Anda di halaman 1dari 15

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

M DENGAN
JENIS OPERASI OD PHACOEMULSIFIKASI DI IBS
RS BETHESDA YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
Patricia Yunita Dwi Ariyani
2004092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Resume Asuhan Keperawatan pada Ny. M di ruang IBS Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Yogyakarta, Maret 2020

Mengetahui,

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

(Ns. Untung Sajugo, S.Kep) (Dwi Nugroho Heri Saputra, S.Kep.,


Ns, M.Kep., Sp.Kep.MB., Ph.D)
LAPORAN PENDAHULUAN
KATARAK

A. Definisi
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya bening,
transparan menjadi keruh, sehingga menurunkan ketajaman penglihatan/
visus serta luas lapang pandang [CITATION Nug11 \l 1033 ].
B. Anatomi Fisiologi Mata

Mata adalah organ sensorik kompleks yang memiliki fungsi optikal untuk
melihat dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk energi ke bentuk lain).
Fungsi masing-masing dari bagian matam yaitu:
1. Akuos humor: membenruk cairan encer
2. Korpus siliaris: mebentuk akuos humor
3. Bintik buta: rute jalan saraf optikus dan pembuluh darah
4. Iris: mengubah ukuran pupil dengan cara berkontraksi
5. Kornea: Menentukan warna mata
6. Koroid: retraktif mata
7. Lensa: berpigmen untuk mencegah memecah/berhamburannya berkas
cahaya di mata, memberi makan retina, membentuk badan irisdan siliaris
8. Sklera: membentuk bagian putih mata
9. Ligamentum suspensorium: menghasilkan kemampuan refraktif
10. Makula lutea: membantu dalam akomodasi
11. Neuron bipolar: memiliki ketajaman tinggi
12. Otot siliaris: pengolahan rangsangan cahaya
13. Pupil: akomodasi
14. Retina: mengatur cahaya yang masuk
15. Saraf optikus: mengandung sel batang
16. Sel batang: pengelihatan sensitivitas tinggi (malam)
17. Sel ganglion: pengelolaan rangsang cahaya
18. Sel kerucut: pengelihatan ketajaman (siang)
19. Vitereus humor: membantu mempertahankan bentuk mata bulat
Prinsip optik: sinar dialihkan (direfraksikan) bila berjalan dari satu medium
ke medium lain dan densitas (kepadatan berbeda) kecuali bila sinar mengenai
tegak lurus. Sinar yang sejajar mengenai lensa bikonveks direfraksikan ke
satu titik di belakang lensa. Fokus utama pada garis yang berjalan melalui
pusat ke lengkungan sumbu utama, jarak antara lensa dan fokus utama
merupakan jarak fokus utama. Jumlah droptrik (pembiasan cahaya)
merupakan kebalikan jarak fokus utama dalam meter. Misalnya, suatu lensa
dengan jarak fokus utama 0,25 meter, mempunyai refraksi sekitar 66,7 dioptri
saat istirahat [ CITATION Sya11 \l 1033 ].
C. Patoflowdiagram
1. Etiologi
Fisik, kimia, usia, infeksi virus, masapertumbuhan bayi, penyakit
(diabetes melitus) [ CITATION Wij131 \l 1033 ]
2. Mekanisme [ CITATION Wij131 \l 1033 ]
Etilologi penurunan enzim aldos reduktase Protein terputus

koagulasi kekeruhan lensa infeksi air kedalam


jalan pembebasan cahaya terhambat retina mematahkan serabu lensa
mengangkut pandangan mengganggu transisi sinar
prosedur pembedahan gangguan penerimaan penurunan ketajaman
sensori pengelihatan
3. Pemeriksaan Diagnostik 4. Manifestasi Klinis
Pemeriksaan lapang pandang, visus, tonografi, Rasa silau, nyeri
test provokator, oftalmoskopi, PDL, laju pada mata,
sedimentasi, tes toleransi glukosa penglihatan kabur,
[ CITATION Nur18 \l 1033 ] putih pada pupil,
nukleus membesar,
peka terhadap
cahaya, lensa mata
buram [ CITATION
Wij131 \l 1033 ].

6. Penatalaksanaan 5. Komplikasi
Operasi (intra/ekstra capsular catarac extraction, Peningkatan
Phacoemulsification [ CITATION Wij131 \l 1033 ] TIO,
infeksi
perdarahan,
ablasio retina
[ CITATION
Wij131 \l 1033 ]
7. Diagnosis Keperawatan [ CITATION PPN17 \l 1033 ]
a. Gangguan persepsi sensori b.d gangguan pengelihatan
b. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
c. Risiko infeksi dibuktikan dengan penurunan kerja siliaris
8. Intervensi Utama Keperawatan (PPNI, 2018)
a. Kaji ketajaman pengelihatan
b. Identifikasi alternatif untuk optimalisasi sumber rangsangan
c. Bedakan kemampuan lapamg pandang diantara kedua mata
d. Anjurkan klien menggunakan kacamata katarak
e. Kolaborasi obat antibiotik, steroid
9. Discharge Planning
Perawatan post operasi
a. Lima hari pertama: wajah dibersihkan dengan waslap, tidakboleh
kelilipan, tidak boleh dikucek, tidak boleh digosok, terkena pukulan
maupun benturan
b. Dua minggu pertama: tidak boleh menundukkan kepala, rukuk, sujud,
telungkap, tidak boleh mengangkat benda berat > 10 kg, tidak boleh
batuk, bersin, dan mengejan terlalu keras
c. Obat harus diminum teratur sampai habis, obat tetes mata digunakan
sesuai petunjuk
d. Tidak ada pantangan makan kecuali yang memiliki penyakit penyerta
(diabetes, hipertensi, dll)
e. Harus kontrol hari pertama, ketiga, ke sepuluh, dan setelah itu sesuai
petunjuk dari dokter
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, T. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit


Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurgraha, D. A. (2018). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan


Sistem Penglihatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.

Syaifuddin. (2011). Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC.

Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medika Bedah (Keperawatan


Dewasa) Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
Resume Asuhan Keperawatan Program Studi
Pendidikan Profesi Ners XIII Semester I
T.A 2020/2021

Nama Mahasiswa : Patricia Yunita Dwi Ariyani


NIM/Kelompok : 2004092 / 5
Stase : KMB
Ruang Praktik : IBS
Kasus : Katarak
Jenis Tindakan/Op : OD Phacoemulsifikasi
Jenis Anestesi : Lokal Anestesi
Tanggal/Jam Operasi mulai-selesai : 23-03-2021/ 11.30-11.45
Petugas yang melaksanakan : dr. Bedah : dr. Edy Wibowo
Ass. Bedah : Zr. Sulianto
Instrumen : Zr. Prasatmi
Sirkulasi : Zr. Endang Sy

A. Identitas
1. Pasien
Nama : Ny. M
Tempat/Tgl Lahir (Umur) : Sleman/22-09-1944 (77 tahun 4 bulan 0
hari)
Agama : Katolik
Status Perkawinan : Cerai Mati
Pendidikan : Tidak terkaji
Pekerjaan : IRT
Lama Bekerja : Tidak ada
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Tgl Masuk RS : 23-03-2021
No.RM : 0172xxxx
Ruang : Instalasi Rawat Jalan
No.OK :5
Diagnosis Medis : Katarak
Alamat : Sleman

B. Pengkajian Data Fokus


1. Pre-Operatif
a. Anamnesa:
Klien mengatakan kedua matanya kabur, tetapi sebelah kiri lebih jelas
dari pada sebelah kanan. Klien mengatakan keluahannya sudah
dirasakan sejak lama tapi takut di operasi. Klien mengatakan takut
karena baru pertama kali operasi. Klien mengatakan memiliki riwayat
penyakit jantung. Klien mengatakan tidak memiliki alergi obat atau
makanan. Klien mengatakan tadi pagi sarapan, tidak puasa.
b. Pemeriksaan Fisik
Mata : konjungtiva merah muda/ ananemis, sklera berwarna
putih, pandangan mata kanan kabur/tidak jelas, bola mata simetris
tidak ada strabismus.
Gigi : tidak memakai gigi palsu
Tingkat kesadaran kualitatif composmentis, kuantitatif skor GCS: 15
E:4 V:5 M:6
c. Observasi:
Ny.M dibawa ke ruang IBS pada jam 10.00 WIB. Baju klien diganti
menggunakan baju operasi, klien tidak terpasang infus,. Suhu tubuh
36,6ºC, frekuensi nadi: 90 x/menit, frekuensi pernafasan: 19 x/menit.
Pasien menunggu diruang tunggu diberi obat tetes mata LFX
(Levofloxacin) 2 tetes satu kali pemberian, Mydriatil 0,5%
(Tropocamide) 1 tetes, dan Efrisel 10% (Phenylephrine/Fenilefrin
HCl) 1 tetes setiap 5 menit sambil menunggu dipanggil masuk ruang
operasi. Klien minta diantar ke toilet untuk BAK. Klien tampak tidak
tenang saat menunggu, klien beberapa kali menanyakan jam kepada
mahasiswa praktek, klien menanyakan masih berapa lama lagi
menunggu, pasien menanyakan apakah sudah gilirannya atau belum.
d. Studi Dokumentasi:
1) Hasil Rapid Antigen: Negatif
2) Pemeriksaan Biometri
3) Hasil Pemeriksaan Laboratorium: EKG dan GDS

2. Intra-Operatif
a. Anamnesa: Tidak terkaji
b. Pemeriksaan Fisik: Tidak terkaji
c. Observasi:
Pukul 11.30 WIB pasien dibawa ke ruang OK 5 dan dilakukan
transfer pasien. Dokter dan perawat mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir, dokter dan perawat menggunakan APD dan alat-alat
steril. Ny. M diberikan Pantocain 0.5% (Tetracaine) pada mata kanan
sebagai anestesi lokal. Perawat melakukan desinfeksi pada area mata
kanan yang akan dioperasi dengan kasa steril yang dibasahi dengan
Nacl 0,9% dan povidone iodine. Perawat memasang duk mata steril
pada klien. Dokter memberi injeksi methylen blue 1 menit, irigasi
(getamicin 0,5% dan miriwash), sodium hyaluronat 2,5 %,
capsuluromi occ, hidrodeseksi, putar massa katarak 360º, injeksi
oprhalmic viscoat device, tembus corneal side port dengan slif knife
15º, injeksi OVD, phacoemolsification, chop, segemen removal
cortex, irigation/aspiration, injeksi ophthalmic, viscoat device, insersi
IOL dengan ukuran lensa +25,50D, irigation, injeksi miostat,
irigation, edem cornea. Perawat memberikan tetes mata LFX
(Levofloxacin) 2 tetes, Polidemisin 1 tetes, Siloxan (Sodium Chloride)
1 tetes. Perawat menutup mata klien dengan kasa steril dan penutup
mata/dop. Operasi selesai dilakukan pukul 11.45. Tidak ada tanda-
tanda infeksi.
d. Studi dokumentasi: -

3. Post-Operatif
a. Anamnesa:
Klien mengatakan senang operasinya lancar dan cepat. Klien
mengatakan bagian mata yang dioperasi terasa sedikit perih. Klien
mengatakan jadi tidak bebas bergerak dan berjalan karna matanya
ditutup dan tidak boleh menunduk
b. Pemeriksaan Fisik: Tingkat kesadaran kualitatif composmentis,
kuantitatif skor GCS: 15 E:4 V:5 M:6
c. Observasi: Ny. M dipindahkan diruang tunggu pukul 11.50 WIB,
pasien berganti baju, mengganti masker. Mata klien sebelah kanan
tertutup kasa steril dan dop. Serah terima pasien dengan keluarga,
keluarga diberikan penkes terkait penggunaan obat tetes mata yang
benar, larangan untuk perawatan dirumah selama 2 minggu serta
diminta untuk selalu mendampingi klien. Berkas medis ditanda
tangani dokter dipindahkan ke konter perawat IBS..

C. Discharge Planning
1. Instruksi Dokter Bedah dan Anestesi
a. LFX (Levofloxacin) 6 tetes/24 jam (dari bangun tidur-akan tidur)
b. Mydriatil 0,5% (Tropocamide) 6 tetes/24 jam (dari bangun tidur-akan
tidur)
c. Kontrol besok pagi, Rabu, 24-03-2021 di klinik mata Rs Bethesda
2. Perawatan 2 minggu dirumah
a. Muka tidak boleh terkena air/ cuci muka
b. Tidak boleh menunduk sampai tengkuk tertekuk
c. Tidak boleh menggosok mata dan tidak boleh terkena debu
d. Tidak boleh batuk dan bersin terlalu keras
e. Tidak boleh mengejan, apabila susah BAB perbanyak minum air
putih, makan sayur, dan buah
f. Posisi tidur miring di mata yang sehat.

D. Daftar Masalah Keperawatan


1. Pre-Operatif
Ansietas b.d krisis situasional ditandai dengan
Ds: Ny. N mengatakan Klien mengatakan keluahannya sudah dirasakan
sejak lama tapi takut di operasi.
Klien mengatakan takut karena baru pertama kali operasi.
Do: Ny. N minta diantar ke toilet untuk BAK,
Ny. M tampak tidak tenang saat menunggu, beberapa kali menanyakan
jam, klien menanyakan masih berapa lama lagi menunggu, klien
menanyakan apakah sudah gilirannya atau belum.
Frekuensi nadi: 90 x/menit, frekuensi pernafasan: 20 x/menit
2. Intra-Operatif
Risiko Infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif
3. Post-Operatif
Risiko Jatuh dibuktikan dengan kondisi pasca operasi: gangguan
pengelihatan.

E. Asuhan Keperawatan
Diagnosis Tanggal/
No SOAPIER
Keperawatan Jam
1 Pre Operatif 23-3-21/ S: Ny. N mengatakan takut baru pertama
Ansietas b.d 10.00 kali operasi
krisis -
situasional 11.30 O: Ny. N minta diantar ke toilet untuk BAK,
Ny. M tampak tidak tenang saat
menunggu, beberapa kali menanyakan
jam, klien menanyakan masih berapa
lama lagi menunggu, pasien menanyakan
apakah sudah gilirannya atau belum.
Frekuensi nadi: 90 x/menit, frekuensi
pernafasan: 20 x/menit
A: Ansietas b.d krisis situasional

P:
a. Identifikasi penyebab ansietas
b. Temani klien
c. Dengarkan klien dengan penuh
perhatian
d. Latih teknik relaksasi
I:
a. Mengidentifikasi penyebab ansietas
Klien cemas akan menjalani operasi
b. Mendengarkan pasien dengan penuh
perhatian
Klien bercerita untuk mengalihkan
rasa takutnya, klien rileks
c. Menemani klien
Klien telah ditemani, klien rileks
d. Mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam
Klien dapat melakukan nafas dalam

E:
S: Klien mengatakan ingin segera
operasinya segera dimulai.
O: Klien tampak lebih tenang, klien
dapat melakukan teknik relaksasi nafas
dalam, klien kooperatif

R: Stop Intervensi
2 Intra Operatif 23-3-21/ S: -
Risiko Infeksi 11.30
dibuktikan - O: Klien mendapatksan tindakan operasi
dengan efek 11.45 pada mata kanan (OD
prosedur Phacoemulsification). Suhu tubuh
invasif 36,6ºC.

A: Risiko Infeksi dibuktikan dengan efek


prosedur invasif

P:
a. Monitor tanda gejala infeksi lokal dan
sistemik
b. Pertahankan teknik aseptik
c. Tutup mata dengan kasa dan penutup
mata
d. Beri obat tetes mata Levofloxacin
(LFX) 2 tetes

I:
a. Memonitor tanda dan gejala infeksi
lokal dan sistemik
Tidak ada tanda-tanda infeksi
b. Mempertahankan teknik aseptik
Mencuci tangan, menggunakan
prinsip dan alat-alat steril, telah
mendesinfeksi sekitar mata dengan
kasa yang dibasahi NaCl 0,9% dan
povidone oidine
c. Memberi obat tetes mata Levofloxacin
(LFX)
Obat tetes mata telah diberikan
sebanyak 2 tetes
d. Menutup mata dengan kasa steril dan
penutup mata
Mata kanan klien telah ditutup
menggunakan kasa dan penutup
mata/dop

E:
S: -
O: tidak ada tanda-tanda infeksi
(kemerahan, bengkak, panas, nyeri),
mata kanan klien telah ditutup
menggunakan kasa dan penutup mata

R: Stop Intervensi
3 Post Operatif 23-3-21/ S: Klien mengatakan senang operasinya
Risiko Jatuh 11.50 lancar dan cepat. Klien mengatakan
dibuktikan - bagian mata yang dioperasi terasa sedikit
dengan kondisi 12.05 perih. Klien mengatakan jadi tidak bebas
pasca operasi: bergerak dan berjalan karna matanya
gangguan ditutup dan tidak boleh menunduk.
pengelihatan
O: Mata kanan klien tertutup kasa dan
penutup mata.

A: Risiko Jatuh dibuktikan dengan kondisi


pasca operasi: gangguan pengelihatan

P:
a. Identifikasi faktor risiko jatuh
b. Bantu/tuntun klien berjalan
c. Anjurkan klien menggunakan alas kali
yang tidak licin
d. Anjurkan keluarga untuk
mendampingi klien saat dirumah

I:
a. Mengidentifikasi faktor risiko jatuh
Klien berusia >65 tahun, mata kanan
tertutup kasa dan penutup mata pasca
operasi
b. Membentu menuntun klien saat
berjalan
Klien telah dituntun dan berjalan
dengan hati-hati
c. Menganjurkan klien menggunakan
alas kaki yang tidak licin
Klien mengtakan akan ganti sendal
yang rata
d. Menganjurkan keluarga untuk
mendampingi klien saat dirumah
Keluarga klien mengerti

E:
S: Klien mengatakan akan melakukan
saran-saran yang diberi tahu dokter dan
perawat
O: Mata kanan klien terurup kasa dan
penutup mata, telah dilakukan serah
terima oleh perawat dan keluarga klien,
klien berjalan dibantu keluarga

R: Stop Intervensi

Anda mungkin juga menyukai