PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mampu mengidentifikasi tentang keperawatan komunitas
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mampu mengidentifikasi definisi dari Gastritis.
2. Mampu mengidentifikasi etiologi dari Gastritis.
3. Mampu mengidentifikasi manifestasi klinis dari Gastritis.
4. Mampu mengidentifikasi patofisiologi dari Gastritis.
5. Mampu mengidentifikasi pathway dari Gastritis.
6. Mampu mengidentifikasi komplikasi dari Gastritis.
7. Mampu mengidentifikasi pemeriksaan penunjang dari Gastritis.
8. Mampu mengidentifikasi pemeriksaan medis dari Gastritis.
BAB II
TINJAUN TEORI
2.2. Etiologi
Menurut Muttaqin dan Sari (2011), mengatakan etiologi dari gastritis ini
adalah sebagai berikut:
1. Obat-obatan, seperti Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid/OAINS
(Indimetasin, Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid,
Kokain, Salisilat, dan Digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol: seperti whisky, vodka, dan gin.
3. Infeksi bakteri: seperti H.phlori (paling sering), H. heilmanii,
Streptococci, Staphylococci, Proteus species, Clostridium spesies,
E.coli, Tuberculosis, dan secondary syphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5. Infeksi jamur: seperti Candidiasis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis
6. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar sepsis, trauma,
pembedahan, gagal pernapasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf
pusat, dan refluks usus-lambung.
7. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke
lambung.
8. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara
agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa,
yang menimbulkan respons peradangan pada mukosa lambung.
Menurut Rendy dan Margareth (2012) penyebab dari gastritis di bagi
menjadi dua yaitu:
1. Gastritis akut
a. Pemakaian sering obat-obatan NSAID seperti aspirin yang tanpa
pelindung selaput enterik
b. Peminum alcohol
c. Perokok berat
d. Stres fisik (luka bakar)
e. Keracunan makanan (entrotoksin)
2. Gatritis kronik
a. Penderita dengan ulkus peptikum
b. Hubungan dengan karsinoma lambung
c. Pada penderita dengan anemia
d. Pada penderita setelah gastrektomi
e. Pada orang sehat terutama usia tua
Menurut Sharif (2012), Gastritis dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Gastritis akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangan pendek dengan
konsumsi agen kimia atau makanan mengganggu dan merusak mucosa
gastrik.
2. Gastritis kronis
Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. gastritis tipe A
mampu menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari
kelenjar lambung dan penurunan mucosa. Penurunan pada sekresi
gastrik mempengaruhi produksi antibody. Anemia Pernisiosa
berkembang dengan proses ini. Sedangkan gastritis tipe B lebih lazim,
tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri helocobakter pylori, yang
menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
2.4. Patofisiologi
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian
kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa memiliki
panjang berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk menampung
makanan atau minuman sebanyak 1 galon. Bila lambung dalam keadaan
kosong, maka ia akan melipat mirip seperti sebuah akordion. Ketika
lambung mulai terisi dan dan mengembang, lipatan-lipatan tersebut secara
bertahap membuka.
Ketika terjadi proses gastritis perjalanannya adalah sebagai berikut
ini lambung yang terkena paparan baik oleh bakteri, obat-obatan anti nyeri
yang berlebihan, infeksi bakteri atau virus, maka hal tersebut akan merusak
epitel-epitel sawar pada lambung. Ketika asam berdifusi ke mukosa, dengan
keadaan epitel sawar yang dihancurkan tadi akan terjadi penghancuran sel
mukosa. Dengan sel mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi dari
mukosa tidak berfungsi yang akhirnya asam tidak bisa di control sehingga
terjadi peningkatan asam hidroklorida di lambung dan ketika mengenal di
dinding lambung akan menimbulkan nyeri lambung (perih) karena dinding
lambung yang inflamasi tersebut, masalah keperawatan yang muncul adalah
nyeri akut.
Dalam penghancuran sel mukosa tadi oleh asam maka
mengakibatkan peningkatan histamine sehingga meningkatkan
permeabilitas terhadap protein meningkat kemudian plasma bocor ke
intestinum terjadi edema dan akhirnya plasma bocor ke dalam lambung
sehingga terjadi perdarahan (Syarif, 2012).
Obat-obatan (NSIAD, H. phylori Kafein
aspirin, sulfanomida steroid,
digitalis)
2.5. Pathway Melekat pada epitel me produksi
lambung bikoarbonat (HCO3-)
Mengganggu Menghancurkan lapisan
pembentukan sawar mukosa sel lambung
mukosa lambung me kemampuan
protektif terhadap asam
Inflamasi
Erosi mukosa
lambung
Nyeri epigastrium
Muntah
MK: Perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
3.1.1. Data Inti
1. Geografis
Kelurahan Wonokromo merupakan bagian dari Kecamatan
Wonokromo yang memiliki luas 8,47 km2. Kelurahan Wonokromo
memiliki 8 RW dan 96 RT. Sebelah utara Kelurahan Wonokromo
berbatasan dengan Kecamatan Sawahan, sebelah selatan berbatasan
dengan Kecamatan Wonocolo, sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Gubeng sedangkan sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Dukuh Pakis.
2. Demografi Fokus Agregat Remaja dengan Gastritis
Berdasarkan data yang diperoleh dari kader di Kelurahan
Wonokromo didapatkan jumlah rumah tangga sebanyak 120 KK
Jumlah penduduk di Kelurahan Wonokromo sebanyak 450 orang yang
terdiri dari 170 orang laki-laki dan 280 orang perempuan. Jumlah
remaja di Kelurahan Wonokromo sebanyak 90 remaja yang terdiri dari
25 remaja laki-laki sedangkan 65 lainnya perempuan. Remaja dengan
gastritis (maag) sebanyak 38 orang yang terdiri dari 12 remaja laki-laki
dan 26 remaja perempuan. Berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan
data bahwa remaja yang SMP sebanyak 20 orang dan SMA sebanyak
18 orang.
3. Demografi Kependudukan
Berdasarkan data yang diperoleh dari kader di Kelurahan
Wonokromo didapatkan bahwa jumlah remaja laki-laki sebanyak 25
orang sedangkan remaja perempuan sebanyak 65 orang. Rata-rata
mereka bersuku Jawa yaitu sebanyak 25 orang sedangkan bersuku
Melayu sebanyak 15 orang. Agama yang dianut dalam komunitas
tersebut yaitu Agama Islam sebanyak 86 orang sedangkan 4 orang
lainnya menganut Agama Kristen.
4. Statistik Vital
Variabel Kategori Frekuensi Presentase Total
Nyeri abdomen 13 34,2%
(uluh hati)
Keluhan Berat badan 5 13,1%
100%
Utama menurun
Pola makan tidak 20 52,7%
teratur
Biasa saja 5 13,1%
Perasaan Sedih 8 21,1%
100%
responden Cemas 25 65,8%
Kecewa 0 0%
Riwayat
keluarga
dengan Ya 13 34,2% 100%
Gastritis
(Maag)
Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan Penyakit
Gastritis (Maag) di Kelurahan Wonokromo
Berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara kepada responden
didapatkan data ada beberapa keluhan yang mereka alami yaitu nyeri
abdomen (uluh hati) sebanyak 13 orang (34,2%), berat badan menurun
sebanyak 5 orang (13,1%) dan pola makan tidak teratur sebanyak 20
orang (52,7%). Saat di wawancarai masing-masing responden memilki
respon yang berbeda terhadap penyakitnya, ada beberapa responden
yang memberikan respon biasa saja sebanyak 5 orang (13,1%), sedih 8
orang (21,1%) sedangkan 25 orang (65,8%) lainnya berespon cemas.
Dari 38 orang responden yang di wawancarai adapun yang memilki
riwayat dengan gastristis sebanyak 13 orang (34,2%) sedangkan 25
orang (65,8%) lainnya tidak memiliki riwayat penyakit keluarga.
3.1.2. Data Subsistem
1. Lingkungan Fisik
a. Perumahan
1) Status Kepemilikan
Berdasarkan hasil wawancara kepada lurah di Kelurahan
Wonokromo didapatkan data sebanyak 120 KK dengan status
kepemilikan rumah mereka yaitu milik sendiri.
2) Tipe Perumahan
Berdasarkan hasil wawancara kepada RW di Kelurahan
Wonokromo didapatkan bahwa tipe rumah dari 120 KK yaitu
permanen.
3) Jenis Lantai
Berdasarkan hasil observasi kepada warga di Kelurahan
Wonokromo didapatkan data bahwa sebanyak 120 KK memiliki
jenis lantai keramik.
4) Jendela Setiap Kamar
Berdasarkan hasil wawancara kepada warga di Kelurahan
Wonokromo sebanyak 95 KK memiliki jendela di setiap kamar
sedangkan 25 KK lainnya tidak memiliki jendela di setiap
kamarnya.
5) Jendela di Buka Setiap Hari
Berdasarkan wawancara dan kuesioner kepada warga di
Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa sebanyak 110 KK selalu
membuka jendela setiap hari sedangkan 10 KK lainnya tidak
membuka jendelannya
b. Sumber Air Bersih
1) Sumber Air untuk Masak dan Minum
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa kebanyakan
menggunakan air PAM sebanyak 120 KK.
2) Sistem Pengelolahan Air Minum
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa pengolahan air
minum yang dimasak kembali sebanyak 75 KK sedangkan 45 KK
lainnya tidak dimasak
3) Jarak Sumber Air dengan Septic Tank
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa jarak septic tank
kurang dari 10 meter sebanyak 30 KK sedangkan 90 KK lainnya
berjarak lebih dari 10 meter
4) Tempat Penampungan Air Sementara
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa tempat penampungan
air sementara yang dipakai warga yaitu tandon sebanyak 90 KK
dan gentong sebanyak 30 KK.
5) Kondisi Tempat Penampungan Air
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa tempat penampungan
air dengan kondisi tertutup sebannyak 90 KK dan dalam kondisi
terbuka sebanyak 30 KK.
6) Kondisi Air
Berdasarkan hasil observasi dan kuisioner kepada warga di
Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa kondisi air di rumah
warga tidak berasa dan tidak berbau.
c. Sistem Pembuangan Sampah
1) Pembuangan Sampah
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa semua warga
membuang sampah di tempat penampungan sampah sementara
yang setiap 2 hari sekali akan diangkut oleh petugas kebersihan di
lingkungannya
2) Tempat Penampungan Sampah Sementara
Berdasarkan hasil observasi dan kuisioner kepada warga di
Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa semua warga memiliki
tempat penampungan sampah sementara
3) Kondisi Tempat Penampungan Sampah
Berdasarkan hasil observasi dan kuisioner kepada warga di
Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa kondisi tempat
penampungan sampah yang terbuka 55 KK sedangkan 65 KK
lainnya dalam kondisi tertutup.
4) Jarak Tempat Penampungan Sampah dengan Rumah
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa jarak tempat
penampungan sampah dengan rumah kurang dari 5 meter sebanyak
55 KK sedangkan 65 KK lainnya berjarak lebih dari 5 meter.
d. Pembuangan Limbah
1) Kebiasaan BAB dan BAK
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa kebiasaan BAK dan
BAB di jamban
2) Jenis Jamban yang digunakan
Berdasarkan hasil kuisioner kepada warga di Kelurahan
Wonokromo didapatkan bahwa jenis jamban yang digunakan
warga yaitu leher angsa sebanyak 85 KK dan 35 KK lainnya
menggunakan jamban duduk.
3) Pembuangan Air Limbah
Berdasarkan hasil kuisioner kepada warga di Kelurahan
Wonokromo didapatkan bahwa semua warga membuang air limbah
melalui got
4) Kondisi Saluran Pembuangan
Berdasarkan hasil observasi dan kuisioner kepada warga di
Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa saluran pembuangan
limbah lancar.
2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
a. Sarana Layanan Kesehatan yang Terdekat dengan Rumah
Berdasarkan hasil observasi dan data yang dihasilkan dari
Kelurahan terdapat beberapa layanan kesehatan di Kelurahan
Wonokromo yang dekat dengan rumah warga diantaranya terdapat 2
rumah sakit dengan persentase 14.3%, 2 puskesmas dengan persentase
14.3%, dan 10 dokter praktik dengan persentase 71.4%