Disusun Oleh:
LUTFI DARMALIA PUSPITA
P 27220019 215
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Profesi Ners Keperawatan Keluarga pada Tn M di Dusun Grintingan RT 17 RW
04 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan serta arahan dan
dorongan yang berarti sejak dari persiapan sampai dengan terselesainya laporan
ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
kepada :
1. Satino, S.KM, M.Sc.N selaku Direktur Politehnik Kesehatan Surakarta
2. Widodo, MN selaku Ketua Jurusan Keperawatan
3. Siti Lestari, MN selaku Kepala Prodi Profesi Ners
4. Keluarga Tn. M selaku penerima asuhan
5. Dwi Sulistyowati, SKp.,Ns.,M.Kes selaku Pembimbing Akademik yang
telah memberikan bimbingan dan arahannya
6. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungannya.
Semoga amal dan kebaikan yang telah diberiakan, mendapatkan pahala
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, aamiin.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang
berusia 18 tahun di seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1
dari 2 orang dengan penderita hipertensi tidak tahu bahwa dia penyandang
hipertensi. Oleh karena itu sering ditemukan penderita hipertensi pada tahap
lanjut dengan komplikasi seperti serangan jantung dan stroke.
1
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah utama hipertensi pada keluarga Bp. M di Dusun Grintingan RT 17
RW 04 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali?
3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah utama hipertensi pada Bp. M di wilayah kerja
Puskesmas Sambi Boyolali.
2. Tujuan Khusus
a. Menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah utama hipertensi pada Bp. M
di wilayah kerja Puskesmas Sambi Boyolali.
b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
utama hipertensi pada Bp. M di wilayah kerja Puskesmas Sambi
Boyolali.
c. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama
hipertensi pada Bp. M di wilayah kerja Puskesmas Sambi Boyolali.
D. Manfaat
1. Masyarakat
Membudayakan pengelolaan pasien hipertensi pada tatanan keluarga.
2. Tenaga Kesehatan
Sebagai wawasan dan masukan bagi tenaga kesehatan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya tim program
kunjungan rumah (home care) atau Pelayanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas).
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif
tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
4
5
4. Struktur Keluarga
Menurut Johan R dan Leny R (2010) dalam bukunya Keperawatan
Keluarga menyatakan struktur keluarga yang ada di Indonesia, yaitu :
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah.
b. Matrilineal : keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu.
8
5. Tipe Keluarga
Menurut Johan R dan Leny R (2010) dalam bukunya Keperawatan
Keluarga menyatakan tipe keluarga terdiri dari :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak (kandung atau angkat).
2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga
lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya : kakek, nenek,
keponakan, paman, bibi.
3) Keluarga Dyad, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami dan istri tanpa anak.
4) Single Parent, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini
dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri
seseorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa
kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).
6) The Childress Family, yaitu keluarga tanpa anak kerena
terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya, yang disebabkan mengejar karir atau pendidikan.
b. Tipe Keluarga non Tradisional
1) The unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah.
9
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,
agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat
menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah,
pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang
perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan nomor telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak
tertua dari keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan
mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan
12
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi 3
1
Sedang 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
5. Implementasi
Menurut Harmoko (2012) tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-
hal berikut, yaitu :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah.
17
6. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan (Harmoko, 2012) :
a. Evaluasi proses, fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas dari
proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan
keperawatan. Evaluasi proses harus segera dilaksanakan setelah
perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu
menilai efektifitas interfrensi tersebut.
b. Evaluasi hasil, fokus evaluasi hasil adalah perubahan prilaku atau
status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan, bersifat
objektif, feksibel, dan efesiensi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA Bp. M DENGAN HIPERTENSI
18
19
Keterangan Genogram:
: Laki-laki
: Perempuan
/ : Meninggal
: Menikah
: Tinggal serumah
i. Tipe Keluarga : Keluarga Inti
j. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
k. Agama : Islam
l. Status Sosial Ekonomi
Penghasilan keluarga >1.900.000/ bulan yang diperoleh dari
pendapatan Bp. M yang bekerja sebagai Buruh.
m. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan rekreasi yang dilakukan keluarga untuk rekreasi biasanya
jalan-jalan ketempat wisata pada saat waktu liburan.
1 2 3 4
5 6
10 7
11 8
9
12 13
Keterangan:
1 dan 2 : Kamar Mandi
3 : Dapur Bersih
4 : Dapur Kotor
5 : Tempat Menjemur Pakaian
6, 10,11 dan 12 : Kamar Tidur
7 : Ruang Keluarga
8 : Ruang Santai dan Menonton TV
9 : Garasi
13 : Ruang Tamu
21
bekerja dan akan pulang sekitar pukul 17.00 WIB sedangkan Ibu M
setiap pagi selalu mengantar anaknya sekolah dan An. F juga pergi
bersekolah dan pulang jam 14.00 WIB. Sore hari keluarga Bp. M
sering bersama-sama santai di dalam rumah sambil beristirahat.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga ini tergolong aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat
dan bersosialisasi di masyarakat.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Yang merawat Bp. M sewaktu sakit adalah Ibu M menggunakan
uang tabungan yang dapat digunakan sewaktu-waktu. Jarak rumah
dengan puskesmas ± 3 km sedangkan ke dokter praktik ± 0,5 km.
Saat anggota keluarga sakit memilih untuk ke dokter praktik
terdekat.
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Proses komunikasi dalam keluarga cukup baik dan terbuka.
Penerimaan pesan baik, bahasa yang digunakan dalam
berkomunikasi adalah bahasa Jawa, Indonesia.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu Bp. M selaku kepala
keluarga.
c. Struktur Peran
Tn. M sebagai kepala keluarga berperan sebagai mencari nafkah,
sedangkan Ny. M sebagai ibu rumah tangga yang mengurus segala
keperluan keluarganya.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Dalam keluarga masih sangat kental dengan nilai dan norma budaya
keturunan keluarga terdahulu (misal : menghormati yang lebih tua,
makan dengan tangan kanan dan selalu bersopan santun). Dan tidak
ada norma dan aturan adat yang meyimpang dari kesehatan.
23
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga
serta memperhatikan keadaan keluarga atau suami yang sakit. Sikap
saling menghormati antar anggota keluarga juga terjalin dengan baik
dengan saling tegur dan sapa setiap tetangga.
b. Fungsi Sosial
Keluarga selalu menanamkan sikap dan perilaku yang baik
bermasyarakat dan dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di
lingkungan tempat tinggalnya.
c. Fungsi Perawatan Keluarga
1) Kemampuan Keluarga Mengenal Masalah
Keluarga mengatakan hanya sebatas mengetahui bahwa Bp. M
mengalami darah tinggi.
2) Kemampuan Keluarga Mengambil Keputusan Mengatasi
Masalah
Keluarga merasakan masalah kesehatan pada Bp. M Keluarga
memutuskan tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan darah
tinggi Tn. M dengan berobat k edokter praktek.
3) Kemampuan Keluarga Merawat Anggota yang Sakit
Keluarga belum terlalu mengetahui bagaimana cara untuk
merawat Hipertensi pada Bp. M dan Hipertensi Bp. M masih
sering kambuh. Penyediaa makanan juga tidak dibedakan.
4) Kemampuan Keluarga Memelihara Lingkungan yang Sehat
Keluarga mengetahui tentang upaya pencegahan penyakit.
Sehingga, keluarga selalu berupaya menjaga lingkungan
keluarga di rumah agar tidak terlalu berisik yang mana hal
tersebut dapat mengganggu kenyamanan Bp. M, karena pola
tidur Bp. M tidak teratur.
24
9.
26
Perut datar, bising usus normal 6x/ Perut datar, tidak ada lesi, bising usus Perut datar, bising usus normal 8x/
Perut menit, suara timpani, tidak ada nyeri normal 7x/ menit, suara timpani, tidak menit, suara timpani, tidak ada nyeri
ada nyeri
Tidak ada edema, kekuatan otot Tidak ada edema, kekuatan otot Tidak ada edema, kekuatan otot
5 5 5 5 5 5
Ekstremitas
5 5 5 5 5 5
Tonus otot baik Tonus otot baik Tonus otot baik
28
3. Prioritas Masalah
a. Manajemen keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipertensi (3.6)
b. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi pada Bp. M
(2.2)
31
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tabel 3.6 Perencanaan Keperawatan
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tabel 3.7 Implementasi Keperawatan
No.
Implementasi Evaluasi
Dx
Jumat, 5 Juni 2020
1 1. Membina hubungan saling percaya dengan cara Subjektif :
berkenalan dengan klien dan menjelaskan tujuan Keluarga mengatakan belum begitu paham tentang
kunjungan penyakit, kondisi, dan program pengobatan yang diberikan
2. Mengkaji keadaan pasien dan keluarga pada Bp. M
3. Mengkaji pengetahuan tentang Hipertensi
4. Melakukan kontrak waktu untuk kunjungan berikutnya Objektif :
Klien dan keluarga kooperatif saat di lakukan pengkajian
Assesment :
Masalah belum teratasi
Planning :
Lakukan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi dan
komplikasinya
Assesment:
Masalah belum teratasi
Planning :
Lakukan pendidikan tentang diit hipertensi
Assesment:
Masalah teratasi sebagian
Planning :
Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi
nyeri kepala
Evaluasi tentang pengetahuan dan senam hipertensi
2 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang diit pasien Subjektif :
dengan hipertensi Keluarga mengatakan paham tentang diit yang diperlukan
2. Menjelaskan kepada keluarga tentang diit yang
diperlukan untuk pasien dengan hipertensi Objektif :
3. Mengevaluasi kembali tentang cara pemenuhan diit Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan namun masih sering lupa.
35
Assesment:
Masalah teratasi
Planning :
Intervensi dipertahankan keluarga.
Planning :
Intervensi dipertahankan keluarga.
BAB IV
PEMBAHASAN
37
b. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi pada Bp. M
38
38
A. KESIMPULAN
Hasil pengkajian dari keluarga Bp S adalah keluarga inti yang terdiri dari Bp
M (46 tahun), Ibu M (44 tahun) dan An F (8 tahun) dengan tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.Keluarga Bp. M tidak
memiliki masalah yang tidak dapat diatasi, meskipun ada salah satu keluarga
yang memiliki hipertensi setelah diberikan asuhan keperawatan keluarga
sudah dengan baik mengontrol potensial peningkatan masalah. Masalah
pemeliharaan kesehatan telah diberikan tindakan dukungan perilaku hidup
sehat dan pemberian pendidikan kesehatan terkait hipertensi dan terapi
nonfarmakologi. Keluarga menerima perawat dengan baik dan dapat diajak
bekerjasama selama proses pengkajian dan asuhan keperawatan.
B. SARAN
Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan keluarga
dan perkembangan keperawatan sendiri maka disarankan:
1. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi
sehingga mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik
keperawatan keluarga
2. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah
bekal tentang konsep keperawatan keluarga, sehingga terdapat
optimalisasi kinerja dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan
keluarga.
40
DAFTAR PUSTAKA
HIPERTENSI
Disusun Oleh:
LUTFI DARMALIA PUSPITA
P 27220019 215
C. SASARAN
Keluarga Tn. M
D. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 10 Juni 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Bp. M
E. MATERI
Terlampir
F. KEGIATAN
No Waktu Kegiatan Respon
1 Pembukaan a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
(5 Menit) b. Menjelaskan tujuan b. Memperhatikan
penyuluhan yang penjelasan tentang
hendak dicapai tujuan penyuluhan
yang ingin dicapai
2 Kegiatan Inti a. Ceramah atau Memperhatikan
(10 Menit) penyampaian materi penjelaskan yang telah
(peserta/ penerima diberikan
manfaat)
b. Menggali
pengetahuan peserta
tentang hipertensi
c. Pengertian hipertensi
d. Penyebab hipertensi
e. Tanda dan gejala
hipertensi
f. Komplikasi hipertensi
3 Evaluasi a. Memberikan a. Mengajukan
(5 Menit) kesempatan kepada pertanyaan dari materi
peserta untuk yang disampaikan
bertanya b. Menjawab pertayaan
b. Menjawab pertanyaan
yang diajukan peserta
c. Memberikan
pertanyaan kepada
peserta
Penutup a. Mengucapkan Peserta menjawab
(5 menit) terimakasih dan salam
meminta maaf apabila
ada kesalahan
b. Mengucapkan salam
G. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
5. Sumber
Barbara, Glenora, Audrey, & Shirlee J.2011. Buku Ajar Praktek
Keperawatan Klinis.Jakarta.:EGC
Hidayat, A.A. Alimul dan Musrifatul U. (2012). Buku Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia. Surabaya: Health Books Publishing
Nanda International. (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2015. Mediaction: Yogyakarta
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi edisi Revisi 3. Jakarta:
EGC.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., Snyder, S. J. (2011). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Volume
2. Alih Bahasa oleh Esty W., Devi Y., Yuyun Y., Ana L. 2010.
Jakarta: EGC.
Noudeh, Y. J., Vatankhah, N., Baradaran, H. R. (2012). Penurunan Nyeri
Kepala Migrain dengan Menggunakan Pijat Leher dan Manipulasi
Spinal. International Journal of Therapeutic Massage and
Bodywork. 5 (1).
Subandiyo. (2014). Pengaruh Pijat Tengkuk dan Hipnotis Terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi. Jurnal
Keperawatan Soedirman. 9 (3).
Hipertensi Gejala: Faktor Risiko
1. Merokok
Pengertian: 1. Sakit kepala
2. Minum alcohol
Kondisi medis dimana terjadi 2. Kelelahan
3. Pola makan banyak garam dan
peningkatan tekanan darah dalam 3. Mual lemak, kurang berolah raga
jangka waktu lama. Penderita yang 4. Muntah 4. Obesitas dan
mempunyai sekurang-kurangnya tiga 5. Sesak nafas 5. Stress.
bacaan tekanan darah yang melebihi 6. Gelisah
140/90 mmHg saat istirahat 7. Pandangan menjadi kabur
diperkirakan mempunyai keadaan darah
tinggi.
Klasifikasi Tekanan Darah Dewasa
Penyebab:
Kategori Sistolik Diastolik
1. Hipertensi primer, yaitu hipertensi yang
(dan) < 80
tidak diketahui penyebabnya. Normal < 120 mmHg
mmHg
2. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi Pre- 120-139 (atau) 80-89
Disusun Oleh :
LUTFI DARMALIA PUSPITA
P27220019 215
A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
a. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapkan keluarga Bp M dapat
mengerti tentang 6 langkah cuci tangan.
b. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga Bp M mampu
mempraktekan cuci tangan 6 langkah
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan klien maupun keluarga Bp M dan memahami
tentang :
a. Menjelaskan defenisi cuci tangan
b. Menjelaskan tujuan cuci tangan
c. Menjelaskan manfaat mencuci tangan
d. Menjelaskan dampak jika tidak cuci tangan
e. Menjelaskan kapan waktu cuci tangan
f. Menjelaskan enam langkah cuci tangan
B. SASARAN
Keluarga Bp M RT 017 RW 04 Desa Babadan Sambi Boyolali
E. MEDIA
Leaflet, Daring
F. KEGIATAN PENYULUHAN
G. MATERI
(terlampir)
H. Evaluasi
Mengajarkan anggota karangtaruna pasien cuci tangan 6 langkah dengan benar
MATERI
CUCI TANGAN 6 LANGKAH
Disusun Oleh :
LUTFI DARMALIA PUSPITA
P27220019 215
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pengertian covid-19, cara
penularan dan cara pencegahan terkena covid-19 kepada keluarga sehingga
dapat memahami tentang pengertian covid-19, cara penularan covid-19 dan
mampu menerapkan bagaimana cara pencegahan covid-19
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan dan mendapatkan penjelasan tentang covid-19,
anggota keluarga mampu :
1. Mengetahui tentang pengertian covid-19.
2. Dapat menyebutkan cara penularan covid-19.
3. Dapat menyebutkan tanda gejala yang terjangkit covid-19.
4. Dapat menyebutkan cara pencegahan covid-19.
5. Dapat mempraktekkaan bagaimana etika batuk yang baik dan benar
C. Materi
1. Pengertian covid-19.
2. Cara penularan covid-19.
3. Tanda gejala terjangkit covid-19.
4. Cara mencegah covid-19.
5. Cara etika batuk yang baik dan benar
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media Penyuluhan
1. Poster covid-19.
2. Poster etika batuk
3. Video
F. Kegiatan Pembelajaran
No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Sasaran
1. Pembukaan 2 Menit a. Memberikan salam. a. Menjawab salam.
b. Memperkenalkan diri. b. Mendengarkan.
c. Menjelaskan tujuan umum c. Mendengarkan
dan khusus penyuluhan. dan memperhatikan
d. Kontrak waktu. dengan seksama.
d. Mendengarkan
dan menyetujui.
2. Isi 15 Menit a. Menyampaikan materi : a. Mendengarkan
1) Menjelaskan dan memperhatikan
pengertian covid-19 materi yang
2) Menjelaskan cara diberikan.
penularan covid-19 b. Mendengarkan
3) Menyebutkan tanda dan memperhatikan
gejala covid-19. materi yang
4) Menyebutkan cara diberikan.
pencegahan covid-19. c. Mendengarkan
5) Mempraktekkan dan memperhatikan
bagaimana cara etika materi yang
batuk yang baik dan diberikan.
benar d. Mendengarkan
dan memperhatikan
materi yang
diberikan.
e. Mendengarkan
dan memperhatikan
materi yang
diberikan.
3. Penutup 8 menit a. a. Menanyakan kepada a. Menjawab
peserta tentang materi yang pertanyaan yang
telah diberikan. diberikan penyuluh.
b. Mengucapkan terimakasih b. Memperhatikan
atas peran peserta dan salam dan menjawab
penutup. salam.
G. Evaluasi
a. Keluarga dapat menjelaskan kembali tentang pengertian, cara penularan,
tanda & gejala, dan cara mencegah covid-19.
b. Anggota keluarga dapat menerapkan kembali cara mencuci tangan 6
langkah dengan baik dan benar.
H. Lampiran
1. Materi
2. Poster
DAFTAR PUSTAKA
A. Pengertian Covid-19
Coronavirus (Covid-19) merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga berat, seperti flu, sulit
bernafas/ sesak nafas. Covid-19 juga disebut dengan virus zoonotic yaitu
virus yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang
dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vector untuk penyakit
menular tertentu, seperti keleawar, tikus bambu, dan musang merupakan
host yang ditemukan untuk Coronavirus.
B. TUJUAN
1. Mengurangi berat badan dan mengelola stres (faktor yang mempertinggi
hipertensi)
2. Menurunkan tekanan darah
C. METODE
Ceramah dan Demonstrasi Senam Hipertensi
D. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Persiapan Klien
1) Klien diberi tahu tindakan yang akan dilakukan
2) Klien dalam posisi berdiri
b. Persiapan Lingkungan
1) Ruangan yang tenang dan kondusif
2) Ruangan yang cukup luas
2. Pelaksanaan Simulasi senam hipertensi dengan tahapan:
a. Gerakan Pemanasan
1) Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi
yang sama dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10,
lalu bergantian dengan sisi lain.
2) Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala
dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-
10hitungan. Rasakan tarikan bahu dan punggung.
b. Gerakan Inti
1) Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan lambaian kedua
tangan searah dengan sisi kaki yang diangkat. Lakukan perlahan
dan hindari hentakan.
2) Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka
selebar bahu. Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan
semampunya sambil mengatur napas.
3) Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong.
Sisi kaki yang searah dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan
diletakkan dipinggang dan kepala searah dengan gerakan
tangan. Tahan 8-10 hitungan lalu ganti dengan sisi lainnya.
4) Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal
dan kedua tangan diangkat keatas. Lakukan bergantian secara
perlahan dan semampunya.
5) Hampir sama dengan gerakan inti 1, tapi kaki dibuang ke
samping. Kedua tangan dengan jemari mengepal ke arah yang
berlawanan. Ulangi dengan sisi bergantian.
6) Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut agak ditekuk dan
tangan yang searah lutut di pinggang. Tangan sisi yang lain
lurus kearah lutut yang ditekuk. Ulangi gerakan kearah
sebaliknya dan lakukan semampunya.
c. Pendinginan
1) Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher
dan tahan dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan
lakukan pada sisi lainnya.
2) Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan kesamping
dengan gerakan setengah putaran. Tahan 8-10 hitungan lalu
arahkan tangan kesisi lainnya dan tahan dengan hitungan yang
sama.
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti senam hipertensi.
2) Memberi pujian atas keberhasilan klien.
b. Rencana tindak lanjut
Menganjurkan klien melaksanakan senam hipertensi minimal 30
menit dan dilakukan seminggu tiga kali.
E. SUMBER
Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: FKUI.
F. EVALUASI
1. Respon Verbal
Klien mengatakan senang untuk melakukan senam hipertensi
2. Respon Non Verbal
Klien sangat antusias dengan senam hipertensi dan mengikuti setiap
kegiatan dengan baik.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR LATIHAN
NAFAS DALAM/ DEEP BREATHING EXERCISE
A. Definisi
Deep breathing exercise merupakan latihan pernapasan dengan tehnik
bernapas secara perlahan dan dalam, menggunakan otot diafragma, sehingga
memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh.
B. Tujuan
1. Untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta
mengurangi kerja pernapasan
2. Meningkatkan inflasi alveolar maksimal, relaksasi otot dan
menghilangkan ansietas
3. Mencegah pola aktifitas otot pernapasan yang tidak berguna,
melambatkan frekuensi pernapasan, mengurangi udara yang terperangkap
serta mengurangi kerja bernafas
D. Prosedur
1. Persiapan alat :
Bantal sesuai kebutuhan dan kenyamanan klien
2. Persiapan klien :
Kontrak topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan latihan nafas/ deep
breathing exercise
3. Persiapan lingkungan :
Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, jaga privacy klien
4. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan sesuai dengan prosedur
b. Melakukan pemeriksaan terhadap status pernapasan
c. Mengidentifikasi klien tidak dalam kondisi nyeri berat, sesak nafas
berat dan emergency
d. Memastikan klien dalam kondisi sadar dan dapat mengikuti perintah
dengan baik
e. Mengatur posisi klien berbaring di atas tempat tidur kepala lebih
tinggi, bila memungkinkan dengan posisi semi fowler atau
fowler/duduk
f. Apabila terdapat akumulasi sekret. Mengajarkan batuk efektif
(dengan menarik nafas dalam dan secara perlahan melalui hidung
dan mulut, tahan 1-5 hitungan, kemudian mulai batuk dengan
hentakan lembut, tampung dahak pada bengkok)
g. Mengajarkan klien menghirup nafas secara perlahan dan dalam
melalui mulut dan hidung, sampai perut terdorong maksimal/
mengembang. Menahan nafas 1-6 hitungan, selanjutnya
menghembuskan udara secara hemat melalui mulut dengan bibir
terkatup secara perlahan
h. Meminta klien untuk melakukan latihan secara mandiri dengan 30
kali latihan nafas dalam selama 30 menit dengan diselingi istirahat
30 menit
i. Melakukan pengawasan keteraturan kemampuan latihan serta
antisipasi terhadap toleransi kemampuan dan perkembangan kondisi
klien
j. Melakukan pemeriksaan status pernapasan