PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami konsep medis gastritis
2. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan komunitas dengan penyakit
gastritis
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah
gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif
apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa
muskularis.
2. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal : 101). Gastritis kronis
adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
2
berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun
ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan suddart)
Klasifikasi gastritis kronis berdasarkan :
B. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai
berikut :
1. Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan
digitalis. Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin
dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh
gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan
sepsis (Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492).
2. Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis
ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum
alkohol, dan merokok.
3
Stress berat (sekunder) akibat kebakaran, kecelakaan maupun
pembedahan sering pula menyebabkan tukak lambung akut. Infeksi bakteri
Gastritis akibat infeksi bakteri dari luar tubuh jarang terjadi sebab bakteri
tersebut akan terbunuh oleh asam lambung. Kuman penyakit atau infeksi
bakteri penyebab gastritis, umumnya berasal dari dalam tubuh penderita
bersangkutan. Keadaan ini sebagai wujud komplikasi penyakit yang telah ada
sebelumnya
C. Patofisiologi
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian
kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa memiliki
panjang berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk menampung
makanan atau minuman sebanyak 1 galon. Bila lambung dalam keadaan
kosong, maka ia akan melipat mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung
mulai terisi dan dan mengembang, lipatan-lipatan tersebut secara bertahap
membuka.
Ketika terjadi proses gastritis perjalanannya adalah sebagai berikut ini
lambung yang terkena paparan baik oleh bakteri, obat-obatan anti nyeri yang
berlebihan, infeksi bakteri atau virus, maka hal tersebut akan merusak epitel-
epitel sawar pada lambung. Ketika asam berdifusi ke mukosa, dengan keadaan
epitel sawar yang dihancurkan tadi akan terjadi penghancuran sel mukosa.
Dengan sel mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi dari mukosa tidak
berfungsi yang akhirnya asam tidak bisa di control sehingga terjadi
peningkatan asam hidroklorida di lambung dan ketika mengenal di dinding
lambung akan menimbulkan nyeri lambung (perih) karena dinding lambung
yang inflamasi tersebut, masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri akut.
Dalam penghancuran sel mukosa tadi oleh asam maka mengakibatkan
peningkatan histamine sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap protein
4
meningkat kemudian plasma bocor ke intestinum terjadi edema dan akhirnya
plasma bocor ke dalam lambung sehingga terjadi perdarahan (Sarif, 2012).
D. Manifestasi Klinis
1. Gastritis Akut
a. Anoreksia
b. Mual
c. Muntah
d. Nyeri epigastrum
e. Perdarahan saluran cerna pada hematemasis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia.
2. Gastritis Kronik
Pada tipe A, biasanya asimtomatik, klien tidak mempunyai keluhan.
Namun pada gastritis tipe B, pasien biasanya mengeluh :
a. Nyeri ulu hati
b. Anorexia
c. Nausea
d. Anemia
E. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang gastritis menurut Hudak dan Gallo, 1996,
seperti di bawah ini :
1. Nilai haemoglobin dan hematokrit untuk menentukan adanya anemia
akibat perdarahan.
2. Kadar serum gastrin rendah atau normal, atau meninggi pada gastritis
kronik yang berat.
3. Pemeriksaan rontgen dengan sinar X barium untuk melihat kelainan
mukosa lambung.
5
4. Endoskopi dengan menggunakan gastrocopy untuk melihat kelainan
mukosa lambung.
5. Pemeriksaan asam lambung untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan
asam lambung
6. Pemeriksaan darah untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam
darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak
dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak
menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga
dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan
lambung karena gastritis.
7. Pemeriksaan feses tes ini untuk memeriksa apakah terdapat bakteri H.
Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan
terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah
dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.
8. Analisa lambung tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan
tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu
tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi
isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal
acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan
diagnosis sindrom Zolinger- Elison (suatu tumor pankreas yang
menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan
menyebabkan asiditas nyata).
6
1. Antasida digunakan untuk menetralkan asam lambung.
2. Cimetidine bertujuan untuk mengurangi produksi asam lambung.
3. Omeprazole dan esomeprazole (Nexium) untuk menghambat produksi
asam lambung.
4. Antibiotik hanya diperlukan jika terbukti terinfeksi oleh bakteri, seperti
infeksi karena H. pylori.
G. Komplikasi
Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic
ulcers dan pendarahan pada saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemasis
dan melena, serta dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Beberapa
bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika
terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada
sel-sel di dinding lambung. (Inayah, 2004 ; 65) Kebanyakan kanker lambung
adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar dalam
mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. pylori. Kanker
7
jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori adalah MALT (mucosa
associated lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada
jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat
disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.(Hirlan, 2006 ;346)
H. Pencegahan
Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk
dapat mengurangi terkena gastritis (Donna D. 1995 ;1390) yaitu :
1. Lakukan olah raga secara teratur.
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan
jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga
membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.
2. Jangan merokok.
Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung,
membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok
juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan
lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.
Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi
perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang
dapat membantu untuk berhenti merokok.
3. Hindari alkohol.
Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan
mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan
pendarahan.
4. Makan secara benar.
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan
yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya
dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah
8
bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup,
pada waktunya dan lakukan dengan santai.
5. Kendalikan stress.
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,
menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya
permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam lambung
dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian
orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya
secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup,
olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
A. Pengkajian
1. Windshield Survey
a. Lokasi pengamatan: dusun Suka Damai, desa Suka Maju, kecamatan
Suka Juang
b. Tipe perkampuangan/ pedesaan
1) Rumah yang ada di dusun 80% sudah permanen
2) Warga dusun 80% petani dan sisanya peternak dan pekerja kebun
c. Lingkungan tempat tinggal
1) Jarak antara rumah satu dengan lainnya kurang lebih 10-15 meter
2) Bangunan rumah 80% terbuat dari bata dan sisanya dari
kayu/papan
d. Umur area dusun
1) Tidak terdapat bangunan baru di dusun Suka Damai
2) Bangunan di dusun Suka Damaisudah lama tetapi terpelihara
dengan baik
3) Tidak ada bangunan yang rusak atau terbengkalai
e. Karakteristik sosial-kultural
1) Penduduk di dusun terdiri dari balita sampai lansia
2) Mayoritas penduduk berusia 45-50 tahun
3) Semua warga berasal dari suku Gorontalo
4) Semua warga sibuk bekerja
9
f. Lingkungan
1) Tampak umum
a) Halaman dan pekarangan terlihat bersih, jalanan di dusun Suka
Damai berlubang sehingga terdapat genangan air dan tampak
becek
b) Terdapat beberapa petak sawah
c) Terdapat beberapa tanaman hias di depan rumah warga
d) Tidak terdapat patung atau tanda-tanda seni lain di rumah
warga
2) Bahaya lingkungan
a) Terlihat adanya sampah yang bertumpuk
b) Terdapat lampu penerangan di kanan dan kiri jalan
c) Tidak terdapat area bermain
3) Stressor lingkungan
a) Tidak ada tanda-tanda yang menyebabkan banyak angka
kriminal
b) Setiap malam banyak remaja nongkrong sambil bernyanyi
hingga larut
c) Warga memiliki ekonomi menengah ke bawah
g. Sumber-sumber (yang ada dan tidak ada)
1) Tidak terdapat pasar
2) Tidak terdapat tempat rekreasi
3) Tidak terdapat pelayanan keamanan
h. Pelayanan kesehatan
1) Fasilitas kesehatan
Tidak terdapat rumah sakit ataupun klinik
2) Sumber pelayanan kesehatan
a) Terdapat puskesmas pembantu
b) Tidak terdapat praktik dokter swasta
2. Pengkajian inti komunitas
a. Riwayat
1) Riwayat wilayah dusun Suka Damai dahulu merupakan area
persawahan
2) Tidak pernah terjadi pemekaran wilayah
10
3) Usia penduduk 40% dewasa tua, 15% balita dan yang paling tua di
wilayah tersebut 72 tahun
b. Demografi
1) Di dusun ini 60% penduduknya berjenis kelamin perempuan dan
40% berjenis kelamin laki-laki
2) Tingkat pendidikan rata-rata penduduk di dusun adalah SMP
3) Pekerjaan warga 80% bertani di sawah, sisanya beternak dan
bekerja di perkebunan
4) Tingkat penghasilannya perbulan bervariasi mulai dari 500 ribu
sampai dua juta
5) Status ekonomi menengah ke bawah
c. Statistik vital
1) Masalah kesehatan yang sering terjadi di dusun Suka Damai adalah
hipertensi dan gastritis
2) Setiap tahun warga yang terkena gastritis adalah 20%
3) Selain kasus hipertensi dan gastritis, terjadi juga seperti gatal-gatal
di kaki dan tangan yang biasa dialami oleh petani akibat kurangnya
menjaga kebersihan setelah kontak dengan area persawahan
d. Nilai dan kepercayaan
1) Mayoritas warga berasal dari suku Gorontalo dan beragama islam
2) Terdapat masjid di dusun tersebut
3) Masyarakat jika sakit selain berobat ke puskesmas juga berobat
dengan cara tradisional
3. Pengkajian sub sistem
a. Lingkungan fisik
1) Inspeksi
a) Di dusun Suka Damai tidak terdapat peta rawan masalah
b) Tidak terdapat pasar
c) Tidak terdapat tempat rekreasi
11
d) Data winshield survey terlampir
2) Tanda vital
a) Kondisi iklim tropis dan saat ini musim panas
b) Kondisi lingkungan lumayan bersih, lokasi berdekatan dengan
persawahan
3) System review
a) Di dusun Suka Damai tidak ada kegiatan kerja bakti rutin pada
warganya namun kerja bakti akan diadakan saat akan ada
kunjungan dari luar
b) Ada kegiatan posyandu setiap hari rabu
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
1) Jika sakit rata-rata warga dusun Suka Damai berobat dengan cara
tradisional dan apabila tidak sembuh mereka akan datang ke
puskesmas pembantu
2) Harga untuk memperoleh pelayanan kesehatan relatif murah atau
terjangkau oleh warga dusun Suka Damai
3) Waktu pelayanan puskesmas pembantu: pukul 08.00 sampai 11.30
4) Pemberi pelayanan kesehatan adalah dokter, perawat dan bidan
5) Akses ke puskesmas pembantu kurang lebih 100 meter
c. Ekonomi
1) Pekerjaan penduduk 80% bertani di sawah, sisanya peternak dan
pekerja kebun dengan pendapat keluarga perbulan 500 ribu sampai
2 juta rupiah
2) Pengeluaran penduduk relatif, masing-masing keluarga
mempunyai pengeluaran yang berbeda-beda
3) Makanan yang disediakan bergizi kurang baik dan ada kebiasaan
warga yang lebih suka mengkonsumsi gorengan dan makanan
yang pedas serta sering minum kopi
12
d. Keamanan
1) Lingkungan aman
2) Tidak terdapat pelyanan polisi
3) Transportasi yang digunakan warga adalah sepeda, motor dan
angkutan umum
4) Kondisi jalan berlubang
e. Politik dan pemerintahan
1) Kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat adalah dengan
penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas puskesmas
apabila terjadi suatu kasus
2) Setelah penyuluhan, tidak terjadi apa-apa terhadap masyarakat dan
pola hidup masyarakat
f. Komunikasi
1) Alat komunikasi yang dimiliki keluarga seperti radio, tv, dan
ponsel
2) Tidak terdapat alat komunikasi umum
3) Media komunikasi di masyarakat dengan arisan, PKK dan
pengajian
g. Pendidikan
1) Tidak ada warga yang buta huruf
2) Mayoritas berpendidikan sampai SMP
3) Terdapat fasilitas pendidikan yaitu SDN 10
h. Rekreasi
Tidak terdapat tempat hiburan apapun di dusun Suka Damai sehingga
warga harus pergi jauh untuk mendapatkan hiburan
13
B. Analisi Data Komunitas
14
rata-rata Rp 500.000 – 2.000.000 menengah ke bawah
2. 80% warga dusun Suka Damai
adalah petani
3. Makanan yang disediakan bergizi
kurang baik dan ada kebiasaan
warga yang mengkonsumsi
gorengan dan makanan pedas serta
minum kopi
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data ekonomi
berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi
di dusun Suka Damai
Pendidikan 1. Mayoritas warga berpendidikan 3. Tingkat pendidikan, pengetahuan dan
sampai SMP kemampuan warga dalam menerima
2. Tidak ada warga yang buta huruf informasi baik.
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data pendidikan
berpengaruh terhadap pengetahuan dan kemampuan warga dalam menerima informasi di
dusun Suka Damai
C. Rumusan Diagnosa
15
Masalah Etiologi Tanda dan gejala
( Aktual / potensial ) Berhubungan dengan Dimanifestasikan oleh
Tingginya angka kejadian gastritis di 1. Prevalensi kejadian gastritis 1. 20% warga terkena gastritis / tahun
wilayah dusun Suka Damai, Desa Suka tinggi 2. Terdapat tumpukan sampah
Maju 2. Lingkungan kurang sehat 3. Jalan berlubang dan tergenang air
apabila musim hujan
Rendahnya tingkat pengetahuan warga 3. Pengetahun tentang gizi 1. Makanan yang disediakan bergizi
tentang penyediaan makanan bergizi baik rendah kurang baik dan ada kebiasaan
warga yang lebih suka
mengkonsumsi gorengan dan
makanan yang pedas
16
2. Rendahnya tingkat pengetahuan warga tentang makanan bergizi baik di wilayah dusun Suka Damai,
berhubungan dengan rendahnya pengetahuan tentang gizi makanan dimanifestasikan oleh kebiasaan warga
mengkonsumsi makanan gorengan dan pedas serta sering minum kopi
17
E. Prioritas Diagnosa Keperawatan Komunitas
18
serta sering minum kopi
Keterangan :
A : ResikoTerjadi F : Sesuai dengan program Pemerintah I. Dana
B : Resiko Keparahan G. Tempat J.Fasilitas
Kesehatan
C : Potensial untuk Pendkes H. Waktu K. Sumber daya
D : Minat Masyarakat E : Kemungkinan diatasi
19
F. Format Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas
evaluasi
No Dx. Kep Komunitas T. U T. K Strategi intervensi Rencana kegiatan Sumber Tempat PJ
kriteria standar
1 Tingginya angka Setelah Setelah 1. Pemberdayaan 1. Gotong royong 100 % 75% Mahasis Wilayah 1. Kepala
kejadian gastritis di dilakukan dilakukan masyarakat dan 2. Pendidikan Masyarakat Masyarakat wa dusun Suka dusun
tindakan Damai, desa 2. Koordin
wilayah dusun Suka tindakan tentang kesehatan tentang dusun Suka dusun Suka
keperawatan Suka Maju, ator
Damai, desa Suka komunitas keperawatan pencegahan dan - Pengertian Damai, desa Damai, desa kecamatan dusun
Maju, berhubungan dalam 1 komunitas cara mengatasi gastritis Suka Maju, Suka Maju, Suka Juang
bulan, angka
dengan prevalensi dalam 1 DBD. - Penyebab kecamatan kecamatan
gastritis di
kejadian gastritis dusun Suka bulan 2. Pendidikan gastritis Suka Juang Suka Juang
tinggi, lingkungan Damai, desa 1. Angka kesehatan - Tanda dan gejala mengerti mengerti
Suka Maju, gastritis
kurang sehat kepada gastritis tentang tentang
kecamatan menurun
dimanifestasikan oleh Suka Juang masyarakat. - Pencegahan - Pengertian - Pengertia
20% warga terkena gastritis gastritis n gastritis
gastritis / tahun, - Penyebab - Penyebab
kebiasaan makan gastritis gastritis
warga yang lebih - Tanda dan - Tanda
suka mengonsumsi gejala dan
gorengan dan gastritis gejala
makanan pedas, - Pencegaha gastritis
jalanan di dusun n gastritis - Pencegah
berlubang sehingga an
20
apabila hujan maka gastritis
air akan tergenang
2 Rendahnya Setelah Setelah 2. Pemberdayaan 1. Pendidikan 100 % 75% Mahasi Wilayah 1. Kepala
dilakukan dilakukan masyarakat dan kesehatan Masyarakat Masyarakat swa dusun Suka dusun
tingkat tindakan Damai, desa
tindakan tentang tentang dusun Suka dusun Suka 2. Koordi
pengetahuan keperawatan Suka Maju,
komunitas keperawatan makanan yang makanan yang Damai, desa Damai, desa kecamatan nator
warga tentang dalam 1 komunitas bergizi baik dan bergizi Suka Maju, Suka Maju, Suka Juang dusun
bulan,
makanan bergizi dalam 1 pola makan kecamatan kecamatan
baik di wilayah 1. Penyedia bulan yang sehat Suka Juang Suka Juang
21
makanan
gorengan dan
pedas serta sering
minum kopi
22
G. Format Rencana Kerja (POA) Asuhan Keperawatan Komunitas
23
2 Rendahnya tingkat Penyediaan Pendidikan 1. Bapak- 1. Sabtu, 9 Lingkunga Kas dusun 1. Kepala
dusun
pengetahuan warga makanan kesehatan tentang bapak di februari n dusun Suka dan dana
2. Koordinat
tentang makanan bergizi makanan yang dusun Suka 2019 Damai, desa mahasiswa
or dusun
Damai, desa Suka Maju,
bergizi baik di meningkat bergizi dan pola
Suka Maju, kecamatan
wilayah dusun dan pola makan yang sehat
kecamatan Suka Juang
Suka Damai, makan Suka Juang
berhubungan berubah 2. Ibu-ibu di
dengan rendahnya dusun Suka
24
H. Dokumentasi Implementasi dan Evaluasi
O:
1. : Masyarakat terlihat
antusias mengikuti
penyuluhan tentang
gastritis
2. Masyarakat dapat
mengetahui tentang
pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, serta
pencegahan gastritis
A: Kurangnya pengetahuan
tentang gastritis teratasi sebagian
P : lakukan pemantauan
kebersihan lingkungan dusun
Suka Damai, desa Suka Maju
kecamatan Suka Juang
2 Jum’at 8 Melakukan S : Masyarakat mengatakan
25
februari 2019 penyuluhan tentang sudah mengerti tentang makanan
15.30 WITA gizi baik dan pola bergizi yang murah dan sehat
makan yang sehat serta pola makan yang sehat
O : Masyarakat mulai
memperhatikan makanan apa
yang mereka makan serta
mengurangi makanan yang pedas
dan berminyak
P : Lakukan pemantauan
makanan bergizi dan pola makan
masyarakat
26
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung
dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada
daerah tersebut.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi
yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan
tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat
mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain
seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit
dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan
gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya.
3.2 SARAN
Guna penyempurnaan makalah ini,saya sangat mengharapkan kritik dan serta saran
dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain.
27
Daftar Pustaka
Bruner & Sudart, (2011), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8,
EGC, Jakarta
Doengoes,Marilyn.E.dkk.2014.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
quapunktur, M., Zulanli, T., & Titik, D. A. N. (n.d.). PERBAIKAN KUALITAS
KELUHAN GASTRITIS AKUT MENGGUNAKAN AQUAPUNKTUR TITIK
ZULANLI DAN TITIK DIJI Sri Yatmihatun, Heni Nur Kusumawati, Purwanto,
168–171. Oleh, D. (2015). Disusun oleh : Tobergte, D. R., & Curtis, S. (2013).
No Title No Title. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699. http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
28