Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR

“ PERUBAHAN SYSTEM MUSKOLOSKLELETAL”

Dosen Pengampu :

I Gusti Ayu Mirah WS, SST.,M.Keb

Disusun Oleh :

1. Diajeng Rara Azzahra (2015301012)


2. Tiara Puspa Prameswari (2015301033)
3. Yustina (2015301037)
4. Aaliyah Asti Putri (20153010390)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D4 KEBIDANAN
TANJUNG KARANG T.A 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan atau
membuat sebuah makalah yang berjudul “Perubahan System Muskoloskleletal”
Dalam menyelesaikan makalah ini kami banyak mengalami kendala, namun
berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, kami dapat menyelesaikan
masalah tersebut.

Di dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan yang diharapkan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi kesempurnaan dari makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan
menjadi amal baik, semoga mendapat balasan kebaikan yang tiada hentinya dari
Allah SWT., Aamiin.

Bandar Lampung, 1 September 2021

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................2
C. TUJUAN...............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Definisi Sistem Muskoloskleletal.........................................................................3
B. Perubahan Sistem Muskoloskeletal......................................................................3
C. Perkembangan Sistem Muskoloskeletal...............................................................4
D. Perubahan Anatomi dan Fisiologis Sistem Muskuloskeletal pada janin selama
dalam kandungan.......................................................................................................6
E. Perubahan Sistem Muskuloskeletal Pada Bayi Baru Lahir...................................6
F. Asuhan yang diberikan dan Cara Mengatasi Perubahan pada Muskuloskeletal...7
G. Penanganan Skoliosis Anak................................................................................13
H. Akibat Jika Tidak Melakukan Pencegahan.........................................................14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................................17
B. SARAN...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan ibu
adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan
dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan
tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh
rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman baik bagi ibu maupun bayi yang
dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

Pemeriksaan kehamilan sangat penting bagi semua ibu hamil karena untuk mengetahui
pertumbuhan janin dan keadaan ibu. Kunjungan antenatal yang tidak dilakukan secara
berkesinambungan dan menyeluruh, akan berdampak pada ibu dan bayi yang dikandung.
Mengingat kehamilan yang normal sewaktu-waktu bisa menjadi patologis (Saifuddin,
2009:284).

Dalam menerima manfaat yang maksimum dari kunjungan-kunjungan antenatal ini, maka
sebaiknya ibu tersebut memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan, yang
terdistribusi dalam 3 trimester, atau dengan istilah 1 1 2, yaitu sebagai berikut: 1 kali pada
trimester I, 1 kalipada trimester II, 2 kali pada trimester III (Hani, 2011:2).

Kehamilan akan mengalami perubahan yang besar dalam tubuh seorang perempuan, salah
satu perubahan yang terjadi yaitu pada sistem muskuloskeletal. Perubahan pada
muskuloskeletal menyebabkan nyeri pada punggung bagian bawah. Nyeri punggung pada ibu
hamil adalah nyeri yang dirasakan ibu pada daerah punggung bawah bahkan bisa menyebar
ke bagian perut bagian bawah, yang menimbulkan ketidaknyamanan. Latihan punggung
adalah sala satu pengobatan non farmakologi yang berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri
dan meningkatkan fleksibilitas otot.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh latihan punggung untuk


mengurangi nyeri punggung yang dialami ibu hamil trimester III Latihan punggung
meningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan dari otot anterior dan posterior lumbal
sehingga dapat mengurangi dampak dari nyeri punggung saat kehamilan trimester III, dengan
1
gerakan duduk bersila, berjongkok, mengangkat panggul dengan posisi merangkak dan
latihan lutut ke bahu seperti mengayuh sepedah dilakukan selama 5-10 menit

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang diaksud dengan Perubahan System Muskoloskleletal?


2. Apasaja Perubahan System Muskoloskleletal?
3. Apasaja perubahan yang terjadi saat bayi baru lahir?
4. Bagaimana cara mengatasi Perubahan System Muskoloskleletal?
5. Bagaimana jika Perubahan System Muskoloskleletal tidak dicegah?
6. Apa saja perubahan psikologis pada ibunya?

C. TUJUAN

1. Mengestahui yang diaksud dengan Perubahan System Muskoloskleletal


2. Mengetahui Perubahan System Muskoloskleletal
3. Mengetahui perubahan yang terjadi saat bayi baru lahir
4. Mengetahui cara mengatasi Perubahan System Muskoloskleletal
5. Mengetahui jika Perubahan System Muskoloskleletal tidak dicegah
6. Mengetahui perubahan psikologis pada ibunya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Muskoloskleletal

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap
pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem
muskuloskeletal terdiri dari otot, jaringan ikat, saraf, serta tulang dan sendi. Sistem ini
berperan penting dalam gerakan tubuh. Oleh karena itu, bila sistem muskuloskeletal
terganggu, kemampuan dalam bergerak dan melakukan aktivitas pun bisa terganggu.

Sebagai kerangka tubuh sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. Sebagai proteksi
sistem muskuloskeletal melindungi organ- organ penting, misalnya otak dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax)
yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga). Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada
saat umur kehamilan semakin betambah. Adaptasi ini mencakupi peningkatan berat badan,
bergesernya pusat akibat pembesaran rahim, relaksasi dan mobilitas. Namun demikian, pada
saat post partum system muskuloskeletal akan berangsur-angsur pulih kembali.

B. Perubahan Sistem Muskoloskeletal

Perubahan pada sistem muskuloskeletal selama kehamilan yaitu terjadinya perubahan tubuh
secara bertahap dan peningkatan berat badan wanita hamil menyebabkan postur dan cara
berjalan berubah secara menyolok. Pada wanita hamil pusat gravitasi bergeser ke depan.
Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva
punggung dan lumbar menonjol. Perubahan-perubahan yang terkait sering kali menimbulkan
rasa tidak nyaman pada muskuloskeletal. (Bobak, 2005)

Perubahan muskuloskeletal sering menyebabkan ibu merasakan nyeri daerah punggung


terutama daerah punggung bawah. Nyeri punggung bagian bawah merupakan masalah otot
tulang yang paling sering dilaporkan dalam kehamilan (Walsh, 2008).

Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal. Keseimbangan kadar
kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisi khususnya produk susu
terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang normal. Selama masa
kehamilan wanita membutuhkan kira-kira 1/3 lebih banyak kalsium dan posfor. Karies gigi

3
tidak disebabkan oleh dekalasifikasi, sejak kalsium dan gigi dibentuk. Terdapat bukti bahwa
saliva yang sama pada saat hamil membuat aktifitas penghancur bakteri email yang
menyebabkan karies.

Pada trimester II, peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan
wanita berubah secara menyolok. Otot dinding perut meregang dan akhirnya sedikit
kehilangan tonus otot. Selama trimester ketiga, otot rektus abdominalis dapat memisah
menyebabkan isi perut menonjol digaris tengah. Umbilikus menjadi lebih datar atau
menonjol. Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali tetapi, pemisahan otot
(diastasi recti) menetap.

Dilain pihak, sendi pelvis pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur tubuh wanita
secara bertahap mengalami perubahan karenan janin membesar dalam abdomen.Untuk
mengkompensasikan penambahan berat ini, bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang
belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri
tulang punggung pada wanita. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri
akan semakin membuat kurva punggung dan lumbal menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit
Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya
tidak diketehui, tetapi berhubungan dengan metabolisme otot, atau postur yang tidak
seimbang. Wanita muda yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan.
Akan tetapi wanita yang tua dapat mengalami gangguan punggung atau nyeri punggung yang
cukup berat selama kehamilan.

C. Perkembangan Sistem Muskoloskeletal

Perubahan Anatomi dan Fisiologis Sistem Musculoskeletal Pada Masa Kehamilan Pengaruh
dari peningkatan ekstrogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan menyebabkan
kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan persendian. Akibat dari perubahan fisik
selama kehamilan adalah Peregangan otot-otot dan Pelunakan ligamen-ligamen. Area yang
paling dipengaruhi oleh perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tulang belakang ( Curva lumbar yang berlebihan ).
2. Otot-otot abdominal ( meregang ke atas uterus hamil ).
3. Otot dasar panggul ( Menahan berat badan dan tekanan uterus ).

Perubahan Anatomi dan Fisiologis Sistem Musculoskeletal pada masa kehamilan pada
Trimester I, Trimester II, dan Trimester III

Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal. Keseimbangan kadar
kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisi khususnya produk susu

4
terpenuhi, sehingga belum terjadi lordosis, hanya nyeri pada punggung. Selama masa
kehamilan wanita membutuhkan kira-kira 1/3 lebih banyak kalsium dan posfor, karena pada
saat hamil membuat aktifitas penghancur bakteri email yang menyebabkan karies.

Pada Trimester II sudah terjadi lordosis yang diakibatkan kompensasi dari pembesaran uterus
ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang kearah dua tungkai.
Selama trimester kedua mobilitas persendian akan berkurang terutama pada daerah siku dan
dan pergelangan tangan dangan meningkatnya retensi cairan pada jaringan konektif/jaringan
yang berhubungan disekitarnya.

Pada Trimester III Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Perubahan tubuh
secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan
wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul
miring kedepan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan berat badan pada ahir kehamilan
membutuhkan penyesuaian ulang (realignment) kurvatura spinalis. Selama trimester ketiga
otot rektus abdominis dapat memisah, menyebabkan isi perut menonjol di garis tengah tubuh.
Umbilicus menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan tonus otot secara bertahap
kembali, tetapi pemisahan otot (dilatasi racti abdominis) menetap.

Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam
abdomen sehingga untuk mengkonpensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke
belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat
menyebabkan nyeri punggung, sendi pada beberapa wanita.

Gambar :
Perubahan Fisik Sistem Muskuloskeletal pada ibu hamil

5
D. Perubahan Anatomi dan Fisiologis Sistem Muskuloskeletal pada janin selama dalam
kandungan

 Tulang dan otot berkembang dari mesoderm pada minggu keempat perkembangan
embrio. Pada waktu itu, otot jantung telah berdenyut. Mesoderm disamping tabung neural
membentuk kolumna vertebralis dan tulang rusuk. Tulang-tulang pipih tengkorak
terbentuk selama periode embrio dan osifikasi berlangsung terus selama masa kanak-
kanak.
 Tulang-tulang bahu, lengan, paha, dan tungkai muncul pada minggu keenam sebagai
rangka berkesinambungan tanpa sendi. Diferensiasi terjadi, menghasilkan tulang dan
sendi yang terpisah. Osifikasi terus berlanjut selama masa kanak-kanak, sehingga
memungkinkan pertumbuhan.
 Dimulai selama minggu ketujuh atau berkontraksi spontan. Gerak lengan dan tungkai
dapat dilihat pada ultrasound, walaupun ibu tidak merasakannya sampai minggu ke-16
hingga ke-20.

E. Perubahan Sistem Muskuloskeletal Pada Bayi Baru Lahir

Sistem muskuloskeletal merupakan penujang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap
pergerakan.Komponen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat.Sistem ini terdiri
dari:

 Muskuler/otot: otot,tendon dan ligamen


 Skeletal/rangka: tulang dan sendi

Sebagai kerangka tubuh sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. Sebagai proteksi
sistem muskuloskeletal melindungi organ- organ penting, misalnya otak dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak.

Pada waktu lahir,otot-otot sudah dalam keadaan lengkap tetapi tumbuh melalui proses
hipertropi. Tulang-tulang pipih tengkorak dipisahkan satu dengan lainnya oleh perekat tipis
dari jaringan penyambung, yaitu sutura yang juga berasal dari krista neuralis. Di tempat-
tempat pertemuan lebih dari dua tulang, suturanya lebar dan dikenal sebagai ubun-ubun
(fontanella). Ubun- ubun yang paling mencolok adalah ubun-ubun besar (fontanella anterior),
yang terdapat pada tempat pertemuan dua tulang parietal dan dua tulang frontalis. Sutura dan
ubun-ubun memungkinkan tulang-tulang tengkorak saling bertumpah tindih (suatu proses
yang disebut molase/moulage) selama proses persalinan segera setelah lahir, tulang-tulang
membranosa bergerak kembali ke posisi asalnya dan sehingga tengkorak tampak besar dan
bulat. Sebenarnya ukuran kubah sangat besar bila di bandingkan daerah muka yang kecil.
6
Beberapa sutura dan ubun-ubun tetap seperti membrane dalam waktu yang cukup lama
setelah lahir.

Pertumbuhan tulang-tulang kubah terus berlangsung setelah lahir dan terutama disebabkan
oleh pertumbuhan otak. Walaupun seorang anak berusia 5-7 tahun hampir sudah memiliki
semua kapasitas tengkoraknya, beberapa sutura masih tetap terbuka hingga usia dewasa. Pada
beberapa tahun pertama setelah lahir, palpasi ubun-ubun besar dapat memberikan informasi
yang bermanfaat mengenai apakah penulangan tengkorak berlangsung normal dan apakah
tekanan di dalam normal.

 Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut sekitar 30⁰ sampai 40⁰.
Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif, maka pada saat pemeriksaan
infan akan terlihat hip lebih eksternal rotasi.
 Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur akan berkurang lebih dari 1 tahun
pertama kehidupan seorang anak selanjutnya meningkat menjadi internal rotasi
diharapkan femoral anteversi akan menjadi semakin terlihat.
 Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari 30⁰ sampai 40⁰ pada saat lahir
kemudian menjadi 10⁰ sampai 15⁰ pada adolesen awal dan puncak perbaikan terjadi
sebelum usia 8 tahun.

F. Asuhan yang diberikan dan Cara Mengatasi Perubahan pada Muskuloskeletal

1. Menilai Keadaan Umum Bayi

 Secara keseluruhan (perbandingan bagan tubuh bayi proposional / tidak)


 Bagian kepala, badan dan ekstremitas (pemeriksaan adanya kelainan)
 Tonus otot,tingkat aktifitas (gerakan bayi aktif / tidak)

2. Pemeriksaan kepala bayi


 Ubun-ubun ( Fotanel )

a) Fontanel Anterior (ubun-ubun besar) merupakan lubang dalam tulang tengkorak


yang berbentuk segi empat dan hanya tertutup oleh selaput berbentuk seperti
panah,sudut depannya runcing menunjukkan bagian muka anak.Terdapat pada
pertemuan 4 sutura,yaitu sutura sagitalis, 2 sutura coronaria dan sutura
frontalis.akan terlihat proses penutupan setelah umur 12-18 bulan
b) Fontanel Posterior (ubun-ubun kecil) merupakan tulang pada tengkorak , terdapat
pada pertemuan 3 sutura yaitu 2 sutura lamdoidea dan 1 sutura sagitalis.Akan
menutup pada usia 2 bulan

7
 Sutura untuk memastikan adanya molase
Molase adalah tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir.Molase
terbagi menjadi 4 yaitu:

a) 0 : tulang-tulang kepala janin terpisah,sutura dengan mudah dapat dipalpasi


b) 1 : tulang-tulang kepala janin saling bersentuhan
c) 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih bisa
dipisahkan
d) 3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan

 Penonjolan daerah mencekung .Periksa adanya kelainan baik karena trauma


persalinan atau adanya cacat konginetal

 Ukur lingkar kepala untuk mengukur ukuan fontal occipitalis kepala bayi

 Pemeriksaan punggung , observasi dan lakukan perabaan pada punggung untuk


memastikan tidak adanya cekungan / benjolan / spina bifida.

3. Penatalaksanaan
 Tonus otot
a) Letargi
Penurunan tingkat kesadaran bayi, bayi hanya dapat dibangunkan dengan upaya
keras.

b) Terkulai
(kelemahan tonus otot,ekstremitas jatuh terkulai saat diangkat dan dilepaskan)
Jika bayi terkulai atau latergi penatalaksanaannya pegang dan pindahkan bayi
dengan lembut untuk mencegah cedera saat tonus otot bayi rendah. Sangga
seluruh tubuh bayi, terutama kepala.

Tulang dan otot merupakan beberapa komponen penting yang ada di tubuh manusia.
Fungsinya sendiri adalah untuk membentuk struktur tubuh dan menggerakan
tubuh.Serabut otot manusia rata-rata kuat dan kaku, tapi terkadang ada seorang bayi yang
mengalami otot-otot lemas karena suatu kondisi yang dikenal sebagai
hipotonia.Hipotonia yang biasa disebut dengan sindrom floppy baby atau sindrom bayi
lemas adalah suatu kondisi dimana otot-otot sangat lunak sehingga ia terlihat lunglai,
lemas, dan lembek tak berdaya. Bayi dengan kondisi ini memiliki otot yang sangat
longgar dan elastis.

8
Akibatnya bayi akan mengalami kesulitan mengisap atau mengunyah, karena otot-
ototnya tidak bisa mengontrol kontraksi dan relaksasi. Meski memiliki bagian tubuh
yang normal, namun karena otot yang lemah ini, bayi dengan sindrom lemas ini akan
terlihat lebih terkulai dan lembek.

Penatalaksanaan :

1. Kontrol kepala yang buruk


Ketika bayi mama tidak dapat mengontrol otot lehernya, kepalanya akan jatuh ke depan,
ke belakang, atau ke samping tanpa kontrol yang baik.

2. Terasa lemas, terutama ketika Mama menggendongnya


Jika Mama menggendongnya dari bawah ketiak, maka lengannya dapat dengan mudah naik
tanpa perlawanan seolah ia bisa menyelinap melalui tangan Mama.

3. Lengan dan kaki menggantung luruS


Bayi biasanya beristirahat dengan lengan dan kaki tertekuk. Tetapi tidak bagi bayi dengan
hipotonia.

4. Masalah pada otot mulutnya


Kadang-kadang, kondisi tersebut dapat menyebabkan si Kecil kesulitan mengisap dan
menelan.Setelah melihat refleksnya biasanya langsung akan direkomendasikan ke
dokter,dokter akan mempelajari terlebih dahulu riwayat medis dan genetik keluarga serta
melakukan pemeriksaan fisik.

Selain itu, berikut beberapa pengecekan yang dilakukan:


Keterampilan motorik,keterampilan sensorik,keseimbangan,koordinasi,status mental,
Refleks.Tak cukup dengan tes fisik, dokter juga akan melakukan beberapa tes berikut:

1) CT scan atau MRI otak,


2) tes darah,
3) Electromyography (EMG) untuk mengukur seberapa baik saraf dan otot bekerja,
4) Electroencephalogram (EEG) untuk mengukur aktivitas listrik di otak,
5) pengecekan tulang belakang yang berfungsi untuk mengukur tekanan pada tulang
belakang dengan cara mengambil sampel cairan di sekitar sumsum tulang belakang
untuk dilakukan pengujian,
6) biopsi otot berfungsi untuk mendapatkan sampel jaringan otot anak untuk dipelajari,
7) tes genetik.

9
Setelah mengetahui penyebab hipotonia , maka biasanya dokter akan mencoba mengobati
kondisi tersebut terlebih dahulu. Misalnya, dengan meresepkan obat untuk mengobati
infeksi yang menyebabkan masalah ototnya. Namun, jika kondisi hipotonia merupakan
masalah genetik, maka hal tersebut tidak dapat diobati dan bayi terancam memiliki kondisi
tersebut seumur hidup. Meskipun begitu, masih bisa melakukan terapi untuk memperkuat
otot dan meningkatkan koordinasi anak. Berikut beberapa pilihannya:

1) Program stimulasi sensorik


Program yang satu ini dapat membantu bayi dan anak merespons penglihatan, suara,
sentuhan, penciuman, dan rasa.

2) Terapi okupasi
Terapi okupasi dapat membantu anak mendapatkan keterampilan motorik halus, yang
penting untuk tugas sehari-hari.

3) Terapi fisik
Seperti terapi okupasi, terapi fisik dapat membantu anak mama untuk mengontrol
gerakannya. Terapi fisik juga dapat meningkatkan kekuatan dan massa otot dari waktu
ke waktu.

4) Terapi bicara Bahasa


Terapi terakhir dikhususkan untuk membantu mengatasi masalah pernapasan, berbicara,
dan menelan pada anak.Seorang anak dengan hipotonia kongenital jinak mungkin tidak
memerlukan terapi apa pun, meskipun ia mungkin perlu menemui dokter untuk masalah
terkait, seperti dislokasi sendi.

 Kepala
a) Hidrosefalus
( Kepala besar dengan fontanel menonjol dan pelebaran sutura)
penatalaksanaannya atur dan rujuk bayi ke rumah sakit tersier atau pusat
spesialisasi untuk pembedahan, bila mungkin.

b) Fontanel anterior menonjol


Jika bayi memiliki tonjolan pada fontanel anterior, penatalaksanaannya segera
mulai terapi untuk meningitis.

c) Fontanel cekung
Atasi dehidrasi jika ada tanda-tanda tambahan, seperti mata cekung, kehilangan
elastisitas kulit, atau lidah dan membran mukosa kering .

10
d) Sutura
Jika ditemukanya kelainan Craniosynostosis. Craniosynostosis adalah kelainan
genetik yang ditandai dengan sutura (tulang lunak) pada tengkorak bayi yang
menutup sebelum otak berkembang sempurna. Pertumbuhan otak yang terus
berlanjut akan membuat kepala bayi terlihat aneh.

Cara mengobati craniosynostosis akan ditentukan berdasarkan tingkat keparahan


penyakit dan kesehatan pasien secara umum. Beberapa langkah penanganan yang
dapat dianjurkan oleh dokter meliputi:

1) Helm khusus
Kasus craniosynostosis ringan umumnya tidak membutuhkan pengobatan
khusus. Dokter dapat merekomendasikan helm yang dibentuk secara
khusus guna membantu dalam :
 pembentukan kembali kepala bayi jika sutura terbuka dan bentuk
kepala tidak normal.
 Pertumbuhan otak bayi
 Memperbaiki bentuk tengkorak

Namun pada sebagian besar kasus, operasi perlu dilakukan sebagai


penanganan utama. Metode dan jadwa operasi akan tergantung pada
jenis craniosynostosis serta ada tidaknya sindrom genetik sebagai
penyebabnya.

2) Operasi
Sebelum operasi, dokter akan melakukan CT scan dan MRI pada
tengkorak bayi. Langkah ini dilakukan untuk menghasilkan gambar
perencanaan operasi.Operasi kemudian dilaksanakan dengan tujuan:
 Memperbaiki bentuk kepala abnormal dan penampilan bayi
 Mengurangi atau mencegah tekanan pada otak
 Menciptakan ruang agar otak tumbuh secara normal

Tim dokter spesialis bedah saraf dan bedah plastik biasanya melakukan
operasi ini. Operasi dapat dilaksanakan dengan metode berikut:
 Bedah endoskopi
Bedah endoskopi lebih disarankan pada bayi hingga usia enam bulan.
Operasi ini menggunakan alat bernama endoskop, yang berbentuk
seperti selang lentur dengan kamera dan lampu di salah satu
ujungnya.Dokter akan memasukkan endoskop lewat sayatan kecil di
kulit kepala pasien. Dokter lalu mengangkat tulang sutura untuk

11
menciptakan ruangan agar otak bisa tumbuh.Setelah bedah endoskopi,
orang tua perlu membawa Si Kecil untuk menjalani pemeriksaan rutin
ke dokter bedah. Dokter akan menganjurkan penggunaan helm khusus
yang dapat membentuk kepala bayi.Dokter akan menentukan durasi
pemakaian helm dan memantau seberapa cepat bayi merespons
terhadap pengobatan ini.

 Bedah terbuka
Bedah terbuka dilakukan pada bayi berusia lebih dari enam bulan.
Dokter bedah akan membuat sayatan di kulit kepala dan tulang
tengkorak, lalu membentuk bagian yang tidak normal.Operasi ini
biasanya membutuhkan rawat inap selama 3-4 hari dan transfusi darah.
Pada bedah terbuka, pasien tidak perlu menggunakan helm khusus
lagi.

Pembengkakan kulit kepala yang tidak terbatas pada area di atas fontanel. Untuk
penatalaksanaan pembengkakan kulit kepala tergantung diagnosisnya. Misalnya
seperti :

 Caput succedaneum
 Cephalohematoma
 Chignon

1) Yakinkan ibu bahwa ini bukan kondisi serius dan kondisi ini tidak
membutuhkan terapi. Kaput dan chignon sembuh secara spontan setelah dua
sampai tiga hari.
2) Sefalohematoma sembuh setelah beberapa minggu.
3) Jangan mengaspirasi sefalohematoma meskipun teraba berfluktuasi.
4) Anjurkan ibu untuk membawa bayinya kembali jika bayi mengalami icterus

 Punggung
Perwatan anak-anak dengan masalah muskuloskeletal masih menjadi bagian
tak terpisahkan dari bedah ortopedi modern. Banyak fraktur dan cedera yang
terjadi pada anak akibat tingkat aktivitasnya yang tinggi dan rangka yang unik
yang belum sempurna. Perawatan fraktur pada anak berbeda daripada orang
dewasa karena growth plate yang aktif di tulang mereka. Kerusakan pada
growth plate dapat menimbulkan masalah signifikan dengan pertumbuhan
tulang yang terlambat, dan fraktur risiko harus dimonitor dengan perawatan.

12
Perawatan skoliosis adalah aliran utama dalam ortopedi anak. Atas alasan
yang kurang dimengerti, pertumbuhan lengkung tulang punggung pada
beberapa anak, yang jika dibiarkan tak terawat dapat menimbulkan cacat yang
tak diharapkan dan dapat terus menyebabkan nyeri kronis yang akut dan
masalah pernafasan. Perawatan skoliosis cukup rumit dan sering melibatkan
gabungan penjepitan dan pembedahan.

G. Penanganan Skoliosis Anak

Jika skoliosisnya masih tergolong ringan, biasanya anak tidak memerlukan penanganan
khususSebab, kondisi tulang belakang mereka akan membaik seiring bertambahnya usia.
Dokter hanya akan melakukan observasi rutin menggunakan sinar-X selama 6 bulan atau 1
tahun sekali. Selama observasi, anak tetap bebas melakukan aktivitas fisik. 

Sementara itu, untuk skoliosis anak dengan bengkok progresif, dokter akan
memberikan  penyangga tulang belakang. Tujuannya untuk mencegah lengkungan tulang
belakang bertambah parah walau tidak dapat meluruskan tulangnya kembali.Bentuk
penyangga akan disesuaikan dengan bentuk tubuh, sehingga tidak akan terlihat jika
mengenakan pakaian. Biasanya penyangga disarankan untuk dikenakan sepanjang hari kecuali
saat sedang berolahraga. Penyangga dipakai sampai anak mencapai maturitas pertumbuhan di
punggung dan diketahui dari pemeriksaan sinar-X.

Anak dengan skoliosis pada umumnya tetap dapat beraktivitas bebas, termasuk mengikuti
kegiatan sekolah dan olahraga tanpa hambatan. Namun, ada baiknya anak yang menderita
skoliosis tetap berkonsultasi dengan dokter dan fisioterapis yang biasanya akan memberikan
tambahan latihan khusus untuk pengembangan otot pernapasan dan punggung. Latihan
tersebut nantinya dapat dilakukan mandiri oleh anak dan bermanfaat sebagai kompensasi
pembengkokan tulang punggung.

Berikut adalah beberapa penanganan medis untuk memperbaiki kondisi tulang belakang bayi
dan anak-anak :

1) Bracing dan Latihan Terapi


Jika bengkok tulang belakang mencapai ukuran 25-40 derajat dan semakin memburuk dari
waktu ke waktu, perawatan menggunakan brace dapat dilakukan. Brace adalah penyangga
punggung yang dapat menahan posisi tulang belakang. Brace digunakan untuk mencegah
perubahan struktur tulang agar tak menjadi lebih buruk. Penyangga ini juga membuat bayi
nyaman. Penyangga ini dipakai sebagian besar waktu (kecuali untuk mandi), dan ahli bedah
ortopedi akan memantau perkembangan kurva.Kadang-kadang kurva dikontrol sepenuhnya

13
oleh penyangga ini dan setelah bertahun-tahun menggunakan penyangga, biasanya tidak
diperlukan perawatan lebih lanjut.

Anak dengan kondisi skoliosis juga dianjurkan melakukan latihan atau terapi khusus guna
memperbaiki postur skoliotik. Latihan yang dipandu oleh fisioterapis ini turut meningkatkan
kekuatan serta keseimbangan tubuhnya.

2) Operasi
Ada beberapa operasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi skoliosis. Umumnya, dokter
akan melakukan fusi tulang belakang atau growing rod. Saat melakukan operasi growing
rod, sebuah batang khusus akan dipasang di bagian atas dan bawah lengkungan tulang. Batang
tersebut dapat membantu mengarahkan pertumbuhan tulang belakang menjadi lebih lurus.

Sedangkan operasi fusi dilakukan untuk membuat posisi tulang belakang jadi lebih stabil
permanen. Prosedur operasi dilakukan dengan membuat tulang belakang anak jadi lebih
sejajar. Dokter juga akan menyisipkan implan logam di dalam lengkungan agar tulang
belakang jadi lebih lurus.
Operasi dapat terdiri dari menghilangkan vertebra "ekstra" atau beberapa jenis fusi tulang
belakang, di mana dua atau lebih vertebra menyatu bersama dengan jembatan tulang yang
terbuat dari cangkok. 

3) Vertebral Body Tethering


Prosedur bedah ini akan menempatkan kabel di sepanjang satu sisi tulang belakang. Gunanya
untuk menahan pertumbuhan satu sisi dan memungkinkan bagian tulang belakang  tersebut
belakang bergerak ke arah yang lurus

H. Akibat Jika Tidak Melakukan Pencegahan

Otot terbentuk sempurna, pertumbuhan berikutnya terjadi melalui hipertrofi daripada


hiperplasia. Tulang panjang belum mengalami osifikasi secara sempurna untuk memfasilitasi
pertumbuhan di epifisis. Tulang kubah tengkorak juka tampak kurang mengalami osifisikasi.
Ini penting untuk pertumbuhan otak dan memfasilitasi molase selama persalinan. Molase
hilang sendiri dalam beberapa hari setelah persalinan. Ubun-ubun kecil menutup pada minggu
ke 6 – ke 8. Ubun-ubun besar tetap terbuka hingga bulan ke 18, yang membuat pengkajian
hidrasi dan tekanan intrakraneal mungkin dilakukan dengan meraba tegangan ubun-ubun.

Ketidakstabilan suhu dan gerak otot yang tidak terkoordinasi menggambarkan keadaan
perkembangan otak dan mienilisasi saraf yang tidak sempurna. Bayi baru lahir
memperlihatkan sejumlah aktivitas refleks pada usia yang berbeda – beda, yang menunjukkan

14
normalitas dan perpaduan antara sistem neurologi dan muskuloskeletal beberapa refleks
tersebut :

1. Refleks moro.
Refleks ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan mendadak. Refleks
ini dapat dimunculkan dengan cara menggendong bayi dengan sudut 40˚, lalu dibirkan
kepalanya turun sekitar 1-2cm. Bayi akan bereaksi dengan menarik dan menjulurkan
lengannya yang kadang-kadang gemetar. Lalu kedua lengannya akan memeluk dada.
Reaksi yang sama juga terjadi pada tungkai, yang lentur ditekuk ke perut.Refleks ini
simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah lahir. Ketiadaan refleks moro
menandakan imaturitas otak. Jika ada 6 bulan refleks itu msih ada, ini menunjukkan
retardasi mental.

2. Refleks rooting.
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut bayi menoleh ke arah
sumber rangsangan dan membuka mulutnya, siap untuk mengisap.

3. Refleks mengedip/ refleks mata, melindungi mata dari trauma.

4. Refleks menggenggam.
Refleks ini dmunculkan dengan menempatkan jari atau pensil didalam telapak tangan
bayi, dan bayi akan menggenggamnya dengan erat.

5. Refleks berjalan dan melangkah


Jika bayi disanggah pada posisi tegak dan kakinya menyentuh permukaan yang rata, bayi
akan terangsang untuk berjalan. Jika bayi dipegang dan tulang keringnya menyentuh tepi
meja, bayi akan memanjat ke meja (refleks penempatan tungkai).

6. Refleks leher tonik asimetris.


Pada posisi terlentang, jika kepala bayi menoleh ke satu arah, lengan disisi tersebut akan
ekstensi sedangkan lengan sebelahnya fleksi. Jika didudukan tegak, kepala bayi pada
awalnya akan terkulai ke belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum menunduk ke
depan.

15
16
17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap
pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem
muskuloskeletal terdiri dari otot, jaringan ikat, saraf, serta tulang dan sendi. Sistem ini
berperan penting dalam gerakan tubuh. Oleh karena itu, bila sistem muskuloskeletal
terganggu, kemampuan dalam bergerak dan melakukan aktivitas pun bisa terganggu.

Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan adalah Peregangan otot-otot dan Pelunakan
ligamen-ligamen. Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan-perubahan tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Tulang belakang ( Curva lumbar yang berlebihan ).


2. Otot-otot abdominal ( meregang ke atas uterus hamil ).
3. Otot dasar panggul ( Menahan berat badan dan tekanan uterus ).

Perubahan Anatomi dan Fisiologis Sistem Musculoskeletal pada masa kehamilan pada
Trimester I, Trimester II, dan Trimester III

B. SARAN

Diharapkan teori di dalam makalah ini dapat menambah ilmu para pembaca dan hasil dari
studi kasus ini dapat menjadi informasi dan menambah pengetahuan penulis serta pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Helmi, Zairin Noor.2012.Buku Ajar Gangguan Muskuluskletal.Jakarta:Salemba Medika

Alih bahasa, Nike Budhi Subekti , editor edisi bahasa Indonesia, Pamilih Eko Karyuni, Eny
Meilya.2019. Buku saku manajemen masalah bayi baru lahir : panduan untuk dokter,
perawat, & bidan / WHO. Jakarta : EGC.

https://www.sehatq.com/penyakit/craniosynostosis diakses pada tanggal 31 Agustus 2021


https://id.scribd.com/doc/281757121/Perubahan-Sistem-Muskuloskeletal
https://id.scribd.com/document/358080484/Askeb-Persalinan-Perubahan-Sistem-
Muskuloskeletal
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/perkembangan-otak-bayi-dalam-kandungan/
https://www.slideshare.net/yuayupratiwi/perubahan-anatomi-fisiologis-sistem-
muculoskeletal
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1602100070/BAB_II.pdf

iv

Anda mungkin juga menyukai