PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bersamaan dengan demam. Pada keadaan ini merupan salah satu dari gangguan
neurologic yang paling sering di jumpai pada anak-anak. Jika kejang demam tidak
ditangani dengan segera maka akan terjadi kerusakan sel-sel otak akibat kekurangan
oksigen dalam otak, pengeluaran secret lebih dan resiko kegawat daruratan untuk
aspirasi jalan napas yang menyebabkan tersumbatnya jalan napas. Jika tidak juga
ditangani dengan baik makan akan beresiko pada kematian (Lumbantobing, 2003
Kejang demam yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas
380C) yang disebakabkan oleh proses ekstrakranium ((Riyadi & Sukarni, 2009 dalam
Rahayu 2014). Kejang demam biasanya terjadi pada balita usia 6 bulan sampai
dengan anak usia 5 tahun dengan puncak onset kira-kira pada usia 14 -18 bulan, dan
Hampir 3% anak balita pernah mengalami kejang demam, dan anak laki-laki lebih
sering dari pada anak perempuan dengan perbandingan 1,2-1,6 : 1-1,2 setelah
terjadinya serangan kejang demam yang pertama, kurang dari 33% anak akan
mengalami satu kali rekurens (kambuh), dan kurang lebih 9% anak akan mengalami
kekambuhan 3 kali atau lebih (Haslam, dkk, 2000 dalam Hasibuan & Zahroh, 2018).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumah kasus demam di seluruh dunia
Kejang demam indentik dengan usia, hampir rata-rata tidak pernah ditemukan
pada anak usia 6 bulan dan setelah 6 tahun. Ada salah satu faktor terbesar yang bisa
memicu terjadinya kejang demam pada anak yaitu faktor keturunan atau bawahan
dari keluarganya (Wardani, 2012). Penyebab kejang demam juga hingga kini belum
diketahui secara pasti. kondisi ini sering disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan
atas, infeksi pada bagian telinga tengah, infeksi paru-paru, infeksi saluran pencernaan
dan infeksi saluran kemih. Kejang juga tidak sering timbul pada anak yang menderita
Demam dengan suhu tubuh tinggi, kadang-kadang demam yang tidak begitu tidak
Kejang demam rata-rata baik, Namun sejauh ini serangan kejang demam
sering menyebabkan rasa takut atau khawatir yang sangat berlebihan bagi orangtua
atau pengasuh dan termasuk masyarakat lainnya. Setiap anak yang mengalami kejang,
Hal ini dapat menyebabkan perasaan cemas atau takut pada orangtua atau masyarakat,
rasa takut atau khawatir yag terjadi ini juga disebabkan karena orangtua atau
pengasuh (masyarakat) tidak tahu atau kurang memahami bagaimana cara melakukan
tindakan awal penatalaksanaan di rumah pada anak yang mengalami serangan kejang
demam (Rahayu, 2014). Upaya pencegahan kejang demam yang akan dilakukan
tergantung pada peran dari orang tua atau masyarakat terlebih khusus pada ibu.
1.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian