayi (bilateral) maupun sebelah
putih jika dibandingkan dengan pupil hitam yang normal dan dapat
b. Katarak Senilis
c. Katarak Traumatik
lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih
segera setelah masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa
d. Katarak komplikata
a. Katarak Insipien
terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda
menimbulkan polipia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada
semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang
10
lama.
b. Katarak Intumesen.
bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata
hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan
terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat lensa.
c. Katarak Imatur
katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur
d. Katarak Matur
seluruh masa lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca
pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang
11
bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan
pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif (Ilyas, 2005).
e. Katarak Hipermatur
dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Masa lensa yang
proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka
korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks
4. Pemeriksaan Katarak
a. Visus mata
jarak 6 meter. Penilaian di ukur dari barisan terkecil yang masih dapat
dibaca oleh pasien dengan benar, dengan nilai normal visus adalah 6/6.
(Budiono,2008).
sinar dari samping (sehingga pasien tidak memfokus pada cahaya dan
tidak berakomodasi) kea rah salah satu pupil untuk melihat reaksinya
terhadap cahaya. Inspeksi kedua pupil dan ulangi prosedur ini pada sisi
(Ruhyanudin, 2012).
c. Tekanan intraocular
ekstrakapsular.
14
d. Fakoemulsifikasi
lensa ocular yang kaku diinsisi sebesar 5mm. ada keuntungannya ada
kerugiannya.
kompleks.
16
EKEK Fakoemulsifikasi
Lebar Insisi 6-10 mm 3-5 mm
Lama Operasi 30-45 menit 20-30 menit
Learning curve Sedang Lama
Trauma operasi Besar Sedang
Kerugian Penyembuhan tidak cepat / Indikasi: Katarak Grade 2, 3
tidak sempurna. Jaringan dan 4. Kerusakan jaringan
parut luas, astigmatisme sekitar operasi, lebih mahal.
tinggi. Trauma pada endotel
kornea lebih besar.
Keuntungan Lebih murah. Lukanya lebih ringan,
penyembuhan cepat
Astigmatisme, (-)
Pasien Katarak
Visus? Visus?
C. Hipotesis
Keruh
Pembedahan Katarak
Sumber : https://www.academia.edu/10068687/WOC_KATARAK
Anatomi Fisiologi Gloukoma
a. Definisi
tekanan bola mata, atrofi papil saraf papil saraf optik dan menciutnya
mmHg, faktor risiko lainnya antara lain adalah ras, jenis kelamin, usia,
(Sumber : https://www.deherba.com/mengenal-jenis-jenis-glaukoma-dan-proses-
terbentuknya.html)
b. Klasifikasi
1) Glaukoma primer
2) Glaukoma sekunder
berikut:
mata keluar.
3) Glaukoma kongenital
sistemik lain.
tanda-tanda :
(5) Silau
Glaucoma)
(1) Glaukoma sudut tertutup
terjadi perubahan
didalam jaringan mata akibat tekanan yang tinggi merusak
(Sumber : http://dm-ambisius.blogspot.co.id/2011/04/glaukoma-sekunder_24.html)
Gambar 8. Mata glaukoma sudut terbuka dan tertutup
(Sumber : https://doktertama.blogspot.co.id/2016/06/glaukoma.html)
d) Patofisiologi
adalah
pemeriksaan TIO, tajam penglihatan dan perimetri. Kebutaan pada
yang tinggi dan/atau adanya iskemia sel akson saraf akibat TIO
akson saraf optik dan penurunan aliran darah pada papil saraf optik
2016).
(Sumber : http://xamthonegamat.weebly.com/glaucoma.html)
Gambar 10. Trabecular meshwork
(Sumber : http://blog.daum.net/eyedoc/428)
e) Faktor Risiko
sempit
glaukoma
lebih sering
f) Epidemiologi)
g) Diagnosis
(1) Anamnesis
(a) Tonometri
TIO diukur pada masing-masing mata dengan
Ada
(Sumber : https://nunabanun.wordpress.com/)
(b) Gonioskopi
(Sumber:http://sjiraffenlaffen.blogspot.co.id/2009/11/
gonioskopi.html)
h) Lapangan pandang
spesifik, karena gangguan ini terjadi akibat defek berkas serat saraf
i) Terapi
Pada dasarnya glaukoma dibagi menjadi terapi
(1) Medikamentosa
brimonidin, apraklonidin.
unoprostone
brinzolamid, dorzolamid.
methazolamid.
(2) Operatif
iridokornea terbuka.
(d) Trabekulektomi
(e) Goniotomi
Schlemm.
(f) Trabekulotomi
terlepas.
risiko kerusakan.
hidup.
TIO meningkat
Perubahan penglihatan
perifer
Glaukoma
Bagan 1. Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
Pasien dengan usia 20-
80 tahun
TIO tinggi/normal
Kelainan lapang pandang
Kelainan nervus II
Glaukoma
Glaukoma primer
Glaukoma sekunder
Rekam medis
Usia > 40 th
DM
Kortikosteroid jangka panjang
Miopia
Trauma mata
Risiko
ketidakseimbangan - Ansietas
Perubahan penglihatan - Kurang
nutrisi : kurang dari
Perifer pengetahuan
kebutuhan tubuh
- Gangguan
persepsi sensori :
penglihatan.
- Risiko injury
SOP PEMBERIAN TETES MATA
Pemberian obat pada mata dilakukan dengan cara meneteskan obat mata atau mengoleskan
salep mata. Obat yang biasa digunakan oleh klien ialah tetes mata dan salep, meliputi
preparat yang biasa dibeli bebas , misalnya air mata buatan dan vasokonstrikstor.
Obat mata diberikan adalah untuk:
Mendilatasi pupil
Pemeriksaan struktur internal mata
Melemahkan otot lensa
Pengukuran refraksi lensa
Menghilangkan iritasi lokal
Mengobati gangguan mata
Meminyaki kornea dan konjungtiv
B. Persiapan Pasien
C. Langkah-Langkah
1. Telaah program pengobatan dokter untuk memastikan nama obat, dosis, waktu
pemberian dan rute obat.
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
3. Periksa identitas pasien dengan benar atau tanyakan nama pasien langsung.
4. Jelaskan prosedur pemberian obat
5. Minta pasien untuk berbaring terlentang dengan leher agak hiperekstensi
(mendongak)
6. Bila terdapat belek (tahi mata) di sepanjang kelopak mata atau kantung dalam, basuh
dengan perlahan. Basahi semua belek yang telah mengering dan sulit di buang dengan
memakai lap basah atau bola kapas mata selama beberapa menit. Selalu
membersihkan dari bagian dalam ke luar kantus.
7. Pegang bola kapas atau tisu bersih pada tangan non dominan di atas tulang pipi pasien
tepat di bawah kelopak mata bawah
8. Dengan tisu atau kapas di bawah kelopak mata bawah, perlahan tekan bagian bawah
dengan ibu jari atau jari telunjuk di atas tulang orbita
9. Minta pasien untuk melihat pada langit-langit
10. Teteskan obat tetes mata, dengan cara:
o Dengan tangan dominan bersandar di dahi pasien, pegang penetes mata atau
larutan mata sekitar 1 sampai 2 cm di atas sakus konjungtiva
o Teteskan sejumlah obat yang diresepkan ke dalam sakus konjungtiva.
o Bila pasien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke pinggiran
o luar kelopak mata, ulangi prosedur ini.
o Setelah meneteskan obat tetes, minta pasien untuk menutup mata dengan
perlahan.
o Bila memberikan obat yang menyebabkan efek sistemik, lindungi jari Anda
dengan sarung tangan atau tisu bersih dan berikan tekanan lembut pada duktus
nasolakrimalis pasien selama 30-60 detik
11. Memasukkan salep mata, dengan cara:
o Minta pasien untuk melihat ke langit langit
o Dengan aplikator salep di atas pinggir kelopak mata, tekan tube sehingga
memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah pada
konjungtiva.
o Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada konjungtiva dalam.
o Biar pasien memejamkan mata secara perlahan dengan gerakan sirkular
menggunakan bola kapas.
12. Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, usap dengan perlahan dari bagian
dalam ke luar.
13. Bila pasien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang bersih di atas mata
yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plester dengan aman tanpa memberikan
tekanan pada mata
14. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan buang peralatan yang sudah dipakai
15. Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian, dan mata yang menerima
obat (kiri, kanan atau keduanya).
SOP IRIGASI MATA
PENGERTIAN
Tindakan membersihkan mata / bola mata dengan air mengalir.
TUJUAN
Untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda asing dari dalam mata.
Indikasi
1. Cedera kimiawi pada mata
2. Benda asing dalam mata
3. Inflamasi mata
Kontraindikasi
Luka karena tusukan / perforasi mata
PROSEDUR KERJA
Alat :
1. Cairan irigasi nacl 0,9% suhu cairan 37oC/air hangat
7. Kassa steril
8. Sarung tangan
LANGKAH KERJA
1. Mencuci tangan
2. Mengatur posisi duduk atau tidur miring ke arah mata yang diirigasi