Anda di halaman 1dari 19

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

L DENGAN
JENIS OPERASI OS PHACOEMULSIFIKASI DI IBS
RS BETHESDA YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
Kristina Angwarmase
2004084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Resume Asuhan Keperawatanpada Ny. L di ruang IBS Rumah Sakit Bethesda


Yogyakarta telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Yogyakarta, Maret 2020

Mengetahui,

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

(Ns. Untung Sajugo, S.Kep) (Dwi Nugroho Heri Saputra, S.Kep.,


Ns, M.Kep., Sp.Kep.MB., Ph.D)
LAPORAN PENDAHULUAN
KATARAK

A. Defenisi

1. Pengertian

Katarak adalah kelainan mata yang menyebabkan penglihatan menjadi


buram . Katarak merupakan keadaan patologis dimana lensa mata menjadi
keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga
pandangan seperti tertutup kabut. Kondisi ini merupakan penurunan
progresif kejernihan lensa, sehingga ketajaman penglihatan berkurang
(Rudi Haryono, 2019)

Lensa mata merupakan bagian transparan di belakang pupil ( titik hitam di


tengah bagian mata yang gelap) yang berfungsi memfokuskan cahaya pada
lapiasan retina. Katarak membuat kejernihan lensa mata berkurang, dan
cahaya yang masuk terhalang. Katarak tidak menyebabkan rasa sakit, dan
termasuk kelainan mata yang umumnya terjadi, terutama dengan
pertambahan usia.

Katarak merupakan keadaan dimana pada lensa mata atau kapsula lentis
terjadi kekeruhan (opasitas) yang berangsur-angsur (Kowalak, 2011)

2. Anatomi Lensa Mata

Mata adalah indara penglihatan di bentuk untuk menerima rangsangan,


berkas – berkas cahaya pada retina dengan perantaraan serabut-serabut
nervus optionos mengalikan rangsangan ini kepusat penglihatan pada otak,
bagian mata berfungsi memfokusskan rangsangan cahaya keretina lensa
( Pearce,2002)
a. Kornea, merupakan bagian depan transpran dan bersambung
dengan sklerayang putih dan tidak tembus cahaya.

b. Iris adalah tirai berwarna didepan lensa yang bersambung dengan


selput koroid.

c. Lensa adalah organ focus utama, yang membiaskan berkas-berkas


cahaya yang terpantul dari benda-benda yang yang di lihat mejdai
baying yang jelas pada retina.

Fisiologi lensa mata

Lensa mata adalah sebuah benda transparan bikonveks ( cembung depan


belakang ) yang di pertahankan pada tempatnya ligament siliaris atau
zonula zinnia, organ focus utama yang membiaskan berkas-berkas cahaya
terpantul. Jadi lensa mata berbentuk bikonveks tidak mengandung
pembuluh darah dengan diameter 9 mmketebalan 4 m, ketebalan tersebut
meningkat pada usia 50 tahun dan mencapai 5 mmpada usia 90 tahun.
Puncak lengkungan anterior dan posterior lensa, disebut kutub anterior dan
posterior.

3. Etiologi

Kondisi yang dapat menimbulkan katrak antara lain usia lanjut: usia lanjut
dapat proses penuaian ; kongnital atau bisa di turunkan ; faktor
lingkungan, seperti merokok atau terpapar bahan – bahan beracun ; cedera
mata, penyakit metabolic di abaetes) dan obat – oabt tertentu
(kortikosteroid). American ) Optometric Association (2018) menyebutkan
sebagian besar katarak di sebabkan oleh perubahan yang berkaitan dengan
usia pada lensa mata yang menyebabkannya menjadi keruh atau buram.
Faktor – faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan
katarak :

1. Diabetes mellitus. Penderita berisiko lebih tinggi terkena katarak


Penyakit sistemik atau metabolic juga dapat menimbulkan katarak,
seperti diabetes mellitus, galaktosemi, dan distrofi miotik (Ilyas,
2004), serta dermatitis atopik (Kowalak, 2011).
2. Meroko, berhubungan dengan peningkatan kekeruhan lesa mata.

3. Narkoba. Pemakaian obat- obtan tertetu dapat menyebabkan


katarak , misalnya kortikosteroid.

4. Radiasi ultraviolet. Studi menunjukkan peningkatan pembentukan


katarak dengan paparan sinar ultraviolet yang tidak terlindungi

5. Alkohol,usia,fisik

6. Kekurangan nutrsi. Misalnya vitamin C, vitamin E dan karotinon

4. Epidemiologi

Katarak merupakan salah satu penyebab kebutahan terbanyak di


Indonesia bahkan di duni. Perkiraan insiden katarak adalah 0,1persen .
Dalam satu tahun di perkirakan terdapat 1.000 penderita baru katarak.
Penduduk Indonesia juga memiliki kecenderungan menderita katarak
15 tahun lebih cepat di bandingakan penduduk subrtopis, sekitar 16-
22persen penderita katarak yang di operasi berusia 55 tahun keatas
( Kementrian Kesehatan RI, 2014)
Penderita katarak yang belum di aprasi sebanyak 51,6 persen karena
tidak mengetahui menderita katarak, 11,6 persen karena tidak mampu
membiayai, dan 8,1persen karena takut operasi ( Riskesdas, 2013)
5. (World Health Oraganization/WHO ), 2014 – 2019 di Indonesia sampai
saat ini telah dilakukan di 3 Provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Jawa Barat
dan Nusa Tenggara Barat. sebesar 1,5persen , prevalensi kebutaan 1,2
persen dan hasil Riskesdas tahun 2013 didapatkan angka 0.4persen - 0,6
persen ). Propinsi Nusa Tenggara Barat 4,0 persen. Nusa Tenggara Barat
tahun 2013 angka prevalensi kebutaan 4 persen ( Pusdatin

6. Klasifikasi

Berdasarkan usia katarak di kalsifikasikan

a) Katarak Kongenital penyebab utama adalah infeksi yang dialami


pada saat usia kehamilan.

b) Katarak Rubela, virus ini dapat masuk di dalam vasike lensa mata
dan bertahan di dalamaya hingga lebih dari setahun.

c) Katark Juvenil, katarak juvenile biasanya merupakan penyilit


sistimatik ataupun metaboli, distrofik miotonik,tromatis,
komplikata.

d) Katarak Senilis,katarak senilis memiliki kekeruhan korteks lensa


perifer berbentuk ruji roda yang dipisahkan oleh cela-celah air.
Meningkatnya cairan yang masuk kedalam lensa mengakibatkan
terjadinya separasi lamellar,dan akhiranya terjadi kekeruhan
korteks berwarna abu-abu putih yang tidak merata.

e) Katarak Intumesen,biasaanya terjadi cepat dan mengakibatkan


miopi lentikularis.Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks
hingga akan mencembung akan bertembah. Pemeriksaan sliflamp
terliht vakuol pada lensa di sertai peregangan jarak lamel serta
lensa.

f) Katarak Brunesen, katarak berwarna coklat sampai hitam, terjadi


pada pasien di abetes mellitus dan myopia tinggi, lebih pada usia
65 tahun.
g) Katarak Diabetes,

7. Manifestasi Klinis

Gejala katarak yang paling umum:

1) Penglihatan berkabut atau buram, rasa silau karena terjadi


pembiasan tidak teratur oleh lensa yang keruh.

2) Warna tampak pudar,penglihtan akan berkurang secara


perlahan,terdapat pupil bercak putih.

3) Timbulnya glare.sorotan lampu atau sinar matahari mungkin


tampak terlalu terang sebuah lingkaran cahaya akan muncul di
sekitar lampu.

4) Penglihatan malam yang buruk.rasa nyeri pada mata.

5) Penglihatan ganda atau banyak gambar dalam satu mata,gejala ini


jelas ketika katarak semakin membesar.

8. Komplikasi

Adapun komplikasi dari penyakit katarak adalah:


a) Glukoma, kelainan yang di akibatkan oelh peningkatan tekanan
intra okuler didalam bola mata, sehingga lapang pandang
mengalami gangguan danvisus mata menurun

b) Kerusakan, kerusakan retina ini dapat terjadi setelah pasca bedah,


akibat ada robekan pada retina, cairan masuk ke belakang dan
mendorong retina atau terjadi penimbunan eksudat dibawah retina
sehingga retina terangkat.

c) Infeksi, ini bisa terjadi setelah pasca bedah karena kurangnya


perawat.

9. Pemeriksaan Penunjang
Katarak terdeteksi melalui pemeriksaan mata komperehensif yang
meliputi:
1) Tes ketajaman visual. Tes grafik mata, mengukur seberapa baik
seseorang melihat pada berbagai jarak

2) Pemeriksaan pembesran pupil. Pemeriksaan ini bertujuan


mengetahui kondisi pupil, retina, serta saraf optic untuk tanda
tanda dan kerusakan mata lainya.

3) Tonometri, mengukur tekana di dalam mata.

4) Pemeriksanan darah lengkap, laju sedimentasi ( LED). Yang


menunjukan anemia atau infeksi

5) EKG, kolestrol

6) Tes toleransi glukosa darah ,yang menunjukkan control diabetes.

10. Penatalaksanaan
1) Penatalaksaan Nonbedah

Katarak yang masih ringan dapat di bantu dengan menggunakan


kacamata, lensa, cahaya yang lebih terangan atau kacamata yang
dapat meredam cahaya

2) Penatalaksaan Bedah

Operasi katarak adalah proses menghilangkan lensayang buram


dan menggantinya dengan lensa buatan, yang di sebut lensa
intrakular,diposisikan di temapat yang sama dengan lensa alami
dan akan menjadi bagian permanen dari mata pasien

11. Patofisiologi

Pada lensa mata terdapat agreat-agregat proteinyang menghamburkan


berkas cahaya dan mengurangi traprasinya. Perubahan protein lainya akan
mengakibatkan perubahan warna lensa lensa menjadi kuning atau coklat.
Temuan tambahan berupa vasikel di antara serat –serat lensa atau migrasi
sel epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang menyimpang ( Vaughan dan
Asbury, 2008)

Lensa yang normal adalah suatu struktur posterior iris yang jernih,
transparan, bebentuk kancing baju,mempunyai kekuatan refraksi yang
besar. Pada zona sentral terdapat nucleus, diperifer ada korteks dan yang
mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Perubahan
fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilanganya transportasi,
perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari
bahan selier ke sekitar diluar lensa yang dapat menyebabkan koagulas,
sehingga mengabukan pandangan dengan menghambat jalan cahaya
keretina. Salah satu teori menyebutkaan terputusanya protein lensa normal
terjadi disertai influx air kedalam lensa.
Proses ini memataahkan serabur lensa yang tegang dan mengganggu
transmisi sinar.Katarak biasanya terjadi bilateral,namun mempunyai
kecepatan yang berbeda, dapat di sebabkan oleh kejadian trauma maupun
sistemati, seperti DM, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari
proses penuaian yang normal. Katarak dapat bersifat kongnital dan dapat
diidentifikasi awal, karean bila tidak dapat didiagnosa dapat menyebabkan
ambliopi dan kehilangan penglihatan. Faktor yang paling sering berperan
dalam terjadinya katarak meliputi sinar ultraviolet B, obat-obatan,
alcohol,merokok,DM, dan asupan vitamin yang kurang.

Pathways

Perubahan fisik lensa Degenerasi

Pada Nukleus Perubhan kimia lensa

Fiber lensa yang baru Koagulasi Protein


Mendorong lensa yang lama

Nukleus lebih padat, dehidrasi, Kekeruhan lensa


Penimbunan kalsium,sklerokis
Dan penimbunan pigmen Bloking sinar

Mengaburkan bayangan

Otak menginterprestaasikan
Sebagai bayangan berkabut

Dx. Cemas Oprasi Pandangan kabur Resiko


cedera
Adanya agen injuri
Gangguan Presepsi sensori visual

Dx. Nyeri Dx. Resiko Infeksi

Sumber : Corwin, (2006) yas (2004), Istiqomah (2005), Kowalak (2011), Nugroho
(2011),
Tamsuri (2011)

A. Diagnosa yang mungkin muncul


Preoprasi:
1. Gangguan presepsi sensori visual atau penglihatan berhubungan dengan
penurunan ketajaman penglihatan
2. Resiko terhadapa cedera berhubungan dengan fungsi ketajaman peglihatan
3. Gangguan body image berhubungan dengan kekeruhan lensa mata
4. Cemas berhubnungan dengan krisis situaional, perubahan kesehatan interaksi

Pasca Operasi:
1. Nyeri berhubungan dengan trauma \, TIOinflamasi tindakan bedah
2. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasis ( bedah
pengangkatan)
3. Cemaas berhubungan dengan kerusakan sensori, dari kurang pemahaman
mengenal perawatan pasca oprasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Andra Safari Wijaya. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 1( Keperawatan

Dewasa)

Rudi Haryono, Ns,M.Kep.(2019) Keperawatan Medikal Bedah 2

Evalyn C.Pearce (2018) Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis


Resume Asuhan Keperawatan Program Studi
Pendidikan Profesi Ners XIII Semester I
T.A 2020/2021

Nama Preceptee : Kristina Angwarmase


NIM : 2004084
Stase : KMB
Ruang Praktik : IBS
Hari/ Tanggal : Selasa, 23 Maret 2021
Kasus : Katarak
Jenis Tindakan/Op : OS Phacoemulsifikasi
Jenis Anestesi : Lokal Anestesi

A. IdentitasPasien
Nama : Ny. L
Umur : 75 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Rejosari RT.002. Serut Gedeng
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia.
Tanggal masuk IBS : 23 Maret 2021 Jam 8.30
Repid Test :Negatif
No OK :5
DiagnosaMedis :Katarak

B. Pengkajian Data Fokus


1. Peri Operatif
a. Anamnesa
Sebelum dilakukan operasi klien mengatakan merasa tidak nyaman
karenasusahmelihat dan saatmelihatcahaya rasanya silau. Kedua
matanya kabur,tapi yang lebih parah mata kiri jadi yang di operasi
terlebih dahulu mata kiri pada tanggal 23 Maret 2021, dan akan
kembali control dan konsultasi lagi untuk mata kanan. Tidak ada
riwayat penggunaan obat.
a. Pemeriksaanfisik
1) Warna kulit: coklat
2) PemeriksaaFisik Mata
Inspeksi: Bola matasimetris, palpebra, konjungtiva ananemis,
sclera berwarna putih, lebar pulpil sama, tidakada strabismus
Palpasi : Tidakadanyeritekan
3) Tanda-Tanda vital
Tekanan Darah: 120/80mmHg
Nadi: 80x/menit,
Respirasi: 20x/menit,
Suhu: 36,5°C
b. Observasi
Ny L di bawakeruang IBS pada jam 08.00 WIB oleh perawatdariruang
instalasi rawat jalan. Dilakukan serah terima. Tingkat kesadaran
kuantitatif: GCS 15 (E: 4, V: 5, M: 6), kualitatif composmentis. Ny. L
tidakterpasanginfus. Baju digantidengan baju operasi. Sebelum di
operasipasiendiberikanpesan-pesan yang perlu di hindari setelah di
operasi. Ny. L diberikanobat tetes matasebelumoperasiyaituLFX
(Levofloxacin) 1 tetes, Mydriatil 0.5% (Tropicamide) 1 tetes, Efrisel
10 % (Phenylephrine / FenilefrinHcl)dosis 1 tetes.
c. Studidokumentasi
Hasil Rapid Test:Negatif

2. Intra Operatif
a. Anamnase : Tidak terkaji
b. Pemeriksaan Fisik : Tidak terkaji
c. Observasi
Ny. N masukkeruang IBS pada jam 9.00 WIB, OK 5.Pasien di bantu
berjalan keruangan operasi.Pada saat di lakukan tindakan operasi
pasien tidak banyak bergerak Pasien di berikanananestesi secara
localdengan Pantocain0.5% (Tetracaine).Ny. L , tidakterpasang infus.
Operasi berjalan lancar tidak ada kendala. Mata kiri pasien ditutup
dengan kasa, penutup mata/dop dan plester.
3. Post Operatif
a. Anamnase
Pasienmengatakansenang karena operasinyaberjalanlancar. Pasien
mengatakan harus berhati-hati saat berjalan karena matanya ditutup.
b. PemeriksaanFisik: Tingkat kesadaran kuantitatif: GCS 15 (E: 4, V: 5,
M: 6), kualitatif composmentis.
c. Observasi
Pada saat oprasi selesai klien diberikanobat tetes mata dan ditutup
dengan kain kasa steril, kemudian di tuntun keluar. Pasien di berikan
obat teteas mata yaitu LFX (Levofloxacin) 2 tetes, Mydriatil 0.5%
(Tropicamide) 1 tetes, Efrisel 10 % (Phenylephrine / FenilefrinHcl)
dosis 1 tetes.Pasienpulangdenganmenggantipakaian.

C. Daftar masalah keperawatan


1. Peri Operatif
Gangguan presepsi sensori b.d gangguan pengelihatan d.d
DS: Pasien merasa tidak nyaman, susah melihat, saat melihat
kabur.Kedua matanya kabur, tapi yang lebih parah mata kiri jadi yang di
operasi terlebih dahulu
DO: Pasien dengan katarak dan tindakan OS Phacoemulsifikasi

2. Intra Operatif
Risiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif
3. Post Operatif
Resiko jatuh dibuktikan dengan kondisi pasca operasi (gangguan
pengelihatan)
D. Asuhankeperawatan

Tanggal/
No Diagnosa SOAPIER
Jam
1. Peri Operatif Selasa, S: Pasien merasa tidak nyaman, susah
Gangguan 23 Maret melihat, saat melihat cahaya rasanya
presepsi 2021 silau.
sensori b/d Kedua matanya kabur,tapi yang lebih
gangguan parah mata kiri jadi yang di operasi
pengelihatan terlebih dahulu

O: Pasien dengan katarak dan tindakan OS


Phacoemulsifikasi

A:Gangguan presepsi sensori b/d gangguan


pengelihatan

P:
a. Kaji ketajaman pengelihatan
b. Tuntun pasien
c. Diskusi tingkat toleransi terhadap
rangsangan (cahaya terlalu terang)
d. Persiapan tindakan operas OS
Phacoemulsifikasi

I:
a. Mengkaji ketajaman pengelihatan
Klien mengatakan mata kanan lebih
jelas untuk melihat dari pada mata
kiri, rasanya silau
b. Menuntun pasien
Klien telah dituntun saat berjalan
c. Mendiskusikan tingkat toleransi
terhadap rangsangan (cahaya terlalu
terang)
Klien mengatakan cahaya diruangan
tidak terlalu terang jadi tidak
merasa silau
d. Mempersiapkan tindakan operasi
OS Phacoemulsifikasi

E:
S:Klien mengatakan pandangan masih
kabur, tetapi tidak silau
O: klien kooperatif
R: Stop Intervensi
2. Intra Operatif Selasa, S:
Risiko infeksi 23 Maret O: Klien mengalami tidak mengalami
dibuktikan 2021 tanda-tanda infeksi
A:
dengan efek
Resiko penglihatan dengan faktor tindakan
prosedur invasive.
P:
invasive
Monitor tanda – tanda infeksi:
( ekstraksi a. Tidak ada tanda kemerahan
b. Tidak ada iritasi
katarak )
I:
Ajarkan klien mencuci tangan sebelum
mengobati mata
a. Memberikan informasi yang tepat
kepada pasien untuk membersihakan
bola mata
b. Memberikan informasi pentinganya
tidak menyentuh atau menggaruk mata
yang di operasi.
c. Memberikan informasi dalam
penggunaan obat agar tidak terjadi
infeksi
E:
S: Klien dipindahkan keruangan untuk
pulang
O : Klien tenang saat di operasi
R: Stop Intervensi

3. Post Operatif Selasa, S:Pasien mengatakan harus berhati-hati


Resiko jatuh 23 Maret saat berjalan karena matanya ditutup.
dibuktikan 2021
dengankondis O:post operasi OS phacoemulsifikasi, mata
i pasca kiri ditutup dengan kasa steril dan
operasi penutup mata, usia klien >65 tahun
A: Resiko jatuh dibuktikan dengan kondisi
pasca operasi

P:
a. Monitor kesadaran klien
b. Identifikasi penyebab
c. Bantu klien untuk berjalan.
d. Anjurkan klien untuk tenang dan
tidak menunduk
e. Berikan pesan yang tepat pada klien
yang telah dipindahkan keruangan dan
akan pulang kerumah
I:
a. Monitor kesadaran klien
Tingkat kesadaran compsmentis GCS
15 E:4 V:5 M:6
b. Identifikasi penyebab
Klien usia >65 tahun, post op katarak,
mata kiri terpasang kasa dan dop.
c. Membantu klien untuk berjalan
Klien telah dituntun, klien berjalan
tidak terhuyung-huyung
d. Menganjurkan klien untuk tenang dan
tidak menunduk
Klien mengerti
e. Memberikan pesan yang tepat pada
klien yang telah dipindahkan
keruangan dan akan pulang kerumah
f. Klien mengerti

E.:
S: klien mengatakan akan berhati-hati
dan meminta bantuan keluargajika perlu
O: Klien telah diserahkan ke keluarga
dengan aman, klien berjalan dengan
tidak terhuyung-huyung

R: Stop Intervensi

Anda mungkin juga menyukai