Di susun oleh :
KONSEP MEDIK
A. DEFINISI
Katarak berasal dari Yunani katarrhakies, dalam bahasa inggris cataract dan
dalam bahasa latin cataracta yang berarti air terjun.Katarak adalah setiap keadaan
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi ( penambahan cairan ) lensa,
denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya. Biasanya kekeruhan terjadi pada
kedua mata dan berjalan progresif.
B. PATOFISIOLOGI
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis, pada zona sentral terdapat nucleus, diperifer
ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior,
dengan bertambahnya usia, nekleus mengalami perubahan warna menjadi coklat
kekuningan. Disekitar opasitaster terdapat densitas seperti duri dianterior dan
posterior nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang
paling bermakna nampak seperti kristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan kimia
dalam lensa menyebabkan hilangnya transparansi.
Perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan
silier di sekitar daerah di luar lensa dapat menyebabkan penglihatan mengalami
distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi,
sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina.
Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influis
air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan
mengganggu transmisi sinar (Suhardjo, 2012)
a. Iris
Terletak di antara lensa mata dan korne, iris merupakan jaringan mata
yang terdiri dari serat otot dan berfungsi mengatur lebar pupil, agar cahaya
yang masuk tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, sehingga ketajaman
pandang kita menjadi optimal. Warna iris pada setiap orang dapat berbeda-
beda.
b. Kornea
Merupakan bagian paling luar dari bola mata, kornea adalah jaringan
mata berbentuk kubah bening(transparan) yang berfungsi
membiaskan(refraksi) cahaya ke lensa mata.
c. Lensa Mata
Terletak tepat di belakang iris, lensa mata adalah bagian mata yang
berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk ke bola mata melalui pupil
ke retina. Lensa mata berdifat elastis dan berfungsi untuk mengatur fokus
bayangan yang diterima oleh retina.
Bila jarak benda terlalu dekat dengan mata kita, lensa mata akan
menipis, sedangkan bila jarak benda terlalu jauh, lensa mata akan menebal.
Menebal atau menipisnya lensa mata ini dimasudkan untuk memfokuskan
cahaya yang masuk tepat di makula retina. Lensa mata dapat menjadi semakin
keruh seiring dengan bertambahnya usia. Lensa mata yan menjadi keruh itulah
yang di sebut katarak.
d. Makula Retina
Bagian retina yang paling sensitif terhadap cahaya. Bila cahaya yang
dipantulkan dari berbagai benda yang kita lihat bisa difokuskan pada makula,
benda tersebut akan terlihat tajam.
e. Pupil
f. Retina
g. Sklera
h. Syaraf Optik
Jaringan syaraf yang amat peka terhadap sinyal syaraf yang dihasilkan
oleh retina. Oleh syaraf ini sinyal tersebut diteruskan ke otak, sehingga
mengerti apa yang kita lihat
D. FAKTOR RISIKO
a. Penuaan usia
b. Diabetes mellitus
d. Merokok
e. Kegemukan
Satu hal yang harus dihindari oleh penderita katarak karena makanan
yang digoreng mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang bisa membuat
penumpukan plak pada pembuluh darah makula dan memperlambat aliran
darah di mata. Makanan mengandung Margarin atau minyak sayur dan juga
Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas bisa meningkatkan risiko
terkena diabetes dan kondisi sistemik yang bisa menyebabkan seseorang bisa
kehilangan penglihatan
ii. Mayor
E. ETIOLOGI
G. TEST DIAGNOSTIK
2. Slit-lamp examination
Lampu celah memungkinkan dokter mata melihat struktur di bagian
depan mata dengan pembesaran. Mikroskop disebut lampu celah karena
menggunakan garis cahaya yang kuat, celah, untuk menerangi kornea, iris,
lensa, dan ruang antara iris dan kornea. Celah tersebut memungkinkan dokter
untuk melihat struktur ini dalam bagian-bagian kecil, yang membuatnya lebih
mudah untuk mendeteksi kelainan kecil apa pun.
3. Retinal Exam
4. Applanation tonometry
6. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi penyakit
sistemik yang mungkin menyertai katarak, seperti pemeriksaan gula darah
untuk diabetes mellitus. Pemeriksaan darah lengkap mungkin tidak diperlukan
sebagai pemeriksaan laboratorium rutin preoperasi, karena tidak benefisial
sebagai skrining preoperasi.
7. Retinometri
8. Biometri
2. Memperlambat progevitas
3. Penilaian perkembangan visus yang terjadi pada katarak imatur dan insipient
a. Refraksi harus sering diperbaiki, karenarefraksi mengalami perubahan
secara cepat.
b. Pengaturan pencahayaan, pencahayaan yang terang sebaiknya digunakan
untuk pasien dengan kekeruhan yang terdapat pada perifer lensa.
Sedangkan pasien dengan kekeruhan pada bagian sentral lensa, berikan
cahaya remang yang ditempatkan dengan posisi disamping dan sedikit di
belakang kepala pasien, pencahayaan remang akan memberikan hasil
terbaik.
c. Gunakan kacamata gelap. Memberikan kenyamanan pada pasien dengan
kekeruhan yang terdapat pada bagian sentral ketika beraktivitas di luar
ruangan
d. Midriatil, dengan kekeruhan yang sedikit, pupil akan memberikan efek
yang positif pada latraksial. Midriatil yang diberikan seperti 5% atau 1%
tropicamide dapat memberikan penglihatan yang lebih jelas pada pasien.
e. Penatalaksanaan pembedahan katarak
4. Indikasi kosmetik
Mengacu dimana pasien dengan katrak matur yang
memerlukan pengangkatan katarak untuk mendapatkan pupil yang
hitam.
PENGOBATAN :
Katarak merupakan keadaan dimana lensa mata bersifat opasitas (tidak tembus
cahaya) dan merupakan penyebab dominan masalah sosio-medis yaitu kebutaan
diseluruh dunia.
2. Penggunaan Antibiotik
Obat tetes mata anti inflamasi topikal baik steroid dan obat anti
inflamasi nonsteroid (NSAID) biasanya digunakan selama 1-3 bulan setelah
operasi. Obat ini bertujuan untuk menekan reaksi inflamasi dan mengurangi
nyeri dan ketidaknyamanan pasca operasi serta dapat mengurangi resiko
terjadinya komplikasi pasca bedah katarak seperti cystoid macular edema
(CME) dan opasifikasi kapsul posterior.
4. Edukasi Pasien
I. KOMPLIKASI
a. Edema kornea
b. Perdarahan
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Intervensi
keperawatan HYD Keperawatan Rasional
E: Membantu
Jelaskan mengidentifik
prosedur, asi
termasuk tingkat
sensasi yang ansietas
mungkin dialami pasien
Informasikan Membantu
secara faktual menjaga
mengenai perasaan
diagnosis, pasien
pengobatan Melibatkan
dan prognosis keluarga
Anjurkan untuk
keluarga untuk mengurangi
tetap ansietas
bersama pasien, Membantu
jika perlu meningkatkan
Anjurkan kemampuan
mengungkapka pasien
perasaan dan 5. Membantu
persepsi mengurangi
Latih kegiatan ansietas
pengalihan Meningkatka
untuk n
mengurangi pengetahuan
ketegangan pasien untuk
Latih melakukanint
menggunakan ervensi
mekanisme mandiri
pertahanan diri jika ansietas
yang tepat terjadi
Latih teknik
relaksasi
K
K: Membantu
mengurangi
Kolaborasi ansietas
pemberian obat pasien
antiansietas, jika
perlu
lingkungan Mencegah
kebersihan) luka op
Hindari paparan
atau cedera dari
mata
E: Mengindetifi
manajemen terkait
lingkungan informasi
intervensi
tanda-tanda setelah
vital kehilangan
ortostatik darah
(apakah Untuk
pasien mengetahui
mengalami tanda-tanda
pusing) vita pasien
mengenai
orostatik
Terapeutik : Terapeutik :
Batasi Untuk
tindakan menghindari
invasif, jika infeksi
perlu
Edukasi : Edukasi :
Jelaskan Agar pasien
tanda dan dapat
gejala mengetahui
perdarahan tanda dan
Anjurkan gejala
meningkatka terjadinya
n asupan perdarahan
cairan untuk Agar asupan
menghindari cairan pasien
konstipasi dapat
Anjurkan terpenuhi
segera untuk
melapor jika menghindari
terjadi terjadinya
perdarahan dehidrasi
pada area Agar dapat
mata mengetahui
saat
terjadinya
perdarahan
Kolaborasi :
Kolaborasi : - Untuk
Kolaborasi mengontrol
pemberian proses
obat terjadinya
pengontrol perdarahan
perdarahan, - Untuk
jika perlu meningkatkan
Kolaborasi hemoglobin
pemberian
produk
darah, jika
perlu
4. Ganguan presepsi Setelah dilakukan Minimalisasi
sensori b.d. intervensi Rangsangan
Gangguan kepeawatan selama
penglihatan d.d. 3 X 24 jam maka 1. Observasi O
E
3. Edukasi
- Menjaga
- Ajarkan kenyamanan
meminimalkan pasien dan
stimulus privasi pada
(mengatur pasien
pencahayaan
ruangan,
mengurangi
kebisingan,
membatasi
kunjungan)
K
4. Kolaborasi - Mengajak
pasien untuk
- Kolaborasi melakukan
meminimalkan satu persatu
prosedur/tindaka tindakan dan
n tidak
- Kolaborasi membuat
pemberian obat bingung serta
yang menghindari
mempengaruhi kelelahan
persepsi akan prosedur
stimulus yang
dilakukan
- Mencegah
persepsi
stimulus
semakin
parah
5. Risiko cedera b.d Setelah dilakukan
Penurunan intervensi Manajemen keselamatan
lingkungan
ketajaman mata keperwwatan
pandangan kabur selama 3 X 24 jam
dan seperti berkabut maka di harapakan
Observasi
pasien Tidak
Identifikasi O
mengalami risiko
kebutuhan - Kaji apakah
cedera
keselamatan Klien
- Risiko jatuh saat
(mis. kondisi membutuhka
jalan menurun
fisik, fungsi n alat atau
-
kognitif dan bantuan
riwayat Dalam
penlaku) mobilitas
Monitor - Kaji faktor
perubahan lingkungan
status klien apakah
Keselamatan aman untuk
lingkungan keselamatan
Terapeutik klien
Hilangkan T
bahaya - pastikan klien
keselamatan berada di
lingkungan lingkungan yang
(mis. fisik, aman bagi diri
biologi, dan nya
kimia), jika - pastikan
memungkink lingkungan sudah
an. di persiapkan
Modifikasi untuk klien aman
lingkungan - sediakan klien
untuk alat bantu agar
meminimalk bisa lebih
an bahaya membantu klien
dan risiko - agar klien dapat
Sediakan alat terjaga keamanan
bantu nya dan terhindar
Keamanan dari jatuh
lingkungan - agar pergerakan
(mis. klien dapat lebih
commode leluasa dan aman
chair dan - agar dapat
pegangan mengetahui
tangan) apakah
Gunakan lingkungan
perangkat sekitar klien
pelindung dapat
(mis. membayakan
pengekangan
fisik, rel
samping,
pintu
terkunci,
pagar)
Fasilitasi
relokasi Ke
lingkungan
yang aman
Lakukan
program
skrining
bahaya
lingkungan
(mis. timbal)
E
- Berikan
Edukasi edukasi
• Ajarkan individu, kepada
keluarga dan keluarga dan
Kelompok risiko klien tentang
tinggi bahaya risiko bahaya
lingkungan pada
lingkungan
Mencegah
E:
infeksi
Ajarakan
Melihat
cara mencuci
adanya
tanggan yg
gejala
benar
Ajarakan
memeriksa
luka operasi
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Sebagian besar kasus
katarak berkaitan dengan usia. Operasi katarak bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi
penglihatan. Pemilihan teknik operasi berdasarkan pertimbangan dan pemeriksaan periodik
dilakukan untuk mencegah komplikasi operasi.
Katarak bisa berada pada daerah nukleus bahkan hingga anterior lensa mata . Pada
operasi katarak proedur dilakukan beragam dari lanser hingga ekstraksi kapular. Katarak
adalah abnormalitas pada lensa mata berupa kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam
penglihatan penderita berkurang. Katarak merupakan penyebab kebutaan nomor I di seluruh
dunia. Hal ini didukung oleh factor usia, radiasi dari sinar ultraviolet, kurangnya gizi dan
DAFTAR PUSTAKA
Astari, P. (2018). Katarak: Klasifikasi, Tatalaksana, dan Komplikasi Operasi. Cermin Dunia
Kedokteran, 45(10), 748-753.
Ayuni, N. D. Q., & SKM, M. K. (2020). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga pada
Pasien Post Operasi Katarak. Pustaka Galeri Mandiri.
Black joyce. M & Jane Hokanse Hawks. (2014). Medical Surgical Nursing (vol 2). Jakarta:
Salemba Medika.
Ilyas, S. (2014). Ilmu Penyakit Mata (Edisi 5). Jakarta: Badan Penerbit Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia.