Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang
umumnya diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat
pada kalangan mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak
teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas
(tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk
mengatur pola makannya dan malas untuk makan (Fahrur, 2009).
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di
lingkungan masyarakat dan masalah kesehatan saluran pencernaan yang
banyak terjadi di masyarakat. Badan penelitian kesehatan dunia WHO
mengadakan tinjauan terhadap beberapa Negara di dunia dan mendapatkan
hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris
31%, Jepang 14,5%, Kanada35%, dan Prancis 29,5% (Gustin, 2012).
Gastritis yang terjadi di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah
penduduk setiap tahunnya (WHO, 2013).
Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri
Helicobacter pylori (H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang
hidup di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak
dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari
50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan
menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Penemuan
infeksi Helicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian
gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian
gastritis yang cukup tinggi.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak
nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat
menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea,
muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat
menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang selera makan,
bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil
(kedinginan), cegukan (hiccups).
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin
parah dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang
dikenal dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah
(Arifianto, 2009). Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007
hingga 2008 mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan
menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker
lambung dan peptic ulcer.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengidentifikasi definisi dari Gastritis ?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi etiologi dari Gasrtitis ?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi manifestasi klinis dari Gastritis ?
4. Bagaimana cara mengidentifikasi patofisiologi dari Gastritis ?
5. Bagaimana cara mengidentifikasi pathway dari Gastritis ?
6. Bagaimana cara mengidentifikasi komplikasi dari Gastritis ?
7. Bagaimana cara mengidentifikasi pemeriksaan penunjang dari Gastritis ?
8. Bagaimana cara mengidentifikasi pemeriksaan medis dari Gastritis ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mampu mengidentifikasi tentang keperawatan komunitas
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mampu mengidentifikasi definisi dari Gastritis.
2. Mampu mengidentifikasi etiologi dari Gastritis.
3. Mampu mengidentifikasi manifestasi klinis dari Gastritis.
4. Mampu mengidentifikasi patofisiologi dari Gastritis.
5. Mampu mengidentifikasi pathway dari Gastritis.
6. Mampu mengidentifikasi komplikasi dari Gastritis.
7. Mampu mengidentifikasi pemeriksaan penunjang dari Gastritis.
8. Mampu mengidentifikasi pemeriksaan medis dari Gastritis.
BAB II
TINJAUN TEORI

2.1. Definisi Gastritis


Gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
bersifat akut, dengan kerusakan “erosive” karena hanya pada bagian mukosa
(Inaya, 2014).
Gastritis adalah adalah peradangan lokal atau menyebar pada
mukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Wijaya dan Yessie, 2013).
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang
bersifat akut, kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia,
perasaan penuh di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan
muntah (Ardiansyah, 2010).
Sedangkan gastritis akut adalah peradangan yang terjadi di
permukaan mukosa lambung dan bersifat akut (secara tiba-tiba), disertai
terjadinya kerusakan erosi. Untuk perjalanan penyakit umumnya bersifat
ringan, walaupun terkadang bisa mengakibatkan keadaan darurat medis,
yaitu pendarahan pada saluran cerna bagian atas. (Brunner & Suddart,
2008).

2.2. Etiologi
Menurut Muttaqin dan Sari (2011), mengatakan etiologi dari gastritis ini
adalah sebagai berikut:
1. Obat-obatan, seperti Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid/OAINS
(Indimetasin, Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid,
Kokain, Salisilat, dan Digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol: seperti whisky, vodka, dan gin.
3. Infeksi bakteri: seperti H.phlori (paling sering), H. heilmanii,
Streptococci, Staphylococci, Proteus species, Clostridium spesies,
E.coli, Tuberculosis, dan secondary syphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5. Infeksi jamur: seperti Candidiasis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis
6. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar sepsis, trauma,
pembedahan, gagal pernapasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf
pusat, dan refluks usus-lambung.
7. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke
lambung.
8. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara
agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa,
yang menimbulkan respons peradangan pada mukosa lambung.
Menurut Rendy dan Margareth (2012) penyebab dari gastritis di bagi
menjadi dua yaitu:
1. Gastritis akut
a. Pemakaian sering obat-obatan NSAID seperti aspirin yang tanpa
pelindung selaput enterik
b. Peminum alcohol
c. Perokok berat
d. Stres fisik (luka bakar)
e. Keracunan makanan (entrotoksin)
2. Gatritis kronik
a. Penderita dengan ulkus peptikum
b. Hubungan dengan karsinoma lambung
c. Pada penderita dengan anemia
d. Pada penderita setelah gastrektomi
e. Pada orang sehat terutama usia tua
Menurut Sharif (2012), Gastritis dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Gastritis akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangan pendek dengan
konsumsi agen kimia atau makanan mengganggu dan merusak mucosa
gastrik.
2. Gastritis kronis
Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. gastritis tipe A
mampu menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari
kelenjar lambung dan penurunan mucosa. Penurunan pada sekresi
gastrik mempengaruhi produksi antibody. Anemia Pernisiosa
berkembang dengan proses ini. Sedangkan gastritis tipe B lebih lazim,
tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri helocobakter pylori, yang
menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

2.3. Manifestasi Klinis


Menurut Wijaya dan Yessie (2013), manifestasi gastritis yaitu :
1. Manifestasi Klinis Akut
a. Keluhan dapat bervariasi, kadang tidak ada keluhan tertentu
sebelumnya dan sebagiab besar hanya mengeluh nyeri epigastrium
yang tidak hebat
b. Kadang disertai dengan nausea dan vomitus
c. Anoreksia
d. Gejala yang berat :
1) Nyeri epigastrium hebat
2) Pendarahan
3) Vomitus
4) Hematemisis
2. Manifestasi Klinis Kronik
a. Perasaan penuh pada abdomen
b. Anoreksia
c. Distress epigastrik yang tidak nyata
d. Nyeri ulu hati, nyeri ulkus peptik
e. Keluhan-keluhan anemia

2.4. Patofisiologi
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian
kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa memiliki
panjang berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk menampung
makanan atau minuman sebanyak 1 galon. Bila lambung dalam keadaan
kosong, maka ia akan melipat mirip seperti sebuah akordion. Ketika
lambung mulai terisi dan dan mengembang, lipatan-lipatan tersebut secara
bertahap membuka.
Ketika terjadi proses gastritis perjalanannya adalah sebagai berikut
ini lambung yang terkena paparan baik oleh bakteri, obat-obatan anti nyeri
yang berlebihan, infeksi bakteri atau virus, maka hal tersebut akan merusak
epitel-epitel sawar pada lambung. Ketika asam berdifusi ke mukosa, dengan
keadaan epitel sawar yang dihancurkan tadi akan terjadi penghancuran sel
mukosa. Dengan sel mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi dari
mukosa tidak berfungsi yang akhirnya asam tidak bisa di control sehingga
terjadi peningkatan asam hidroklorida di lambung dan ketika mengenal di
dinding lambung akan menimbulkan nyeri lambung (perih) karena dinding
lambung yang inflamasi tersebut, masalah keperawatan yang muncul adalah
nyeri akut.
Dalam penghancuran sel mukosa tadi oleh asam maka
mengakibatkan peningkatan histamine sehingga meningkatkan
permeabilitas terhadap protein meningkat kemudian plasma bocor ke
intestinum terjadi edema dan akhirnya plasma bocor ke dalam lambung
sehingga terjadi perdarahan (Syarif, 2012).
Obat-obatan (NSIAD, H. phylori Kafein
aspirin, sulfanomida steroid,
digitalis)
2.5. Pathway Melekat pada epitel me produksi
lambung bikoarbonat (HCO3-)
Mengganggu Menghancurkan lapisan
pembentukan sawar mukosa sel lambung
mukosa lambung me kemampuan
protektif terhadap asam

me barrier lambung


terhadap asam dan pepsin

Menyebabkan difusi kembali


asam lambung & pepsin

Inflamasi
Erosi mukosa
lambung
Nyeri epigastrium

Mukosa lambung metonus &


MK: Gangguan me sensori kehilangan perisaltik lambung
rasa nyaman : untuk makan integritas jaringan
nyeri Refluks isi
Anoreksia Perdarahan deudenum ke
lambung

Mual Dorongan ekspulsi isi


lambung ke mulut

Muntah

MK: Perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan

MK: Difisit volume


cairan dan elektrolit
2.6. Komplikasi
Jika diibaratkan tidak terawat gastritis akan dapat mengakibatkan
Peptic Ulcers dan mengakibatkan resiko kanker lambung, terutama jika
terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan
pada sel-sel dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah Adenocarcinomas, yang
bermula pada sel-sel kelenjar dalam mukosa. Kanker jenis lain yang terkait
dengan infeksi akibat H. Pyloris adalah MALT (Mukosa Associated
Lympoihoid Tissue), Lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan
pada jaringan system kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini
dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal (Sharif, 2012).
Sedangkan menurut Wijaya dan Yessie (2013), Komplikasi gastritis
adalah: Perdarahan saluran cerna, ulkus, perforasi (jarang terjadi).
Selain itu juga menurut Mansjoer dkk (2007) komplikasi gastritis yaitu:
1. Komplikasi gastritis akut
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik.
Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik.
Gambaran kelinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak
peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacteri pylori, sebab
100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis
pasti dapat ditegakkan dengan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan
prostaglandin.
2. Komplikasi gastritis kronik
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi, dan anemia karena
gangguan absorpsi vitamin B12.

2.7. Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan darah lengkap, yang bertujuan untuk mengetahui adanya
anemia.
2. Pemeriksaan serum vitamin B12, yang bertujuan untuk mengetahui
adanya defisiensi B12.
3. Analis feses, yang bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
4. Analis gaster, yang bertujuan untuk mengetahui kandungan HCI
lambung.
5. Achlorhidria (kurang/tidak adanya produksi asam lambung)
menunjukkan adanya gastritis atropi.
6. Uji serum antibody, yang bertujuan untuk mengetahui adanya antibody
sel pariental dan faktor intrinsik lambung.
7. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan bilaa ada
kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
8. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung
(Adriansyah, 2012).

2.8. Pemeriksaan Medis


1. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2).
Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus
lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam
lambung.
2. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid,
antagonis H2 atau inhibitor pompa proton.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian
3.1.1. Data Inti
1. Geografis
Kelurahan Wonokromo merupakan bagian dari Kecamatan
Wonokromo yang memiliki luas 8,47 km2. Kelurahan Wonokromo
memiliki 8 RW dan 96 RT. Sebelah utara Kelurahan Wonokromo
berbatasan dengan Kecamatan Sawahan, sebelah selatan berbatasan
dengan Kecamatan Wonocolo, sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Gubeng sedangkan sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Dukuh Pakis.
2. Demografi Fokus Agregat Remaja dengan Gastritis
Berdasarkan data yang diperoleh dari kader di Kelurahan
Wonokromo didapatkan jumlah rumah tangga sebanyak 120 KK
Jumlah penduduk di Kelurahan Wonokromo sebanyak 450 orang yang
terdiri dari 170 orang laki-laki dan 280 orang perempuan. Jumlah
remaja di Kelurahan Wonokromo sebanyak 90 remaja yang terdiri dari
25 remaja laki-laki sedangkan 65 lainnya perempuan. Remaja dengan
gastritis (maag) sebanyak 38 orang yang terdiri dari 12 remaja laki-laki
dan 26 remaja perempuan. Berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan
data bahwa remaja yang SMP sebanyak 20 orang dan SMA sebanyak
18 orang.
3. Demografi Kependudukan
Berdasarkan data yang diperoleh dari kader di Kelurahan
Wonokromo didapatkan bahwa jumlah remaja laki-laki sebanyak 25
orang sedangkan remaja perempuan sebanyak 65 orang. Rata-rata
mereka bersuku Jawa yaitu sebanyak 25 orang sedangkan bersuku
Melayu sebanyak 15 orang. Agama yang dianut dalam komunitas
tersebut yaitu Agama Islam sebanyak 86 orang sedangkan 4 orang
lainnya menganut Agama Kristen.
4. Statistik Vital
Variabel Kategori Frekuensi Presentase Total
Nyeri abdomen 13 34,2%
(uluh hati)
Keluhan Berat badan 5 13,1%
100%
Utama menurun
Pola makan tidak 20 52,7%
teratur
Biasa saja 5 13,1%
Perasaan Sedih 8 21,1%
100%
responden Cemas 25 65,8%
Kecewa 0 0%
Riwayat
keluarga
dengan Ya 13 34,2% 100%
Gastritis
(Maag)
Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan Penyakit
Gastritis (Maag) di Kelurahan Wonokromo
Berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara kepada responden
didapatkan data ada beberapa keluhan yang mereka alami yaitu nyeri
abdomen (uluh hati) sebanyak 13 orang (34,2%), berat badan menurun
sebanyak 5 orang (13,1%) dan pola makan tidak teratur sebanyak 20
orang (52,7%). Saat di wawancarai masing-masing responden memilki
respon yang berbeda terhadap penyakitnya, ada beberapa responden
yang memberikan respon biasa saja sebanyak 5 orang (13,1%), sedih 8
orang (21,1%) sedangkan 25 orang (65,8%) lainnya berespon cemas.
Dari 38 orang responden yang di wawancarai adapun yang memilki
riwayat dengan gastristis sebanyak 13 orang (34,2%) sedangkan 25
orang (65,8%) lainnya tidak memiliki riwayat penyakit keluarga.
3.1.2. Data Subsistem
1. Lingkungan Fisik
a. Perumahan
1) Status Kepemilikan
Berdasarkan hasil wawancara kepada lurah di Kelurahan
Wonokromo didapatkan data sebanyak 120 KK dengan status
kepemilikan rumah mereka yaitu milik sendiri.
2) Tipe Perumahan
Berdasarkan hasil wawancara kepada RW di Kelurahan
Wonokromo didapatkan bahwa tipe rumah dari 120 KK yaitu
permanen.
3) Jenis Lantai
Berdasarkan hasil observasi kepada warga di Kelurahan
Wonokromo didapatkan data bahwa sebanyak 120 KK memiliki
jenis lantai keramik.
4) Jendela Setiap Kamar
Berdasarkan hasil wawancara kepada warga di Kelurahan
Wonokromo sebanyak 95 KK memiliki jendela di setiap kamar
sedangkan 25 KK lainnya tidak memiliki jendela di setiap
kamarnya.
5) Jendela di Buka Setiap Hari
Berdasarkan wawancara dan kuesioner kepada warga di
Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa sebanyak 110 KK selalu
membuka jendela setiap hari sedangkan 10 KK lainnya tidak
membuka jendelannya
b. Sumber Air Bersih
1) Sumber Air untuk Masak dan Minum
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa kebanyakan
menggunakan air PAM sebanyak 120 KK.
2) Sistem Pengelolahan Air Minum
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa pengolahan air
minum yang dimasak kembali sebanyak 75 KK sedangkan 45 KK
lainnya tidak dimasak
3) Jarak Sumber Air dengan Septic Tank
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa jarak septic tank
kurang dari 10 meter sebanyak 30 KK sedangkan 90 KK lainnya
berjarak lebih dari 10 meter
4) Tempat Penampungan Air Sementara
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa tempat penampungan
air sementara yang dipakai warga yaitu tandon sebanyak 90 KK
dan gentong sebanyak 30 KK.
5) Kondisi Tempat Penampungan Air
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa tempat penampungan
air dengan kondisi tertutup sebannyak 90 KK dan dalam kondisi
terbuka sebanyak 30 KK.
6) Kondisi Air
Berdasarkan hasil observasi dan kuisioner kepada warga di
Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa kondisi air di rumah
warga tidak berasa dan tidak berbau.
c. Sistem Pembuangan Sampah
1) Pembuangan Sampah
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa semua warga
membuang sampah di tempat penampungan sampah sementara
yang setiap 2 hari sekali akan diangkut oleh petugas kebersihan di
lingkungannya
2) Tempat Penampungan Sampah Sementara
Berdasarkan hasil observasi dan kuisioner kepada warga di
Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa semua warga memiliki
tempat penampungan sampah sementara
3) Kondisi Tempat Penampungan Sampah
Berdasarkan hasil observasi dan kuisioner kepada warga di
Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa kondisi tempat
penampungan sampah yang terbuka 55 KK sedangkan 65 KK
lainnya dalam kondisi tertutup.
4) Jarak Tempat Penampungan Sampah dengan Rumah
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa jarak tempat
penampungan sampah dengan rumah kurang dari 5 meter sebanyak
55 KK sedangkan 65 KK lainnya berjarak lebih dari 5 meter.
d. Pembuangan Limbah
1) Kebiasaan BAB dan BAK
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada warga
di Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa kebiasaan BAK dan
BAB di jamban
2) Jenis Jamban yang digunakan
Berdasarkan hasil kuisioner kepada warga di Kelurahan
Wonokromo didapatkan bahwa jenis jamban yang digunakan
warga yaitu leher angsa sebanyak 85 KK dan 35 KK lainnya
menggunakan jamban duduk.
3) Pembuangan Air Limbah
Berdasarkan hasil kuisioner kepada warga di Kelurahan
Wonokromo didapatkan bahwa semua warga membuang air limbah
melalui got
4) Kondisi Saluran Pembuangan
Berdasarkan hasil observasi dan kuisioner kepada warga di
Kelurahan Wonokromo didapatkan bahwa saluran pembuangan
limbah lancar.
2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
a. Sarana Layanan Kesehatan yang Terdekat dengan Rumah
Berdasarkan hasil observasi dan data yang dihasilkan dari
Kelurahan terdapat beberapa layanan kesehatan di Kelurahan
Wonokromo yang dekat dengan rumah warga diantaranya terdapat 2
rumah sakit dengan persentase 14.3%, 2 puskesmas dengan persentase
14.3%, dan 10 dokter praktik dengan persentase 71.4%

b. Sarana Layanan Kesehatan yang digunakan saat ini


Berdasarkan hasil observasi dan data yang diambil dari
Kelurahan terdapat sarana layanan kesehatan yang biasanya digunakan
oleh masyarakat wonokromo diantaranya terdapat 2 rumah sakit
dengan persentase 14.3%, 2 puskesmas dengan persentase 14.3%, dan
10 dokter praktik dengan persentase 71.4%. Namun di Kelurahan
Wonokromo ini belum terdapat rumah perawat dan rumah bidan.
c. Kebiasaan Keluarga Sebelum ke Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara ada beberapa
kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Wonokromo
sebelum berobat ke pelayanan kesehatan diantara membeli obat bebas
dengan persentase 85,7% dan meminum jamu dengan persentase
14.3%
d. Jaminan Kesehatan yang digunakan saat ini
Berdasarkan data yang didapat dari Kelurahan dan puskesmas
masyarakat di Kelurahan Wonokromo rata rata menggunakan jaminan
kesehatan diantaranya BPJS dengan frekuensi 9 dan persentase 64.3%,
KIS dengan frekuensi 2 dan persentase 14.3%, dan umum dengan
frekuensi 3 dan persentase 21.4%.
3. Ekonomi
a. Penghasilan Setiap Bulan
Berdasarkan data yang diperoleh dengan wawancara
didapatkan bahwa masyarakat di Kelurahan Wonokromo yang
berpenghasilan >3.583.000 perbulan dengan persentase 42.9% dan
masyarakat yang berpenghasilan <3.583.000 dengan persentase 57.1%
4. Transportasi
a. Transportasi yang digunakan ke Yankes
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
kuesioner masyarakat di Kelurahan Wonokromo terdapat beberapa
masyarakat yang pergi ke pelayanan kesehatan dengan jalan kaki
dengan frekuensi 15 dan menggunakan becak dengan frekuensi 10
dengan persentase, dengan kendaraan pribadi dengan frekuensi 95.
b. Jarak Rumah dengan Yankes
Dari data yang diperoleh dengan wawancara didapatkan bahwa
semua warga yang rumahnya berjarak <1 km dari layanan kesehatan.
5. Komunikasi
a. Informasi Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner beberapa
masyarakat sudah banyak mengetahui mengenai penyakit gastritis
(maag) dengan frekuensi 12 dengan persentase 85.7% dan ada juga
beberapa masyarakat yang tidak tau mengenai penyakit gastritis
(maag) dengan frekuensi 2 dan dengan persentase 14.3 %
b. Sumber Informasi
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui kuisioner didapatkan
hasil bahwa masyarakat di Kelurahan Wonokromo mengetahui
penyakit gastritis (maag) dengan berbagai sumber diantaranya media
elektronik dengan frekuensi 3 dengan persentase 21.5%, media cetak
dengan frekuensi 1 dengan persentase 7.1 % dan paling banyak
diperoleh dari tenaga kesehatan yakni dengan frekunesi 10 dan dengan
persentase 71.4%.
6. Persepsi
a. Sikap Keluarga terhadap Remaja dengan Gastritis
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa keluarga
didapatkan data bahwa persepsi keluarga mengenai remaja terdapat 3
persepsi diantara biasa saja dengan frekuensi 5 dan dengan persentase
13,1%, persepsi sedih dengan frekuensi 8 dan dengan persepsi 21,1%,
serta dengan persepsi lebih cemas dengan frekuensi 25 dan dengan
persentase 65,8%
b. Pengetahuan Remaja terhadap Penyakit yang Diderita
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
kuisioner didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan remaja
mengenai penyakit yang diderita sangat bermacam-macam. Diantara
ada remaja yang tidak memiliki pegetahuan sama sekali dengan
frekuensi 6 dan dengan persentase 15,7%, dengan pengetahuan yang
terbatas dengan frekuensi 7 dengan persentase 18,4% dan dengan
pengetahuan sedang dengan frekuensi 11 dan dengan persentase
28,9%, serta pengetahuan luas frekuensi 14 dengan presentase 37%.
c. Sikap Remaja terhadap Penyakitnya
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara di
dapatkan data bahwa sikap remaja mengenai penyakitnya ada yang
bersifat negatif dengan frekuensi dan dengan persentase 0%, dan
dengan sikap positif dengan frekuensi 38 dan dengan persentase 100%.
Jadi didapatkan data bahwa para remaja memiliki persepsi dan sikap
positif mengenai penyakit yang dideritanya
d. Intensitas Merawat Penyakit yang Diderita
Berdasarkan data yang diperoleh dari kuisioner didapatkan data
bahwa intensitas remaja dalam merawat penyakit yang dideritanya
tergolong bermacam-macam. Ada yang tidak merawatnya sama sekali
dengan frekuensi 4 dan dengan persentase 10,6%, ada yang
merawatnya namun jarang dengan frekuensi 10 dan dengan persentase
26,3%, dan ada yang sering merawatnya dengan frekuensi 24 dan
dengan persentase 63,1%
3.2. Analisa Data
No Data Problem
1. Data Subjektif : Domain 1
a. Berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara kepada responden Promosi Kesehatan
didapatkan ada beberapa keluhan yang mereka alami yaitu nyeri Kelas 2
perut sebanyak 6 orang (54,5%), rasa perih atau panas pada perut Manajemen Kesehatan
sebanyak 3 orang (27,2%) dan mudah lemas 2 orang (18,1%). Kode Diagnosis 00078
b. Saat diwawancarai 6 orang (54,5%) mengatakan cemas terkait Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada agregat
kondisinya remaja dengan penyakit Maag di Kelurahan Wonokromo
c. Hasil dari wawancara juga didapatkan sebanyak 6 orang (45,5%) Kecamatan Wonokromo
mengatakan memiliki riwayat dengan gastristis Definisi
Data Objektif : Pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam kebiasaan
a. Berdasarkan data yang diperoleh dari kader di Kelurahan terapeutik hidup sehari-hari untuk tindakan terapeutik
Wonokromo, remaja dengan gastritis (maag) sebanyak 11 orang terhadap penyakit dan sekuelanya yang tidak memuaskan
yang terdiri dari 4 remaja laki-laki dan 7 remaja perempuan. untuk memenuhi tujuan kesehatan spesifik
2. Data Subjektif : Domain 5
a. Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner ada remaja yang tidak Persepsi/kognisi
memiliki pengetahuan sama sekali frekuensi 2 dengan persentase Kelas 4
14,3%, dengan pengetahuan yang terbatas frekuensi 2 dengan Kognisi
persentase 28,6% dan pengetahuan sedang frekuensi 6 dengan Kode Diagnosis 00126
persentase 42,8% Defisien pengetahuan pada agregat remaja dengan penyakit
b. Hasil dari wawancara juga didapatkan masyarakat yang tidak tau Maag di Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo
mengenai penyakit gastritis (maag) frekuensi 2 dengan persentase Definisi
14,3 % Ketiadaan atau defisien informasi yang berkaitan dengan
Data Objektif : topic tertentu, atau kemahiran
a. Berdasarkan data yang diperoleh dari kader di Kelurahan
Wonokromo, remaja dengan gastritis (maag) sebanyak 11 orang
yang terdiri dari 4 remaja laki-laki dan 7 remaja perempuan.
3.3. Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas

Pentingnya Kemungkinan perubahan


Peningkatan terhadap
masalah untuk positif jika diatasi :
kualitas hidup bila diatasi :
dipecahkan : 0 Tidak ada
No. Masalah 0 tidak ada Total
1 Rendah 1 Rendah
1 Rendah
2 Sedang 2 Sedang
2 Sedang
3 Tinggi 3 Tinggi
1 Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan 3 3 2 8
2 Defisien Pengetahuan 3 2 1 6
3.4. Intervensi Keperawatan Komunitas
Diagnosis
NOC NIC
Data Keperawatan
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data Pendukung Masalah Kesehatan Komunitas : Gatritis
a. Nyeri abdomen 00078 Ketidakefek 190801 Prevensi Primer 6610 Prevensi Primer
(uluh hati) tifan Mengenali tanda dan gejala yang Identifikasi risiko
b. Berat badan manajemen mengindikasikan risiko a. Instruksikan faktor risiko dan
menurun kesehatan rencana untuk mengurangi faktor
c. Pola makan tidak resiko
teratur
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
185522 Strategi mencegah penyakit 5230 Peningkatan koping
a. Bantu pasien dalam mengiden-
tifikasi tujuan janka pendek dan
jangka panjang yang tepat
b. Bantu pasien dalam memeriksa
sumber-sumber yang tersedia u/
memenuhi tujuan-tujuannya
Prevensi Tersier Prevensi Tersier
160308 Melakukan perilaku kesehatan yang Konseling
disarankan 5240 a. Bantu pasien untuk mengiden-
Menjelaskan strategi untuk mengop- tifikasi kekuatan, dan menguat-
160310 timalkan kesehatan kan hal tersebut
0200 Peningkatan latihan
a. Dukung individu untuk memulai
atau melanjutkan latihan
3.5. Implementasi Keperawatan Komunitas
3.6. Evaluasi Keperawatan Komunitas
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah. 2010. Patofisiologi Penyakit Dalam. Jakarta : Salemba Medika


Brunner & Suddart. 2008. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG
Doenges Marylin dkk. 2015. Rencana Tindakan Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG
Inaya. 2014. Buku Saku Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG
Mansjoer.Arief,Triyanti.K.dkk. 2001. Kapita Selecta Kedokteran edisi ketiga jilid 1 : Media Aesculapius fakultas Kedokteran UI
Syaifudin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC
Wijaya & Yessie. 2013. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai