Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PADA MASYARAKAT DENGAN KESEHATAN MENTAL

OLEH:
KELOMPOK 7A

1. Ni Made Sri Epa Jayanti (2114901078)


2. Ni Nyoman Sri Ary Widharti (2114901081)
3. Ni Kadek Sri Agustini (2114901085)
4. Ni Putu Arista Intan Pratika (2114901132)
5. Ni Luh Wayan Anggreni Punayosi (2114901143)
6. Ni Kadek Yuliyathi (2114901145)

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Satuan Acara
Penyuluhan (SAP) tentang Kesehatan Mental pada masyarakat.
Satuan Acara Penyuluhan ini disusun untuk menjadi referensi bagi
masyarakat untuk menambah wawasan mengenai kesehatan mental pada
masyarakat.
Akhirnya ucapan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
membantu dan mendukung dalam penyelesaian Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
ini. Semoga Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini bermanfaat bagi kita semua
dalam menambah wawasan mengenai kesehatan mental pada masyarakat.

Denpasar, 9 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
C. Strategi Penyuluhan....................................................................................2
D. Materi Penyuluhan......................................................................................2
E. Media Penyuluhan......................................................................................2
F. Kriteria Evaluasi.........................................................................................3
G. Kegiatan Penyuluhan..................................................................................4
H. Setting Tempat...........................................................................................5
MATERI
A. Pengertian Kesehatan Mental.....................................................................7
B. Penyebab Kesehatan Mental.......................................................................7
C. Gejala Kesehatan Mental............................................................................8
D. Faktor Risiko Kesehatan Mental.................................................................9
E. Pencegahan Kesehatan Mental...................................................................9
F. Pengobatan Kesehatan Mental....................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PADA MASYARAKAT DENGAN KESEHATAN MENTAL

Pokok bahasan : Kesehatan Mental


Sub bahasan : 1. Pengertian kesehatan mental
2. Penyebab kesehatan mental
3. Gejala kesehatan mental
4. Faktor risiko kesehatan mental
5. Pencegahan kesehatan mental
6. Pengobatan kesehatan mental
Penyuluh : Mahasiswa Profesi NERS ITEKES Bali
Tempat :
Sasaran : Masyarakat
Waktu : Sabtu, 11 Desember 2021 pukul 10.00-10.30 WITA

A. Latar Belakang
Kesehatan seorang manusia tidak hanya meliputi kesehatan fisik.
Menurut World Health Organization definisi sehat adalah kondisi fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Komponen-komponen tersebut jika
selaras membuat seseorang bisa dikatakan sehat. Namun, apabila salah satu
dari komponen tersebut mengalami kerusakan maka bisa dikatakan sakit.
Bukan hanya sakit dalam bentuk fisik, mental pun dapat sakit atau terganggu.
Kesehatan mental atau kesehatan jiwa merupakan perasaan bahagia,
semangat dalam menjalani hidup serta dapat melakukan hal-hal positif untuk
diri sendiri maupun orang lain. Terganggunya kesehatan mental membuat
orang tidak lagi merasakan perasaan yang sama ketika masih dalam keadaan
mental yang sehat.
Gangguan kesehatan mental yang dapat dialami oleh seseorang sangat
beragam yaitu, gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, gangguan
psikotik, gangguan suasana hati, gangguan makan, gangguan pengendalian

1
impils dan kecanduan, gangguan obesif kompulsif (OCD, gangguan stress
pascatrauma (PTSD). ada beberapa faktor yang dapat meningatkan resiko
seseorang mengalami gangguan mental diantaranya: faktor genetik, riwayat
keluarga yang memiliki gangguan serupa, stress berat, kejadian traumatis,
penggunaan obat-obatan terlarang, dan juga kondisi medis.
Untuk mengetahui seseorang mengalami gangguan kesehatan mental
membutuhkan diagnonis dari psikiater atau psikolog, karena gelaja dan
penyebab kurang bisa dipahami dengan baik oleh orang awam dan
membutuhkan pengobatan khusus seperti obat-obatan dan juga terapi. Maka
dari itu sangat berbahaya jika melakukan self diagnonis kepada orang yang
dicurigai mengalami gangguan kesehatan mental tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang kesehatan
mental, diharapkan masyarakat mampu memahami dan melakukan
pencegahan kesehatan mental dirumah.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Masyarakat mengerti pengertian kesehatan mental
b. Masyarakat mengerti penyebab kesehatan mental
c. Masyarakat mengerti gejala kesehatan mental
d. Masyarakat mengerti faktor risiko kesehatan mental
e. Masyarakat mengerti pencegahan kesehatan mental
f. Masyarakat mengerti pengobatan kesehatan mental
C. Strategi Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Materi penyuluhan
Terlampir
E. Media Penyuluhan
Leaflet

2
F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Dalam penyuluhan mengenai kesehatan mental, telah dilakukan
persiapan mengenai kontrak waktu, tempat serta materi yang akan
disampaikan pada masyarakat.
b. Materi disiapkan dalam bentuk satuan acara penyuluhan (SAP)
yang dibuatkan dalam bentuk leaflet dengan ringkas, menarik, dan
mudah dimengerti oleh masyarakat.
c. Penggunaan media lengkap dan kondisi tempat yang kondusif.
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran
1) Masyarakat hadir untuk mengikuti penyuluhan
2) Masyarakat aktif mendengarkan materi yang disampaikan
3) Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dan masyarakat.
4) Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan
tempat penyuluhan.
b. Penyuluh
1) Penyuluh menguasai langkah kegiatan saat penyuluhan.
2) Penyuluh memahami materi yang akan dijelaskan kepada
masyarakat.
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b) Masyarakat mampu memahami tentang kesehatan mental.
c) Masyarakat mampu menjelaskan dan melakukan pencegahan
kesehatan mental dirumah.

3
G. Kegiatan Penyuluhan
NoWaktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode
1.5 menit Pembukaan : 1. Menjawab Ceramah
Mengucap salam. salam
Memperkenalkan diri. Mendengarkan
Menjelaskantujuan dari 2. Memperhatikan
penyuluhan. 3.
Menyebutkan materi
yang akan diberikan.
Kontrak waktu
Isi :

2. 15 menit 1. Menyimak Ceramah


2. Memperhatikan
Penyajian materi
tentang:

Pengertian
kesehatan mental
Penyebab kesehatan
mental

3. Gejala kesehatan
mental
Faktor
4. risiko
kesehatan mental
Pencegahan
kesehatan mental
Pengobatan
kesehatan mental

3. 7 menitEvaluasi : 1. Masyarakat Ceramah


bertanya.
1. Menyimpulkan isi dan tanya
Masyarakat
penyuluhan jawab
2. menjawab
Menyampaikan
pertanyaan.
2.
secara singkat materi
Memberikan
3.

4
kesempatan
masyarakat bertanya kepada penyuluh.
4. Penyuluh menanyakan kepada masyarakattentang materiyangtelah
diberikan.
3 menitPenutup :
1.

4 1. MendengarkanCeramah
2. Menjawab salam
Menyampaikan
kesimpulan. Mengucapkan terima kasih atas perhatian masyarakat.
Mengucapkan terima
2.

3.
kasihatasperan
serta masyarakat
4. Mengucapkan salam penutup.

H. Setting Tempat

3 2 2

Keterangan:
1. Penyuluh
2. Masyarakat

5
MATERI PENYULUHAN
KESEHATAN MENTAL

6
A. Pengertian Kesehatan Mental
Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang
meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang.
Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga,
pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.
Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau
penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam
menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan
memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain
depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD),
gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental
hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu, seperti postpartum
depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan.

B. Penyebab Kesehatan Mental


Beberapa penyebab umum dari gangguan mental, antara lain:

1. Cedera kepala.
2. Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan mental dalam
keluarga.
3. Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya.
4. Kekerasan pada anak atau riwayat kekerasan pada masa kanak-kanak.
5. Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau gangguan pada otak.
6. Mengalami diskriminasi dan stigma.
7. Mengalami kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat.
8. Mengalami kerugian sosial, seperti masalah kemiskinan atau utang.
9. Merawat anggota keluarga atau teman yang sakit kronis.
10. Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau tunawisma.
11. Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat merusak otak.
12. Stres berat yang dialami dalam waktu yang lama.

7
13. Terisolasi secara sosial atau merasa kesepian.
14. Tinggal di lingkungan perumahan yang buruk.
15. Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius, atau
kejahatan dan yang pernah dialami.

C. Gejala Kesehatan Mental


Gangguan mental atau penyakit mental dapat diawali dengan beberapa
gejala berikut ini, antara lain:

1. Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman.


2. Delusi, paranoia, atau halusinasi.
3. Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
4. Ketakutan, kekhawatiran, atau perasaan bersalah yang selalu menghantui.
5. Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
6. Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.
7. Memiliki pengalaman dan kenangan buruk yang tidak dapat dilupakan.
8. Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
9. Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan sehari-hari.
10. Mendengar suara atau mempercayai sesuatu yang tidak benar.
11. Mengalami nyeri yang tidak dapat dijelaskan.
12. Mengalami perubahan suasana hati drastis yang menyebabkan masalah
dalam hubungan dengan orang lain.
13. Merasa bingung, pelupa, marah, tersinggung, cemas, kesal, khawatir, dan
takut yang tidak biasa.
14. Merasa sedih, tidak berarti, tidak berdaya, putus asa, atau tanpa harapan.
15. Merokok, minum alkohol lebih dari biasanya, atau bahkan menggunakan
narkoba.
16. Perubahan drastis dalam kebiasaan makan, seperti makan terlalu banyak
atau terlalu sedikit.
17. Perubahan gairah seks.

8
18. Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah
tidur.
19. Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti merawat anak atau
pergi ke sekolah atau tempat kerja.
20. Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang.

D. Faktor Risiko Kesehatan Mental


Beberapa faktor risiko gangguan mental, antara lain:
1. Perempuan memiliki risiko tinggi mengidap depresi dan kecemasan,
sedangkan laki-laki memiliki risiko mengidap ketergantungan zat dan
antisosial.
2. Perempuan setelah melahirkan.
3. Memiliki masalah di masa kanak-kanak atau masalah gaya hidup.
4. Memiliki profesi yang memicu stres, seperti dokter dan pengusaha.
5. Memiliki riwayat anggota keluarga atau keluarga dengan penyakit
mental.
6. Memiliki riwayat kelahiran dengan kelainan pada otak.
7. Memiliki riwayat penyakit mental sebelumnya.
8. Mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan kerja.
9. Menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan terlarang.

E. Pencegahan Kesehatan Mental


Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan mental,
yaitu:
1. Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.
2. Membantu orang lain dengan tulus.
3. Memelihara pikiran yang positif.
4. Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
5. Mencari bantuan profesional jika diperlukan.
6. Menjaga hubungan baik dengan orang lain.
7. Menjaga kecukupan tidur dan istirahat.

9
F. Pengobatan Kesehatan Mental
Beberapa pilihan pengobatan yang akan dilakukan dokter dalam menangani
gangguan mental, antara lain:
1. Psikoterapi. Psikoterapi merupakan terapi bicara yang memberikan media
yang aman untuk pengidap dalam mengungkapkan perasaan dan
meminta saran. Psikiater akan memberikan bantuan dengan membimbing
pengidap dalam mengontrol perasaan. Psikoterapi beserta perawatan
dengan menggunakan obat-obatan merupakan cara yang paling efektif
untuk mengobati penyakit mental. Beberapa contoh psikoterapi, antara
lain cognitive behavioral therapy, exposure therapy, dialectical behavior
therapy, dan sebagainya.
2. Obat-obatan. Pemberian obat-obatan untuk mengobati penyakit mental
umumnya bertujuan untuk mengubah senyawa kimia otak di otak. Obat-
obatan tersebut berupa golongan selective serotonin reuptake
inhibitor (SSRI), serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRIs),
dan antidepresan trisiklik. Obat-obatan ini umumnya dikombinasikan
dengan psikoterapi untuk hasil pengobatan yang lebih efektif.
3. Rawat inap. Rawat inap diperlukan jika pengidap membutuhkan
pemantauan ketat terhadap gejala-gejala penyakit yang dialaminya atau
terdapat kegawatdaruratan di bidang psikiatri, misalnya percobaan bunuh
diri.
4. Support group. Support group umumnya beranggotakan pengidap penyakit
mental yang sejenis atau yang sudah dapat mengendalikan emosinya
dengan baik. Mereka berkumpul untuk berbagi pengalaman dan
membimbing satu sama lain menuju pemulihan.
5. Stimulasi otak. Stimulasi otak berupa terapi elektrokonvulsif, stimulasi
magnetik transkranial, pengobatan eksperimental yang disebut stimulasi
otak dalam, dan stimulasi saraf vagus.

10
6. Pengobatan terhadap penyalahgunaan zat. Pengobatan ini dilakukan pada
pengidap penyakit mental yang disebabkan oleh ketergantungan akibat
penyalahgunaan zat terlarang.
7. Membuat rencana bagi diri sendiri, misalnya mengatur gaya hidup dan
kebiasaan sehari-hari, untuk melawan penyakit mental. Rencana ini
bertujuan untuk memantau kesehatan, membantu proses pemulihan, dan
mengenali pemicu atau tanda-tanda peringatan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

11
Wahyuni. Nur, (2020). Makalah Kesehatan Jiwa. Jakarta
https://ifik.telkomuniversity.ac.id (Diakses pada tanggal 9 Desember
2021).
Halodoc. Kesehatan Mental. https://www.halodoc.com/kesehatan/kesehatan-
mental (Diakses pada tanggal 9 Desember 2021).

12

Anda mungkin juga menyukai