DISUSUN OLEH :
Fitria Rahmawati
P27220019156
3BD4 Keperawatan
SURAKARTA
TAHUN 2022
I. MASALAH UTAMA
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada
pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku
negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun
masyarakat (Yusuf, 2015). Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan
dimana seseorang mengalami hambatan atau gangguan dalam kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri, seperti
mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi untuk diri sendiri. (Wilkinson,
2007 dalam Tumanduk dkk, 2018). Defisit perawatan diri menurut Orem
adalah ketidakmampuan seseorang untuk melakukan perawatan diri secara
adekuat sehngga dibutuhkan beberapa system yang dapat membantu klien
memenuhi kebutuhannya. (Erlando, 2019).
Menurut Depkes (Dermawan, 2013) tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah :
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiataan kurang.
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembaraang tempat,
gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
C. Etiologi
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian
dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Data yang perlu dikaji pada klien dengan defisit perawatan diri
menurut (Direja, 2011) adalah :
a. Data subjektif
1) Pasien merasa malas untuk mandi karena airnya dingin
2) Klien merasa malas untuk berdandan
3) Klien mengatakan malas untuk makan karena tidak enak
4) Klien mengatakan malas untuk membersihkan alat kelamin
setelah BAB dan BAK
b. Data obyektif
1) Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan
rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku
panjang dan kotor.
2) Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut
acak- acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak
sesuai, laki-laki: tidak bercukur, perempuan: tidak berdandan.
3) Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan megambil makanan sendiri, makan
berceceran, dan tidak pada tempatnya.
4) Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya dan tidak membersihkan
diri dengan baik setelah BAB/BAK.
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Evaluasi Individu
Keberhasilan pemberian asuhan keperawatan ditandai dengan
peningkatan kemampuan pasien dalam perawatan diri, seperti klien
mampu melakukan mandi, mencuci rambut, menggosok gigi dan
menggunting kuku dengan benar dan bersih, mengganti pakaian
dengan pakaian bersih, membereskan pakaian kotor, berdandan
dengan benar, mempersiapkan makanan, mengambil makanan dan
minuman dengan rapi, menggunakan alat makan dan minum dengan
benar, pasien juga mampu BAB dan BAK pada tempatnya kemudian
membersihkan dengan bersih. Sedangkan menurut (Erlando, 2019)
Evaluasi yang dapat dilakuan adalah dengan evaluasi subyektif
dan obyektif akan dilakukan dan klien yang mampu melakukan
dengan baik akan diberi hadiah berupa token yang diberikan sesuai
kontrak kerja yang dilakukan. Klien sudah dibekali dengan
kemampuan untuk melawan pikiran dan perilaku negatif akan
beranjak ke sesi 3 untuk mulai memanfaatkan system pendukung
yang dimiliki misalnya seperti keluarga yang merawat klien.
Kemampuaan yang dimiliki klien akan di evaluasi di sesi 4
bagaimana klien merasakan manfaat setelah melakukan latihan
defisit perawatan diri.
2. Evaluasi pada keluarga
Evaluasi kemampuan keluarga defisit perawatan diri berhasil
apabila keluarga dapat mengenal masalah yang dirasakan dalam
merawat pasien (pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya
defisit perawatan diri), menyediakan fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh pasien, merawat dan membimbing pasien dalam
merawat diri: kebersihan diri, berdandan (wanita), bercukur (pria),
makan dan minum, BAB dan BAK, Follow up ke Puskesmas,
mengenal tanda kambuh dan rujukan (Keliat, B. A, Akemat, Helena
Novy, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Erlando, Robby. 2019. Defisit Perawatan Diri dan Terapi Kognitif Perilaku :
Studi Literatur. Arteri : Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 1 No. 1 hlm. 94-
100. Diakses pada tanggal 11 September 2021 dari
http://arteri.sinergis.org/index.php/arteri/article/view/9.
Disusun oleh :
Fitria Rahmawati
P27220019156
3BD4 Keperawatan
PROGRAM D4 KEPERAWATAN
TAHUN 2022
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN
SP 1 DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Data Subyektif
Klien mengatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju.
b. Data Obyektif
Klien terlihat kotor, rambut tidak disisir, baju agak kotor, bau dan
menolak diajak mandi.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Pasien mampu menjelaskan pentingnya kebersihan diri
c. Pasien mampu menjelaskan dan mempraktekkan cara menjaga
kebersihan diri, kemudian memasukkannya kedalam jadwal kegiatan
harian
Pertemuan :1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
S:
a. Keluarga mengatakan klien malas mandi, tidak mau menyisir
rambut, tidak mau ganti pakaian, makan bececeran, tidak
membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB dan
BAK
O:
a. Badan bau dan kotor, rambut kusut dan berantakan, pakaian
tidak rapi, makan dan minum bececeran, tidak membersihkan
diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB dan BAK
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan
a. Umum
Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah
defisit perawatan diri
b. Khusus
1) Keluarga mampu mengungkapkan masalah dalam merawat
pasien
2) Keluarga mampu menjelaskan tentang defisit perawatan diri
3) Keluarga mampu mengetahui cara merawat pasien dengan
masalah defisit perawatan diri
4) Keluarga mampu mempertahankan cara merawat pasien defisit
perawatan diri
5) Keluarga mampu membuat jadwal harian dari follow up pasien
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mendiskusikan dengan keluarga masalah dalam merawat pasien di
rumah
c. Menjelaskan pada keluarga tentang defisit perawatan diri
d. Menjelaskan dan mengajarkan keluarga cara merawat pasien defisit
perawatan diri
e. Mengajarkan keluarga cara membuat jadwal harian dari follow
pasien