Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP


BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP ANAK USIA DINI
SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN COVID-19
DI KB CAHAYA INSANI SIDOARJO

NIEKE SAURIN, Amd.Kep


NIM. 1130119007

DOSEN PEMBIMBING
Farida Umamah, S. Kep., Ns., M. Kep.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masuknya virus corona di Indonesia membawa dampak besar terhadap

kehidupan masyarakat, mulai dari kehidupan kesehatan, ekonomi, sosial,

keagamaan maupun dunia pendidikan. Dampak virus corona dalam dunia

pendidikan bisa terlihat pada kebijakan pemerintah pusat hingga daerah

memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan dari

tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai perguruan tinggi. Hal ini

dilakukan sebagai upaya mencegah meluasnya penularan virus corona.

Diharapkan dengan seluruh lembaga pendidikan tidak melaksanakan aktivitas

seperti biasanya, hal ini dapat meminimalkan menyebarnya penyakit Covid-19

ini. Hal serupa juga sudah dilakukan oleh berbagai negara yang terpapar penyakit

Covid-19 ini, kebijakan lockdown atau karantina dilakukan sebagai upaya

mengurangi interaksi banyak orang yang dapat memberi akses pada penyebaran

virus corona.

Belum usainya masa tanggap darurat pandemi Covid-19, membuat

masyarakat semakin resah. Tidak terkecuali para orang tua yang mulai gelisah

dengan keadaan putra - putrinya di rumah. Tidak ada aktifitas di luar rumah,

termasuk aktivitas belajar di sekolah. Hal ini merupakan kebijakan pemerintah

dalam rangka menangulangi pandemi ini. Kondisi aktifitas pendidikan yang

diliburkan ini, membuat proses pembelajaran yang dilakukan di rumah diambil

alih oleh orang tua. Orang tua dituntut untuk mampu mengganti peran guru di

sekolah, sehingga membuat orang tua harus kreatif dalam mengajarkan anak -
anak. Terlebih lagi bila anak masih dalam jenjang PAUD orang tua

membutuhkan kreativitas sehingga anak bisa bermain sambIl belajar di rumah.

Dalam kegiatan bermain sambil belajar merupakan kegiatan yang baik untuk

anak. Menurut Hurlock (1993), bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan

untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa pertimbangan hasil akhir. Melalui

bermain anak akan memiliki berbagai manfaat bagi perkembangan, aspek ini

saling menunjang satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Apabila satu aspek

tidak diberikan kesempatan untuk berkembang, maka akan terjadi ketimpangan

karena bermain adalah aktivitas yang menyenangkan dan merupakan kebutuhan

yang sudah melekat dalam diri anak.

Merubah kebiasaan memanglah sulit, namun membuat kita semua

melakukan perilaku hidup bersih dan sehat ini. Siapapun tidak akan mau terpapar

virus ini. Maka dari itu, semua akan berubah dengan melakukan perilaku hidup

bersih dan sehat, dan merubah karakter setiap individu ke arah yang lebih baik.

Sehingga nantinya membuat kualitas hidup manusia semakin baik. Anak-anak

sedari kecil melakukan dan dibentuk perilaku seperti ini, akan terbawa sampai

mereka dewasa nantinya. Pengalaman selama pandemi ini akan membuat mereka

terbiasa melakukan perilaku hidup bersih dan sehat di kemudian hari. Banyaknya

angka anak usia dini yang belum mendapatkan layanan pendidikan juga

dipengaruhi oleh persepsi orangtua terhadap pendidikan anak usia dini.

Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan

COVID-19 (Gugus Tugas Nasional) mencatat pada tanggal 17 Juni 2020 total

kasus positif covid-19 menjadi 41.431 orang (covid19.co.id, 2020). Data tersebut

dari hari ke hari semakin meningkat sehingga menjadikan kewaspadaan semua


pihak oleh sebab itu memprioritaskan kesehatan saat ini sangatlah penting. Dari

hasil obeservasi di K.B (Kelompok Bermain) Cahaya Insani Sidoarjo, 60% anak

memakai masker dan 45% anak mencuci tangan dengan air mengalir atau

memakai hand sanitizer sebelum masuk disekolah, sedangkan hasil wawancara

dengan orang tua diperoleh informasi bahwa dalam masa pandemi COVID-19

saat ini, anak - anak sangat membutuhkan pendampingan dalam menerapkan

perilaku hidup bersih dan sehat selama masa pandemi COVID-19 serta

pemenuhan kebutuhan hidup sehari - hari. Maka tentunya kondisi pandemi

Covid-19 ini akan mengubah seluruh kegiatan ibu, keterlibatan orangtua didalam

pendidikan anak disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena kesibukan

orangtua bekerja, kurangnya pengetahuan orangtua terhadap kegiatan pendidikan

anak disekolah, dan anggapan bahwa itu sudah menjadi tanggung jawab. Pada

awalnya ibu seharian diluar rumah, dan pendidikan anak berlangsung disekolah,

sedangkan untuk saat ini anak dan ibu hanya dirumah saja. Selama hanya

dirumah saja, bagi ibu bekerja selain harus melakukan pekerjaan kantornya dari

rumah, kini juga harus berperan menjadi guru pengganti bagi anaknya yang juga

harus belajar dari rumah. Pekerjaan rumah tangga otomatis didepan mata dan

tidak bisa diabaikan begitu saja. Tentunya situasi ini tidak mudah. Begitu juga

dengan ibu yang tidak bekerja, atau ibu rumah tangga. Biasanya ibu hanya

menemani anak setelah pulang dari sekolah, tapi kini ibu juga harus

menggantikan peran guru, sekaligus peran lainnya dirumah.

Pola asuh adalah cara orang tua mendidik anak dan membesarkan anak

yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor budaya, agama, kebiasaan

dan kepercayaan, serta kepribadian orang tua (orang tua sendiri atau orang yang
mengasuh anak). Pola asuh yang biasa diterapkan antara lain pelindung,

penuntut, dominan, pemanja, permisif, rejektif, pengkritik, tidak konsisten (Erik

Sulistiana, 2013). Menurut departemen kesehatan, pendidikan kesehatan anak

usia dini dilakukan oleh orang tua harus didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :

berorientasi pada kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak, kegiatan

pembelajaran dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan bermain, merangsang

kreativitas dan inovasi dalam hidup bersih dan sehat. Kreatifitas dan inovasi

tercermin melalui kegiatan yang membuat anak tertarik dan menyenangkan,

menyediakan lingkungan dan fasilitas sanitasi kesehatan yang mendukung proses

belajar serta engembangkan kecakapan hidup bersih dan sehat. Kecakapan hidup

diarahkan untuk membantu anak menjadi mandiri, disiplin, mampu bersosialisasi

dan memiliki keterampilan dasar yang berguna bagi kehidupannya kelak. Orang

tua dituntut untuk bisa menjaga kesehatan anak selama masa pandemik corona ini

sehingga anak dalam kondisi yang sehat. Cara yang bisa dilakukan oleh orang tua

dalam menjaga kesehatan anak adalah dengan pembiasaan perilaku hidup bersih

dan sehat di lingkungan rumah. Pengalaman orang tua dalam mengikuti kegiatan-

kegiatan parenting di sekolah sudah harus diterapkan dalam meningkatkan

kebutuhan gizi dan kesehatan anak selama masa pendemi corona ini.

Menurut Notoatmojo (2014) Beberapa hal yang perlu diajarkan pada anak

untuk mengembangkan perilaku sehat, yaitu menjaga kebersihan diri maupun

kebersihan lingkungan dan menjauhkan hal-hal yang berbahaya untuk kesehatan.

Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat kerja atau

bermain, dan sarana umum. Anak dapat diajarkan tentang kebersihan lingkungan

ini sejak dini. Kegiatan paling sederhana yang dapat dilakukan anak usia dini
adalah meletakkan alas kaki pada tempatnya; menggunakan alas kaki jika hendak

keluar rumah; membuang sampah pada tempatnya; meletakkan peralatan makan

minum yang kotor pada tempatnya; membersihkan mainan; menutup mulut pada

saat batuk dan bersin; menjauhi asap rokok, asap pembakaran sampah, asap

kendaraan bermotor; serta buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) di

toilet. Selain itu orang tua dapat melibatkan anak usia dini dalam kegiatan-

kegiatan terkait dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan seperti

membereskan mainan, menyapu rumah, mengepel rumah, menyapu halaman, dan

lain-lain.

Pandemi Covid-19 ini juga telah merubah kebiasaan masyarakat. Setiap

individu di setiap keluarga telah melakukan berbagai upaya dalam ikut serta

menanggulangi atau memutus rantai penyebaran pandemi ini. Kebiasaan

masyarakat yang paling kentara terlihat yaitu perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS). Selama ini perilaku hidup bersih dan sehat tidak begitu dikenal dan

kurang maksimal dilakukan masyarakat. Namun di masa pandemi ini, istilah ini

mulai semakin menggema di masyarakat. Bahkan setiap individu telah

melakukan perilaku hidup bersih dan sehat ini di dalam lingkungan keluarga dan

masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan

informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya

sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan.


Namun pada masa pandemi covid-19 seperti saat ini masih banyak orang

yang menyepelekan tentang kesehatannya terutama pada anak yang usianya muda

yang merasa daya tahan tubuhnya kuat dan tidak bisa sakit (Natasya, 2020).

Padahal virus covid-19 ini dapat menyerang siapa saja, baik itu orang muda,

orang tua bahkan yang masih anak-anak. Seseorang yang membawa virus covid-

19 bisa saja tidak menunjukkan gejala yang signifikan dikarenakan daya tahan

tubuhnya yang kuat namun orang tersebut dapat menularkan virus covid kepada

orang lain, dan dapat berakibat fatal kepada orang lain karena daya tahan

tubuhnya yang tidak sekuat orang yang membawa virus tersebut. Oleh karena itu

membiasakan pola hidup sehat dan bersih sangat penting diterapkan pada masa

pandemi covid-19 ini paling tidak untuk menjaga diri sendiri dan keluarga yang

disayangi. Menjaga kesehatan pada anak usia sekolah juga dapat mempengaruhi

hasil belajar serta mempengaruhi kegiatan sosial anak.

Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait dengan belajar dari rumah

menuntut guru dan orangtua untuk membiasakan pola hidup sehat dan bersih

dengan strategi yang menarik sesuai perkembangan anak agar anak tidak cepat

bosan. Membiasakan pola hidup sehat dan bersih artinya memberikan kegiatan

pada anak tentang hidup sehat dan bersih secara berulang-ulang sehingga menjadi

kebiasaan. Membiasakan pola hidup sehat dan bersih pada anak sangat

dipengaruhi oleh partisipasi orang tua. Orang tua menentukan pilihan layanan

kesehatan yang berkualitas bagi anak termasuk makanan yang dimakan, aktivitas

fisik yang dilakukan, dukungan emosional, dan kualitas lingkungan. Pengalaman

yang diberikan kepada anak untuk mendukung kesadaran anak tentang

kebersihan membantu anak menjadi pribadi yang mandiri. Oleh karena itu
membiasakan hidup sehat dan bersih kepada anak dapat dilakukan melalui

metode bermain peran di mana anak dapat langsung mempraktikkan kegiatan

yang dicontohkan oleh guru atau orangtua sehingga akan jauh lebih mengesankan

bagi anak daripada anak diberi tahu tanpa anak melakukan sendiri.

Anak - anak yang telah dibiasakan dengan pola hidup sehat dan bersih

sejak dini akan tumbuh dan berkembang dengan baik, menyenangkan dan dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selain itu membiasakan hidup sehat dan

bersih dapat mencegah berbagai penyakit serta diharapkan mampu memutus

rantai penyebaran penyakit. Membiasakan pola hidup bersih dan sehat yang

paling mudah diterapkan untuk anak usia dini yaitu mencuci tangan. Mencuci

tangan dengan sabun merupakan salah satu kegiatan yang dapat mencegah

penyakit menular pada tubuh.

Dari uraian latar belakang maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) terhadap anak usia dini sebagai upaya pencegahan Covid-19 di

KB Cahaya Insani Sidoarjo.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan faktor diatas ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola

asuh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu predisposisi

(pengetahuan, sikap : pola asuh, kepercayaan, nilai, pendidikan, sosial dan

ekonomi), pemungkin dan penguat. Dari faktor-faktor tersebut peneliti hanya

membatasi permasalah pada pola asuh orang tua dengan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) terhadap anak usia dini sebagai upaya pencegahan Covid-19 di

KB Cahaya Insani Sidoarjo

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut adakah hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) terhadap anak usia dini sebagai upaya pencegahan

Covid-19 di KB Cahaya Insani Sidoarjo?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) terhadap anak usia dini sebagai upaya pencegahan Covid-19 di

KB Cahaya Insani Sidoarjo

2. Tujuan Khusus

a. Mengindentifikasi pola asuh orang tua pada anak usia dini sebagai upaya

pencegahan Covid-19 di KB Cahaya Insani Sidoarjo.

b. Mengidentifikasi ] perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak usia

dini sebagai upaya pencegahan Covid-19 di KB Cahaya Insani Sidoarjo.

c. Menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) anak usia dini sebagai upaya pencegahan Covid-19 di KB

Cahaya Insani Sidoarjo.


E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi bagi ilmu

keperawatan anak tentang pola asuh dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

anak usia dini sebagai upaya pencegahan Covid-19

2. Bagi Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi orang tua

khususunya ibu yang memiliki anak usia dini dalam memberikan pola asuh yang

tepat dengan membiasakan anak berperilaku hidup bersih dan sehat dengan

mengajarkan cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas pada anak usia dini.

Anda mungkin juga menyukai