Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HERNIA INGUINALIS


DI PICU
RSUP DR.SARDJITO

Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Anak

Disusun oleh :
Rusyda Anshari
20/458100/KU/22374

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
1. PENGERTIAN
Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemahdari dinding rongga
bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari
lapisan dinding perut (Sjamsuhidayat, 2004). Hernia inguinalis adalah kondisi penonjolan organ,
seperti usus dan jaringan yang ada di dalam perut, ke area inguinal atau selangkangan. Saat
mengalami hernia inguinalis, penonjolan bisa hilang timbul atau menetap. Penonjolan sering kali
muncul saat penderita mengangkat benda berat, batuk, atau mengedan, namun hilang saat
berbaring.Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.

2. ETIOLOGI
a. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita. Pada Anak
– anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk
menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia
lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit
yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga perut .
b. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal. Hernia
Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh
proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena
penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh pabrik.
Profesi buruh yang sebagian besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot
mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga menekan isi
hernia keluar dari otot yang lemah tersebut
c. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi tersumbatnya
saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran prostat, penyakit kolon,
batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain. Kondisi ini dapat memicu
terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus melalui
rongga yang lemah.
d. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk di bagian
perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan tekanan tersebut dapat
menjadi pencetus terjadinya penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.
f. Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan lebih di
bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya hernia.
g. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan terjadinya
hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang berat dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-menerus pada otot-otot abdomen.
Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan
organ melalui dinding organ yang lemah.
h. Kelahiran premature
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi yang lahir
normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna, sehingga memungkinkan
menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis tersebut. Apabila
seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan mengalaminya lagi.(Giri Made
Kusala, 2009).

Menurut penyebabnya, hernia inguinalis dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

 Hernia inguinalis tidak langsung, yaitu hernia yang terjadi akibat cacat lahir pada dinding
perut. Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi atau anak-anak.
 Hernia inguinalis langsung, yaitu hernia yang terjadi akibat lemahnya otot-otot dinding
perut karena tekanan berulang, misalnya sering mengangkat benda berat. Kondisi ini
biasanya terjadi pada pria dewasa.
3. PATOFISIOLOGI
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan
pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau
bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada
daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan
dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu
ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal,
kemudian terjadi hernia. Karena organ– organ selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan
berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan yang mengakibatkan
kerusakan yang sangat parah. Sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam
perut menjadi atau mengalami kelemahan.
Pathway

4. TANDA DAN GEJALA

• Timbul tonjolan pada selangkangan.


• Tonjolan akan membesar ketika sedang batuk atau berdiri.
• Tonjolan bisa terasa nyeri ketika disentuh.
• Nyeri ketika batuk, berolahraga, atau membungkuk
• Bagian selangkangan terasa lemah atau tertekan.
• Bagian selangkangan terasa berat atau seperti ada yang tertarik.
• Timbul rasa nyeri dan pembengkakan pada area sekitar testis, karena sebagian usus
masuk ke dalam kantong skrotum.
• Nyeri, mual, dan muntah jika bagian usus yang keluar terjepit pada celah hernia dan tidak
dapat dikembalikan

5. KOMPLIKASI

Akibat dari hernia dapat menimbulkan beberapa komplikasi antara lain :

a) Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan isi kantung hernia sehingga isi kantung
hernia tidak dapat dikembalikan lagi, keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis
ireponibilis. Pada keadaan ini belum gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang
tersering menyebabkan keadaan ireponibilis, adalah omentum, karena mudah melekat
pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak. Usus
besar lebih sering menyebabkan ireponibilis daripada usus halus.
b) Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat banyaknya usus yang masuk. Keadaan
ini menyebabkan gangguan aliran isi usus di ikuti dengan gangguan vascular ( proses
strangulasi ). Keadaan ini di sebut hernia inguinalis strangulata ( Mansjoer, 2002).

6. PENATALAKSANAAN MEDIS
 Penatalaksanaan medical
Hernia yang tidak terstrangulata atau inkarserata dapat secara mekanis berkurang. Suatu
penyokong dapat digunakan untuk mempertahankan hernia berkurang. Penyokong ini
adalah bantalan yang diikatkan ditempatnya dengan sabuk. Bantalan ditempatkan di atas
hernia setelah hernia dikurangi dan dibiarkan ditempatnya untuk mencegah hernia dari
kekambuhan. Klien harus secara cermat memperhatikan kulit di bawah penyokong untuk
memanifestasikan kerusakan (Ester, 2002).
 Penatalaksanaan bedah
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional.
Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia
terdiri dari herniotomy, hernioplastik, dan herniorafi. Pada herniotomy, dilakukan
pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia
dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit, ikat
setinggi mungkin lalu dipotong. Pada hernioplastik, dilakukan tindakan memperkecil
annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis
(Sjamsuhidayat, 2004). Herniorafi dilakukan dengan menggunakan insisi kecil secara
langsung di atas area yang lemah. Usus ini kemudian dikembalikan ke rongga perineal,
kantung hernia dibuang dan otot ditutup dengan kencang di atas area tersebut.
Laparoscopic Extraperitoneal (LEP) herniorafi merupakan tehknik terbaru yang angka
keberhasilannya lebih tinggi dengan meminimalisasi kekambuhan, nyeri, dan periode
recovery post operasi lebih pendek (Black, 2006).

7. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
Keluhan utama klien post herniotomi adalah merasakan nyeri daerah operasi diarea
inguinal.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Latar belakang kehidupan klien sebelum masuk rumah sakit yang menjadi faktor
predisposisi seperti riwayat bekerja mengangkat benda-benda berat, aktivitas mengejan,
serta riwayat operasi sebelumnya pada daerah abdomen atau operasi hernia yang pernah
dialami klien sebelumnya
c. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan sekarang Dimulai sejak kapan keluhan dirasakan, berapa lama
keluhan terjadi, bagaimana sifat dan hebatnya keluhan, dimana keluhan timbul, keadaan
apa yang memperberat dan memperingan keluhan pada pasien hernia inguinalis
d. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
Keadaan klien dengan hernia biasanya mengalami kelemahan, dan periksa status
gizinya serta tingkat kesadaran composmentis.
 Tanda-tanda vital
Pada pemeriksaan ini dilakukan pemeriksaan vital sign. Biasanya pada pasien dengan
post herniotomy terjadi penurunan tekanan darah, peningkatan suhu dan demam,
pernapasan cepat dan dangkal.
 Inspeksi
Pada kondisi post operasi luka tertutup balutan steril untuk mencegah masuknya
mikroorganisme yang bisa menyebabkan infeksi. Tanda infeksi perlu diperhatikan
seperti ada lesi/ kemerahan pada luka insisi.Pada hernia inguinalis tampak adanya
benjolan di lipat paha. Benjolan tersebut bisa mengecil atau menghilang pada waktu
tidur dan bila menangis, mengejan, batuk, mengangkat benda berat atau bila posisi
pasien berdiri dapat timbul kembali (Sjamsuhidayat, 2004).
e. Perubahan pola fungsi
 Aktivitas/istirahat
Tanda dan gejala: Atropi otot, gangguan dalam berjalan, riwayat pekerjaan yang
perlu mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama.
 Eliminasi
Gejala: Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya inkontinensia
atau retensi urin.
 Integritas ego
Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya
paralisis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.
 Neuro sensori
Tanda dan gejala: Penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia, nyeri
tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki.
 Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala: Sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk benda tajam,
semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.
 Keamanan
Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi.

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Nyeri
2. Hambatan mobilitas fisik
3. Risiko infeksi
9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Outcome Intervensi
1 Nyeri akut Kontrol Nyeri Manajemen nyeri : akut
Definisi : pengalaman sensori dan Definisi : tindakan pribadi Definisi : pengurangan atau
emosional tidak menyenangkan untuk menghilangkan atau reduksi nyeri sampai pada
berkaitan dengan kerusakan menurunkan nyeri tingkat kenyamanan yang
jaringan aktual/potensial, atau dapat diterima oleh pasien
yang digambarkan sebagai Kriteria hasil : dalam periode
kerusakan (International • Pasien dapat penyembuhan segera dari
Association for the Study of menggambatkan kerusakan jaringan dari
Pain), awitan yang tiba-tiba atau faktor penyebab nyeri penyebab yang bisa
lambat dengan intensitas ringan • Pasien dapat diidentifikasi misalnya
hingga berat, dengan berakhirnya mengenali kapan nyeri trauma, pembedahan atau
dapat diantisipasi atau diprediksi terjadi cidera
dan dengan durasi kurang dari 3 • Pasien dapat
bulan melakukan teknik Aktivitas-aktivitas :
relaksasi efektif • Lakukan pengkajian
Batasan karakteristik : • Pasien menggunakan nyeri (lokasi,
• Diaphoresis analgesic yang kerekteristik, onset,
• Ekspresi wajah nyeri direkomendasikan durasi, frekuensi,
• Laporan tentang perilaku • Pasien menggunakan intesitas, dan faktor
nyeri/ perubahan aktivitas tindakan pencegahan penyebab)
• Keluhan tentang intensitas nyeri • Observasi adanya
menggunakan standar skala petunjuk non verbal
nyeri mengenai
ketidaknyamanan
Faktor yang berhubungan : • Monitor nyeri
• Agen cidera biologis menggunakan alat
• Agen cidera fisik pengukur yang valid
dan reliable
• Pilih intervensi sesuai
dengan kemampuan dan
risiko yang diinginkan
pasien (farmakologi,
nonfarmakologi,
interpersonal) untuk
menurunkan nyeri
• Berikan analgesic
menggunakan rute yang
tidak invasive yang ada
2 Hambatan mobilitas fisik Pergerakan Terapi latihan : Mobilitas
Definisi : keterbatasan dalam Definisi : kemampuan untuk (pergerakan) Sendi
gerakan fisik atau bisa bergerak bebas di Definisi : penggunaan
tempat dengan atau tanpa gerakan tubuh baik aktif
Batasan karakteristik: alat bantu maupun pasif untuk
• Kesulitan membolak-balik meningkatkan atau
posisi Kriteria hasil : memeliara kelenturan sendi
• Ketidaknyamanan • Kemampuan pasien
• Penurunan rentang gerak untuk menggerakkan Aktivitas-aktivitas :
sendi meningkat • Tentukan batasan
Faktor yang berhubungan : • Kemampuan pasien pergerakan sendi dan
• Intoleransi aktivitas untuk menggerakkan efeknya
• Penurunan kekuatan otot otot meningkat • Jelaskan pada pasien
• Nyeri Kemampuan pasien untuk atau keluarga manfaat da
bergerak dengan mudah tujuan melakukan latihan
meningkat sendi
• Monitor lokasi dan
kecenderungan adanya
nyeri dan
ketidaknyamanan selama
pergerakan/aktifitas
• Instruksikan
pasien/keluarga cara
melakukan latihan ROM
pasif, ROM dengan
bantuan atau ROM aktif
• Sediakan dukungan
positif dalam melakukan
latihan sendi

3 Risiko Infeksi Keparahan Infeksi Perlindungan Infeksi


Definisi: rentang mengalami Definisi: keparahan tanda Definisi: pencegahan dan
invasi dan multiplikasi organisme dan gejala infeksi deteksi dini infeksi pada
patogenik yang dapat Setelah dilakukan tindakan pasien beresiko
mengganggu kesehatan keperawatan 3x24 jam Aktivitas-aktivitas:
Faktor resiko: diharapkan : • Memonitor tanda dan
• Kurangnya pengetahuan untuk • Tidak ada tanda gejala infeksi lokal
menghindari pajanan patogen kemerahan maupun sistemik.
• Malnutrisi • Demam tidak terjadi • Monitor kerentanan
• Gangguan integritas kulit • Suhu tubuh stabil terhadap infeksi
• Vaksinasi tidak adekuat • Tidak terjadi • Pertahankan asepsis
• Stasis cairan tubuh peningkatan jumlah sel untuk pasien beresiko
darah putih • Periksa kulit dan
• Tidak letargi selaput lender untuk
• Menggigil tidak terjadi adanya kemerahan,
kehangatan ekstrim
atau drainase
• Tingkatkan asupan
nutrisi yang cukup
• Anjurkan asupan cairan
dengan tepat
• Anjurkan istirahat
• Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
tanda dan gejala infeksi
dan kapan harus
melaporkannya kepada
pemberi layanan
kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

American Family Physician (2013). Inguinal Hernias: Diagnosis and Management.


Black, J.M, Hawks J.H, 2006, Medical Surgical Nursing, Clinical Management for Positive
Outcomes (8th Edition), Philadelpia: WB. Saunders Company

Ester, Monica. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Pendekatan Sistem Gastro intestinal. Jakarta
: EGC.
R. Sjamsuhidayat & Wim, D.J. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta

Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid II. Media Aesculapius FKUI:
Jakarta

WebMD (2019). What Is an Inguinal Hernia?

Anda mungkin juga menyukai