Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“TERAPI MUSIK” PADA LANSIA


DI PANTI GRIYA LANSIA JANNATI

DISUSUN OLEH
WISMA WIDURI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2021
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
TERAPI MUSIK PADA LANSIA

A. LATAR BELAKANG
Penuaan adalah suatu proses akumulasi dari kerusakan sel somatik yang
diawali oleh adanya disfungsi sel hingga terjadi disfungsi organ dan pada
akhirnya akan meningkatkan risiko kematian bagi seseorang. Apabila dilihat dari
sudut pandang yang lebih luas, proses penuaan merupakan suatu perubahan
progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat
irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu.
Pada hakikatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu: masa kanak-kanak, masa
remaja, dan masa tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun
psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran baik fisik
maupun psikis.
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium
tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku
yang maladaptif. Wisma Widuri dan Wisma Flamboyan merupakan wisma yang
terdapat di Griya Lansia Jannati. Lansia yang berada di Wisma Widuri dan
Wisma Flamboyan pada umumnya adalah menderita penyakit pada sistem
endokrin, sistem kardiovaskular, sistem muskoloskeletal, dan penglihatan. Dalam
kesehariannya, sebagian besar waktu lansia dihabiskan dengan melakukan
kegiatan yang tesedia di Griya Lansia Jannati.
Maka berdasarkan data yang ada, kami mahasiswa Program Studi Profesi
Ners Universitas Muhammadiyah Gorontalo akan melakukan aktivitas kelompok
(TAK) Terapi Musik.
B. TOPIK
Stimulasi sensoris, fungsi pendengaran dan kemampuan mengekspresikan
perasaan
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Lansia dapat berespon terhadap stimulasi yang diberikan oleh perawat yaitu
music dan lansia dapat mengekspresikan perasaannya berupa pengalaman
yang menyenangkan,
2. Tujuan Khusus
a. Lansia mampu memberikan respons terhadap music yang di dengar
b. Lansia mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan music
c. Lansia merasa tidak bosan dalam melewati hari-harinya di Griya Lansia
Jannati
D. LANDASAN TEORI
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan adalah proses sepanjang
hidup,tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai
sejak pertumbuhan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang
berartiseseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan
tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikilogis.
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran dimana salah satunya
seperti pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk.Penurunan
sensori-persepsi dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang manasalah satunya bisa
berakibat depresi. Dimana seperti kita ketahui gangguansensori persepsi seperti
penglihatan kurang jelas, pendengaran kurang jelas,dan persepsi mereka dalam
menilai dirinya sendiri yang kurang baik. Biasanya mereka akan beranggapan merasa
tidak berguna dan gampang putus asa,s ampai menyebutkan kata mati. Sebaliknya
dengan mereka yang mempunyai penglihatan kurang jelas dan pendengaran
kurang jelas juga memicu klien untuk depresi, yang mana mereka merasa dengan
kondisi mereka yang sepertisekarang selalu merepotkan orang lain dan tidak
berguna dalam memenuhikebutuhan sehari-hari.
Jadi secara teori depresi merupakan perasaan sedih, ketidakberdayaan,dan
pesimis, yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang
ditujukan kepada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam.Gejala yang terjadi
umumnya : pandangan kosong, kurang atau hilangnya perhatian pada diri, orang
lain, atau lingkungan, inisiatif menurun,ketidakmampuan berkonsentrasi,
aktivitas menurun, kurangnya nafsu makan,mengeluh tidak enak badan, dan
kehilangan semangat, sedih, atau cepat lelahsepanjang waktu, dan mungkin susah
tidur di malam hari.
Terapi disini diartikan sebagai suatu aktifitas yang digunakan di dalam
kelompok seperti membaca puisi, seni, musik, menari dan literature. Aktivitas
disini diartikan sebagai stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan : baca
artikel/majalah, buku/puisi, menonton acara TV (ini merupakan stimulus yang
disediakan) : stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses
persepsi lansia yang maladaptif atau destruktif, misalnya kemarahan, kebencian,
putus hubungan, pandangan negatif padaorang,dan halusinasi. Kemudian dilatih
persepsi lansia terhadap stimulus.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satudengan
yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuartdan
Laraia, 2001). Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan
dengan orang lain serta mengubah prilaku yang obstruktif dan maladaptif.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu
satu sama lainnya untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.Terapi
kelompok adalah metode pengobatan ketika lansia ditemui dalam rancangan
waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus dari
terapi kelompok adalah membuat perubahan sadar diri,peningkatan hubungan
interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya.
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yangdilakukan perawat kepada sekelompok lansia yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan.Dengan TAK itu sendiri memerlukan
psikoterapi dengan sejumlah pasien dengan waktu yang sama , manfaat terapi
aktivitas kelompok adalah agar lansia dapat kembali belajar bagaimana cara
bersosialisasi karena kelompok ini berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman
dan membantu satu samalain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah
yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
E. PROSES SELEKSI
Seleksi dilakukan oleh mahasiswa selama pengkajian dan observasi serta
wawancara dengan menggunakan pedoman pengkajian fisik, psikososial,
masalah ekonomi, spiritual, pengkajian fungsional klien yaitu KATZ indeks dan
pengkajian status mental gerontik yaitu SPSMQ.
F. SASARAN KEGIATAN
Semua klien permpuan dan laki-laki yang berada di Wisma Widuri dan Wisma
Flamboyan di Griya Lansia Jannati yang berjumlah 11 orang
G. TEMPAT
Aula Griya Lansia Jannati, Kota Gorontalo
H. WAKTU
Hari : Senin
Tanggal : 22 November 2021
Waktu : 10.00 s/d selesai
I. METODE DAN MEDIA
1. Metode :
a. Diskusi
b. Sharing persepsi
c. Mengekspresikan perasaan
d. Mendengarkan music
2. Media
a. Speaker dan music
b. Bola
c. Alat tulis
J. TIM TERAPIS
1. Leader : Rizal Husain, S.Kep
a. Membuka jalannya kegiatan
b. Memperkenalkan diri
c. Menganalisa dan observasi pola komunikasi dalam kelompok
d. Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
e. Membaca tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan dimulai
f. Motivasi kelompok untuk aktif
g. Member reinforcement positif
h. Menyimpulkan keseluruhan aktiitas kelompok
2. Co-Leader :
a. Membantu tugas leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
c. Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegitana
d. Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
3. Fasilitator
a. Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
b. Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama TAK
berlangsung
c. Menjadi role model selama acara berlangsung
d. Menyediakan alat/media
4. Observer
a. Ikut serta sebagai anggota kelompok
b. Mengawasi jalannya kegiatan
c. Menilai setiap jalannya kegiatan
K. LANGKAH-LANGKAH
1. Persiapan
Klien diatur membentuk lingkaran
2. Fase orientasi (10 menit)
a. Leader membuka acara
b. Melakukan perkenalan (terapis dank lien)
c. Leader menyampaikan tujuan dari terapi music
d. Leader membuat validasi kontrak
e. Co-Leader membaca tata tertib
f. Leader di bantu Co-Leader menjelaskan langkah-langkah terapi music
3. Fase Kerja (30 Menit)
a. Leader/terapis menjelaskan bahwa lagu akan diputar, lansia boleh tepuk
tangan atau boleh menari sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai
lansia akan diminta menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan
lansia setelah mendengar lagu secara bergiliran
b. Teapis memberikan pujian, setiap lansia selesai menceritakan
perasaannya dan mengajak lansia bertepuk tangan
c. Terapis dan lansia bernyanyi bersama
4. Fase Terminasi (15 menit)
a. Leader menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti terapi music
b. Leader menanyakan/melakukan evaluasi materi
c. Leader memberikan tugas/rencana tindak lanjut
d. Leader membuat kontrak untuk yang akan datang
e. Leader menutup acara
5. Perilaku yang Diharapkan
a. Persiapan
1) Fasilitator
a) Mengidentifikasi masalah yang dialami lansia sebelum terapi
music dilakukan
b) Mengatur setting tempat/ruangan untuk terapi music
2) Lansia
a) Siap mengikuti terapi music
b) Mengetahui aturan permainan terapi music
c) Hadir 10 menit sebelum terapi dimulai
b. Proses
1) Terapis
a) Melaksanakan terapi music sampai dengan selesai
b) Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan
2) Lansia
a) Mengikuti terapi music sampai dengan selesai
b) Klien aktif mengikuti terapi music dengan ceria
c. Hasil
1) Fasilitator : menjalankan tugas dengan baik sesuai rencana atau
modifikasi saat acara
2) Lansia : mengungkapkan rasa senang dan lebih santai
6. Tata Tertib
a. Peserta bersedia mengikuti terapi music
b. Peserta wajib hadir 10 menit sebelum acara dimulai
c. Peserta tidak diperkenankan makan dan minum selama terapi
d. Peserta yang mengacaukan jalannya terapi akan dikeluarkan
e. Jika ingin mengajukan pertanyaan peserta mengangkat tangan dan bicara
setelah dipersilahkan
f. Waktu terapi dapat berubah sesuai dengan kondisi peserta
g. Peserta yang ingin keluar dari acara untuk keperluan ijin terlebih dahulu
kepada pemimpin acara
7. Program Antisipasi
a. Bila ada peserta yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan,
fasilitator mengingatkan dan mengarahkan
b. Bila peserta pasif, fasilitator memotivasi untuk mengikuti kegiatan
c. Jika peserta ingin pergi sebelum terapi music selesai, fasilitator
membimbingnya agar menyelesaikan terapi
d. Bila leader blocking maka co-leader yang mengambil jalan acara
L. PENUTUP
Demikian proposal Terapi Musik ini kami susun sebagai media penuntun
dalam pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok yang akan dilaksanakan di Griya
Lansia Jannati pada praktek Keperawatan Gerontik semester II Program Profesi
Ners Universitas Muhammadiyah Goorntalo. Besar harapan kami agar terapi
music ini berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak terkait, terutama lansia. Atas kerjasama yang baik dan dukungannya kami
mengucapkan terima kasih.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
“Terapi Musik”

Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik

Kompetensi : Pemberian Terapi Musik

Pengertian : Pemanfaatan kemampuan musik dan elemen musik oleh terapis kepada klien
lansia
Tujuan : Memperbaiki kondisi fisik, emosional, dan kesehatan spiritual pasien lansia
serta menjalin kebersamaan diantara peserta lansia lainnya.
Persiapan : 1. Tape music / Radio
Alat dan 2. CD Musik
bahan 3. Headset
4. Alat-alat musik yang sesuai

Prosedur :

N
PROSEDUR
O
Pre interaksi
1 Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2 Siapkan alat-alat
3 Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4 Cuci tangan
Tahap orientasi
5 Beri salam dan panggil klien lansia dengan namanya
6 Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
Tahap kerja
7 Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
8 Menanyakan keluhan utama klien
9 Jaga privasi klien. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
10 Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan seperti relaksasi,
stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
11 Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik.
12 Identifikasi pilihan musik klien sesuai usia lansia.
13 Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam musik.
14 Pilih pilihan musik yang mewakili pilihan musik klien
15 Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman.
16 Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan telepon selama
mendengarkan musik.
17 Dekatkan tape musik/CD dan perlengkapan dengan klien.
18 Pastikan tape musik/CD dan perlengkapan dalam kondisi baik.
19 Dukung dengan headphone jika diperlukan.
20 Nyalakan music dan lakukan terapi music.
21 Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras.
22 Hindari menghidupkan musik dan meninggalkannya dalam waktu yang lama.
23 Fasilitasi jika klien ingin berpartisipasi aktif seperti memainkan alat musik atau bernyanyi
jikan diinginkan dan memungkinkan saat itu.
24 Hindari stimulasi musik setelah nyeri/luka kepala akut.
25 Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan seperti relaksasi,
stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
26 Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik.
27 Identifikasi pilihan musik klien.
Terminasi
28 Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
29 Simpulkan hasil kegiatan
30 Berikan umpan balik positif
31 Kontrak pertemuan selanjutnya
32 Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
33 Bereskan alat-alat
34 Cuci tangan
Dokumentasi
35 Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
- Nama Px, Umur, Jenis kelamin, dll
- Keluhan utama
- Tindakan yang dilakukan (terapi musik)
- Lama tindakan
- Jenis terapi musik yang diberikan
- Reaksi selama, setelah terapi pemberian terapi musik
- Respon pasien.
- Nama perawat
- Tanggal pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai