Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : HIL DEXTRA


DI RUANG SAMOLO1 RSUD SAYANG CIANJUR

1. DEFINISI
Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti

penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada

dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu

kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di

daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made

Kusala, 2009).

Menurut Sjamsuhidajat (2010), hernia inguinalis dapat diartikan

sebagai penonjolan yang keluar dari rongga peritoneum melalui anulus

inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika

inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika

cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus.

2. ETIOLOGI
a. Umur

Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria

maupun wanita. Pada anak-anak penyakit ini disebabkan karena

kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring

dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah

berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga

usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan

peningkatan tekanan dalam rongga perut .

b. Jenis Kelamin

Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis

hernia Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada

daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses


perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih

banyak terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu

pada buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang sebagian

besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot mengakibatkan

adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga

menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut

c. Penyakit penyerta

Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti

pada kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu

kandung kencing atau pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk

kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain. Kondisi ini

dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang

dapat menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah.

d. Keturunan

Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena

hernia.

e. Obesitas

Berat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih pada

tubuh, termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu

pencetus hernia. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi

pencetus terjadinya penonjolan organ melalui dinding organ yang

lemah.

f. Kehamilan

Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus

memberi tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat

menjadi pencetus terjadinya hernia.

g. Pekerjaan

Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat

menyebabkan terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh

angkat barang. Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan


peningkatan tekanan yang terus-menerus pada otot-otot abdomen.

Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya

prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.

h. Kelahiran premature

Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal

daripada bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis

belum sempurna, sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi

keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis tersebut.

Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia

akan mengalaminya lagi (Giri Made Kusala, 2009).

3. PATOFISIOLOGI (PATHWAYS) (mencakup pre dan post operatif)


4. MANIFESTASI KLINIS

a. Berupa benjolan

b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan

c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada

komplikasi

d. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis

yang berisi kandung kencing

5. KLASIFIKASI
a. Hernia hiatal

Kondisi di mana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun,

melewati diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga

sebagian perut menonjol ke dada (toraks).

b. Hernia epigastrik

Terjadi di antara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di

garis tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan

lemak dan jarang yang berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut

yang relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak

dapat didorong kembali ke dalam perut ketika pertama kali

ditemukan.

c. Hernia umbilikal

Berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar) yang

disebabkan bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup

sebelum kelahiran, tidak menutup sepenuhnya.

d. Hernia inguinalis

Merupakan hernia yang paling umum terjadi dan muncul

sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis

terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus

menerobos ke bawah melalui celah. Hernia tipe ini lebih sering terjadi

pada laki-laki daripada perempuan.


e. Hernia femoralis

Hernia ini muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini

lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.

f. Hernia insisional

Hernia ini dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut.

Hernia ini muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi

ketika otot sekitar pusar tidak menutup sepenuhnya.

6. PENGKAJIAN
(Keluhan utama, Riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu,
riwayat kesehatan keluarga, riwayat pengobatan, riwayat alergi, riwayat
pembedahan)

a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riawayat kesehatan dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
e. Riwayat pengobatan
f. Riwayat alergi
g. Riwayat pembedahan

7. PEMERIKSAAN FISIK
(Persistem ; Fokus pada system yang terkait dengan diagnosa medis)
Data yang diperoleh atau dikali tergantung pada tempat terjadinya, beratnya,

apakah akut atau kronik, pengaruh terhadap struktur di sekelilingnya dan

banyaknya akar syaraf yang terkompresi.

a. Aktivitas/istirahat

Tanda dan gejala: > atropi otot , gangguan dalam berjalan riwayat

pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama.

b. Sistem pencernaan

Gejala: konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya

inkontinensia atau retensi urine.

c. Integritas ego

Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya

paralysis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.


d. Neuro sensori

Tanda dan gejala: penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot

hipotonia, nyeri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan

kaki.

e. Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala: sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk paku, semakin

memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Perabaan kantong hernia pada funikulus spermatikus sebagai

gesekkan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi

gesekkan dua permukaan sutera

2. Pada inspeksi saat pasien mengejan dapat dilihat hernia inguinalis

muncul sebagai penonjolan di region inguinalis

(Sjamsuhidayat,2009).

3. Laboratorium

Darah lengkap : ditemukan leukosit 10.000 – 18.0000 mn.

4. Pemeriksaan Radiologi.

5. BOF tampak adanya hernia atau penonjolan isi perut

6. Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan darah lengkap

7. Pemeriksaan Rontgen Spinal dan Endoskopi

8. Test Leseque (mengangkat kaki lurus keatas)

9. PENATALAKSANAAN KLINIS
A. MEDIS
Nama Obat INDIKASI Efek Samping
Nama Generik:
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
Nama Dagang : ___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________

Dosis Sediaan: ___________________ _______________________________


___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
Rute : ___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________

Dosis Aman ___________________ _______________________________


___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
Nama Obat INDIKASI Efek Samping
Nama Generik:
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
Nama Dagang : ___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________

Dosis Sediaan: ___________________ _______________________________


___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
Rute :
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
Dosis Aman
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________

Nama Obat INDIKASI Efek Samping


Nama Generik:
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
Nama Dagang : ___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________

Dosis Sediaan: ___________________ _______________________________


___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
Rute : ___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
Dosis Aman ___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
Nama Obat INDIKASI Efek Samping
Nama Generik:
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
Nama Dagang : ___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________

Dosis Sediaan: ___________________ _______________________________


___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
Rute :
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
Dosis Aman
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________
___________________ _______________________________

B. KEPERAWATAN

1. Nyeri
2. Cemas

10. ANALISA DATA


PRE OPERATIF
Masalah
NO Data Etiologi
Keperawatan
1. DS : - Hernia inguinalis Nyeri
DO : - klien tampak meringis 
- Skala nyeri 2 dari Kantung hernia
rentang 0-10 memasuki celah
- Terdapat benjolan di inguinal
inguinal 
Terdorong lewat
dinding
posterios canalis
inguinal yang
lemah

Benjolan pada
region inguinal

Terdapat
penekanan
benjolan di
dinding inguinal

Merangsang
saraf reseptor
nyeri

Persepsi nyeri

Nyeri di rasakan

2. DS : Hernia inguinalis Cemas


DO : - klien tampak cemas 
- Klien tampak tegang Indikasi
- Klien tampak pembedahan
ketakutan 
Herniorapi

Psikologis
terganggu

Cemas

POST OPERATIF
Masalah
NO Data Etiologi
Keperawatan
1. Herniorapi Nyeri
DS : 
DO : - klien tampak meringis Insisi bedah
- Skala nyeri 5 dari 
rentang 0-10 Terputusnya
- Terdapat luka insisi kontinuitas
post operasi herniorapi jaringan

Pengeluaran zat
histamin dan
prostaglandin

Merangsang
hipotalamus

Nyeri
dipersepsikan
2. Ds : - pasien Herniorapi Gangguan
Do : - klien tampak lemah  mobilitas fisik
Insisi bedah
- Klien masih tampak

adanya luka operasi Terputusnya
- Klien tampak takut untuk kontinuitas
jaringan
bergerak

Pengeluaran zat
histamin dan
prostaglandin

Merangsang
hipotalamus

Nyeri
dipersepsikan

Pergerakan
terbatas

Gangguan
mobilitas fisik
3. Ds : - Herniorapi Resiko infeksi
Do : - adanya luka insisi post 
operasi Insisi bedah

Terputusnya
kontinuitas
jaringan

Terjadi luka
insisi sebagai
mediator
mikroorganisme
berkembang

Resiko infeksi

11. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


PRE OPERATIF
a. Nyeri berhubungan dengan Terdapat penekanan benjolan di dinding
Inguinal.
b. Cemas berhubungan dengan akan dilakukan tindakan pembedahan

POST OPERATIF
a. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur
pembedahan)
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
c. Resiko infeksi dibuktikan dengan adanya efek prosedur invasif
(pembedahan herniorapi)
12. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
PRE OPERATIF
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
1. Nyeri berhubungan Tupan : 1. Observasi a. Untuk mengetahui jenis
dengan Terdapat Setelah dilakukan tindakan a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, nyeri yang dirasakan
penekanan benjolan keperawatan selama 3x24 jam intenstias nyeri klien
di dinding Inguinal, benjolan di dinding inguinal b. Untuk mengetahui
ditandai dengan : hilang b. Identifikasi skala nyeri seberapa berat jenis
DS : - nyeri klien
DO : - klien tampak Tupen
meringis
Setelah dilakukan tindakan c. Agar bisa melihat kondisi
- Skala nyeri 2
c. Identifikasi respon nyeri non verbal
dari rentang keperawatan selama 1x24 jam nyeri klien
0-10 nyeri berkurang, dengan d. Agar bisa menjadi acuan
- Terdapat d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
kriteria hasil : untuk mengurangi nyeri
benjolan di
nyeri
inguinal - Nyeri kurang klien
- Skala nyeri berkurang
dari 2 menjadi 1 dari
2. Terapeutik
rentang 0-10 a. Agar klien bisa
a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Klien tidak meringis mengatasi rasa nyeri
b.
selain dengan terapi
pengobatan
b. Agar bisa membuat klien
nyaman dan tidak
3. Edukasi merasa nyeri
a. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
a. Agar klien mengetahui
tentang penyebab nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri yang dirasakan
b. Agar klien tahu apa yang
harus dilakukan apabila
nyeri datang

c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri c. Agar klien bisa


melakukan strategi
meredakan nyeri
dengan sendiri atau
mandiri
d. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
d. Agar klien bisa tahu
nyeri
tindakan
4. Kolaborasi
Kolaborasi dalam pemberian analgetik, jika perlu nonfarmakologis apa
yang nanti bisa
mengurangi rasa nyeri

a. Bisa memblok syaraf


nyeri dan nyeri
berkurang bahkan nyeri
hilang
2. Cemas berhubungan Tupan : 1. Observasi
dengan akan Setelah dilakukan tindakan a. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (misal kondisi, a. Bisa mengetahui
dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam waktu, stressor). tingkat ansietas klien
pembedahan, ditandai
dengan : cemas hilang
DS : b. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan b. Agar klien bisa
DO : - klien tampak
Tupen mengurangi rasa
cemas
- Klien tampak Setelah dilakukan tindakan ansietas dengan
tegang keperawatan selama 1x24 jam mengambil keputusan
- Klien tampak
cemas berkurang, dengan sendiri
ketakutan
kriteria hasil :
c. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal) c. Bisa mengetahui
- Tingkat cemas menurun
Dukungan sosial adekuat tingkat dan jenis
ansietas klien

2. Terapeutik
a. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
a. Agar klien percaya dan
kepercayaan
ansietas bisa
berkurang

b. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika


b. Agar klien merasa
memungkinkan
aman dan nyaman

c. Pahami situasi yang membuat ansietas c. Agar klien mengetahui


apa saja yang bisa
membuat pasien
ansietas

d. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan d. Agar klien merasa


tenang dan nyaman
dan ansietas
berkurang
e. Agar klien semangat
e. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
dan bisa mengatasi
ansietas yang dialami
oleh klien

3. Edukasi
a. Agar klien mengetahui
a. Jelaskan prosedur, termasuk yang mungkin dialami
yang sedang dialami
nya bahwa
pembedahan itu
memang harus
dilakukan

b. Agar klien mengetahui


b. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
kondisi yang sedang
pengobatan dan prognosis
dialami nya

c. Agar rasa ansietas


c. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi klien bisa berkurang
dengan
mengungkapkan
perasaan nya

d. Agar klien bisa


d. Latih kegiatan pengalihan dan mengurangi ketegangan
mengalihkan rasa
ansietas

e. Latih teknik relaksasi


e. Agar klien bisa relaks
dan tidak tegang dan
rasa ansietas akan
berkurang

4. Kolaborasi Agar klien bisa tenang


Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu dan relaks

POST OPERATIF
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
1. Nyeri berhubungan Tupan : 1. Observasi
dengan agen Setelah dilakukan tindakan a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, a. Untuk mengetahui jenis
pencedera fisik keperawatan selama 3x24 jam intenstias nyeri nyeri yang dirasakan klien
(prosedur benjolan di dinding inguinal
pembedahan) hilang
ditandai dengan : b. Identifikasi skala nyeri b. Untuk mengetahui
DS : Tupen seberapa berat jenis nyeri
DO : - klien tampak Setelah dilakukan tindakan klien
meringis
keperawatan selama 1x24 jam
- Skala nyeri 5
dari rentang nyeri berkurang, dengan c. Agar bisa melihat kondisi
0-10 c. Identifikasi respon nyeri non verbal
kriteria hasil : nyeri klien
- Terdapat
- Nyeri kurang
luka insisi
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
post operasi - Skala nyeri berkurang d. Agar bisa menjadi acuan
herniorapi nyeri
dari 5 menjadi 1 dari untuk mengurangi nyeri
rentang 0-10 klien
- Klien tidak meringis

2. Terapeutik
a. Agar klien bisa mengatasi
a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
rasa nyeri selain dengan
nyeri
terapi pengobatan
b. Agar bisa membuat klien
nyaman dan tidak merasa
b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
nyeri
3. Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri a. Agar klien mengetahui
tentang penyebab nyeri
yang dirasakan

b. Jelaskan strategi meredakan nyeri b. Agar klien tahu apa yang


harus dilakukan apabila
nyeri datang

c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri c. Agar klien bisa


melakukan strategi
meredakan nyeri dengan
sendiri atau mandiri

d. Agar klien bisa tahu


d. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
tindakan
nyeri
nonfarmakologis apa
yang nanti bisa
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi dalam pemberian analgetik, jika perlu a. Bisa memblok syaraf
nyeri dan nyeri berkurang
bahkan nyeri hilang
2. Gangguan mobilitas Tupan : 1. Observasi
fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi a. Agar klien bisa mengikuti
dengan nyeri keperawatan selama 3x24 jam apa yang petugas berikan
ditandai dengan : mobilitas fisik tidak terganggu informasi
Ds : - pasien
Do : - klien tampak Tupen b. Identifikasi indikasi dan kontraindikasi mobilisasi b. Agar tidak terjadi
lemah Setelah dilakukan tindakan komplikasi setelah di
- Klien masih keperawatan selama 1x24 jam mobilisasi
tampak nyeri berkurang, dengan
adanya luka kriteria hasil : 2. Terapeutik
operasi - Klien tidak lemah a. Jadwalkan untuk pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
a. Agar klien setuju untuk
- Klien tampak - Klien tidak takut
diberikan pendidikan
takut untuk beraktivitas
kesehatan
bergerak
b. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
b. Agar klien atau keluarga
bertanya
mengetahui tentang
kondisi nya

3. Edukasi
a. Jelaskan prosedur, tujuan, indikasi, dan kontraindikasi a. Mobilisasi diri
mobilisasi menurunkan komplikasi
tirah baring dan
meningkatkan
pertumbuhan dan
normalisasi fungsi organ.

b. Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan mobilisasi b. Agar klien atau keluarga


mengetahui tentang cara
mobilisasi

c. Demontrasikan cara melatih rentang gerak


c. Agar klien dan keluarga
bisa melihat petugas dan
bisa di praktekan secara
mandiri

d. Anjurkan pasien / keluarga mendemontrasikan mobilisasi d. Agar klien dan keluarga


miring kanan/ miring kiri bisa melihat petugas dan
bisa di praktekan secara
mandiri
3. Resiko infeksi Tupan : 1. Observasi
dibuktikan dengan
Setelah dilakukan tindakan a. Monitor karakteristik luka a. Mendeteksi dini
adanya efek
prosedur invasif keperawatan selama 3x24 jam terjadinya proses infeksi
(luka sayatan
Infeksi tidak terjadi dan atau pengawasan
pembedahan),
ditandai dengan : penyembuhan luka.
Ds : -
Tupen
Do : - adanya luka
insisi post operasi Setelah dilakukan tindakan b. Mendeteksi dini
keperawatan selama 1x24 jam b. Monitor tanda-tanda infeksi terjadinya proses infeksi
luka sayatan sembuh dan dan atau pengawasan
kering, dengan kriteria hasil : penyembuhan luka
- Luka insisi post operasi
tidak terjadi infeksi 2. Terapeutik
a. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan a. Melindungi pasien dari
b. Bersihkan dengan cairan NaCl 0,9 % sesuai kebutuhan kontaminasi silang
c. Pasang balutan sesuai jenis luka selama perawatan luka

3. Edukasi
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi a. Agar klien tahu tanda dan
gejala adanya infeksi
selama pengobatan atau
perawatan

b. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein b. Bisa membantu proses
penyembuhan luka

c. Agar klien bisa mandiri


c. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
dalam perawatan luka
selama dirumah

4. Kolaborasi
a. Bisa membantu
a. Kolaborasi pemberian antibiotik
membunuh kuman atau
menghindari terjadi nya
infeksi yang lebih serius

13. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai