Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. S
2. Usia : 36 tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
5. Alamat : RT.02 RW 01 LK I Kelurahan Rejosari, Kotabumi
6. Komposisi Anggota Keluarga :

No. Nama L/P Hub.dg KK Umur Pendidikan Pekerjaan


1. Ny. S P Istri 31 th SD Ibu Rumah Tangga
2. An. A P Anak 6 th SD -
3. An. M L Anak 3 th SMK -

Genogram :

Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan : Klien
---- : Tinggal dalam satu rumah.

7. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah Tipe Keluarga Inti yang terdiri dari suami (Tn. S), istri (Ny. S)
dan 2 orang anak, yaitu An. A dan An. M .

8. Suku Bangsa
Keluarga Tn. S terdiri dari suku Jawa dan Lampung. Bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah Bahasa Indonesia.
9. Agama
Keluarga Tn. w menganut agama Islam. Ny. S pun ikut dalam pengajian rutin jamaah
sekitar.

10. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Pada konsep keluarga sejahtera, keluarga Tn. S masuk dalam kategori Keluarga Sejahtera II.
Dimana, keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan dasar minimal dan dapat memenuhi
kebutuhan psikologis. Tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan pengembangan seperti
menabung, melakukan rekreasi minimal setiap 6 bulan sekali, dan rumah keluarga Tn. S pun
masih belum memenuhi standar kelayakan.

11. Aktivitas Rekreasi / Waktu Luang Keluarga


Menonton TV merupakan satu – satunya cara keluarga memperoleh hiburan. Selain itu, Ny.
S kerap membawa kedua anak mereka ke pasar, sebagai ganti sarana hiburan bagi kedua
anak keluarga Tn. S.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap Perkembangan Keluarga Inti
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah Tahap Perkembangan Keluarga dengan anak
usia sekolah. Keluarga dengan tahap perkembangan ini dimulai ketika anak pertama telah
berusia enam tahun dan mulai sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah adalah :
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi


Dalam hal meningkatkan prestasi belajar anak, orang tua belum mampu membantu proses
belajar anak secara langsung mengingat Tn. S dan Ny. S tamat SD/ sederajat. Kegiatan
belajar anak pun belum dipantau dan didisiplinkan.

3. Riwayat Keluarga Inti


Keluarga Tn. S terdiri dari 1 orang istri (Ny. S) dan 2 orang anak, yaitu An. A dan An. M.
Dalam keluarga, tidak memiliki riwayat penyakit kronik dan riwayat penyakit keturunan.
Kedua anak memiliki riwayat imunisasi dasar lengkap. Jika anak sakit, keluarga biasa
membawa anak berobat ke Puskesmas atau Bidan terdekat.
Selama ini, Tn. S memiliki riwayat merokok. Tn. S dapat menghabiskan rokok 1 bungkus
dalam sehari. Tn. S bahkan terbiasa merokok di dalam rumah.

Saat dikaji, diketahui An. M sedang menderita ISPA dengan keluhan batuk, pilek, dan rewel.
Sedangkan, An. A tidak sedang mengalami sakit namun setelah dilakukan pemeriksaan
terdapat beberapa lubang pada gigi An. A. Namun, An. A tidak pernah mengalami sakit gigi.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya


Orang tua Tn. S dan Ny. S tidak memiliki riwayat penyakit kronik, sakit yang dialami
biasanya hanya pegal – pegal dan batuk pilek.

III. KEADAAN LINGKUNGAN


1. Karakteristik Rumah
Ukuran rumah Tn. w adalah 5 x 6 meter, terdiri dari 1 kamar tidur, dengan WC terpisah dari
rumah, dengan model toilet leher angsa. Tipe bangunan belum permanen, lantai dari semen.
Terdapat jendela yang cukup, penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang cukup.

Denah Rumah:

Dapur

K. Tidur
R. Tamu

R. TV

2. Karakteristik Tetangga dan Lingkungan


Keluarga Tn. S tinggal di perkampungan dengan berbagai suku yang beragam, mulai dari
suku Lampung, Jawa sampai suku Banten. Jarak antar rumah kurang lebih 10 meter.
Lingkungan sekitar termasuk dalam lingkungan yang rukun, lingkungan setempat juga
mendukung setiap program terkait peningkatan kesehatan masyarakat. Tidak ada budaya
khusus di lingkungan setempat yang mempengaruhi kesehatan.

3. Mobilitas Geografi Keluarga


Sejak awal pernikahan sampai saat ini, keluarga Tn. S tinggal di Kelurahan Rejosari.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Keluarga Tn. w memiliki interaksi yang baik dengan lingkungan masyarakat disekitarnya.
Ny. S juga ikut dalam pengajian rutin jamaah sekitar.

5. Sistem Pendukung Keluarga


Saat dikaji, semua anggota keluarga dalam keadaan sehat kecuali An. M yang sedang
mengalami batuk. Keluarga memiliki kartu BPJS untuk menunjang keluarga memperoleh
fasilitas pelayanan kesehatan. Secara fisik, keluarga mendukung anggota keluarga yang sakit
dengan membawa anggota keluarga yang sakit untuk berobat dan melakukan perawatan
sesuai dengan anjuran tenaga medis. Sebagai keluarga muda, keluarga Tn. S juga sering
mendapat nasehat dari tetangga sekitar terkait merawat kesehatan keluarga. Namun, Tn. S
tampak belum termotivasi untuk mengurangi konsumsi rokok dan mengurangi asap rokok di
dalam rumah.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan, keluarga mendiskusikan secara
bersama – sama, antara Tn. S dan Ny. S.

2. Struktur Kekuatan Keluarga


Hubungan tiap anggota keluarga Tn. S terjalin dengan baik, saling menghargai dan saling
mengasihi satu sama lain. Namun, Ny. S belum mampu mengubah kebiasaan merokok yang
dilakukan oleh Tn. S yang mengakibatkan An. M batuk.

3. Struktur Peran
a. Peran formal
 Tn. S : merupakan kepala keluarga yang menjalankan perannya sebagai ayah dan
suami. Mencari nafkah untuk keluarga dan sebagai penentu keputusan dalam
keluarga setelah dilakukan musyawarat bersama.
 Ny. S : Ibu dan istri, membantu suami mencari nafkah dengan bekerja sebagai buruh
 An. A : Anak pertama dan menjalankan peran sebagai anak
 An. M : Anak kedua dan menjalankan peran sebagai anak

b. Peran Informal
Tugas dijalankan berdasarkan peran masing – masing anggota keluarga. Orang tua
mengasuh kedua anak, sedangkan kedua anak memerankan tugas anak sesuai tahap
tumbuh kembang masing – masing.

4. Nilai atau Norma Dalam Keluarga


Tidak ada keyakinan, nilai atau norma khusus yang diterapkan dalam keluarga terkait
mengatasi masalah kesehatan. Dalam hal kesehatan, saat keluarga sakit mencoba merawat
sendiri dengan perawatan keluarga misalnya dengan jamu – jamuan, pijit, atau bahkan obat
warung. Namun jika tak kunjung sembuh, keluarga berobat ke Puskesmas atau bidan
terdekat.

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. S tampak saling mendukung satu sama lain, keluarga terasa hangat
ditambah dengan kehadiran kedua anak mereka dan menambah kegembiraan dalam
keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi
Interaksi didalam keluarga berjalan baik. Setiap anggota keluarga menjalankan prilaku
sesuai dengan nilai norma yang dianut dalam keluarga.

c. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. S mengontrol jumlah anak dengan melakukan KB.

d. Fungsi Ekonomi
Tn. S bekerja sebagai buruh serabutan, sedangkan Ny. S adalah ibu rumah tangga namun
dapat membantu perekonomian keluarga dengan berdagang kecil – kecilan sambil
menjaga kedua anak mereka serta merawat rumah dan anggota keluarga yang lain.

e. Fungsi Perawatan kesehatan


1) Mengenal masalah kesehatan
Saat mengalami masalah kesehatan, keluarga banyak mendapat saran dan masukan
dari tetangga – tetangga sekitar. Tidak banyak informasi tentang kesehatan yang
diketahui oleh keluarga.

2) Mengambil keputusan mengatasi masalah kesehatan


Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. S membiasakan diri untuk
melibatkan perawatan keluarga terlebih dahulu. Namun jika belum membaik,
keluarga meminta pertolongan medis.

3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit


Keluarga merawat anggota keluarga yang sakit berdasarkan pengalaman dari orang
tua atau tetangga sekitar.

4) Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat


Lingkungan rumah Tn. S cukup bersih, penerangan cukup. Meskipun rumah tidak
cukup luas untuk seluruh anggota keluarga, namun penerangan dan sirkulasi udara
cukup.

5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan


Keluarga Tn. S memiliki kartu peserta BPJS, sehingga keluarga memanfaatkan
fasilitas itu untuk berobat di Puskesmas.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor Jangka Pendek
Kecukupan kebutuhan anggota keluarga masih pas – pas an.

2. Stressor Jangka Panjang


Keluarga mulai memikirkan biaya pendidikan anak – anak terutama fasilitas untuk
meningkatkan prestasi belajar kedua anak dalam keluarga tersebut.

3. Kemampuan Keluarga berespon Terhadap Situasi atau Stressor


Dalam menghadapi stressor keluarga bersama – sama mencari jalan keluarnya, sehingga
masalah akan semakin ringan dirasakan. Selain itu terkadang keluarga juga berinteraksi
dengan tetangga dan mencari masukan dari orang lain.

4. Strategi Koping Yang Digunakan


Keluarga biasanya menangani stressnya dengan mengobrol bersama keluarga, menonton TV,
bercanda dengan anak – anak dll.

5. Strategi Adaptasi Disfungsional : -

VII. HARAPAN KELUARGA


Dalam keluarga Tn. S, keluarga sangat berharap tidak memiliki masalah kesehatan yang dapat
mengganggu kesejahteraan keluarga.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


No Inisial Pemeriksaan Hasil
Klien Fisik
1 Tn. S TTV TD : 110/80mmHg, Pernapasan : 18x/menit, Nadi 82x/menit,
Suhu : 36,2oc
Jantung Tidak ada kelainan bentuk, tidak teraba benjolan di lapang
dada, tampak simetris, auskultasi bunyi jantung reguler, irama
teratur, tidak ada nyeri tekan
Paru – paru Tidak ada kelainan bentuk, tidak teraba benjolan, tidak ada
krepitasi, auskultasi paru vesikuler, tidak ada bunyi napas
tambahan
Abdomen Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada nyeri tekan di seluruh
kuadran abdomen, BU dalam batas normal, bentuk simetris
Ekstremitas Tidak ada kelainan bentuk, CRT <2detik, tidak ada edema,
tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot 5 pada keempat ekstremitas
Kulit Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada hiperpigmentasi, dapat
merasakan adanya sensasi, tak pucat, akral biasa
Masalah lain -
2 Ny. S TTV TD : 100/70mmHg, Pernapasan : 20x/menit, Nadi 80x/menit,
Suhu : 36,0oc
Jantung Tidak ada kelainan bentuk, tidak teraba benjolan di lapang
dada, tampak simetris, auskultasi bunyi jantung reguler, irama
teratur, tidak ada nyeri tekan
Paru – paru Tidak ada kelainan bentuk, tidak teraba benjolan, tidak ada
krepitasi, auskultasi paru vesikuler, tidak ada bunyi napas
tambahan
Abdomen Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada nyeri tekan di seluruh
kuadran abdomen, BU dalam batas normal, bentuk simetris
Ekstremitas Tidak ada kelainan bentuk, CRT <2detik, tidak ada edema,
tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot 5 pada keempat ekstremitas
Kulit Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada hiperpigmentasi, dapat
merasakan adanya sensasi, tak pucat, akral biasa
Masalah lain -
3 An. I TTV Pernapasan : 23x/menit, Nadi 88x/menit, Suhu : 36,3oc
Jantung Tidak ada kelainan bentuk, tidak teraba benjolan di lapang
dada, tampak simetris, auskultasi bunyi jantung reguler, irama
teratur, tidak ada nyeri tekan
Paru – paru Tidak ada kelainan bentuk, tidak teraba benjolan, tidak ada
krepitasi, auskultasi paru vesikuler, tidak ada bunyi napas
tambahan
Abdomen Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada nyeri tekan di seluruh
kuadran abdomen, BU dalam batas normal, bentuk simetris
Ekstremitas Tidak ada kelainan bentuk, CRT <2detik, tidak ada edema,
tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot 5 pada keempat ekstremitas
Kulit Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada hiperpigmentasi, dapat
merasakan adanya sensasi, tak pucat, akral biasa
Masalah lain Pada An. I terdapat gigi berlubang pada geraham bawah kanan,
tidak ada nyeri
4 An. M TTV Pernapasan : 30x/menit, Nadi 94x/menit, Suhu : 36,7oc
Jantung Tidak ada kelainan bentuk, tidak teraba benjolan di lapang
dada, tampak simetris, auskultasi bunyi jantung reguler, irama
teratur, tidak ada nyeri tekan
Paru – paru Tidak ada kelainan bentuk, tidak teraba benjolan, tidak ada
krepitasi, auskultasi paru ronchi (+)
Abdomen Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada nyeri tekan di seluruh
kuadran abdomen, BU dalam batas normal, bentuk simetris
Ekstremitas Tidak ada kelainan bentuk, CRT <2detik, tidak ada edema,
tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot 5 pada keempat ekstremitas
Kulit Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada hiperpigmentasi, dapat
merasakan adanya sensasi, tak pucat, akral biasa
Masalah lain An. M mengalami batuk berdahak,

IX. ANALISA DATA


No Data Fokus Masalah
Keperawatan
1 DS : Ketidak efektifan
- Keluarga mengatakan, Tn. S merokok setiap bersihan jalan napas
hari setidaknya 1 bungkus pada keluarga Tn. S
- Keluarga mengatakan An. M sering mengalami khususnya pada An.
batuk M

DO :
- Pernapasan 30x/menit
- Auskultasi paru : ronchi (+)
- Anak M tampak batuk berdahak
DS : Ketidakmampuan
 Keluarga mengatakan anak sering mengalami keluarga mengenal
batuk, tapi tidak tau pasti penyebabnya masalah ISPA
 Tn. S masih merokok saat anak batuk
DO :
- Saat dikaji, keluarga tampak tidak mengerti
penyebab pasti anak batuk
2 DS : Resiko nyeri pada
- Keluarga mengatakan anak memang memiliki keluarga Tn. S
gigi berlubang, namun tidak pernah mengalami terutama pada An. A
sakit gigi

DO :
- Ada lubang di gigi geraham bawah

DS : Ketidakmampuan
- Keluarga mengatakan, anak tidak pernah keluarga mengambil
mengalami sakit gigi sehingga dibiarkan saja keputusan untuk
mengatasi masalah
Do : Karies Gigi
 Keluarga tidak mengerti bagaimana mengatasi
masalah gigi berlubang pada anak A

X. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan bersihan jalan napas pada keluarga Tn. S khususnya pada An. M
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ISPA
2. Resiko nyeri pada keluarga Tn. S terutama pada An. A berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah Karies Gigi
XI. PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. DIAGNOSA KRITERIA BOBOT SKOR Pembenaran
KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan bersihan Sifat masalah : 1 3/3x1 An. M sedang mengalami batuk, maka perlu diatasi untuk
jalan napas pada keluarga Aktual 3 mencegah perburukan
Tn. S khususnya pada An. Resiko 2
M berhubungan dengan Potensial 1
Kemungkinan masalah dapat diubah 2 2/3x2 Keluarga memiliki BPJS untuk membawa anak berobat,
Ketidakmampuan keluarga
        Mudah 3 jarak rumah ke fasilitas pelayanan kesehatan cukup dekat,
mengenal masalah ISPA
        Sebagian 2 masalah ISPA sering terjadi pada anak – anak dan perawat
        Tidak dapat 1 sudah memiliki ilmu untuk memberikan asuhan

Potensi masalah untuk dicegah 1 2/3x1 Kedua anak dalam keluarga sering mengalami batuk
        Tinggi 3 terutama pada an. M, meskipun sedang mengalami masalah
        Sedang 2 kesehatan An. M masih aktif bermain, biasanya keluarga
        Rendah 1 membawa anak berobat jika batuk sudah berhari - hari

Menonjolnya masalah 1 2/3x1 Keluarga menganggap bahwa anak – anak mengalami


Masalah berat, harus segera ditangani 3 batuk adalah hal biasa, tidak perlu segera ditangani
Ada masalah, tapi tak perlu segera ditangani 2
Masalah tidak dirasakan 1
Total Score 3 2/3
2 Resiko nyeri pada keluarga Sifat masalah : 1 2/3x1 Meskipun ada gigi berlubang, namun an. A tidak sedang
Tn. S terutama pada An. A Aktual 3 mengalami sakit
berhubungan dengan Resiko 2
Ketidakmampuan keluarga Potensial 1
mengambil keputusan
Kemungkinan masalah dapat diubah 2 2/3x2 Gigi yang sudah mengalami karies tidak dapat kembali
untuk mengatasi masalah
        Mudah 3 seperti semula, namun bisa dilakukan perawatan agar tidak
Karies Gigi
        Sebagian 2 semakin meluas. Keluarga memiliki BPJS untuk membawa
        Tidak dapat 1 anak berobat, jarak rumah ke fasyankes cukup dekat,
perawat memiliki ilmu untuk memberikan asuhan

Potensi masalah untuk dicegah 1 1/3x1 Masalah gigi berlubang pada an. A sudah lama, namun an.
        Tinggi 3 A tidak pernah mengalami sakit gigi dan tidak mengganggu
        Sedang 2 saat makan, selama ini keluarga sudah mengajarkan anak
        Rendah 1 untuk menggosok gigi

Menonjolnya masalah 1 2/3x1 Keluarga menganggap bahwa anak yang mengalami gigi
Masalah berat, harus segera ditangani 3 berlubang adalah hal biasa
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera
ditangani 2
Masalah tidak dirasakan 1
TOTAL SCORE 3

XI. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidak efektifan bersihan jalan napas pada keluarga Tn. S khususnya pada An. M berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah ISPA
2. Nyeri pada keluarga Tn. S terutama pada An. A berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah Karies Gigi

XII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa TUK NOC NIC


Hasil Kode Intervensi Kode
Keperawatan
1 Ketidak efektifan Setelah dilakukan tindakan a. Mendemonstrasikan batuk efektif a. Hitung frekuensi pernapasan
bersihan jalan keperawatan selama dan suara nafas yang bersih, tidak b. Kaji ulang adanya sesak
napas pada …………..pasien ada sianosis dan dyspneu (mampu c. Anjurkan pasien untuk istirahat dan
keluarga Tn. S menunjukkan keefektifan mengeluarkan sputum, bernafas napas dalam
khususnya pada jalan nafas dibuktikan dengan mudah, tidak ada pursed d. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
An. M dengan: lips) ventilasi (setengah duduk/duduk)
berhubungan TUK 1 : e. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
dengan Keluarga mampu mengenal b. Menunjukkan jalan nafas yang f. Keluarkan sekret dengan batuk atau
Ketidakmampuan masalah kesehatan paten (klien tidak merasa suction
keluarga tercekik, irama nafas, frekuensi g. Auskultasi suara nafas, catat adanya
mengenal TUK 2 : pernafasan dalam rentang normal, suara tambahan
masalah ISPA Keluarga mengambul tidak ada suara nafas abnormal) h. Monitor respirasi
keputusan untuk mengatasi i. Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk
c. Mampu mengidentifikasikan dan
masalah kesehatan mengencerkan sekret
mencegah faktor yang penyebab.

TUK 3 :
Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit

TUK 4 :
Keluarga memodifikasi
lingkungan untuk mengatasi
masalah

TUK 5 :
Keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan untuk
mengatasi masalah

2 Nyeri pada Setelah dilakukan tindakan a. Mampu mengontrol nyeri (tahu a. Lakukan pengkajian nyeri secara
keluarga Tn. S keperawatan selama …. penyebab nyeri, mampu komprehensif termasuk lokasi,
terutama pada An. Pasien tidak mengalami menggunakan tehnik karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
A berhubungan nyeri, dengan kriteria hasil: nonfarmakologi untuk dan faktor presipitasi
dengan TUK 1 : mengurangi nyeri, mencari b. Observasi reaksi nonverbal dari
Ketidakmampuan Keluarga mampu mengenal bantuan) ketidaknyamanan
keluarga masalah kesehatan b. Melaporkan bahwa nyeri c. Bantu pasien dan keluarga untuk
mengambil TUK 2 : berkurang dengan mencari dan menemukan dukungan
keputusan untuk Keluarga mengambul menggunakan manajemen d. Kontrol lingkungan yang dapat
mengatasi keputusan untuk mengatasi nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu
masalah Karies masalah kesehatan c. Mampu mengenali nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Gigi TUK 3 : (skala, intensitas, frekuensi dan e. Ajarkan tentang teknik non
Keluarga mampu merawat tanda nyeri) farmakologi: napas dala, relaksasi,
anggota keluarga yang sakit d. Menyatakan rasa nyaman distraksi, kompres hangat/ dingin
TUK 4 : setelah nyeri berkurang f. Tingkatkan istirahat
Keluarga memodifikasi e. Tidak mengalami gangguan g. Berikan informasi tentang nyeri seperti
lingkungan untuk mengatasi tidur penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
masalah berkurang dan antisipasi
TUK 5 : ketidaknyamanan dari prosedur
Keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan untuk
mengatasi masalah
XIII. IMPLEMENTASI & EVALUASI
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ketidak efektifan TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan S : Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang pengertian,
bersihan jalan napas 1. Menjelaskan pengertian ISPA tanda gejala dan penyebab ISPA
pada keluarga Tn. S 2. Menjelaskan tanda dan gejala ISPA O : Keluarga dapat mengulang informasi yang diberikan
khususnya pada An. 3. Menjelaskan penyebab ISPA : asap rokok sesuai dengan bahasa sendiri
M berhubungan 4. Menghitung frekuensi pernapasan A : masalah teratasi
dengan 5. Melakukan auskultasi suara nafas, catat adanya suara P : lanjutkan pada TUK selanjutnya
Ketidakmampuan tambahan
keluarga mengenal
TUK II : Keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah S : Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang akibat jika
masalah ISPA
kesehatan ISPA tidak segera diatasi dan cara mencegah pernurukan
1. Menjelaskan akibat ISPA jika tidak segera diatasi ISPA
2. Menjelaskan cara mencegah perburukan ISPA O : Keluarga dapat mengulang informasi yang diberikan
sesuai dengan bahasa sendiri
A : masalah teratasi
P : lanjutkan pada TUK selanjutnya

TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit S : keluarga mengatakan dapat memahami praktik fisioterapi
1. Mengajarkan dan menganjurkan pasien untuk tarik napas dada pada anak, dan meminta anak untuk batuk efektif
dalam O : Keluarga mempraktikkan kembali cara fisioterapi dada
2. Melakukan dan mengajarkan fisioterapi dada pada anak
3. Melakukan dan mengajarkan batuk efektif pada pasien A : Masalah teratasi
P : lanjutkan pada TUK selanjutnya

TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan S : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan dengan cara
1. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi memaksimalkan posisi anak, menganjurkan anak untuk
(setengah duduk/duduk)
banyak minum
2. Menganjurkan pasien untuk banyak minum :
mempertahankan hidrasi yang adekuat untuk mengencerkan O : Keluarga tampak memahami penjelasan
sekret
A : Masalah teratasi
P : lanjutkan pada TUK selanjutnya

TUK V : Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan S : Keluarga mengatakan memahami jika anak yang
untuk mengatasi ISPA mengalami ISPA perlu dibawa berobat
1. Menganjurkan keluarga untuk membawa anak ke fasilitas O : Keluarga tampak menyadarinya, ada keinginan untuk
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan obat membawa anak berobat
A : masalah teratasi
P : keluarga membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai