Anda di halaman 1dari 56

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI WILAYAH
KERJA UPT PUSKESMAS PAYUNG
TAHUN 2021

Diajukan Oleh :
PIRMA POLMA HERAWATI SIBURIAN
1910066P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG
2021
PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI WILAYAH
KERJA UPT PUSKESMAS PAYUNG
TAHUN 2021

Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Kegiatan Penyusunan Proposal

Diajukan Oleh :
PIRMA POLMA HERAWATI SIBURIAN
1910066P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG
2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI WILAYAH
KERJA UPT PUSKESMAS PAYUNG
TAHUN 2021

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.dr. Hendra Kusumajaya, M.Epid Ns. Indah Permatasari, M. Kep.

Mengetahui,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Citra Delima Bangka Belitung
Ketua

Dr.dr. Hendra Kusumajaya, M.Epid

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyusun proposal penelitian yang berjudul

“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia

Muda Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Payung Tahun 2021" sesuai waktu

yang telah ditetapkan.

Dalam penyusunan proposal ini, peneliti banyak mendapat petunjuk dan

saran yang sangat berharga dari pembimbing dan berbagai pihak. Pada

kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Bapak Dr.dr. Hendra Kusumajaya, M.Epid., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Citra Delima Bangka Belitung sekaligus Pembimbing I yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberi arahan dan

bimbingan dalam proses penyusunan proposal penelitian ini.

2. Ibu Ns .Mariana, S.Kep selaku Kepala Prodi Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Citra Delima Bangka Belitung

3. Ibu Ns. Indah Permatasari, M. Kep.,selaku Pembimbing II yang telah berkenan

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberi arahan dan bimbingan

dalam proses penyusunan proposal penelitian ini.

4. Ibu Ns.Rima Berti Anggaraini,M.Kep.,selaku Pembanding I yang telah

berkenaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberi arahan dan

bimbingan dalam proses penyusunan proposal penelitian ini.

iv
5. Bapak Tafwid,SKM.,M.Epid,selaku Pembanding II yang telah berkenaan

meluangkan waktu,tenaga dan pikiran dalam memberi arahan dan bimbingan

dalam proses penyusunan proposal penelitian ini.

6. Seluruh dosen dan Staf di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Citra Delima

Bangka Belitung yang telah memberi bekal ilmu untuk Peneliti.

7. Bapak Andi Cristian,SKM selaku Pimpinan Puskesmas Payung yang telah

memberi bantuan dalam penyusunan proposal ini.

8. Suami, anak dan Orang tua yang telah memberi semangat selama penyusunan

proposal ini.

9. Seluruh pegawai Puskesmas Payung yang telah banyak membantu Peneliti

selama mengadakan pengumpulan data penyusunan Proposal ini.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan Proposal

ini yang tidak dapatPeneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari dalam Penelitian Proposal ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu Peneliti mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak

yang bersifat membangun untuk peningkatan kualitas dan semoga Proposal ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Pangkalpinang, Mei 2021

Peneliti

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR TABEL..............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................viii

BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..........................................................................6
C. Tujuan Penelitian...........................................................................6
1. Tujuan Umum.........................................................................6
2. Tujuan Khusus........................................................................6
D. Manfaat Penelitian.........................................................................7
1. Bagi Peneliti............................................................................ 7
2. Bagi Institusi Kesehatan......................................................... 7
3. Bagi Institusi Pendidikan........................................................ 7

BAB IITINJAUAN PUSTAKA


A. Hipertensi ................................................
8
1. Definisi Hipertensi...................................................................8
2. Etiologi Hipertensi...................................................................8
3. Klasifikasi Hipertensi..............................................................9
4. Gejala Hipertensi.....................................................................9
5. Fatofiologi Hipertensi..............................................................11
6. Mekanisme Hipertensi.............................................................12
7. Faktor Resiko Hipertensi.........................................................13
8. Penatalaksanaan Hipertensi.....................................................16
B. Dewasa Muda................................................................................17
C. Kerangka Teori .............................................................................26
BAB IIIKERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL,
DANHIPOTESIS
A. Kerangka Konsep...........................................................................27
B. Definisi Operasional......................................................................28
C. Hipotesis........................................................................................29
BAB IVMETODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian...........................................................................30
B. Populasi, Sampel, Dan Teknik Sampling .....................................30
C. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................33

vi
D. Pengumpulan Data.........................................................................33
E. Analisa Data...................................................................................35
F. Etika Penelitian..............................................................................36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi.....................................................................9


Tabel 2 Pedoman Gizi Seimbang................................................................15
Tabel 3 Defenisi Operasional......................................................................28

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka TeoriFaktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Payung Tahun
2021................................................................................. 26

Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian Faktor-Faktor yang


Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia
Dewasa Muda Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Payung Tahun 2021............................................................ 27

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan (SK)

Lampuran 2 Surat Izin Pengambilan Data

Lampiran 3 Surat balasan Izin Pengambilan Data

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Penyusunan Proposal dan Skripsi

Lampiran 5 Instrumen Penelitian

x
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan pola penyakit yang terjadi dari penyakit menular ke penyakit

tidak menular ditunjukkan dengan adanya kecenderungan semakin

meningkatnya prevalensi penyakit non-infeksi (penyakit tidak menular)

seperti penyakit jantung, hipertensi, ginjal, dan stroke yang akhir-akhir ini

banyak terjadi di masyarakat dibandingkan dengan penyakit infeksi (penyakit

menular).

Perhatian terhadap penyakit tidak menular semakin meningkat karena

meningkatnya frekuensi kejadiannya pada masyarakat di berbagai negara.

Menurut Global Noncommunicable Diseases (NCD), memprediksikan bahwa

pada tahun 2025 sebesar 73% penyebab kematian semua umur di dunia adalah

karena penyakit tidak menular (WHO, 2018). Penyakit tidak menular juga

membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda.

Hipertensi ditandai dengan hasil pengukuran tekanan darah yang

menunjukkan tekanan sistolik sebesar > 140 mmhg atau dan tekanan diastolik

sebesar > 90 mmhg.Pengukuran tekanan darah dilakukan sesuai dengan

standar British Society of Hypertension mengunakan alat sphygmomanometer

air raksa, digital atau anaeroid yang telah ditera (WHO, 2019).Perubahan gaya

hidup, sosial ekonomi, industrialisasi sehingga dapat meningkatkan penyakit

seperti hipertensi.Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi

salah satu penyebab utama kematian prematur di dunia.

1
2

Gaya hidup merupakan faktor risiko penting timbulnya hipertensi pada

seseorang di usia dewasa muda. Meningkatnya hipertensi pada seseorang di

usia dewasa muda dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat, adapun yang

termasuk gaya hidup tidak sehat diantaranya perilaku merokok, kurangnya

aktivitas fisik, obesitas, jenis kelamin dan usia berhubungan dengan kejadian

hipertensi (Asyifa, 2018).

Pola makan yang sering dikonsumsi dewasa muda yaitu makanan siap

saji, maupun makanan yang banyak mengandung lemak atau minyak dan

tinggi garam. Makin tinggi lemak mengakibatkan kadar kolesterol dalam

darah meningkat yang akan mengendap dan menjadi plak yang menempel

pada dinding arteri, plak tersebut menyebabkan penyempitan arteri sehingga

memaksa jantung bekerja lebih berat dan tekanan darah menjadi lebih tinggi

sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi (Jannah, 2019).

World Health Organization (2019) mengestimasikan saat ini prevalensi

hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia. Afrika

memiliki prevalensi hipertensitertinggi sebesar 27%.Asia Tenggara berada di

posisi ke-3 tertinggi dengan prevalensi sebesar 25% terhadap total

penduduk.WHO juga memperkirakan 1 di antara 5 orang perempuan di

seluruh dunia menderita hipertensi.Jumlah ini lebih besar diantara kelompok

laki-laki, yaitu 1 di antara 4.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan kementerian

kesehatan tahun 2018 menghasilkan peningkatan kejadian hipertensi

dibandingkan hasil pada tahun 2013. Prevalensi kejadian hipertensi


3

bedasarkan hasil riskesdas 2018 adalah 34,1% angka tersebut lebih tinggi

dibandingkan tahun 2013 yang menyentuh angka prevanlensi 25,8% hasil

tersebut merupakan kejadian hipertensi berdasarkan hasil pengukuran

tekananan darah pada masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas

(Kemenkes RI, 2018).

Di Kepulauan Bangka Belitung Pada tahun 2018 berada di urutan ke

17, dari jumlah estimasi penderita hipertensi berusia >15 tahun sebanyak

261.198 orang, yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 167.666

orang, laki-laki 63.619 orang dan perempuan sebanyak 104.047 orang.

Sedangkan di tahun 2019 terjadi peningkatan jumlah estimasi penderita

hipertensi berusia >15 tahun sebanyak 299.371 orang, yang mendapatkan

pelayanan kesehatan sebanyak 218.712 orang, laki-laki 82.821 orang dan

perempuan sebanyak 135.891 orang (Dinkes Prov.Babel, 2019).

Jumlah penderita hipertensi di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun

2017 sebanyak 6.917 orang. Sedangkan pada tahun 2018, jumlah penderita

hipertensi di Bangka Selatan 26.629 orang. Pada tahun 2019, Jumlah

penderita hipertensi di Kabupaten Bangka Selatan sebanyak 37.331 orang,

yang mendapatkan pelayanan kesehatan 30.700 orang (Dinkes Bangka

Selatan, 2020).

Jumlah kunjungan pasien hipertensi di Puskesmas Payung pada tahun

2018 adalah 925 orang, dengan rincian pada kategori usia dewasa muda

sebanyak 123 orang (13,2%), di usia dewasa 344 orang (37,1%) dan di

kategori usia lanjut sebanyak 458 orang (49,7%), sementara di tahun2019


4

adalah 987 orang, dengan rincian pada kategori usia dewasa muda sebanyak

145 orang (14,6%), di usia dewasa 335 orang (34,%) dan di kategori usia

lanjut sebanyak 507 orang (52%). Sedangkan di tahun 2020 terdapat 974

kunjungan pasien dengan hipertensi, dengan rincian pada kategori usia

dewasa muda sebanyak 155 orang (16 %), di usia dewasa 315 orang (32,%)

dan di kategori usia lanjut sebanyak 504 orang (52%). (Puskesmas Payung,

2020).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tirtasari (2019) didapatkan

hasil, seiring dengan bertambahnya usia maka prevalensi hipertensi juga

meningkat. Sehingga didapatkan mayoritas penderita hipertensi berasal dari

kelompok usia 35-44 tahun sebesar 21.35%. Dan untuk kelompok usia 25-34

tahun memiliki risiko terkena hipertensi 1.42 kali daripada usia 18-24

tahun.Selain itu, didapatkan hasil bahwa kebanyakan penderita hipertensi

adalah laki-laki sebesar 14.79% sedangkan pada perempuan sebesar 12.51%,

dimana laki-laki memiliki risiko untuk terkena hipertensi 1.18 kali lebih tinggi

daripada perempuan.

Azhari (2017) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa

responden yang mempunyai umur > 35 tahun mempunyai peluang sebanyak 3

kali untuk terkena penyakit hipertensi dibandingkan dengan responden yang

berumur < 35 tahun, responden yang berjenis kelamin perempuan mempunyai

peluang sebanyak 2,7 kali untuk terkena penyakit hipertensi dibandingkan

dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki. Selain itu, responden yang

mempunyai riwayat keluarga hipertensi mempunyai peluang sebanyak 3,6kali


5

untuk terkena penyakit hipertensi dibandingkan dengan responden yang tidak

mempunyai riwayat keluarga hipertensi. Responden yang bekerja mempunyai

peluang sebanyak 3,2 kali untuk terkena penyakit hipertensi dibandingkan

dengan responden yang tidak bekerja. Sedangkan responden yang tidak

berolahraga mempunyai peluang sebanyak 2,7 kali untuk terkena penyakit

hipertensi dibandingkan dengan responden yang berolahraga.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Herman (2016)

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan

kejadian hipertensi pada laki-laki usia dewasa muda, tidak ada hubungan

antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia

dewasa muda. Selain itu, tidak ada hubungan antara konsumsi alkohol dengan

kejadian hipertensi pada laki-laki usia dewasa muda .

Saat ini upaya penanggulangan penyakit Hipertensi belum menempati

skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak

negatif yang ditimbulkannnya cukup besar antara lain stroke untuk otak,

penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot

jantung(Sesrianty, 2020).

Tingginya angka kejadian hipertensi pada usia dewasa muda di Wilayah

Kerja Puskesmas Payung dan terjadi peningkatan di setiap tahunnya,

sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian Hipertensi pada usia dewasa muda

di UPT Puskesmas Payung”


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, maka peneliti

menentukan masalah sebagai berikut: “apakah ada hubungan faktor-faktor

penyebab hipertensi dengan kejadian Hipertensi pada usia dewasa muda di

wilayah kerja UPTPuskesmas Payung tahun 2021?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

Hipertensi pada usiadewasa muda di UPT Puskesmas Payung tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan usia dengan kejadian Hipertensi pada

usia dewasa muda di UPTPuskesmas Payung tahun 2021.

b. Untuk mengetahui hubungan lingkungan dengan kejadian Hipertensi

pada usia dewasa muda di UPT Puskesmas Payung tahun 2021.

c. Untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan kejadian Hipertensi

pada usia dewasa muda di UPT Puskesmas Payung tahun 2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

dalam penelitian faktor-faktor penyebab terjadinya hipertensi.

2. Bagi Institusi Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

perawat tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


7

hipertensi pada usia muda dan dapat dijadikan dasar dalam memberikan

pelayanan kepada pasien hipertensi.

3. Bagi Instutusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai literatur di bidang

keperawatan dan menjadi tambahan informasi tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda, dan

dapat dijadikan sebagai informasi dan menambah wawasan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Menurut WHO (2019) hipertensi ditandai dengan hasil pengukuran

tekanan darah yang menunjukkan tekanan sistolik sebesar > 140 mmhg

atau dan tekanan diastolik sebesar > 90 mmhg.Tidak semua penderita

hipertensi menyadari penyakit yang dideritanya.Hal ini yang membuat

hipertensi kerap disebut sebagai “silent killer”atau “pembunuh senyap”.

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.

Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi

juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh

darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (Nurarif dan

Kusuma, 2015).

Menurut Kemenkes RI (2018), hipertensi merupakan silent killer

dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu dan

hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit

kepala atau rasa berat ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah

lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging atau tinnitus dan mimisan.

2. Etiologi Hipertensi

Menurut Stefania, (2020), berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi

menjadi 2 jenis yaitu:

8
9

a. Hipertensi Primer

Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak atau

belum diketahui penyebabnya. Beberapa faktor resiko yang dapat

menimbulkan hipertensi primer, antara lain: keluarga dengan riwayat

hipertensi, pemasukan sodium berlebihan, konsumsi kalori berlebihan,

rendahnya pemasukan potassium dan lingkungan.

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan atau

sebagai akibat penyakit lain. Hipertensi sekunder dapat ditentukan

melalui tanda-tanda diantaranya perubahan pada jantung, kelainan

pembuluh darah,penggunaan estrogen pada ginjal, dan hipertensi pada

kehamilan.

3. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Hipertensi dibagi menjadi 4 kategori dimana ada normal,

prehipertensi, hipertensi stadium 1 dan hipertensi stadium 2, hipertensi

sistolik terisolasi.

Tabel 1
Klasifikasi Hipertensi
Normal Pre Hipertensi HT St 1 HT St 2 HT Sistolik
Terisolasi
Sistol <120 120-139 140-159 ≥160 ≥140
Diastol <80 80-89 90-99 ≥100 <90
Sumber : WHO, 2019

4. Gejala Hipertensi

Menurut Kemenkes RI (2019) tidak semua penderita hipertensi

mengenali atau merasakan keluhan maupun gejala, sehingga hipertensi

sering dijuluki sebagai pembunuh diam-diam (silent killer).


10

Sedangkan keluhan yang sering muncul pada penderita hipertensi

adalah :

a. Gelisah

b. Sakit kepala

c. Jantung Berdebar-debar

d. Pusing

e. Penglihatan Kabur

f. Rasa Sakit di Dada

g. Mudah Lelah

5. Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak pada pusat vasomotor pada medulla di otak.Dari vasomotor

tersebut bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah korda

spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di

thorak dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetikolin

yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah.

Dengan dilepaskannya norepineprin akan mengakibatkan konstriksi

pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor

(Ramdhani, 2014).
11

Seseorang dengan hipertensi sangat sensitive terhadap

norepinefrin.Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis

merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar

adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas

vasokontriksi.Medula adrenal mensekresi epinefrin yang menyebabkan

vasokontriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid linnya, yang

dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi

yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan

pelepasan rennin.

Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II yang menyebabkan adanya sutu

vasokontriktor yang kuat.Hal ini merangsang sekresi aldosteron oleh

korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh

tubulus ginjal yang mengakibatkan volume intravaskuler.Semua faktor

tersebut cenderung menyebabkan hipertensi.Pada lansia, perubahan

struktur dan fungsi pada system pembuluh perifer bertanggung jawab pada

perubahan tekanan darah yang terjadi. Perubahan tersebut meliputi

aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam

relaksasi otot polos pembuluh darah yang akan menurunkan kemampuan

distensi daya regang pembuluh darah. Hal tersebut menyebabkan aorta dan

arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume

darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) sehingga terjadi


12

penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Ramdhani,

2014).

6. Mekanisme Hipertensi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya

angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme

(ACE) dan memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan

darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.

Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah

menjadi angiotensin I, oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I

diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki

peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.

Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH)

dan rasa haus.ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan

bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin.Dengan

meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh

(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk

mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan

cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah

meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.

Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks

adrenal.Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan

penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler,

aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara


13

mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan

diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan

ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan

tekanan darah (Femmy, 2011).

7. Faktor Resiko Hipertensi

Resiko terjadinya hipertensi sebagai berikut :

a. Usia

Dengan bertambahnya umur, resiko terkena penyakit hipertensi

menjadi lebih besar. Pada usia lanjut, hipertensi ditemukan hanya

kenaikan tekanan darah sistolik. Kejadian ini disebabkan karena

perubahan struktur pada pembuluh darah besar.Proporsi Hipertensi juga

meningkat seiring dengan peningkatan kelompok umur.Pola ini terjadi

pada dua Riskesdas terakhir di tahun 2013 dan 2018.Secara fisiologis

semakin tinggi umur seseorang maka semakin berisiko untuk mengidap

hipertensi.

b. Jenis Kelamin

Menurut Noncommunicable Diseases Country Profile (2019), satu

dari empat laki-laki beresiko terkena hipertensi. Sedangkan satu dari lima

perempuan beresiko terkena hipertensi.

c. Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga yang menderita hipertensi juga meningkatkan

risiko hipertensi, terutama hipertensi primer.Faktor keturunan juga


14

berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan renin pada

membran sel.

d. Obesitas

Berat badan berlebih berisiko langsung dengan peningkatan

tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik dimana risiko relatif untuk

menderita hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi untuk

menderita hipertensi dibandingkan dengan orang yang mempunyai berat

badan normal. Sedangkan pada penderita hipertensi ditemukan sekitar

20-30% memiliki berat badan berlebih (Depkes RI,2013).

Seseorang lebih berisiko mengalami prehipertensi maupun

menderita hipertensi jika memiliki berat badan berlebih atau obesitas.

Istilah “berat badan berlebih” dan "obesitas" merujuk pada berat badan

yang lebih besar dari apa yang dianggap sehat untuk tinggi badan tertentu

(NHLBI, 2015).

Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal sehingga

mencapai IMT normal 18.5-22.9 kg/m2, lingkar pinggang <90cm untuk

laki-laki atau <80cm untuk perempuan (Pedoman Teknis Penemuan dan

Tatalaksana Hipertensi RI, 2013).

e. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang dapat dilakukan adalah dengan berkebun,

berenang, menari, bersepeda, atau yoga.Aktifitas fisik sangat bermanfaat

bagi kesehatan tubuh, khususnya organ jantung dan paru-paru.Aktifitas


15

fisik juga menyehatkan pembuluh darah dan mencegah hipertensi. Usaha

pencegahan hipertensi akan optimal jika aktivitas fisik dengan

menjalankan diet sehat dan berhenti merokok (Prasetyaningrum 2014).

Olahraga secara teratur seperti aerobik atau jalan cepat selama 30-

45 menit (sejauh 3km) lima kali permingg, dapat menurunkan tekanan

darah sistol 4mmHG dan tekanan darah diastol 2,5mmHG (Pedoman

Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi, 2013).

f. Asupan Garam

Menurut Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi,

Pola hidup sehat yang di anjurkan untuk mencegah dan mengontrol

hipertensi adalah dengan gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan

lemak (Dietary Approches To Stop Hypertension).

Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena

menarik cairan diluar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan

meningkatkan volume tekanan darah.

Tabel 2
Pedoman Gizi Seimbang
Garam (Natrium Klorida)
- Batasi garam <5gram (1 sendok teh) perhari
- Kurangi garam saat memasak
- Membatasi makanan olahan dan cepat saji

Buah-buahan dan sayuran


- 5 porsi (400-500 gram) buah-buahan dan sayuran per hari
(1 porsi setara dengan 1 buah jeruk, apel, mangga, pisang atau 3
sendok makan sayur yang sudah dimasak
Makanan Berlemak
- Batasi daging berlemak, lemak susu dan minyak goreng (1,5-3
sendok makan perhari)
- Ganti sawit/minyak kelapa dengan zaitun, kedelai, jagung, obak
atau minyak sunflower
16

- Ganti daging lainnya dengan ayam (tanpa kulit).


Ikan
- Makan ikan sedikitnya tiga kali per minggu
- Utamakan berminyak seperti tuna, makarel, salmon
Sumber :, Kemenkes RI 2013

8. Penatalaksanaan Hipertensi

Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan

pengobatan dari berbagai golongan, antara lain Pedoman Teknis

Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi, Kemenkes RI 2013, adalah :

a. Diuretic thiazide merupakan obat pertama yang diberikan untuk

mengobati hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam

dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh

sehingga menurunkan tekanan darah.

b. Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari

alfablocker, beta-blocker, dan alfa-beta-blocker labelatol, yang

menghambat efek sistem saraf simpatis. Sistem saraf simpatis adalah

sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap

stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah

c. AngiotensinConverting Enzym Inhibitor (ACE-Inhibitor)

menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan

arteri.

d. Angiotensin-II-Receptor Blocker (ARB). ARB menyebabkan

penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang mirip dengan

ACE-inhibitor, yaitu dengan menghambat kerja angiotensin II.


17

e. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah melalui

mekanisme yang benar-benar berbeda. Golongan obat ini bekerja

menurunkan daya pompa jantung dengan menghambat kontraksi otot

jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah

:nifedipin, diltizem dan verapamil. Efek samping yang mungkin

timbul adalah : sembelit, sakit kepala, dan muntah.

f. Vasodilator ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan

relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam

golongan ini adalah prazosin dan hidralazin. Efek samping yang

sering terjadi pada pemberian obat ini adalah pusing dan sakit.

g. Vasodilator ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan

relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam

golongan ini adalah prazosin dan hidralazin. Efek samping yang

sering terjadi pada pemberian obat ini adalah pusing dan sakit.

h. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan

obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera. Beberapa

obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar

diberikan secara intravena seperti diazoxide, nitroprusside,

nitroglycerin, labelatol, dll.

B. Dewasa Muda

1. Definisi Dewasa Muda


18

Dewasa muda (awal) adalah masa transisi dari masa remaja ke

dewasa yang disebut sebagi beranjak dewasa (emerging adulthood) terjadi

dari usia 18 sampai 40 tahun (Diane dkk, 2015). Menurut seorang ahli

psikolog perkembangan, santrock (1999).Orang dewasa muda termasuk

masa transisi, baik secara fisik (physically trantition), transisi secara

intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role

trantition) (Agoes, 2004).

Menurut Erickson dalam Monks dkk (2001) masa dewasa awal

merupakan awal berada dalam tahapan hubungan yang hangat, dekat dan

komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Masa dewasa

awal adalah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan

tahun atau awal usia dua puluhan dan berakhir pada usia tiga puluhan

(Santrock, 2009).

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa masa dewasa

awal merupakan masa transisi baik secara fisik maupun secara inteluktual

serta transisi peran sosial yang bekisar dari awal dua puluhan sampai awal

empat puluhan.

Terdapat tiga kriteria untuk mendefinisikan dewasa muda:

a. Menerima tanggung jawab akan diri sendiri,

b. Membuat keputusan mandiri dan,

c. Mandiri secara finansial (Diane, Ruth, & Sally, 2014)

2. Perubahan yang Terjadi pada Dewasa Muda


19

Menurut Stefania (2020) perubahan yang terjadi pada dewasa muda,

antara lain:

a. Perkembangan fisik

Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20-

an. Sistem muskuluskletal berkembang dengan baik dan terkoordinasi.

Periode tersebut merupakan periode ketika kegemaran terhadap atletik

mencapai puncaknya. Semua sistem lain pada tubuh (misalnya:

kardiovaskuler, penglihatan, pendengaran dan reproduktif) juga

berfungsi pada efisien puncak. Meskipun perubahan fisik selama tahap

ini minimal, berat badan dan masa otot dapat berubah akibat diet dan

olahraga.

b. Perkembangan psikososial

Bertolak belakang dengan perubahan fisik yang minimal,

perkembangan psikososial pada masa dewasa muda justru besar.

Individu dewasa muda menghadapi sejumlah perubahan gaya hidup

yang baru saaat mereka beranjak dewasa. Mereka harus membuat

pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan, perkawinan, memulai rumah

tangga dan untuk membesarkan anak.

c. Perkembangan kognitif

Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna selama

periode operasi formal, kurang lebih sejak usia 11-15 tahun. Sejak

periode tersebut, operasi formal menandakan pemikiran selama masa

dewasa dan diterapkan di lebih banyak area.Egosentrisme terus


20

berkurang, namun menurut Piaget perubahan tersebut tidak disertai

perubahan pada struktur pemikiran, hanya perubahan pada isi dan

stabilitasnya saja.

d. Perkembangan moral

Individu dewasa muda yang telah menguasai tahap

sebelumnya pada teori perkembangan moral Kohiberg saat ini

memasuki tingkat postkonvensional.Pada periode ini, individu

mampu memisahkan diri dari pengharapan dan aturan-aturan orang

lain, dan mendefenisikan moralitas terkait prinsip moral. Saat

mempersiapkan konflik dengan norma dan hukum masyarakat,

mereka membuat penilaian berdasarkan prinsip pribadi mereka.

e. Perkembangan spiritual

Menurut Fowler, individu memasuki periode reflektif-

individual sekitar usia 18 tahun. Selama periode ini, individu

berfokus pada realistis. Individu dewasa yang berusia 27 tahun dapat

mengemukan pertanyaan yang bersifat filosofi yang mengenai

spiritualitas dan menyadari akan hal spiritual tersebut. Ajaran-ajaran

agama yang diperoleh dewasa muda semasa kecil sekarang dapat

diterima atau didefinisikan kembali.

3. Masalah-Masalah Kebiasaan dan Kesehatan Pada Dewasa Muda

Menurut Diane dkk (2014), masalah-masalah kebiasaan dan kesehatan

yang sering terjadi pada usia dewasa muda adalah:

a. Obesitas
21

Menurut suiitor dan hunter, yang dimaksud dengan kelebihan

berat badan (over-weigth) adalah kelebihan berat badan di atas 20%

dari berat normal.Sementara itu, obesitas (obesity) adalah kelebihan

berat badan sebanyak antara 10%-20% dari berat normal (Agoes,

2004).

Penyebab dewasa muda mengalami obesitas adalah ketersediaan

makanan cepat saji yang murah dan porsi yang banyak, diet dengan

lemak tinggi, teknologi yang menghemat tenaga, rekreasi tanpa banyak

aktifitas, seperti menonton televisi dan menggunakan komputer (Diane

dkk, 2014).

b. Diet

Diet adalah cara pada dewasa untuk membentuk atau mencapai

proporsi berat badan dan taraf kesehatan yang seimbang (normal

melalui pengaturan pola aktifitas, seperti makan, minum dan aktivitas

fisik, seperti kerja, istirahat, dan olahraga (Agoes, 2004).

c. Aktivitas Fisik

Dewasa muda adalah masa dimana kekuatan dan tenaga fisik

masih optimal sehingga mereka sering melakukan aktivitas fisik atau

olah raga, aktivitas fisik atau kegiatan olahraga yang dilakukan secara

teratur akan memberi manfaat besar bagi individu. Olah raga akan

membantu membantu memperkuat otot-otot fisik, memperkuat detak

jantung dan pernapasan paru-paru, mengurangi tekanan darah

tinggi/hipertensi, melindungi dari serangan jantung, stroke, diabetes,


22

kanker dan pengeroposan tulang (osteoporosis), mengurangi

kecemasan dan depresi, serta memperpanjang usia (Agoes, 2004).

d. Stres

Semakin beranjak dewasa masalah yang di hadapi oleh individu

tersebut semakin banyak sehingga terkadang dewasa mengalami stres,

seperti stres karena tugas kuliah, kerja maupun di dalam keluarga.Ada

perbedaan seseorang dalam menangani sebuah stres yang menimpa

mereka.

Dalam beberapa kasus, stres mengarahkan dewasa muda terlibat

dalam perilau berisiko seperti minum-minum alkohol atau merokok

untuk mengelola stres tersebut. Begitu juga stres yang dialami

mahasiswa membuat mereka lebih menyukai makan makanan siap

saji, tidak cukup tidur, dam tidak berolahraga yang cukup (Diane dkk,

2014).

e. Tidur

Masa usaia 20 sampai 30 tahun adalah masa dimana saat-saat

sibuk, jadi tidak mengherankan bahwa banyak individu di masa

peralihan dan dewasa muda tidak cukup memliki waktu tidur,

diantaranya mahasiswa yang stres dalam kelurga, bersamaan dengan

stres akademik sehingga berasosiasi dengan insomnia tingkat tinggi

(Diane dkk, 2014).

f. Merokok
23

Tidak dipungkiri, sebagian kelompok dewasa muda baik laki-laki

maupun perempuan memiliki kebiasaan merokok. Awal mula individu

mempunyai kebiasaan merokok karena

1) Untuk melampiaskan emosi atau stres atau frustasi yang dialami,

2) Sudah menjadi habitual (ketergantungan fisiologis)

3) Ketergantungan psikologis, yaitu kondisi ketika merasakan,

memikirkan, dan memutuskan untuk merokok terus menerus

(Agoes, 2004).

Peralihan masa dewasa lebih cenderung menjadi perokok

dibandingakan usia kelompok lain,.Lebih dari 40% usai 21 hingga 25

tahun melaporkan menghisap rokok (Diane dkk, 2014).

g. Penggunaan alkohol

Seperti halnya merokok, penggunaan alkohol dalam masa transisi

dewasa juga disebabkan karena untuk melampiasan suatu emosi atau

frustasi dan kadang juga sudah menjadi sebuah kebiasaan atau

ketergantungan yang di bawa sejak masa remaja. Di tahun 2007,

hampir 64 persen mahasiswa usia 18 hingga 20 tahun mengonsumsi

alkohol; 17,2 persen mabuk berat, dan sekitar 43,6 persen terlibat

menjadi alkoholik (Diane dkk, 2014).

4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi Dikalangan Usia

Dewasa Muda

Menurut Jannah (2019), faktor-faktor penyebab terjadinya hipertensi

pada usia dewasa muda adalah sebagai berikut:


24

a. Usia, semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi pula resiko

mendapatkan hipertensi karena disebabkan oleh perubahan dalam

tubuh yang dapat memperngaruhi hormon, pembuluh darah dan

jantung

b. Lingkungan (stres), stress juga memiliki pengaruh terhadap hipertensi

apabila seseorang stress akan meningkatkan aktivitas saraf simpatis

sehingga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah

c. Gaya hidup tidak sehat (life style)

1) Merokok

Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan

dengan hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin, nikotin

dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan memaksa

jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang

lebih tinggi. Merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau

lingkungan, dewasa muda akan mencari jati dirinya dan belajar

menjalani hidup dengan melihat apa yang dilakukan orang lain

dan kemudian akan mencobanya termasuk kebiasaan merokok.

2) Kurangnya Aktivitas Fisik

Pada jaman sekarang, seseorang dewasa muda lebih banyak

menghabiskan waktunya untuk bekerja, sehingga sangat jarang

untuk melakukan aktivitas fisik seperti olahraga secara

teratur.Pada orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik

cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih


25

tinggi.Kurangnya aktivitas fisik juga dapat menyebabkan

terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan tekanan

darah.Olahraga ringan dapat membantu jantung mereka tetap

kuat dengan membuat pembuluh darah tidak kaku sehingga

jantung bisa memompa darah dengan lebih mudah dan

menurunkan tekanan darah.Olaharaga ringan berupa jalan, lari,

jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 kali

perminggu.

3) Pola makan tidak sehat

Pola makan dapat diartikan suatu sistem, cara kerja atau

usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, pola makan

yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk

melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola makan juga ikut

menentukan kesehatan bagi tubuh.Pola makan yang sering

dikonsumsi dewasa muda yaitu makanan siap saji, maupun

makanan yang banyak mengandung lemak atau minyak dan

tinggi garam. Makin tinggi lemak mengakibatkan kadar

kolesterol dalam darah meningkat yang akan mengendap dan

menjadi plak yang menempel pada dinding arteri, plak tersebut

menyebabkan penyempitan arteri sehingga memaksa jantung

bekerja lebih berat dan tekanan darah menjadi lebih tinggi

sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi.


26

C. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan

atau kaitan antara konsep- konsep atau variabel- variabel yang akan diamati

atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2018).

Berdasarkan data-data diatas dapat disusun kerangka teori tentang hal-hal

yang dapat menyebabkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

hipertensi

Masalah-masalah
kebiasaan dan kesehatan
yang sering terjadi pada
usia dewasa muda Usia
1. Obesitas
2. Diet
3. Aktifitas fisik
4. Stress
5. Tidur
6. Merokok
7. Penggunaan alkohol
Hipertensi pada Usia
Dewasa Muda
Faktor-faktor penyebab
terjadinya hipertensi diusia
dewasa muda
1. Usia
2. Lingkungan
3. Gaya hidup Keterangan:
a. Merokok,
b. Kurang aktifitas
c. Pola makan tidak diteliti
sehat
27

Tidak diteliti

Sumber : Diane dkk (2014), Agoes (2004), Jannah (2019)

Gambar 1 Kerangka Teori


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Usia Dewasa Muda Di Wilayah Kerja Puskesmas Payung
Tahun 2021
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah formulasi atau simplikasi dari kerangka teori

atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut (Notoatmodjo,

2010).Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka kerangka konsep penelitian ini adalah :usia, lingkungan dan

gaya hidup dijadikan variabel independennya, sedangkan variabel dependennya

adalah hipertensi pada usia muda.

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor-faktor penyebab
terjadinya hipertensi diusia
dewasa muda
1. Usia
Hipertensi pada usia
2. Lingkungan
3. Gaya hidup dewasa muda

Gambar 2
Kerangka Konsep Penelitian

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakterisitik yang

dapat diamati atau diukur sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuruan secara cermat terhadap suatu objek atua

fenomena (Notoatmojo, 2010).

27
28

Tabel 1
Definisi Operasional
No Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Cara Hasil Ukur
. Operasional Ukur
ukur
Dependen
1 Hipertensi Suatu keadaan Sphygmoman Observasi 1. Normal(<1 Ordinal
pada usia dimana ometer 20/<80)
dewasa muda pengukuran 2. Hipertensi
tekanan darah (140-
yang 159/90-99)
menunjukkan (WHO, 2019)
tekanan
sistolik sebesar
> 140 mmhg
atau dan
tekanandiastoli
k sebesar > 90
mmhg
Independe
n
2 Usia Umur Kuesioner Wawancar 18-40tahun Ordinal
responden a
dihitung
berdasarkan
ulang tahun
terakhir yang
telah dijalani
saat penelitian
3 Lingkunga Tempat atau Kuesioner Wawancar 1. Dikatakan Nominal
suasana baik bila
n dimana a nilai skor 0
sekelompok 1. Dikatakan
orang merasa buruk bila
sebagai nilai skor
anggotanya, >1
seperti
lingkungan
kerja, rumah,
masyarakat.
4 Gaya hidup Pola-pola Kuesioner Wawancar 2. Dikatakan Nominal
tindakan yang baik bila
membedakan a nilai skor 0
satu orang 3. Dikatakan
dengan yang buruk bila
lain nilai skor
>1
29

C. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan (Notoatmojo, 2010).

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan maka hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut:

1. Ada hubungan usiadengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda di

Wilayah Kerja Puskesmas Payung Tahun 2021.

2. Ada hubungan lingkungan dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa

muda di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Tahun 2021.

3. Ada hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa

muda di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Tahun 2021.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam

melakukan prosedur penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian analitik dengan menggunakan desain cross sectional, yang

menekankan pengumpulan data penelitian seperti pengukuran atau observasi

data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada saat penelitian

dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010).

B. Populasi , Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan

karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek

yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki

subjek atau objek tersebut. (Hidayat, 2012) . Adapun populasi dalam

penelitian ini adalah pasien Hipertensi dewasa muda berjumlah 155

orang yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Payung Kabupaten

Bangka Selatan tahun 2020.

2. Sampel

Sampel adalah adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Sehingga, sampel merupakan bagian dari

populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus

30
31

menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh pertimbangan yang ada

(Sugiyono, 2011).

Sampel pada penelitian ini terdiri dari pasien Hipertensi usia dewasa

muda yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Payung Kabupaten

Bangka Selatan tahun 2020. Menurut Lemeshow (1990), menghitung

besar sampel pada penelitiaan cross sectional menggunakan rumus sebagai

berikut :

z 2−∝2. P ( 1−P ) . N
n:
d 2. ( N−1 ) + Z 2−∝2. P(1−P)

Keterangan :

n = besar sampel minimum

α : 0,05

N : Populasi

Z1- α/2 = nilai distribusi normal baku pada CI 95% (5% = 1,96)

P = proporsi yang diteliti (dari pustaka yang ada, atau dari penelitian

pendahuluan) sebesar 13% (Silviana, 2019)

n= 1,962 . 0,13 (1-0,13) 155

0,052 (155-1) + 1,962 . 0,13 (1-0,13)

n= 3,84 . 0,11. 155

0,0025 (154) + 3,84 . 0,11

n= 65,47

0,385 + 0,422

n= 65,47/0,80 = 52,3

dibulatkan 53 orang + 10% = 53 +5 = 58


32

Jadi, sampel pada penelitian ini adalah 58 orang.

3. Teknik Sampling

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan purposive sampling yaitu didasarkan pada pertimbangan

kriteria inklusi dan eksklusi :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inkluasi adalah kriteria atau standart yang ditetapkan

sebelum penelitian atau penelaahan dilakukan. Kriteria inklusi

digunakan untuk karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

sampel target yang terjangkau yang akan diteliti (Notoatmojo, 2012).

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

1) Pasien hipertensi usia dewasa muda yang berusia 18-40 tahun di

Puskesmas Payung

2) Tinggal di wilayah kerja Puskesmas Payung

3) Bersedia menjadi responden dalam penelitian.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah kriteria atau standart yang ditetapkan

sebelum penelitian atau penelaahan dilakukan.Kriteria eksklusi

digunakan untuk menghilangkan/mengeluarkan subjek dari penelitian

dengan kriteria tertentu (Notoatmojo, 2012).

Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

1) Bukan pasien hipertensi

2) Tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas Payung


33

3) Tidak bersedia menjadi responden penelitian.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja UPT Puskesmas Payung

Kabupaten Bangka Selatan pada bulan Mei-Juni 2021.

D. Pengumpulan Data

1. Sumber data

a. Data primer yang diperoleh secara langsung melalui wawancara

dengan menggunakan kuesioner di lapangan.

b. Data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, Dinas kesehatan Kabupaten Bangka

Selatan, dan Puskesmas Payung.

2. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data demografi

responden dan kuisioner.

a. Kuesioner

Merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,

sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan interviewer

tinggal memberikan atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu

(Notoatmodjo, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini berisi daftar

pertanyaan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian hipertensi pada penderita usia dewasa muda.

Kuesioner yang diberikan dalam bentuk kuesioner tertutup,


34

artinya responden hanya memilih satu jawaban diantara beberapa

alternatif jawaban yang disediakan dengan membubuhkan

tandasilang.

b. Sphygmomanometer/ tensimeter

Sphygmomanometer atau tensimeter digunakan untuk mengetahui

tekanan darah responden.

3. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai setelah mendapatkan

persetujuan dari STIKES Citra Delima dan ijin penelitian dari Puskesmas

Payung Kabupaten Bangka Selatan, lalu dilanjutkan melalui tahapan-

tahapan berikut:

a. Menyampaikan maksud dan tujuan penelitian di tempat penelitian

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada pihak

yang berwenang di Puskesmas Payung Kabupaten Bangka selatan..

b. Mengidentifikasi kelompok sampel

Identifikasi kelompok sampel berdasarkan kriteria inklusi pada

permasalahan yang akan diteliti.

c. Penandatanganan lembar persetujuan

Responden telah diberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat

penelitian, kemudian diberikan lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

(PSP) untuk ditandatangani apabila bersedia.


35

d. Pengisian kuesioner oleh responden

Responden yang bersedia telah diberikan kuesioner untuk

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

hipertensi pada penderita usia dewasa muda

E. Analisa Data

Analisa data ini dilakukan secara bertahap yaitu analisa univariat dan

analisa bivariat dengan menggunakan program komputer.

1. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan terhadap hasil

penelitian.Analisis univariat digunakan untuk melihat karakteristik dan

distribusi frekuensi setiap variabel yang meliputi umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, riwayat keluarga yang

menderita hipertensi, obesitas, asupan garam, dan aktivitas fisik.Data

disajikan dalam bentuk tabel dan diinterpretasikan.

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi.faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian hipertensi pada penderita usia dewasa muda dalam penelitian

ini menggunakan uji Chi Square. Persyaratan dalam uji Chi Square

sudah terpenuhi yaitu tidak ada nilai dalam sel kurang dari lima. Uji

kemaknaan dilakukan dengan membandingkan nilai p ≤ α (0,05) maka

ada hubungan yang bermakna antara variabel dependen dan variabel


36

independen (Ho ditolak), begitu juga tidak ada hubungan bermakna (Ho

gagal ditolak) jika p ≥ α (0,05) (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Chandra (2008) hubungan antara penyakit dan faktor

risiko pada studi cross sectional dinyatakan sebagai. Pengujian uji

hipotesis terhadap nilai OR dilakukan dengan cara menentukan interval

kepercayaan 95% (confidence interval = CI). Interpretasi nilai OR

antara lain:

a. Bila nilai OR=1 diperkirakan tidak ada asosiasi antara faktor risiko

dan penyakit,

b. Bila nilai OR>1 diperkirakan terdapat asosiasi positif antara faktor

risiko dan penyakit, bila nilai OR.

F. Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang

diteliti dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil dari penelitian

tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Hidayat (2007), masalah etik penelitian keperawatan yang

harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Informed Consent

Merupakan bentuk persertujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.Informed consent di

berikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan penjelasan

mengenai tujuan, manfaat, prosedur dan resiko dalam penelitian serta


37

kompensasi yang diberikan kepada responden, Jika responden menyetujui

selanjutnya di berikan lembar persetujuan untuk menjadi responden

2. Anonimity

Masalah etik keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden dalam alat ukur.

3. Confidentiality

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti yaitu dengan cara informasi hanya dimiliki

oleh peneliti dan tidak akan diberikan pada pihak lain yang dapat

merugikan responden
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, D. (2004). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.

Asyifa, M. (2018). Faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi


usia dewasa muda di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Kota
Pontianak. Skripsi. Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura

Azhari, Hasan. M. (2017).Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian


Hipertensi Di Puskesmas Makrayu Kecamatan Ilir Barat II
Palembang.Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan. 2 (1). 23-30. Di akses: Selasa,
16 Maret 2021, 10.46.42

Depkes RI, (2013), Profil Kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan RI,


Jakarta.

Diane, Papalia, dkk., (2014). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.(2020). Profil Kesehatan


Propinsi Kepulauan Bangka Beitung 2019. Kepulauan Bangka Belitung:
Dinkes Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Di akses: Rabu, 17 Maret
2021, 11.19.50

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.(2019). Profil Kesehatan


Propinsi Kepulauan Bangka Beitung 2018. Kepulauan Bangka Belitung:
Dinkes Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.(2018). Profil Kesehatan


Propinsi Kepulauan Bangka Beitung 2017. Kepulauan Bangka Belitung:
Dinkes Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Femmy Imelia, (2011).Prevalensi Dan Determinan Hipertensi Di Psyandu Lansia


Wilayah Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.Skripsi : Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia.

Herman, NW (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian


Hipertensi Pada Laki-laki Usia Dewasa Muda Di Wilayah Kerja Puskesmas
Buu Kabupaten Sukoharjo.Skripsi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Di akses : Selasa, 16 Maret 2021, 10.53.18.

Hidayat, A.A.A (2012) .Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis


Data.Jakarta: Salemba Medik

38
39

Jannah, R. (2019). Hipertensi dikalangan dewasa muda. Kejadian hipertensi di


tinjau dari gaya hidup di Kalangan Dewasa Muda. Skripsi. STIKes Surya
Mitra Husada Kediri

Kementerian Kesehatan RI. (2018). “Hipertensi Si Pembunuh Senyap.” Infodatin


Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2019). Laporan Riskesdas 2018. Jakarta: Badan


Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia .Selasa, 16 Maret 2021, 10.56.38

Kemenkes RI (2019)..Hipertensi.(2019). Direktorat Pencegahan Dan


Pengendalian Penyakit Tidak Menular RI. Kemenkes RI : Jakarta

Lisandy, YN (2018) Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian


Prehipertensi Pada Usia Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan
Sambas Kota Sibolga Tahun 2017. Skripsi : Universitas Sumatera Utara. Di
akses : Jumat, 19 Maret 2021, 11.03.34

NHLBI, (2015).High Blood Pressure.USA : NIH.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


Jakarta.

Notoatmodjo, S, (2016), Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi, Rineka


Cipta, Jakarta.
Nurarif, A. H., dan Kusuma. H. (2015).Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Mediaction.
Papalia, D. E., Old, S. W., Feldman, (2008).Human Development . Jakarta :
Prenada Media Grup

Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi, (2013). Kemenkes RI :


Jakarta

Prasetyaningrum, Y.I., (2014), Hipertensi Bukan Untuk Ditakuti, Fmedia (Imprint


AgroMedia Pustaka), Jakarta, pp. 25.

Puskesmas Payung. 2020. Data rekapitulasi 10 besar penyakit di Puskesmas


Payung tahun 2020. Bangka selatan.

Puspitasari, S.D., (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre


Hipertensi Pada Usia 18-40 Tahun Di Desa Jati Kesuma Kecamatan Namo
Rambe Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. SKRIPSI FKM USU

Ramdhani, S. (2014) Ramuan Ajaib Berkhasiat Dahsyat Tumpas Asam Urat ,


Diabetes, Hipertensi.Cetakan I .Yogyakarta:Penerbit Buku Pinang Merah
40

Riskesdas, (2007).Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional


Tahun 2007, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Riskesdas, (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional


Tahun 2013, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Riskesdas, (2018) Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional


Tahun 2018, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Sesrianty, V. (2020). Pemberian Edukasi Tentang Pencegahan Hipertensi Di


Posyandu Lansia Cendrawasih Bukittinggi. Jurnal Abdimas Kesehatan
Perintis 1 (2) 2020: 50-54.

WHO.(2018). Noncommunicable Diseases (NCD) Country Profiles.Diakses pada


: 21 Maret 2021, 19.07.33.https://www.who.int/nmh/publications/ncd-
profiles-2018/en/

WHO.(2019) Clinical Guidelines For the Management of Hypertension, World


Health Organization, Kairo.Diakses 21 Maret 2021. 19.00.00.
https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/HYPERTENSIONAHA.120.15026
41

LAMPIRAN

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


42

Dengan menandatangani lembar ini saya memberikan persetujuan


untuk mengisi identitas saya pada lembar kuesioner dan bersedia menjadi
responden pada penelitian ini, yang akan diteliti :
Nama : PIRMA POLMA HERAWATI SIBURIAN
NIM :1910066P
Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari ini tidak berakibat
negatif bagi saya. Saya diberitahu bahwa penelitian ini akan menjadi
masukan bagi peningkatan pelayanan kesehatan dan menambah
pengetahuan saya. Saya telah diberikan kesepakatan untuk bertanya dalam
penelitian ini dan mengenai peran serta saya dalam penelitian ini. Saya
menyatakan secara sukarela berperan dalam penelitian ini.

Responden

(
)

KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DIWILAYAH
KERJA DI UPT PUSKESMAS PAYUNG
TAHUN 2021
43

Nomor Responden :
Tanggal Wawancara :
Data Responden
1. Nama (Inisial) :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :L / P
4. Pendidikan : a. Tidak sekolah
b. Tamat SD/Sederajat
c. Tamat SMP/sederajat
d. Tamat SMA/Sederajat
e. Tamat PT
5. Pekerjaan : a. Tidak bekerja
b. Buruh
c. Petani
d. Wiraswasta
e. PNS
f. Lain-lain
6. Status Perkawinan : a. Menikah
b. Belum menikah
c. Cerai
7. Riwayat Hipertensi Dalam Keluarga : a. Ya
b. Tidak
8. Hasil pengukuran tekanan darah : a. Sistolik
b. Diastolik

FAKTOR RESIKO
Lingkungan ( stress )
1. Anda merasa terganggu oleh sikap rekan kerja atau teman anda. Apa
yang anda lakukan
a. Marah besar
b. Marah tetapi bisa menahan
c. Menangis
d. Bukan salah satu diatas
44

2. Anda mendengar percakapan sebuah percakapan dimana seorang


teman,tetangga atau rekan kerja membuat cerita - cerita yang tidak
baik tentang diri anda apa yang anda lakukan?
a. Menyela percakapan dan mengatakan sedikit keberatan Anda
kepada teman,tetangga atau rekan kerja tersebut.
b. Tidak terlalu memikirkannya
c. Berfikir bagaimana melakukan pembalasan
d. Merasa dongkol tentang hal terbut tetapi tdak melakukan apa-apa
3. Pernahkah anda mengalami salah satu dibawah iniselama setahun lalu?
a. Sakit serius menimpa Anda atau keluaga Anda
b. Permasalahan-permasalahan dengan keluarga
c. Masalah keuangan
d. Merasa lelah dengan keadaan yang ada
4. Tetangga,teman atau saudara memiliki mobil apa yang anda lakukan
a. Tetap bersyukur dengan keadaan anda
b. Merasa iri dan ingin memiliki walaupun tidak sesuai kemampuan
c. Meratapi nasib
d. Selalu difikirkan terus kapan berubah seperti orang lain memiliki
mobil
5. Pilih hal yang sering anda lakukan
a. Merasa lelah terus-menerus dan jenuh dengan keadaan yang ada
b. Mengeluarkan keringat meskipun tidak melakukan pekerjaan
c. Merasa bosan dengan rutinitas setiap hari
d. Bukan salah satu diatas
Gaya Hidup
A. Kebiasaan Merokok
1. Apakah anda merokok
a. Ya
b. Tidak
2. Bila ya, berapa batang rata-rata rokok yang anda hisap ?
a. >20 batang,perokokberat
b. 10-20 batang perokok sedang
c. <10 batang,perokokberat
3. Sudah berapa lama anda merokok
a. > 10 tahun
b. <10 tahun
c. Kadang-kadang
B. Aktivitas Fisik
1. Apakah anda melakukan olahraga
a. Ya
45

b. Tidak
2. Apakahandamelakukankegiatanolahraga ≥30 menitdalamsehari
(senamaerobik, bersepeda, jogging, danlainlain (sebutkan)
a. Ya
b. Tidak
C. Pola makan
1. Apakahandamakandaging< 3 kali dalamseminggu ?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakahandamakanmakananberlemaktinggi (misalnya: bersantan,
jeroan) < 3 kali dalamseminggu ?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakahandamakanmakanandi luarrumah (cepatsaji) < 3 kali
dalamseminggu ?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakahandamempunyai kebiasaan makanmakananolahan yang
asinkan? (ikanasin, udangkering) < 3 kali dalamseminggu ?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda mengkonsumsi kopi :
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah anda akan makanan tinggi protein ( cumi. udang ,kepiting,
siput ) < 3 kali dalamseminggu ?
a. Ya
b. Tidak

Anda mungkin juga menyukai