Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

WAHYU EKA SAPUTRA

20121161

D3 KEPERAWATAN
I. KASUS (MASALAH UTAMA)

Defisit Perawatan Diri

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

A. Defenisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah suatu
kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam
melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri
seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan,
BAB/BAK(toileting). (Fitria, 2010, hal. 93). Defisit perawatan diri
adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
secara mandiri. (Yusuf, Fitryasari, & Endang, 2015, hal. 154)

B. Etiologi
Menurut Depkes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defesit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya

C. Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
a) Fisik
• Badan bau, pakaian kotor.
•Rambut dan kulit kotor.
• Kuku panjang dan kotor
• Gigi kotor disertai mulut bau
• Penampilan tidak rapi
b) Psikologis
• Malas, tidak ada inisiatif.
• Menarik diri, isolasi diri.
• Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c) Sosial
• Interaksi kurang
• Kegiatan kurang
• Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
• Cara makan tidak teratur
•BAK dan BAB di sembarang tempat

D. Rentang Respon
RENTANG RESPON PERAWATAN DIRI

ADAFTIF
MALADAFTIF

POLA PERAWATAN DIRI KADANG PERAWATAN TIDAK MELAKUKAN


SEIMBANG DIRI KDANG TIDAK PERAWATAN DIRI
E. Mekanisme Koping

Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2

(Stuart & Sundeen, 2000) yaitu :

Mekanisme koping adaptif

Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,

belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi

kebutuhan perawatan diri secara mandiri.

Mekanisme koping maladaptif

Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah

pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai

lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.

III. A. POHON MASALAH

Gangguan Pemeliharaan Akibat


Kesehatan

Defisit Perawatan Diri Core Problem

ISOLASI SOSIAL Penyebab

B. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

a) Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Data subyektif

a. Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa

melakukan apa-apa.

Data obyektif

a. Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis,

badan bau, kulit kotor.

b) Isolasi Sosial

Data subyektif
Defisit Perawatan Diri

Isolasi Sosial

Gangguan Pemeliharaan

Kesehatan

a. Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apaapa, bodoh, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu

terhadap diri sendiri.

Data obyektif

a. Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih

alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis,

Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi

janin pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan

kebersihan

c) Defisit Perawatan Diri

Data subyektif

a. Pasien merasa lemah

b. Malas untuk beraktivitas

c. Merasa tidak berdaya.

Data obyektif

a. Rambut kotor, acak – acakan

b. Badan dan pakaian kotor dan bau

c. Mulut dan gigi bau.

d. Kulit kusam dan kotor

e. Kuku panjang dan tidak terawatt

C. Diagnosa Keperawatan

a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

b. Isolasi Sosial

c. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

Anda mungkin juga menyukai