Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KONSEP KAMAR BEDAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Peminatan 1

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Frias Setyaningsih (A11801756)
2. Gita Cinthia Nopiana (A11801757)
3. Gita Rizkiana Dewi (A11801758)
4. Hanif Nurcahyo (A11801759)
5. Habib Yusuf Bachtiar (A11801760)
6. Hasna Khusnaini (A11801761)
7. Hasna Veranita Dwi Pawestri (A11801762)
8. Heddianty Roffikoh Sa’adah (A11801763)
9. Hollin Sulistyorini (A11801764)
10. Ida Ayu Warnilah (A11801765)
11. Iis Nunu Latifah (A11801766)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
TAHUN AJARAN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga makalah KONSEP KAMAR BEDAH ini dapat tersusun hingga selesai
.Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Gombong, 6 Maret 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................4
B. Tujuan Penulisan.......................................................................5
C. Rumusan Masalah.....................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................6
A. Pengertian Kamar Bedah...........................................................6
B. Pembagian Daerah Kamar Bedah..............................................7
C. Bagian dari Kamar Bedah..........................................................7
D. Persyaratan Kamar Bedah.........................................................8
E. Peran Perawat Kamar Bedah..................................................11
BAB 3 PENUTUP...................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................13
B. Saran........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................14

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
kamar operasi adalah salah satu fasilitas yang ada di rumah sakit dan
termasuk sebagai fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini
dipergunakan untuk pasien pasien yang membutuhkan tindakan operasi,
terutama untuk tindakan operasi besar. Proses operasi meskipun sebuah operasi
yangkomplek akan terbagi menjadi 3 periode yaitu 1.Prior urgery, 2. During
surgery dan 3.After surgery. Kegiatan pada periode prior surgery dapat dilakukan
diruang peralatan atau di ruang persiapan operasi untuk kasus kasus one Day
care surgery. Kegiatan pada periode During surgery tentu saja berada di kamar
operasi. Sedangkan kegiatan pada periode After surgery, pasien yang telah
selesai dilakukan tindakan operasi akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 1
selama 1 atau 2 jam.
Setelah pasien siuman dapat dipindahkan ke ruang peralatan yang tentunya
tergantung dari kondisi pasien itu sendiri, jika pasien dalam keadaan baik maka
akan dipindahkan ke bangsal peralatan biasa, apabila pasien perlu mendapatkan
peralatan intensive maka akan di relokasi ke ICU. Sedangkan pasien yang
dilakukan tindakan operasi dengan system one day care maka akan dipindahkan
ke ruang pemulihan sebelum pasien ini pulang ke rumah. Penentuan jumlah
ruang operasi sangat tergantung dari historis jumlah pasien dan prediksi pasien
yang akan datang ke rumah sakit untuk melakukan tindakan operasi.
Selain itu Rumah sakit harus menyediakan lingkungan yang aman dan
nyaman untuk melakukan operasi baik untuk pasien maupun tenaga medis yang
beraktifitas di dalamnya. Kenyamanan dan keamanan ini dapat di capai dari dua
hal kenyamanan fisik dan kenyamanan non fisik.Yang dimaksud dengan
kenyamanan fisik dapat di capai dengan memenuhi persyaratan sebuah kamar

4
operasi dan membuat desain bangunannya memberikan kenyamanan visual,
termal dan audio.Sedangkan kenyamanan non fisik dapat dicapai dengan
memberikan ruangan sesuai dengan kebutuhan kenyamanan hidup manusia dan
mendesain ruangan agar bersuasana yang tidak membuat bosan. Contohnya
dengan memberikan ruang tunggu bagi dokter-dokter sebelum atau sesudah
melakukan operasi, dimana ruangan tersebut di lengkapi dengan fasilitas sofa
yang ergonomis, view natural atau artifisial, internet connection, bed dan
pantrysemi streril.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kamar bedah
2. Untuk mengetahui pembagian daerah kamar bedah
3. Untuk mengetahui bagian dari kamar bedah
4. Untuk mengetahui persyaratan kamar bedah
5. Untuk mengetahui peran perawat kamar bedah.

C. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kamar Bedah?
2. Pembagian Daerah Kamar Bedah?
3. Bagian dari Kamar Bedah?
4. Persyaratan Kamar Bedah?
5. Peran Perawat Kamar Bedah?

5
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kamar Bedah


Keperawatan perioperatif merupakan proses keperawatan
untukmengembangkan rencana asuhan secara individual dan
mengkoordinasikan serta memberikan asuhan pada pasien yang mengalami
pembedahan atau prosedur invasif (AORN, 2013). Keperawatan perioperatif
tidak lepas dari salah satu ilmu medis yaitu ilmu bedah. Dengan demikian, ilmu
bedah yang semakin berkembang akan memberikan implikasi pada
perkembangan keperawatan perioperatif (Muttaqin, 2009).
Perawat kamar bedah (operating room nurse) adalah perawat yang
memberikan asuhan keperawatan perioperatif kepada pasien yang akan
mengalami pembedahan yang memiliki standar, pengetahuan, keputusan,
serta keterampilan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan khususnya kamar bedah
(AORN, 2013 dalam Hipkabi, 2014). Keperawatan perioperatif dilakukan
berdasarkan proses keperawatan sehingga perawat perlu menetapkan
strategi yang sesuai dengan kebutuhan individu selama periode perioperatif
(pre, intra, dan post operasi) (Muttaqin, 2009).
Perawat kamar bedah bertanggung jawab mengidentifikasi kebutuhan
pasien, menentukan tujuan bersama pasien dan mengimplementasikan
intervensi keperawatan. Selanjutnya, perawat kamar bedah melakukan
kegiatan keperawatan untuk mencapai hasil akhir pasien yang optimal (Hipkabi,
2014). Perawat kamar bedah dalam pelayanannya berorientasi pada respon
pasien secara fisik, psikologi spiritual, dan sosial-budaya. (AORN, 2013)

6
B. Pembagian Daerah Kamar Bedah
1. Daerah Publik

Daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa syarat khusus.
Misalnya: kamar tunggu, gang, emperan depan komplek kamar operasi.
2. Daerah Semi Publik
Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu saja, yaitu petugas.Dan
biasanya diberi tulisan DILARANG MASUK SELAIN PETUGAS. Dan sudah ada
pembatasan tentang jenis pakaian yang dikenakan oleh petugas ( pakaian khusus
kamar operasi ) serta penggunaan alas kaki khusus di dalam.
3. Daerah Aseptik
Daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang
langsung ada hubungan dengan kegiatan pembedahan.Umumnya daerah yang
harus dijaga kesucihamaannya. Daerah aseptik dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Daerah Aseptik 0
Yaitu lapangan operasi, daerah tempat dilakukannya pembedahan.
b. Daerah aseptik 1
Yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duk / kain steril, tempat
instrument dan tempat perawat instrument mengatur dan
mempersiapkan alat.
c. Daerah aseptik 2
Yaitu tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk, daerah sekitar
ahli anesthesia.

C. Bagian dari Kamar Bedah


Kamar operasi terdiri dari beberapa ruang baik itu di dalam kamar operasi
maupun di lingkungan kamar operasi, antara lain:
1. Ruang sterilisasi
2. Kamar tunggu

7
3. Gudang
4. Kantor
5. Kamar mandi (WC) dan Spoelhok (Tempat cuci alat)
6. Kamar istirahat
7. Kamar gips
8. Kamar Pulih Sadar (Recovery Room)
9. Kamar arsip
10. Kamar laboratorium
11. Kamar untuk ganti pakaian
12. Kamar untuk sterilisasi
13. Kamar untuk gudang alat-alat instrument
14. Kamar untuk mencuci tangan
15. Kamar bedah.

D. Persyaratan Kamar Bedah


Kamar operasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai
berikut:
1. Letak
Letak kamar operasi berada di tengah-tengah rumah sakit, berdekatan
dengan Instalasi Rawat Darurat, ICU dan unit radiologi.

2. Bentuk dan Ukuran


a. Bentuk
1. Kamar operasi tidak bersudut tajam. Lantai, dinding. Langit-langit
berbentuk lengkung dan wama tidak mencolok.
2. Lantai dan 2/3 dinding bagian bawah harus terbuat dari bahan yang
keras, rata, kedap air, mudah dibersihkan dan tidak menampung debu.
b. Ukuran
1. Kamar operasi kecil berukuran: 5,2 m x 5,6 m (29,1 m 2) .

8
2. Kamar operasi yang nyaman diperlukan kira-kira diperlukan luas 40 m 2.
3. Kamar operasi untuk operasi besar diperlukan luas minimal 56 m2 (7,2 m
x 7,8 m).

3. Sistem Penerangan
Sistem penerangan di dalam kamar operasi harus memakai lampu pijar putih
dan mudah dibersihkan.Sedangkan lampu operasi memiliki persyaratan khusus,
yaitu arah dan fokusnya dapat diatur, tidak menimbulkan panas, cahayanya
terang dan tidak menyilaukan serta tidak menimbulkan bayangan.Pencahayaan
antara 300 - 500 lux, meja operasi 10.000 - 20.000 lux.
4. System Ventlasi
Sistem ventilasi di kamar bedah sebaiknya memakai system pengatur suhu
sentral (AC sentral) dan dapat diatur dengan alat kontrol yang memakai filter
(Ultra Clean Laminar Airflow), dimana udara dipompakan ke dalam kamar
operasi dan udara di kamar operasi dihisap keluar.
5. Suhu dan Kelembaban
Suhu di kamar operasi di daerah tropis sekitar 19° - 22 ° C. Sedangkan di
daerah sekitar 20°-24°C dengan kelembaban 55% (50 — 60%).
6. Sistem Gas Medis
Pemasangan sebaiknya secara sentral memakai system pipa, yang bertujuan
untuk mencegah bahaya penimbunan gas yang berlebihan di kamar operasi bila
terjadi kebocoran dan tabung gas.Pipa gas tersebut harus dibedakan warnanya.
7. System Listrik
Di dalam kamar operasi sebaiknya tersedia 2 macam voltage, yaitu 110 volt
dan 220 volt.Karena alat-alat kamar operasi memiliki voltage yang berbeda.
Semua tombol listrik dipasang pada ketinggian 1,40 m dari lantai.
8. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi di kamar operasi adalah sangat vital, terutama bila ada
keadaan darurat maka mudah untuk melakukan komunikasi.

9
9. Peralatan
a. Semua peralatan yang ada di kamar operasi harus beroda dan mudah
dibersihkan.
b. Semua peralatan harus terbuat dari bahan stainless steel agar mudah
untuk dibersihkan.
c. Untuk alat-alat elektrik harus ada petunjuk penggunaan dan menempel
pada alat agar mudah untuk penggunaan.
10. Akses Keluar- Masuk
a. Pintu masuk dan keluar penderita harus berbeda.
b. Pintu masuk dan keluar petugas harus tersendiri.
c. Semua pintu harus menggunakan door closer (bila memungkinkan).
d. Setiap pintu diberi kaca pengintai untuk melihat kegiatan di kamar operasi
tanpa membuka pintu.
11. Perairan
a. Air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
b. Tidak berwama, berbau dan berasa.
c. Tidak mengandung kuman pathogen
d. Tidak mengandung zat kimia
e. Tidak mengandung zat beracun.
12. Penentuan Jumlah Kamar Operasi
Setiap rumah sakit merancang kamar operasi disesuaikan dengan bentuk
dan lahan yang tersedia, sehingga dikatakan bahwa rancang bangun kamar
operasi setiap rumah sakit berbeda, tergantung dari besar atau tipe rumah sakit
tersebut.
Makin besar rumah sakit tentu membutuhkan jumlah dan luas kamar bedah yang
lebih besar.Jumlah kamar operasi tergantung dari berbagai hal yaitu :
a. Jumlah dan lama waktu operasi yang dilakukan.
b. Jumlah dokter bedah dan macam spesialisasi serta subspesialisasi bersama

10
fasilitas penunjang.
c. Pertimbangan antara operasi berencana dan operasi segera.
d. Jumlah kebutuhan waktu pemakaian kamar operasi baik jam per hari maupun
perminggu.
e. Sistem dan prosedur yang ditetapkan untuk arus pasien, petugas dan
penyediaan peralatan.

E. Peran Perawat Kamar Bedah


Kamar operasi adalah lingkungan khusus yang dibuat dengan satu tujuan
utama yaitu keselamatan pasien. Perawat yang bekerja di kamar operasi
bertindak sebagai advokator dari pasien yang tidak dapat mengadvokasi diri
mereka sendiri sebagai akibat dari pemberian anastesi. Pasien selama proses
pembedahan adalah menjadi tanggung jawab tim bedah, yang minimal terdiri
dari dokter (operator), tim anastesi, perawat scrub, dan perawat sirkulasi
(Litwack, 2009). Perawat scrub dan perawat sirkulasi inilah yang disebut
sebagai perawat kamar bedah (operating room nurse).
1. Perawat scrub (scrub nurse)
Perawat scrub atau di Indonesia juga dikenal sebagai perawat instrumen
merupakan perawat kamar bedah yang memiliki tanggung jawab terhadap
manajemen area operasi dan area steril pada setiap jenis pembedahan
(Muttaqin, 2009).
Menurut Association of Perioperative Registered Nurse (AORN),
perawat scrub bekerja langsung dengan ahli bedah di bidang steril, operasional
instrumen, serta bagian lain yang dibutuhkan selama prosedur operasi
(Litwack, 2009).
2. Perawat sirkulasi (circulation nurse)
Perawat sirkulasi merupakan perawat berlisensi yang bertanggung jawab
untuk mengelola asuhan keperawatan pasian di dalam kamar operasi dan

11
mengkoordinasikan kebutuhan tim bedah dengan tim perawatan lain yang
diperlukan untuk menyelesaikan tindakan operasi (Litwack, 2009).
Perawat sirkulasi juga bertanggung jawab untuk menjamin terpenuhinya
perlengkapan yang dibutuhkan oleh perawat scrub dan mengobservasi
pasien tanpa menimbulkan kontaminasi terhadap area steril (Muttaqin, 2009).
Pendapat perawat sirkulasi sangat dibutuhkan dan sangat membantu,
terutama dalam mengobservasi penyimpangan teknik aseptik selama prosedur
operasi.

12
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi yang dimaksud dengan kamar bedah atau kamar operasi adalah suatu
fasilitas yang ada dirumah sakit dan termasuk sebagai fasilitas yang mempunyai
banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan untuk pasien-pasien yang
membutuhkan tindakan operasi, terutama untuk tindakan operasi besar. dan
untuk kamar bedah dibagi menjadi beberapa bagian yaitu antara lain : daerah
publik, daerah semi publik, daerah aseptik.

B. SARAN
Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengerti dan
bertambah wawasan tentang bagaimana kamar operasi. Demi mewujudkan
makalah yang lebih baik diharapkan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abraham. (2013). Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi


nyeri. Jakarta: Salemba Medika.
Baradero, M. (2008). Keperawatan Perioperatif. Jakarta: EGC.
Tim Penyusun Bidang Perioperatif. (2017). Buku Panduan Profesi Peminatan
Kamar Bedah. Denpasar: PRODI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIIVERSITAS UDAYANA.
HIPKABI. (2012). Buku Pelatihan Dasar- Dasar Bagi Perawat Kama rBedah.
Jakarta: Hipkabi press.
Majid, dkk. (2011). Keperawatan Perioperatif. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Purwanto, H. (2016). Buku Aajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta Selatan:
Pusdik SDM Kesehatan.
Brunner dan Suddarth. (2005). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

14

Anda mungkin juga menyukai