Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PREVENTING MENTAL ILLNESS IN SOCIETY


DURING THE COVID-19 (nCoV) PANDEMIC

OLEH :
KELOMPOK 19

ELKE AMANDA INDRIKA 1130016137


PRAMESTI ANGGITA PUTRI 1130016044
HANUM MAFRUDHO 1130016043
BISMA ADITIYA PUTRA 1130016084
FARISKA WAHYU KHOIRUNISYAH 1130016008
ENKHA FITRI HUMAYROH 1130016012
SITI HARDIYANTI 1130016004
ARIFATUL FITRIA 1130016065

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Satuan acara penyuluhan dan poster ini dibuat dan disusun sebagai bukti
bahwa mahasiswa telah melakukan Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit
(PKMRS) melalui Google Meeting untuk kompetensi Keperawatan Medikal Bedah
Praktikum S1 Keperawatan (Pra Profesi).
Disusun oleh :
Kelompok 19
1. ELKE AMANDA INDRIKA 1130016137
2. PRAMESTI ANGGITA PUTRI 1130016044
3. HANUM MAFRUDHO 1130016043
4. BISMA ADITIYA PUTRA 1130016084
5 FARISKA WAHYU K. 1130016008
6 ENKHA FITRI HUMAYROH 1130016012
7 SITI HARDIYANTI 1130016004
8 ARIFATUL FITRIA 1130016065

Mengetahui,

Kepala Ruangan Pembimbing Klinik

NPP. NPP.

Pembimbing Akademik

NPP:
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PREVENTING MENTAL ILLNESS IN SOCIETY DURING THE COVID-19
(NcOv) PANDEMIC

Topik : Mental Illness


Sub Topik : Pentingnya Mencegah Mental Illness Selama Pandemic
Covid-19 di Masyarakat
Hari/Tanggal : Rabu, 13 Mei 2020
Tempat : Google Meeting
Jam : 09.00 WIB – 10.00 WIB
Waktu : 60 menit
Penyaji : Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Sasaran : Semua kalangan masyarakat

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan sasaran dapat mengerti
bagaimana cara mencegah munculnya mental illness (masalah kesehatan mental)
selama masa pandemic Covid-19.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai preventing mental illness in
society during the Covid-19 (nCoV) pandemic sasaran diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian dari mental illnes (masalah kesehatan mental)
2. Menjelaskan tujuan dari mencegah mental illnes (masalah kesehatan mental)
3. Menjelaskan dampak dari mental illnes (masalah kesehatan mental)
4. Menjelaskan penyebab dari mental illnes (masalah kesehatan mental)
5. Menjelaska faktor munculnya mental illnes (masalah kesehatan mental)
6. Menjelaskan cara agar terhindari mental illnes (masalah kesehatan mental)
III. MATERI
1. Pengertian dari mental illnes (masalah kesehatan mental)
2. Tujuan dari mencegah mental illnes (masalah kesehatan mental)
3. Dampak dari mental illnes (masalah kesehatan mental)
4. Penyebab dari mental illnes (masalah kesehatan mental)
5. Faktor munculnya mental illnes (masalah kesehatan mental)
6. Cara agar terhindari mental illnes (masalah kesehatan mental)

IV. MEDIA
1. Poster
2. Power Point
3. Google Meeting

V. METODE
1. Pemberian pre-test (Google Form)
2. Penyuluhan (ceramah)
3. Tanya jawab
4. Pemberian post-test (Google Form)

VI. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan : Menjawab salam,
1. Memberi salam mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang
akan disampaikan
2 30 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur. Tanya Jawab
Materi :
1. Pengertian dari mental illnes (masalah
kesehatan mental)
2. Tujuan dari mencegah mental illnes
(masalah kesehatan mental)
3. Dampak dari mental illnes (masalah
kesehatan mental)
4. Penyebab dari mental illnes (masalah
kesehatan mental)
5. Faktor munculnya mental illnes (masalah
kesehatan mental)
6. Cara agar terhindari mental illnes
(masalah kesehatan mental)
3 20 menit Evaluasi : Feedback
1. Menyimpulkan inti penyuluhan
2. Menyampaikan secara singkat materi
penyuluhan
3. Memberi kesempatan kepada klien untuk
bertanya
4. Memberi kesempatan kepada klien untuk
menjawab pertanyaan yang dilontarkan

4 5 menit Penutup : Menjawab salam


1. Menyimpulkan materi penyuluhan yang
telah disampaikan
2. Membagikan masker
3. Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah di berikan
kepada peserta
4. Mengucapkan salam

VII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media dan metode yang akan digunakan (poster, power point,
dan pre-test melalui google form)
b. Persiapan tempat yang akan digunakan (google meeting)
c. Kontrak waktu
d. Persiapan Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang disampaikan
b. Selama penyuluhan peserta aktif dan antusian bertanya mengenai materi
yang disampaikan
c. Selama penyuluhan peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh moderator
3. Evaluasi Hasil Akhir
Diharapkan peserta penyuluhan dapat:
a. Mengetahui pengertian dari mental illnes (masalah kesehatan mental)
b. Mengetahui tujuan dari mencegah mental illnes (masalah kesehatan
mental)
c. Mengetahui dampak mental illnes (masalah kesehatan mental)
d. Mengetahui penyebab dari mental illnes (masalah kesehatan mental)
e. Mengetahui faktor munculnya mental illnes (masalah kesehatan mental)
f. Mengetahui cara agar terhindari mental illnes (masalah kesehatan mental)
g. Memberikan post test melalui google form.

VIII. PENGORGANISASIAN
Penanggung jawab : Elke Amanda Indrika
Pemateri : Bisma Aditiya Putra
Fariska Wahyu Khoirunisyah
Moderator : Hanum Mafrudho
Observer : Pramesti Anggita Putri
Arifatul Fitria
Fasilitator : Siti Hardiyanti
Enkha Fitri Humayroh
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN

A. Konsep Mental Illness


1. Pengertian Mental Illness
Mental illness adalah kumpulan gangguan kejiwaan adalah gangguan
mental, perilaku dan emosional, yang menyulitkan anda bekerja,
bersosialisasi, dan beraktivitas lain. Sama seperti penyakit fisik yang
berbeda-beda jenis dan tingkat keparahannya, gangguan kejiwaan pun
memiliki beberapa jenis (Soeklola, dr. SpKJ, 2020). Penyakit mental (mental
illness) merupakan berbagai kondisi yang memengaruhi suasana hati, pemikiran,
dan perilaku seseorang (Rahmawari Isti, 2016).
Kesehatan mental dalam kondisi pandemic Covid-19 perlu penanganan
tersendiri karena telah mengubah beberapa aspek kehidupan termasuk social
distancing, karangtina dan isolasi diri, beraktivitas dirumah, panic buying, hingga
perubahan penanganan difasilitas kesehtan. Kondisi yang berubah dengan begitu
cepat untuk waktu yang tidak dapat ditentukan lamanya serta pemberitaan secara
terus menerus menyebabkan perubahan kesehatan mental.
2. Apa saja jenis penyakit mental?
Ada banyak kondisi berbeda yang bisa disebut sebagai penyakit mental. Jenis
penyakit mental seperti:
a. Gangguan kecemasan:
Orang dengan gangguan kecemasan merespons benda atau situasi tertentu
dengan ketakutan dan ketakutan, serta dengan tanda-tanda fisik kecemasan atau
panik, seperti detak jantung yang cepat dan berkeringat. Gangguan kecemasan
didiagnosis jika respons orang tersebut tidak sesuai dengan situasi, jika orang
tersebut tidak dapat mengendalikan respons, atau jika kecemasan mengganggu
fungsi normal. Gangguan kecemasan termasuk gangguan kecemasan umum,
gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, dan fobia spesifik.
b. Gangguan suasana hati:
Gangguan ini, juga disebut gangguan afektif, melibatkan perasaan sedih yang
terus-menerus atau periode perasaan yang terlalu bahagia, atau fluktuasi dari
kebahagiaan ekstrim kesedihan ekstrim. Gangguan mood yang paling umum
adalah depresi, gangguan bipolar, dan gangguan cyclothymic.
c. Gangguan psikotik:
Gangguan psikotik melibatkan kesadaran dan pemikiran yang menyimpang.
Dua gejala gangguan psikotik yang paling umum adalah halusinasi pengalaman
gambar atau suara yang tidak nyata, seperti mendengar suara dan delusi, yang
merupakan keyakinan salah palsu yang diterima oleh orang sakit sebagai benar,
meskipun ada bukti bahwa kebalikan. Skizofrenia adalah contoh gangguan
psikotik.
d. Gangguan makan:
Gangguan makan melibatkan emosi ekstrim, sikap, dan perilaku yang
melibatkan berat badan dan makanan. Anorexia nervosa, bulimia nervosa, dan
gangguan makan pesta adalah gangguan makan yang paling umum.
e. Kontrol impuls dan gangguan kecanduan:
Orang dengan gangguan kontrol impuls tidak dapat menahan dorongan, atau
impuls, untuk melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri mereka sendiri
atau orang lain. Pyromania (mulai kebakaran), kleptomania (mencuri), dan
perjudian kompulsif adalah contoh-contoh gangguan kontrol impuls. Alkohol dan
narkoba adalah obyek umum kecanduan. Seringkali, orang dengan gangguan ini
menjadi sangat terlibat dengan objek kecanduan mereka sehingga mereka mulai
mengabaikan tanggung jawab dan hubungan.
f. Gangguan kepribadian:
Orang dengan gangguan kepribadian memiliki sifat kepribadian yang ekstrem
dan tidak fleksibel yang membuat orang tertekan dan/atau menyebabkan masalah
dalam pekerjaan, sekolah, atau hubungan sosial. Selain itu, pola berpikir dan
perilaku seseorang secara signifikan berbeda dari harapan masyarakat dan sangat
kaku sehingga mengganggu fungsi normal seseorang. Contohnya termasuk
gangguan kepribadian antisosial, gangguan kepribadian obsesif-kompulsif, dan
gangguan kepribadian paranoid.
g. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD):
Orang dengan OCD terganggu oleh pikiran atau ketakutan yang terus-
menerus yang menyebabkan mereka melakukan ritual atau rutinitas tertentu.
Pikiran yang mengganggu disebut obsesi, dan ritual disebut kompulsi. Contohnya
adalah seseorang dengan rasa takut yang tidak masuk akal terhadap kuman yang
terus-menerus mencuci tangannya.
h. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD):
PTSD adalah suatu kondisi yang dapat berkembang setelah peristiwa
traumatis dan/atau menakutkan, seperti serangan seksual atau fisik, kematian
yang tak terduga dari orang yang dicintai, atau bencana alam. Orang-orang
dengan PTSD sering memiliki pemikiran dan ingatan yang abadi dan menakutkan
dari peristiwa tersebut, dan cenderung mati rasa secara emosional.
3. Tanda dan Gejala Mentall Illness
Tanda dan gejala pada penyakit mental dapat bervariasi, tergantung pada
gangguan, keadaan dan faktor lainnya. Gejala penyakit mental dapat memengaruhi
emosi, pikiran, dan perilaku. Contoh tanda dan gejala penyakit mental:
a. Merasa sedih atau sedih
b. Bingung berfikir atau berkurangnya kemampuan berkonsentrasi
c. Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan, atau perasaan bersalah yang
ekstrem
d. Perubahan suasana hati yang ekstrim dari pasang surut
e. Penarikan dari teman dan kegiatan
f. Kelelahan yang signifikan, energi rendah atau masalah tidur
g. Detasemen dari kenyataan (delusi), paranoia atau halusinasi
h. Ketidakmampuan untuk mengatasi masalah sehari-hari atau stres
i. Kesulitan memahami dan berhubungan dengan situasi dan orang
j. Masalah dengan alkohol atau penggunaan narkoba
k. Perubahan besar dalam kebiasaan makan
l. Kemarahan, permusuhan, atau kekerasan yang berlebihan
m. Pemikiran bunuh diri

B. Tujuan
Pemberian informasi singkat dan jelas mengena kesehatan mental selama massa
pandemic Covid-19 secara individu perlu dilakukan agar dapat menekan angka
kejadian gangguan mental pada masyarakat. Pemberian informasi yang tepat
mengenai Covid-19 diharapkan dapat mengurangi ketakutan dan stigma yang salah
pada masyarakat umum mengenai pandemi Covid-19.

C. Dampak
Dampak yang muncul pada seseorang jika tidak memperhatikan tanda gejala
mental illness selama masa pandemi diantaranya :
1. Peningkatan kecemasan berlebih hingga emosi yang tidak stabil
2. Ketakutan berlebih yang berdampak pada penarikan diri terhadap lingkungan
3. Pengonsumsian produk tertentu yang berlebihan yang berdampak pada kesehatan
fisik
4. Dampak paling berat adalah stress dan muncul masalah kejiwaan lain seperti
depresi ringan hingga berat, gangguan kecemasan berlebih, dan perilaku adiktif.

D. Penyebab
Beberapa penyebab yang menjadi pemungkin munculnya sressor selama
karangtina, antara lain :
1. Durasi Karangtina
2. Pemenuhan Informasi yang didapatkan
3. Kebosanan
4. Kebutuhan Dasar tidak Tercukupi
5. Stigma yang muncul
6. Situasi kehidupan yang penuh tekanan, seperti masalah keuangan, kematian
orang yang dicintai atau perceraian
E. Faktor
Faktor-faktor yang mempengaruhi distress psikologis selama pandemi Covid-19:
1. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin wanita lebih rentan mengalami stress dan mengalami
post traumatic stress disorder (PTSD) yaitu kondisi mental di mana Anda mengalami
serangan panik yang dipicu oleh trauma pengalaman masa lalu. 
2. Usia
Berdasarkan usia, pada usia 60 tahun keatas lebih rentan mengalami stress karena
kurangnya informasi yang didapatkan dan pemberitaan yang lebih banyak
menginformasikan angka kematian berdasarkan usia sehingga membuat distress
psikologis pada kelompok tersebut.
3. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan faktor tingkat pendidikan yang lebih tinggi berkaitan dengan Self-
awareness terhadap kesehatan yang lebih tinggi, sehingga mereka mudah mengalami
stress
4. Faktor Pekerjaan
Pada kelompok pekerja migrasi lebih rentan mengalami risiko peningkatan distress
terkait kekhawatiran penularan dari transportasi public, serta penurunan pendapatan
akibat penundaan atau pengurangan jam kerja
5. Geografis (Lokasi Tempat Tinggal)
Secara umum masyarakat yang tinggal disekitar lokasi atau daerah terdampak
Covid-19 berdasarkan jumlah pasien ODP/PDP akan berdampak pada masyarakat
yang tinggal disekitar atau berada dekat dengan lokasi terutama pada lokasi region
sentral kasus tertinggi.
6. Sumber Daya Kesehatan
7. Efisiensi Sistem Kesehatan Publik
8. Tindakan Konroling Terhadap Pandemi
F. Cara
Cara yang dilakukan untuk mengurangi risiko mental illness pada masyarakat
selama masa pandemic Covid-19 diantaranya :
1. Pemberian informasi yang tepat mengenai Covid-19 oleh tenaga kesehatan yang
professional
2. Adanya keseimbangan program penanggulangan yang sama pandemi Covid-19
antar sektor yang mengikutsertakan tokoh masyarakat atau masyarakat secara
langsung
3. Bekerjasama antar sektor dengan tujuan jangka panjang yang mempertimbangkan
dampak kepada masyarakat
4. Memperkuat pelayanan psikiatri, perawat komunitas dan keluarga untuk
membantu pemerintah menanggulangi langsung pada sasaran
DAFTAR PUSTAKA

Departement of Mental Health and Substance Dependence. 2020. Guidelines for


Mental Health During the World Emergency. WHO : Geneva
Departement of Mental Health and Substance Dependence. 2015. Guidelines for
Mental Health During the World Emergency. WHO : Geneva
Rahmadani, Isti. 2016. Mental Illness : Tanda Awal dan Cara Menanggulangi. FIP
UNY : UNY
Soeklola, dr. SpKJ, 2020. Kesehtan Mental dalam Kondisi Pandemik Virus Corona.
Alomedika Information : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai