Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT

PERAWATAN DIRI

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Defisit Perawatan Diri

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Defenisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah suatu
kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam
melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri
seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan,
BAB/BAK(toileting). (Fitria, 2010, hal. 93). Defisit perawatan diri
adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
secara mandiri. (Yusuf, Fitryasari, & Endang, 2015, hal. 154)
B. Etiologi
Menurut Depkes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.

b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defesit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya
C. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
a) Fisik
 Badan bau, pakaian kotor.
 Rambut dan kulit kotor.
 Kuku panjang dan kotor
 Gigi kotor disertai mulut bau
 Penampilan tidak rapi
b) Psikologis
 Malas, tidak ada inisiatif.
 Menarik diri, isolasi diri.
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c) Sosial
 Interaksi kurang
 Kegiatan kurang
 Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
 Cara makan tidak teratur
 BAK dan BAB di sembarang tempat
D. Rentang Respon
E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2
(Stuart & Sundeen, 2000) yaitu :
Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
Mekanisme koping maladaptif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.

III. A. Pohon Masalah

Gangguan Pemeliharaan Akibat


Kesehatan

Defisit Perawatan Diri Core Problem

Isolasi Sosial
Penyebab
B. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
a) Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Data subyektif
a. Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa
melakukan apa-apa.
Data obyektif
a. Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis,
badan bau, kulit kotor.
b) Isolasi Sosial
Data subyektif
a. Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
Data obyektif
a. Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis,
Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi
janin pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan
kebersihan
c) Defisit Perawatan Diri
Data subyektif
a. Pasien merasa lemah
b. Malas untuk beraktivitas
c. Merasa tidak berdaya.
Data obyektif
a. Rambut kotor, acak – acakan
b. Badan dan pakaian kotor dan bau
c. Mulut dan gigi bau.
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku panjang dan tidak terawatt

C. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
b. Isolasi Sosial
c. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
IV. STRATEGI PELAKSANAAN DEFESIT PERAWATAN DIRI

1. Strategi Pelaksanaan (Pasien)

SP 1 Pasien : Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri


dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri

ORIENTASI

Salam Terapeutik

“Selamat pagi, saya perawat Surianni Marnitta Purba, biasa dipanggil Suster Surianni”.
Saya mahasiswa dari Fakultas Keperawatan Universitas Pelita Harapan, yang akan
merawat ibu pada hari ini”. “kalau boleh tau nama ibu siapa, senang dipanggil siapa?“

Validasi

“Bagaimana kabarnya hari ini? Dari tadi saya lihat Bu S menggaruk-garuk badannya,
gatal ya?”

Kontrak (waktu, tempat, topik)

”Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? Berapa lama kita berbicara? 20
menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya.”

KERJA

“Berapa kali Bu S mandi dalam sehari? Apakah Bu S sudah mandi hari ini? Menurut Bu
S apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Bu S sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut
Bu S apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang
yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa
lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Bu S
yang bisa muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.

“Apa yang Bu S lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja Bu S menyisir
rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?”
“Berapa kali Bu S makan sehari? ”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita
harus sikat gigi setelah makan.” “Di mana biasanya Bu S berak/kencing? Bagaimana
membersihkannya?”. Iya... kita kencing dan berak harus di WC, Nah... itu WC di
ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun”.

“Menurut Bu S kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu
kita persiapkan? Benar sekali..Bu S perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi,
shampo dan sabun serta sisir”.

”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing Bu S


melakukannya. Sekarang Bu S siram seluruh tubuh Bu S termasuk rambut lalu ambil
shampoo gosokkan pada kepala Bu S sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus
sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram
dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari
arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi Bu S mulai dari depan sampai belakang. Bagus,
lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh Bu S sampai bersih
lalu keringkan dengan handuk. Bu S bagus sekali melakukannya. Selanjutnya Bu S
pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.”

TERMINASI

Evaluasi

“Bagaimana perasaan Bu S setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba Bu S


sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah Bu S lakukan tadi ?”.
”Bagaimana perasaan Bu S setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan
diri tadi ? ”Bagus sekali mau berapa kali Bu S mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan
sore, Mari...kita masukkan dalam jadwal aktivitas harian. Nah... lakukan ya Bu S..., dan
beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (
bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan Bu S ( tidak ) tidak melakukannya.

Rencana Tindak Lanjut

Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi sehabis makan jam 10 ya bu?
Mau dimana bu? Oh yaa di ruang tamu ya? Sampai jumpa”.
SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien berdandan: Berpakaian, Menyisir
rambut, Bercukur

ORIENTASI

Salam Terapeutik

“Selamat pagi Bu S masih ingat dengan saya. Iya betul saya Surianni yang akan
merawat ibu.

Validasi

“Bagaimana perasaan Bu S hari ini?. “Bagaimana mandinya?”sudah dilakukan? Sudah


ditandai di jadwal hariannya?

Kontrak (waktu, tempat, topik)

“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di
ruang tamu ? lebih kurang setengah jam”.

KERJA

“Apa yang Bu S lakukan setelah selesai mandi ?”apa Bu S sudah ganti baju? “Untuk
berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih
2x/hari. Ya, bagus seperti itu”. “Apakah Bu S menyisir rambut ? Bagaimana cara
bersisir ?”Coba kita praktekkan, lihat ke cermin, bagus…sekali!

TERMINASI

Evaluasi

“Bagaimana perasaan ibu setelah berdandan”. “Coba bu, sebutkan cara berdandan yang
baik sekali lagi”..“Selanjutnya ibu setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju
seperti tadi ya! Mari kita masukan pada jadwal kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu
sore jam berapa ?

Rencana Tindak Lanjut

“Nanti siang kita latihan makan yang baik ya bu. Mau dimana?? Oh ya baik di ruang
makan bersama dengan pasien yang lain.
SP 3 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b) Menjelaskan cara makan yang tertib

c) Menjelaskan cara merapihkan peraladan makan setelah makan

d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

ORIENTASI

Salam Terapeutik

“Selamat siang Bu S. masih ingat dengan saya? Iya betul saya Surianni perawat yang
akan merawat ibu”

Validasi

“Wah...masih rapi yaa Bu S”. “Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang
baik. Kita latihan langsung di ruang makan ya..!”

KERJA

“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana Bu S


makan?“Sebelum makan kita harus cuci dangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktekkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita
berdoa dulu. Silakan Bu S yang pimpin!. Bagus..“Mari kita makan.. saat makan kita
harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakan
ya.”“Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri
dengan cuci dangan. Ya bagus!” Itu Suster Yuli sedang bagi obat, coba...Bu S minta
sendiri obatnya.”

TERMINASI

Evaluasi

“Bagaimana perasaan Bu S setelah kita makan bersama-sama”. ”Apa saja yang harus
kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang baik, ambil makanan, berdoa,
makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci dangan).” Nah... coba Bu S lakukan
seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam jadwal?.

Rencana Tindak Lanjut

Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaimana kalau jam
10.00. Mau dimana? disini saja ya...!”

SP 4 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara


mandiri

ORIENTASI

Salam Terapeutik

“Selamat pagi Bu S ? Bagaimana perasaan Bu S hari ini ?”

Validasi

Baik..! sudah dijalankan jadwal kegiatannya..?”

Kontrak (waktu,tempat,topik)

“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?. “ Kira-kira 20
menit ya...Bu S. dan dimana kita duduk? Baik disana deh...!

KERJA

“Cara cebok yang bersih setelah Bu S berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah
depan ke belakang. Jangan terbalik ya, Cara seperti ini berguna untuk mencegah
masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita. Setelah Bu S selesai
cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di WC dibersihkan. Caranya siram
tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak
tersisa di WC. Jika membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Bu S ikut
mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing.
Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci
dangan dengan menggunakan sabun.”

TERMINASI
Evaluasi

“Bagaimana perasaan Bu S setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing yang


baik?. Coba Bu S jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik.” Bagus.! Untuk
selanjutnya Bu S bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi.

Rencana Tindak Lanjut

Besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauh mana Bu S bisa melakukan jadwal
kegiatannya”.

2. Strategi Pelaksanaan (Keluarga)

SP 1 Keluarga : Menjelaskan masalah klien defisit perawatan diri

ORIENTASI

Salam Terapeutik

“Selamat pagi !”perkenalkan saya Surianni Perawat yang merawat Bu S.

Validasi

“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”

Kontrak (waktu, tempat, topik)

“Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tentang masalah yang dihadapi Bapak/ibu dalam
merawat Bu S? Berapa lama waktu Bapak/Ibu? 30 menit? Baik, mari duduk di ruang
wawancara!”

KERJA

“Apa masalah yang Ibu hadapi dalam merawat Bu S? ohh baiklah ternyata ibu tidak
mengetahui penyakit yang diderita Bu S? iya bu Bu S memiliki masalah defesit
perawatan diri. Oleh karena itu Bu S membutuhkan perawatan untuk mengatasi
penyakitnya, jadi ibu harus tau bagaimana cara merawat Bu S”

TERMINASI

Evaluasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah percakapan kita ini?” oh iya ibu ingin mengetahui
bagaimana cara merawat Bu S.”

Rencana Tindak Lanjut

“Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk memberitahu bagaimana penyakit DPD dan
cara merawat Bu S? Jam berapa Bapak/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 2 Keluarga: Memberikan pendidikan kesehadan pada keluarga tentang


masalah perawadan diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kurang perawadan diri

ORIENTASI

Salam Terapeutik

“Selamat pagi Bu, saya Surianni, perawat yang merawat Bu S”.

Validasi

“Apa pendapat Ibu tentang anak Ibu, Bu S?”

Kontrak (waktu, tempat, topik)

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami Bu S dan bantuan apa
yang dapat diberikan.” “Berapa lama waktu Bapak/ Ibu yang tersedia?, bagaimana
kalau 20 menit?, mari kita duduk di kantor perawat!”

KERJA

“Apa saja masalah yang Bapak/ Ibu rasakan dalam merawat Bu S ?” Perawatan diri
yang utama adalah kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK.

“Perilaku yang ditunjukkan oleh Bu S itu dikarenakan gangguan jiwanya yang


membuat pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri. Baik...akan saya
jelaskan ; untuk kebersihan diri, kami telah melatih Bu S untuk mandi, keramas, gosok
gigi, ganti baju, dan potong kuku. Kami harapkan Bapak/Ibu dapat menyediakan alat-
alatnya. Bu S juga telah mempunyai jadwal pelaksanaannya untuk berdandan, karena
anak Bapak/ Ibu perempuan, kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran
yang rapi, pakai bedak,dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan bersama keluarga
dirumah, Bu S telah mengetahui langkah-langkahnya : Cuci tangan, ambil makanan,
berdoa, makan yang rapih, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan. Sebaiknya makan pas
jam makan obat, agar sehabis makan langsung makan obat. Dan untuk BAB/BAK,
dirumah ada WC Bapak/Ibu ?Iya..., Bu S juga sudah belajar BAB/BAK yang bersih.
Kalau Bu S kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapak lakukan? Ibu juga
perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui apakah Bu S
sudah bisa mandiri atau mengalami hambadan dalam melakukannya.”

”Ada yang Bapak/Ibu tanyakan?”

TERMINASI

Evaluasi

Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap?”. “Coba Bu S sebutkan lagi apa
saja yang harus diperhatikan dalam membantu anak Ibu, dalam merawat diri.” ” Baik
nanti kalau Bapak/Ibu besuk bisa ditanyakan pada Bu S.” “Dan dirumah nanti, cobalah
Bapak/IBu mendampingi dan membantu Bu S saat membersihkan diri.”

Rencana Tindak Lanjut

“Dua hari lagi kita akan ketemu dan Bapak/Ibu akan saya dampingi untuk memotivasi
Bu S dalam merawat diri.

SP 3 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien

ORIENTASI

Salam Terapeutik

“Selamat siang Bapak/Ibu masih ingat dengan saya? Iya saya perawat Surianni. Sesuai
janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi”

Validasi

“Bagaimana Bapak/Ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua
hari yang lalu?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)

“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya Bu?”.“Kita akan coba disini
dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke Bu S ya? Berapa lama ada waktu
Bapak/Ibu?”

KERJA

“Sekarang anggap saya adalah Bu S, coba bapak praktekkan cara memotivasi Bu S


untuk mandi, berdandan, buang air, dan makan”. “Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada Bu S”. “Bagus, bagaimana
kalau cara memotivasi Bu S minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai
jadwal?” “Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat Bu S”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada Bu S?” (Ulangi lagi
semua cara diatas langsung kepada pasien)

TERMINASI

Evaluasi

“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat Bu S?” “Setelah
ini coba bapak Dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan ibu
membesuk Bu S”.

Rencana Tindak Lanjut

“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan mencoba lagi cara merawat Bu S sampai bapak dan ibu lancar melakukannya.
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat
ini ya pak, bu”

SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjulan kepada keluarga

ORIENTASI

Salam Terapeutik

“Selamat pagi Bapak/Ibu. Masih ingat dengan saya. Iya betul saya perawat Surianni.
Validasi

“Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara
merawat Bu S?”

Kontrak (waktu, tempat, topik)

“Nah sekarang mari kita bicarakan jadwal di rumah tersebut disini saja?”. “Berapa lama
bapak dan ibu punya waktu.?”.

KERJA

“Pak,Bu...,ini jadwal kegiatan Bu S, coba perhatikan apakah dapat dilaksanakan?

“ Pak/Bu..jadwal yang telah dibuat tolong dilanjutkan di rumah, baik jadwal aktivitas
maupun jadwal minum obatnya.“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah
perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya
Bu S menolak terus menerus untuk makan, minum, dan mandi serta menolak minum
obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, maka segera hubungi
puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak,.

TERMINASI

Evaluasi

“Bagaimana Pak, Bu...ada yang belun jelas ?. Ini jadwal harian Bu S untuk dibawa
pulang.”

Rencana Tindak Lanjut

“Jangan lupa kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis, atau ada gejala-gejala yang
tampak.

Sumber:
https://www.academia.edu/6822348/STRATEGI_PELAKSANAAN_TINDAKAN_KE
PERAWATAN_SP-1_Pasien_Defisit_Perawatan_Diri_Pertemuan_Ke-1
V. DAFTAR PUSTAKA
Fitria, N. (2010). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan LAPORAN
PENDAHULUAH DAN STRATEGI PELAKSANAAN Tindakan Keperawat
(LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat Program S-1
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998.
Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Yusuf, A., Fitryasari, R., & Endang, H. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. (A. Suslia, & F. Ganiajri, Red.) Jakarta: Salemba Medika.

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai