Anda di halaman 1dari 20

KUMPULAN LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN

DI RSJ dr. SOEROYO

MAGELANG

DISUSUN OLEH:

FITRIANI
183203042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
DI RSJ PROF. DR. SOEROYO MAGELANG

DISUSUN OLEH:

FITRIANI
183203042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN PADA LIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI


DI RSJ PROF. DR. SOEROYO MAGELANG

Pembimbing Klinik, Pembimbing Akademik, Mahasiswa,

(Shofyan Kharistianto, S. Kep., Ns) (Rizqi Wahyu Hidayanti, M. Kep) (Fitriani, S.Kep)
NIDN: 05-2909-8904 NPM: 183203042
1. Pengertian
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami ketidakpedulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan
pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuf, Rizky &
Hanik,2015:154).
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan
untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri terlihat
dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara
mandiri, berhias secara mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012).
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalai kelainan
dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak
menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan diri,
makan, berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil sendiri
(toileting) (Keliat B. A, dkk, 2011).

2. Jenis Defisit Perawatan Diri


Menurut Nanda (2015),jenis perawatan diri terdiri dari:
a. Defisit perawatan diri : mandi
b. Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
c. Defisit perawatan diri : berpakaian
d. Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian
dan berhias untuk diri sendiri
e. Defisit perawatan diri : makan
f. Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan
secara mandiri
g. Defisit perawatan diri : eliminasi / toileting
h. Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri.
3. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
Menurut Iqbal Wahit, (2015) dalam Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar dampak yang
timbul dengan masalah personal hygiene:
1) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
4. Mekanisme Koping
Mekanisme koping menurut Yusuf, 2015:
1) Regresi
2) Penyangkalan
3) Isolasi diri, menarik diri
4) Intelektualisasi

5. Rentan Respon
Adaptif Maladaptif

Pola Perawatan diri Kadang Perawatan Diri Tidak Melakukan


seimbang Tidak Seimbang Pearawatan Diri
(Sumber: Yusuf, 2015)
Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri
Keterangan :
1) Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2) Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3) Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
6. Tanda dan Gejala
Menurut Yusuf, 2015 Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1) Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor disertai mulut bau.
e. Penampilan tidak rapi.
2) Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3) Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri.
Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah:
1) Data subyektif
a. Pasien merasa lemah
b. Malas untuk beraktivitas
c. Merasa tidak berdaya.
2) Data obyektif
a. Rambut kotor, acak – acakan
b. Badan dan pakaian kotor dan bau
c. Mulut dan gigi bau.
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku panjang dan tidak terawat
7. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010), Penyebab kurang perawatan diri
adalah:
a. Kelelahan fisik dan,
b. Penurunan kesadaran.
Sedangkan Menurut Depkes (2010), penyebab kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor presdiposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiw dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
(Mukhripah & Iskandar,2012:147 - 148).
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri (Mukhripah & Iskandar, 2012: 148).
Menurut Depkes (2000) didalam buku (Mukhripah & Iskandar,2012:148)
faktor- faktor yang mempengaruhi personl higiene adalah
a) Body image : gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu
tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b) Praktik sosial : pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi peruabahan personal hygiene.
c) Status sosial ekonomi : personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
d) Pengetahuan : pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misanya, pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e) Budaya : disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f) Kebiasaan orang : ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain – lain.
g) Kondisi fisik atau psikis : pada keadaan tertentu/ sakit kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
8. Psikopatologi

Effect Gangguan pemeliharaan kesehatan


(BAB/BAK,mandi,makan minum)

Core Problem Defisit Perawatan diri

Menurunnya motivasi dalam merawat


diri
Causa

Isolasi Sosial: Menarik Diri


Gambar 2 : Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri (Sumber : Yusuf, 2015)
9. Fokus Pengkajian
1) Subjektif
a. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin atau di RS
tidak tersedia alat mandi.
b. Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
c. Klien mengatakan ingin di suapi makan.
d. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK atau
BAB.
2) Objektif
a. Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut
kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berapakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur
(laki-laki), atau tidak berdandan (wanita).
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri
d. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai BAB/BAK tidak
pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
10. Diagnosa Keperawatan Utama
1) Defisit Perawatan Diri : Kebersihan diri (Mandi) , berdandan , makan,
BAB/BAK (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:155).
11. Fokus Intervensi
1) Tujuan
Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK
2) Tindakan Keperawatan untuk Klien
a. Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri yang meliputi
mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK secara
mandiri.
b. Memberikan latihan cara melakukan mandi/membersihkan diri,
berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK secara mandiri.
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang
perawatan diri.
3) Tindakan Keperawatan untuk Keluarga Klien
a. Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar kemampuan
klien dalam perawatan dirinya meningkat. Serangkaian intervensi ini dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
b. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan
oleh klien agar dapat menjaga kebersihan diri.
c. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan membantu klien dalam
merawat diri (sesuai jadwal yang telah disepakati)
d. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam
merawat diri.
12. Rencana Keperawatan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Rencana Tindakan
No. Diagnosis Tujuan
Tindakan (Pasien) Tindakan (Keluarga)

1 Defisit Perawatan SP I
TUM : SP I
1. Diskusikan masalah yg
Diri 1. Identifikasi masalah perawatan
Setelah dilakukan tindakan
dirasakan dalam merawat
diri: kebersihan diri, berdandan,
keperawatan, klien mampu
pasien.
makan/minum, BAB/BAK.
melakukan perawatan mandiri
2. Jelaskan pengertian, tanda &
2. Jelaskan pentingnya kebersihan
secara mandiri.
gejala, dan proses terjadinya
diri.
TUK: defisit perawatan diri (gunakan
3. Jalaskan cara dan alat
Setelah melakukan interaksi booklet).
kebersihan diri.
dengan klien selama 3 x 24 jam, 4. Latih cara menjaga kebersihan 3. Jelaskan cara merawat defisit
klien dapat melakukan perawatan perawatan diri.
diri: mandi dan ganti pakaian,
diri secara mandiri dengan 4. Latih dua cara merawat :
sikat gigi, cuci rambut, dll.
kriteria hasil: kebersihan diri dan berdandan.
5. Masukan pada jadwal kegiatan
5. Anjurkan membantu pasien
untuk latihan mandi, sikat gigi
sesuai jadwal dan memberikan
(2 kali per hari), cuci rambut (2
TUK SP 1: Klien dapat pujian.
kali per minggu), potong kuku
menyebutkan pentingnya
(satu kali per minggu).
kebersihan diri, klien dapat
mempraktikan cara menjaga
kebersihan diri (mandi, ganti
pakaian, sikat gigi, cuci rambut).

TUK SP2 :Klien dapat SP II


SP II
1. Evaluasi kegiatan keluarga
mempraktikan dan memasukkan 1. Evaluasi kegiatan kebersihan
dalam merawat/melatih pasien
dalam jadwal kegiatan harian cara diri. Beri pujian.
kebersihan diri. Beri pujian.
berdandan (sisiran, potong kuku, 2. Jelaskan cara dan alat untuk
2. Latih dua (yang lain) cara
cukuran, dll). berdandan.
merawat : Makan & minum,
3. Latih cara berdandan setelah
BAB & BAK.
kebersihan diri: sisiran, rias
3. Anjurkan membantu pasien
muka untuk perempuan; sisiran,
cukuran untuk pria. sesuai jadwal dan memberi
pujian.
4. Masukkan pada jadwal kegiatan
untuk kebersihan diri dan
berdandan.

TUK SP3 :Klien dapat SP III


SP III
1. Evaluasi kegiatan keluarga
mempraktikan dan memasukkan 1. Evaluasi kegiatan kebersihan
dalam jadwal kegiatan harian cara diri dan berdandan. Beri pujian. dalam merawat/melatih pasien
kebersihan diri dan berdandan.
makan dan minum yang baik. 2. Jelaskan cara dan alat makan Beri pujian.
dan minum. 2. Bimbing keluarga merawat
3. Latih cara makan dan minum kebersihan diri dan berdandan
yang baik dan makan & minum pasien.
4. Masukkan pada jadwal kegiatan 3. Anjurkan membantu pasien
untuk latihan kebersihan diri, sesuai jadwal dan berikan
berdandan dan makan & minum pujian.
yang baik.

TUK SP4 :Klien dapat SP IV


SP IV
1. Evaluasi kegiatan keluarga
mempraktikan dan memasukkan 1. Evaluasi kegiatan kebersihan
dalam merawat/melatih pasien
dalam jadwal kegiatan harian cara diri, berdandan, makan &
kebersihan diri, berdandan,
BAB dan BAK yang baik. minum. Beri pujian.
makan & minum. Beri pujian.
2. Jelaskan cara BAB dan BAK
2. Bimbing keluarga merawat
yang baik.
BAB dan BAK pasien.
3. Latih BAB dan BAK yang baik.
3. Jelaskan follow up ke
4. Masukkan pada jadwal kegiatan
RSJ/PKM, tanda kambuh,
untuk latihan kebersihan diri,
rujukan.
berdandan, makan & minum
4. Anjurkan membantu pasien
dan BAB&BAK.
sesuai jadwal dan memberikan
pujian.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilianti dkk. (2014). Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa Defisit Perawatan Diri.
Bina Medika (pp. 5-7). Jakarta: Scribd.

Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Iqbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba Medika.

Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic Course).
Yogyakarta: EGC.

Keliat A B. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.

Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta: Momedia.

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi
Keempat. Jakarta: Salemba Medika.

Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

SP1 KEBERSIHAN DIRI

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi pasien
 Seorang klien mengalami defisit perawatan diri. Klien terlihat kotor,
rambut kotor dan kusam, gigi kotor, kulit berdaki, bau, kuku panjang dan
kotor, BAB/BAK disembarangan tempat.
b. Diagnosa keperawatan
Defisit Perawatan Diri, ketidakmampuan dalam kebersihan diri
c. Tujuan khusus
1) Membina hubungan saling percaya.
2) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
3) Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
4) Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
5) Menganjurkan pasien Memasukkan kedalam jadwal harian.
d. Tindakan keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya.
2) Jelaskan pentingnya kebersihan diri.
3) Jelaskan cara menjaga kebersihan diri
4) Bantu pasien mempraktekkan cara mejaga kebersihan diri
5) Anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Orientasi
1) Salam Terapeutik
Selamat pagi bapak atau ibu, perkenalkan nama saya fitri. Saya biasanya
dipanggil fitri. Nama bapak atau ibu siapa? Biasanya dipanggil siapa ?
Saya mahasiswa Unjani Yogyakarta yang akan merawat bapak/ibu hari
ini dari jam 7 sampai jam 2 siang. Dari tadi saya lihat Bapak atau ibu
menggaruk – garuk badannya, apakah gatal ?
2) Evaluasi
Bagaimana keadaan bapak atau ibu hari ini ? bapak atau ibu apakah
sudah mandi ? Sudah berganti baju ?
3) Kontrak
Topik : Bapak atau ibu saya ingin berbincang – bincang Tentang
Pentingnya Kebersihan.
Waktu : Bapak atau ibu kita akan berbincang – bincang jam berapa ?
berapa lama ? bagaimana jika jam 09.30-09.45 ?
Tempat : Bapak atau ibu dimana kita akan berbincang –bincang?
Bagaimana kalau ditaman ?
4) Kerja
Bapak atau ibu mengapa anda garuk – garuk badan ? Apakah Bapak atau ibu sudah
mandi ? Apa alasan Bapak atau ibu tidak merawat diri ? Kalau kita tidak teratur
menjagaa kebersihan diri masalah apa menurut Bapak atau ibu yang bisa muncul ? Ya
betul, selain Bau badan , masalah yang dapat timbul yaitu kudis, panu, kutu , gatal –
gatal, dan lain – lain. Menurut Bapak atau ibu kita mandi harus bagaimana ? sebelum
mandi apa yang perlu kita siapkan ? benar sekali, Bapak atau ibu perlu menyiapkan
handuk, sikat gigi dan pasta gigi, sabun, shampoo, dan sisir. Bagaimana kalau
sekarang kita kekamar mandi , saya akan membimbing Bapak atau ibu melakukannya.
Sekarang,buka pakaian dan siram seluruh tubuh Bapak atau ibu termasuk rambut lalu
ambil shampoo gosokan pada kepala Bapak atau ibu sampai berbusa, lalu bilas
sampai bersih. Bagus sekali! Selanjutnya ambil sabun, gosokan diseluruh tubuh secara
merata, lalu disiram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai pasta gigi,
giginya disikat mulai dari atas sampai bawah. Gosok seluruh gigi bapak atau ibu
mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur – kumur sampai bersih.
Terakhir, siram lagi seluruh badan Bapak atau ibu sampai bersih lalu keringkan
dengan handuk. Bapak atau ibu bagus sekali melakukannya.
5) Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Bapak atau ibu setelah belajar cara menjaga kebersihan diri
(mandi) yang benar.
b. Evaluasi Obyektif
Coba Bapak atau ibu sebutkan lagi apa saja cara – cara mandi yang baik yang
sudah Bapak atau ibu lakukan.
6) Kontrak
Topik : Bagaimana kalau besok kite bertemu lagi dan berbincang – bincang lagi
tentang cara makan yang baik.
Tempat : Bapak atau ibu mau berbincang – bincang dimana? Bagaimana kalau
diruang makan ?
Waktu : Bagaimana kalau kita berbincang – bincang kembali besok jam 08.00 – 08.15
?, apakah bapak atau ibu setuju ?
7) Rencana tindak lanjut Saya harap Bapak atau ibu melakukan cara menjaga kebersihan
diri dan jangan lupa memasukkan dalam jadwal kegiatan harian (Aprilianti, dkk, 2014
5-7).

Anda mungkin juga menyukai