Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL USULAN PENGABDIAN MASYARAKAT

CFHC-IPE
TAHUN: IV

Penyuluhan Kedaruratan dan Bencana pada Masyarakat di Dusun Somodaran,


Banyuraden, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tim: 84
1. Raden Danang Yulianta
2. Resti Dwi Utami
3. Nur Fadila Sinala
4. Rajwa Naajiyah

Dosen Pembimbing Lapangan: Dr. Christantie Effendy, S.Kp., M.Kes


Instruktur Lapangan: Widiastuti, A.Md. Gz

FAKULTAS KEDOKTERAN,
KESEHATAN MASYARAKAT, DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
a. Judul
Penyuluhan Kedaruratan dan Bencana pada Masyarakat di Dusun Somodaran,
Banyuraden, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Lokasi
1. Kabupaten dan Provisi : Sleman, DI Yogyakarta
2. Kecamatan : Gamping
3. Desa : Banyuraden
4. Dusun : Somodaran
c. Dosen Pengusul
a. Nama : Dr. Christantie Effendy, S.Kp., M.Kes.
b. Jabatan/Pangkat/Gol : Gol. III D/ Lektor Kepala
c. Alamat : Jalan Nogosaren Baru, No. 9 Modinan, Banyuraden,
Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
d. Telepon/ HP : 0811282072
e. Fax :-
f. Email : christantie.ugm@gmail.com
g. Jurusan Pengusul : Keperawatan – Medikal Bedah
h. Kelompok : 84
i. Anggota :
No. Nama Mahasiswa NIM Program Studi
j.
1 Raden Danang Yulianta 16/397839/KU/18983 Ilmu Keperawatan
2 Resti Dwi Utami 16/397840/KU/18984 Ilmu Keperawatan
3 Nur Fadila Sinala 16/397968/KU19112 Kedokteran Reguler
4 Rajwa Naajiyah 16/397981/KU/19125 Kedokteran Reguler
Periode Pelaksanaan : November 2019
Yogyakarta, 11 November 2019
Mengetahui,
Ketua I CFHC-IPE Dosen Pembimbing Lapangan

dr. Widyandana, MHPE., PhD., Sp.M. Dr. Christantie Effendy., S.Kp., M.Kes
NIP. 19790326 201212 1 001 NIP. 19670327 199403 2 001

Disetujui Oleh,
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
FK-KMK UGM

Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., PhD.


NIP. 19710826 199803 2 001
ii
SISTEMATIKA PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT CFHC-IPE
TAHUN 2019

Identitas dan Uraian Umum

1. Judul Program : Penyuluhan Kedaruratan dan Bencana pada Masyarakat di


Dusun Somodaran, Banyuraden, Gamping, Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta.

2. DPL
Nama : Dr. Christantie Effendy, S.Kp., M.Kes.
Jabatan : Gol. III D/ Lektor Kepala
Alamat : Jalan Nogosaren Baru, No. 9 Modinan, Banyuraden,
Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Telepon/ HP : 0811282072
Faksimil :-
Email : christantie.ugm@gmail.com

3. Tim Program
No. Nama Mahasiswa NIM Program Studi
1 Raden Danang Yulianta 16/397839/KU/18983 Ilmu Keperawatan
2 Resti Dwi Utami 16/397840/KU/18984 Ilmu Keperawatan
3 Nur Fadila Sinala 16/397968/KU19112 Kedokteran Reguler
4 Rajwa Naajiyah 16/397981/KU/19125 Kedokteran Reguler

4. Sasaran Program : Masyarakat RT 5, Dusun Somodaran, Banyuraden, Gamping,


Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

5. Pelaksanaan Program :
Mulai – Berakhir : November 2019

6. Usulan Biaya : Rp350.000,00

7. Lokasi Program : RT 5, Dusun Somodaran, Banyuraden, Gamping, Sleman,


Daerah Istimewa Yogyakarta.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.………………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………….. ii
SISTEMATIKA PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT………………… Iii
DAFTAR ISI…………………………….……………………………………………. iv
ABSTRAK……………………………………………………………………………. v
BAB I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang……………………………………………………………………. 1
b. Identifikasi Masalah Kesehatan ………………………………………………….. 2
c. Penetapan Prioritas Masalah………………………………………………………. 2
d. Rumusan Masalah………………………………………………………………… 2
e. Tujuan Program…………………………………………………………………… 2
f. Luaran yang Diharapkan…………………………………………………………. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
a. Potensi Bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta………………………………… 4
b. Sistem Peringatan Dini di Masyarakat……………………………………………. 4
c. Kesiapsiagaan Bencana Keluarga………………………………………………… 5
d. Tas Siap Siaga Bencana…………………………………………………………… 6
BAB III. METODE
a. Metode Pelaksanaan Program……………………………………………………. 7
b. Media ……………………………………………………………………………. 7
c. Bentuk Kegiatan ………………………………………………………………… 7
d. Sasaran Program………………………………………………………………….. 8
e. Rencana Jadwal Kegiatan Program………………………………………………. 8
f. Rencana Anggaran.………………………………………………………………. 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 9
LAMPIRAN
a. Lampiran 1 ………………………………………………………………………… 10
b. Lampiran 2 ………………………………………………………………………… 11
c. Lampiran 3 ………………………………………………………………………… 14
d. Lampiran 4 ………………………………………………………………………… 34
e. Lampiran 5 …………………………………………………………………………

iv
v
ABSTRAK

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di indonesia telah terjadi 1.968
kejadian bencana sejak 1 Januari - 31 Agustus 2019. Sementara itu, di Daerah Istimewa
Yogyakarta telah terjadi 20 kejadian bencana sejak 1 Januari - 17 Maret 2019 yaitu puting
beliung, banjir, dan tanah longsor. Bencana tersebut menyebabkan 5 orang meninggal dan
hilang, 14 orang luka-luka, serta 8.953 orang terdampak dan mengungsi. Masyarakat di
padukuhan Somodaran belum banyak mengetahui maupun mendapat pelatihan kesiapsiagaan
bencana. Oleh karena itu, perlu diadakan Penyuluhan Kedaruratan dan Bencana pada
Masyarakat di Dusun Somodaran, Banyuraden, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Tujuan dari kegiatan ini adalah: (1) memberikan informasi terkait potensi
bencana di daerah kepada masyarakat, (2) mendorong masyarakat untuk menyusun family
disaster plan, dan (3) membantu masyarakat menyiapkan family disaster kit. Sasaran kegiatan
ini adalah masyarakat dan keluarga di RT 5 Dusun Somodaran, Desa Banyuraden,
Kecamatan Gamping, Kapubaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini akan
dilaksanakan melalui beberapa bentuk kegiatan yaitu: (1) penyuluhan kedaruratan dan
bencana, (2) praktik pembuatan family disaster plan, dan (3) permainan menyiapkan family
disaster kit.

Kata kunci: bencana, kesiapsiagaan, family disaster plan, family disaster kit.

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana alam merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan yang
diakibatkan oleh faktor internal alam yang akan mempengaruhi kehidupan manusia baik
dari segi fisik, sosial, dan budaya serta mempengaruhi kemampuan sumber daya yang ada
untuk menanggulangi maslaah tersebut. Indonesia merupakan negara tropis dengan
pertemuan 3 lempeng besar dunia yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik serta
lempeng Eurasia yang menimbulkan keunikan tersendiri bagi negara ini, salah satunya
sebagai “laboratorium” bencana alam.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, di Indonesia sendiri


kejadian bencana telah meningkat secara signifikan dalam satu dekade terakhir. Pada
kurun waktu tersebut Indonesia dilanda 11.274 kejadian bencana yang telah menelan
korban jiwa sebanyak 193.240 orang dan mengakibatkan total kerugian sekurang-
kurangnya Rp420 triliun. Kejadian bencana itu antara lain gempa bumi dan tsunami
Aceh-Nias (2004), gempa bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah (2006), gempa bumi
Sumatera Barat (2007) dan lain sebagainya hingga bencana alam di akhir tahun 2014.
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2015) .

Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri telah terjadi 20 kejadian bencana sejak 1


Januari - 17 Maret 2019 yaitu puting beliung, banjir, dan tanah longsor. Bencana tersebut
menyebabkan 5 orang meninggal dan hilang, 14 orang luka-luka, serta 8.953 orang
terdampak dan mengungsi. Potensi timbulnya bencana di Yogyakarta tersebut tak lepas
dari pengaruh letak geografis dan juga iklim yang sedang terjadi di daerah tersebut.
Potensi bencana juga terdapat di Dusun Somodaran, Banyuraden, Gamping, Sleman
sebagai tempat keluarga mitra. Potensi bencana yang ada di dusun tersebut antara lain
bencana gempa bumi, banjir dan kebakaran.
Potensi bencana yang tinggi di Dusun Somodaran perlu mendapat perhatian
baik dari pemerintah daerah maupun warga yang tinggal di dusun tersebut. Pemahaman
mengenai mitigasi bencana, dalam menanggapi bencana, serta penyediaan disasater kit
perlu diperhatikan dan dipersiapkan sejak dini untuk meminamilisir jumlah korban yang
ada. Maka dari itu melalui program CFHC-IPE semester 7 ini, kelompok 84 akan
melakukan sosialisasi dan simulasi bencana serta pengenalan disaster kit kepada keluarga
1
mitra dengan harapan agar masyrakat di Dusun Somodaran mampu mengenali potensi
bahaya di daerah sekitar tempat tinggal serta mampu melakukan cepat tanggap darurat
apabila terjadi bencana.

B. Identifikasi Masalah Kesehatan


Berdasarkan hasil observasi lingkungan dusun Somodaran dan wawancara kepada warga
di dusun tersebut, didapatkan masalah sebagai berikut :
1. Masyarakat belum mengetahui potensi bencana di daerahnya.
2. Masyarakat belum mendapatkan sosialisasi atau pelatihan kebencanaan.
3. Masyarakat belum mempunyai rencana untuk menghadapi bencana.
4. Masyarakat tidak tahun kontak yang dapat dihubungi jika terjadi bencana.
5. Masyarakat belum mengetahui tentang family disaster plan.
6. Masyarakat belum menyadari pentingnya menyiapkan family disaster kit.

C. Penetapan Prioritas Masalah


Prioritas masalah yang kami angkat berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan diskusi
adalah:
1. Masyarakat belum.mengetahui potensi bencana di daerahnya.
2. Masyarakat belum mengetahui tentang family disaster plan.
3. Masyarakat belum menyadari pentingnya menyiapkan family disaster kit.

D. Rumusan Masalah
Melalui penggalian masalah di keluarga dan masyarakat serta penentuan prioritas masalah
maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah potensi bencana yang perlu diketahui masyarakat di daerahnya?
2. Bagaimanakah cara menyusun family disaster plan?
3. Bagaimanakah cara menyiapkan family disaster kit?

E. Tujuan Program
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
1. Memberikan informasi terkait potensi bencana di daerah kepada masyarakat.
2. Mendorong masyarakat untuk menyusun family disaster plan.
3. Membantu masyarakat menyiapkan family disaster kit.

2
F. Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
1. Masyarakat memahami potensi bencana di daerahnya.
2. Masyarakat memahami dan dapat menyusun family disaster plan.
3. Masyarakat dapat menyiapkan family disaster kit dan menyadari kepentingannya.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Potensi Bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta


Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu provinsi di Indonesia
yang memiliki tingkat ancaman bencana tinggi. Menurut peta ancaman bencana D.I
Yogyakarta, setidaknya D.I Yogyakarta memiliki 10 potensi ancaman bencana. Ancaman
bencana di D. I Yogyakarta yaitu letusan gunung api, tanah longsor dan erosi, banjir,
tsunami, gelombang pasang/abrasi, gempa bumi, kekeringan, epidemic dan wabah
penyakit, kegagalan teknologi dan cuaca ekstrim. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
secara geografis terletak pada 7˚33’ – 8 ˚15’LS dan 110 ˚5’-110 ˚5’ BT. ( Mujiatun,
2012 ).
Secara geologis, D.I Yogyakarta terletak pada cekungan yang sudah terisi oleh
material vulkanik gunung api. D.I Yogyakarta yang terletak di tengah pulau Jawa
berhadapan dengan Zona Subduksi atau pertemuan antara dua lempeng tektonik yang
terletak di dasar samudra Hindia. Selain itu, di sebelah Utara Yogyakarta terdapat gunung
Merapi yang merupakan salah satu gunung paling aktif di dunia dengan periode erupsi 4-
7 tahun sekali. Secara Meteorologis- Klimatologis, D.I Yogyakarta memiliki curah hujan
yang tinggi. Selain itu, D.I Yogyakarta juga dilalui oleh 10 sungai besar yaitu sungai
Code, sungai Suci, dan sungai Gajahwong, Sungai Krasak, sungai Kuning, sungai Opak,
Sungai Oyo, Sungai Progo, Sungai Winongo, dan sungai Tinalah. Ketika musim
penghujan tiba, beberapa dari sungai ini seringkali tidak dapat menampung seluruh air
yang masuk sehingga menyebabkan air meluap dan menyebabkan bencana banjir
disekitar bantaran sungai. Belum lagi jika ditambah material gunung Merapi yang
terbawa arus dan menyebabkan pendangkalan sungai.
Selain potensi banjir, potensi gempa bumi sangat memungkingkan terjadi di
Yogyakarta termasuk di dalamnya Kabupaten Sleman. Pada tahun 2010, sesar Opak
kembali aktif dan menghasilkan gempa bumi tektonik dengan kekuatan 6,1 SR. Hal
tersebut berdampak pada jatuhnya korban jiwa serta rusaknya tempat tinggal warga dan
juga infrastruktur pemerintah terlebih pada daerah yang dekat dengan titik pusat gempa
( Kabupaten Bantul ). Aktifnya sesar tersebut tentu menjadi landasan yang sangat penting
bagi Pemerintah untuk melakukan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana sedini mungkin,
serta memperbaiki system tanggap darurat bencana yang ada sehingga kedepannya dapat
mengurangi jatuhnya korban jiwa.
4
B. Sistem Peringatan Dini di Masyarakat
Sistem peringatan dini bencana adalah elemen yang sangat penting dalam upaya
pengurangan risiko bencana. Dengan adanya peringatan dini bencana, maka masyarakat
dapat melakukan respon yang sesuai untuk melakukan penyelamatan dan menghindari
korban jiwa serta mengurangi dampak bencana tersebut. Agar sistem peringatan dini
dapat berjalan secara efektif maka dibutuhkan partisipasi aktif masyarakat yang berada di
daerah berisiko, memfasilitasi kegiatan-kegatan penyadaran publik dan kesiapsiagaan
masyarakat, serta penyampaian peringatan yang terpercaya. Peringatan dini adalah
serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.
Masyarakat memiliki hak untuk untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan terhadap kegiatan penanggulangan bencana, khususnya yang berkaitan dengan
diri dan komunitasnya serta berkewajiban untuk memberikan informasi yang benar
kepada publik tentang penanggulangan bencana. Peringatan dini sebagai salah satu bagian
dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi bencana
dilakukan untuk mengambil tindakan cepat dan tepat dalam rangka mengurangi risiko
terkena bencana serta mempersiapkan tindakan tanggap darurat. Agar dapat berjalan
efektif, sistem peringatan dini harus dikelola secara terpadu dan menyeluruh, serta
melibatkan secara aktif masyarakat dan para pemangku kepentingan terkait.
Syarat sebuah peringatan dini yang lengkap dan efektif serta berpusat pada
masyarakat (people-centered) adalah terpenuhinya empat komponen yaitu pengetahuan
risiko, pemantauan bahaya dan layanan peringatan, penyebaran dan komunikasi dan
kemampuan respon. Tujuan utama sistem peringatan dini berbasis masyarakat adalah
menguatkan individu dan masyarakat yang terancam bahaya untuk bertindak secara tepat
waktu dan benar sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan fisik
seseorang dan kematian.
C. Kesiapsiagaan Bencana Keluarga
Rencana kesiapsiagaan keluarga adalah perencanaan yang dibuat oleh keluarga
untuk siap dalam kondisi darurat akibat bencana baik saat berada di dalam ataupun di luar
rumah. Dalam pembuatan rencana ini, setiap anggota keluarga terlibat untuk memastikan
bahwa mereka memahami dan menyetujui rencana tersebut. Rencana kesiapsiagaan
bencana keluarga yang disusun diperuntukkan bagi seluruh anggota keluarga termasuk
kelompok rentan dan penyandang disabilitas. Kesiapan dan keterampilan masyarakat,
5
khususnya keluarga adalah kunci utama keselamatan dalam menghadapi kedaruratan
bencana.
BNPB membuat sebuah formulir data – data dimana diperlukan beberapa
informasi penting yang perlu dipahami untuk mengisi data dalam formulir tersebut, yaitu
sebagi berikut:
1) Mengetahui ancaman bencana yang dapat terjadi di sekitar mereka
2) Mengetahui cara melindungi diri jika terjadi bencana
3) Mengenali bagian dari dalam rumah yang dapat dijadikan sebagai perlindungan
4) Menghindari bagian di dalam rumah yang berisiko membahayakan
5) Mengetahui jalur evakuasi yang telah disepakati
6) Mengetahui titik kumpul di luar rumah yang telah disepakati
7) Menyiapkan perlengakapan standar keadaan darurat bencana untuk keluarga
8) Mencatat nomer telepon setiap anggota keluarga
9) Mencatat nomer-nomer penting untuk keadaan darurat bencana
10) Mencatat nomer telepon penting terkait aktivitas anggota keluarga
11) Mempraktikan rencana kesiapsiagaan keluarga yang telah disepakati
12) Memperbaiki kekurangan yang terjadi saat praktik rencana kesiapsiagaan keluarga
13) Menyesuaikan kembali perencanaan sesuai kondisi terakhir ancaman bencana,
perubahan anggota keluarga serta kondisi rumah

Standar Minimal Perlengkapan Kesiapsiagaan Keluarga daalam bencana adalah


satu paket perlengkapan kebutuhan dasar yang dipersiapkan sebelum terjadi bencana
untuk dipergunakan pada keadaan darurat bencana selama 3×24 jam. Perlengkapan ini
berguna untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga (anggota keluarga) pada kondisi tidak
adanya bantuan sama sekali atau bantuan belum datang.
Selain mempersiapkan perlengkapan Kesiapsiagaan Keluarga dalan bencana,
masyarakat dianjurkan juga untuk mencatat nomer penting untuk mendapatkan informasi
terbaru yang dapat dipercaya tentang bencana dan untuk meminta bantuan sesuai dengan
daerah masing-masing. Nomer penting yang perlu dicatat yaitu: polisi, pemadam
kebakaran, SAR/Basarnas, PLN, BMKG, dll. Nomer penting terkait aktivitas anggota
keluarga selain nomer pribadi anggota keluarga juga perlu dicatat seperti nomer kantor
ayah dan ibu, nomer guru dan satpam sekolah masing-masing anak yang menjadi anggota
keluarga, nomer guru les, dll.

6
Aplikasi yang dpat membantu dalam kesiapsiagaan bencana antara lain:
MAGMA Indonesia, Info BMKG, Pantauan Bencana Indonesia (BNPB), BNPB TV,
inaRISK, Siaga Bencana, Life360, dll. Aplikasi dapat didownload melalui playstore dan
app store, tersedia bagi pengguna android maupun iOS.

D. Tas Siap Siaga Bencana


Yang perlu dimasukkan ke dalam tas siap siaga bencana adalah:
1) Perlengkapan P3K sederhana (betadine, kasssa, perban, plester obat, gunting kecil,
peniti dan penjepit/pinset) dan obat-obatan umum (obat batuk, sakit kepala, sakit
lambung, diare, minyak kayu putih, dan obat gosok seperti balsam) yang biasa
digunakan oleh anggota keluarga.
2) Senter dan cadangan batere
3) Lilin dan korek api
4) Peluit
5) Selimut dan baju ganti
6) Jas hujan plastic
7) Kabel charger/pengisi daya
8) Buku tulis kecil dan pulpen
9) Air minum minimal 2 liter/hari/orang
10) Makanan yang siap makan dan tahan lama seperti biscuit, coklat, kue kering, dll
11) Jika ada bayi: siapkan bubur bayi dan susu bubuk sesuai usianya; bedak bayi, minyak
telon, pampers, perlak
12) Jika ada orang tua dan dengan sakit yang lama; siapkan obat-obatan cadangan
13) Perlengkapan kebersihan pribadi (sabun, sikat gigi, pasta gigi/odol, pembalut wanita,
pampers, handuk kecl,perlak, tisu basah)
14) Piring dan sendol plastik.

7
BAB III
METODE

A. Metode Pelaksanaan Program


Program ini akan dilaksanakan melalui beberapa bentuk kegiatan yaitu:
1. Penyuluhan kedaruratan dan bencana.
Penyuluhan akan diberikan melalui presentasi dan video. Metode ini dipilih karena
pemberian materi bersifat interaktif lebih diminati dan mudah dipahami masyarakat.
Melalui penyuluhan ini diharapkan masyarakat lebih tau mengenai potensi bencana
dan dapat merespon peringatan dini bencana di daerahnya.
2. Praktik pembuatan family disaster plan.
Praktik pembuatan family disaster plan akan dilakukan dengan mengisi template pada
poster sesuai dengan kondisi keluarga masing-masing. Metode ini dipilih agar
masyarakat bisa benar-benar mempraktikkan penyusunan family disaster plan dan
nantinya poster tersebut dapat ditempet di rumah masing-masing.
3. Permainan menyiapkan family disaster kit.
Permainan ini akan dilakukan dalam kelompok berisi 2-3 orang atau satu keluarga
yang berlomba menyusun family disaster kit dalam tas. Metode ini dipilih untuk
menarik minat warga dalam mempersiapkan family disaster kit. Melalui permainan ini
diharapkan masyarakat dapat menyusun dan memahami pentingnya family disaster kit
B. .Media
Media yang akan digunakan dalam kegiatan ini yaitu:
1. Kertas soal pretest dan posttest
2. File presentasi
3. LCD proyektor
4. Video
5. Poster family disaster plan
6. Perangkat family disaster kit
C. Bentuk Kegiatan
Program yang akan dilaksanakan berupa penyuluhan mengenai kedaruratan dan bencana
yang meliputi:
1. Pretest dan Posttest
Pretest dan posttest terdiri dari 10 pertanyaan pilihan ganda dan 2 pertamyaan isian
seputar kedaruratan dan bencana.
8
2. Penyampain materi
Materi berupa presentasi yang akan disampaikan oleh DPL/IL/mahasiswa. Presentasi
yang akan disampaikan berjudul ...
3. Pemutaran Video
Video yang diputarkan yaitu video simulasi bencana dan evakuasi.
4. Penyusunan Family Disaster Plan
Tiap keluarga melengkapi poster family disaster plan sesuai kondisi keluarganya.
5. Games Family Disaster Kit
Permainan ini dilakukan dalam kelompok berisi 2-3 orang yang berlomba menyusun
family disaster kit dalam tas.
D. Sasaran Program
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat dan keluarga di RT 5 Dusun Somodaran, Desa
Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kapubaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
E. Rencana Jadwal Kegiatan Program
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:
hari/tanggal : Minggu, 24 November 2019
tempat : Somodaran, Banyuraden, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta
waktu : 08.00 - 11.30 WIB
No Waktu Kegiatan
.
1. 08.00 - 08.20 WIB Registrasi
2. 08.20 - 08.30 WIB Pembukaan
3. 08.30 - 08.45 WIB Pretest
4. 08.45 - 09.45 WIB Materi dan tanya jawab
5. 09.45 - 10.00 WIB Pemutaran video dan refleksi
6. 10.00 - 10.15 WIB Posttest
7. 10.15 – 10.45 WIB Penyusunan family disaster plan
7. 10.45 - 11.15 WIB Games
8. 11.15 - 11.30 WIB Awarding dan penutupan
F. Biaya
Rencana anggaran yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
A. Pemasukan
1. Dana CFHC-IPE FK-KMK UGM Rp 350.000,00

9
Total Pemasukan Rp 350.000,00

B. Pengeluaran
Dana CFHC-IPE FK-KMK UGM
No. Uraian Pengeluaran Volume Harga Jumlah
1. Snack peserta 30 kotak 5.000 Rp 150.000,00
2. Cetak lembar pretest-posttest 30 lembar 200 Rp 6.000,00
Cetak checklist tas bencana dan
3. 20 lembar 200 Rp 4.000,00
informasi kontak darurat
4. Cetak poster 10 lembar 4.000 Rp 40.000,00
5. Perlengkapan games 5 paket 15.000 Rp. 75.000,00
6. Doorprize 3 paket 25.000 Rp 75.000,00
Total Pengeluaran Dana CFHC-IPE FK-KMK UGM Rp 350.000,00

Total Pengeluaran Rp 350.000,00

10
DAFTAR PUSTAKA

11
Lampiran 1
DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN KELUARGA

12
Lampiran 2
SURVEI STAKEHOLDER MENGENAI KEBENCANAAN
A. Identitas
1. Nama :
2. Jabatan :
B. Karakteristik Penduduk
1. Kisaran Jiwa :
2. Jumlah KK :
3. Mayoritas Pendidikan :
4. Mayoritas Pekerjaan :
5. Distribusi Penduduk :
C. Karateristik Lingkungan
1. Kondisi Jalan :
2. Kondisi Rumah :
3. Akses Jalan Keluar :
4. Makanan Khas :
D. Karateristik Kesehatan
1. Hipertensi :
2. Diabetes :
3. Tuberkulosis :
4. Lain-lain` :
E. Sistem Siaga Bencana:
No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
.
Pernahkah terjadi bencana
1
dalam kurun 10 tahun terakhir?
Apakah pernah dilakukan
2.
sosialisasi bencana?
Apakah ada sistem peringatan
3.
dini di RT/RW/Padukuhan?
Apakah terdapat data kelompok
4.
rentan dalam keluarga?
Apakah terdapat kontak darurat
5.
terkait bencana?
Apakah terdapat disaster plan
6.
se-RT/RW/Padukuhan?

13
Lampiran 3
SURVEI KELUARGA MENGENAI KEBENCANAAN
A. Keluarga:
B. Anggota Keluarga:
Jenis Hubungan
No Nama Usia Status kesehatan
kelamin dengan KK
1.
2.
3.
4.
5.
6.

C. Kelompok Rentan:
No Jenis Jumlah Keterangan
.
1. Ibu Hamil/Menyusui
2. Anak-anak
3. Lansia
4. Orang berkebutuhan khusus

D. Pengetahuan Keluarga:
No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
.
Apakah ibu/bapak pernah
1.
mendapat sosialisasi bencana?
Apakah ibu/bapak mengetahui
2. bencana yang mungkin terjadi di
daerah tempat tinggal ibu/bapak?
Apakah ibu/bapak mengetahui
3. tentang sistem peringatan dini
bencana?
Apakah di tempat tinggal
4. ibu/bapak terdapat sistem
peringatan dini bencana?
Apakah ibu/bapak mengetahui
5. tentang kelompok rentan dalam
keluarga?
Apakah ibu/bapak mengetahui
6.
kontak darurat terkait bencana?
Apakah ibu/bapak mengetahui
7.
tentang family disaster plan?
8. Apakah ibu/bapak mengetahui
14
tentang family disaster plan?

15
Lampiran 4
KONDISI DAERAH PADUKUHAN SOMODARAN

(FOTO-FOTO)

16
Lampiran 5
LEMBAR PRETEST

17
LEMBAR POSTTEST

18

Anda mungkin juga menyukai