Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

HALUSINASI

DI SUSUN OLEH :

Fitria Rahmawati

P27220019156

3B.D4-Keperawatan

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

I. MASALAH UTAMA
Halusinasi
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. PENGERTIAN
Menurut AH Yusuf, Ryski & Hanik (2015) Halusinasi adalah
gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya rangsangan
dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien
mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau penciuman.
Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh
pancaindra. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa
yang pasien mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau
penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.
Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal orientasi
realitas (Yusuf, PK, & Nihayati, 2015).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi
yang dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi
berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan
tanpa stimulus yang nyata Keliat, (2014) dalam Zelika, (2015).
Halusinasi pendengaran merupakan gangguan stimulus dimana pasien
mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan,
mengancam, memerintahkan untuk melakukan sesuatu (kadang-
kadang hal yang berbahaya) (Trimelia, 2011).
B. TANDA GEJALA
Tanda-tanda yang berkaitan dengan halusinasi pendengaran
meliputi sebagai berikut :
1. Data Objektif :
a. Klien tampak bicara sendiri.
b. Klien tampak tertawa sendiri.
c. Klien tampak marah-marah tanpa sebab.
d. Klien tampak mengarahkan telinga ke arah tertentu.
e. Klien tampak menutup telinga.
f. Klien tampak menunjuk-nunjuk kearah tertentu.
g. Klien tampak mulutnya komat-kamit sendiri.
2. Data Subjektif :
a. Klien mengatakan mendengar suara atau kegaduhan.
b. Klien mengatakan mendengar suara yang mengajaknya
untuk bercakapcakap.
c. Klien mengatakan mendengar suara yang menyuruhnya
untuk melakukan sesuatu yang berbahaya.
d. Klien mengatakan mendengar suara yang mengancam
dirinya atau orang lain.
C. AKIBAT
Rentang Respon Neurobiologi
D.
E.
F.
G.
( Muhith, 2015 )

D. PENYEBAB

1. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi menurut Yosep ( 2011 ) :

a. Faktor pengembangan

Perkembangan klien yang terganggu misalnya kurangnya


mengontrol emosi dan keharmonisan keluarga menyebabkan klien
tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi hilang percaya diri.

b. Faktor sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak terima dilingkungan sejak bayi
akan membekas diingatannya sampai dewasa dan ia akan merasa
disingkirkan, kesepian dan tidak percaya pada lingkungannya.

c. Faktor biokimia

Adanya stres yang berlebihan yang dialami oleh seseorang maka di


dalam tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat
halusinogenik neurokimia dan metytranferase sehingga terjadi
ketidaksembangan asetil kolin dan dopamin.

d. Faktor psikologis

Tipe kepribadian yang lemah tidak bertanggung jawab akan mudah


terjerumus pada penyelah gunaan zat adaptif. Klien lebih memilih
kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam khayal.

e. Faktor genetik dan pola asuh

Hasil studi menujukan bahwa faktor keluarga menunjukan


hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

2. Faktor Prespitasi

Penyebab halusiansi dapat dilihat dari lima dimensi menurut (Yosep,


2011).

a. Dimensi fisik

Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti


kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga
delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu
yang lama.
b. Dimensi emosional

Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak


dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari
halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan manakutkan. Klien
tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut sehingga dengan
kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.

c. Dimensi Intelektual

Dalam dimensi intelektual ini merangsang bahwa individu dengan


halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada
awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan
impuls yang menekan, namun merupakan suatu hal yang
menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian
klien dan tidak jarang akan mengobrol semua perilaku klien. 14

d. Dimensi social

Klien mengganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata


sangat membahayakan, klien asik dengan halusinasinya, seolah- olah
ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial,
kontrol diri dan harga diri yang tidak di dapatkan dalam dunia nyata.
Isi halusinasi di jadikan sistem kontrol oleh individu tersebut, sehingga
jika perintah halusinasi berupa ancama, dirinya ataupun orang lain
individu cenderung untuk itu. Oleh karena itu, aspek penting dalam
melaksanakan intervensi keperawatan klien dengan menupayakan
suatu prosesinteraksi yang menimbulkan pengalam interpersonal yang
memuaskan, serta menguasakan klien tidak menyediri sehingga klien
selalu berinteraksi dengan lingkungan dan halusinasi tidak langsung.
e. Dimensi spiritual

Klien mulai dengan kemampuan hidup, rutinitas tidak bermakna,


hilangnya aktivitas ibadah dan jarang berupanya secara spiritual untuk
menyucikan diri. Ia sering memaki takdir tetapi lemah dalam upaya
menjemput rejeki, memyalahkan lingkungan dan orang lain yang
menyebabkan takdirnya memburuk.

III. POHON MASALAH DAN MASALAH KEPERAWATAN

A. POHON MASALAH

Resiko tinggi perilaku kekerasan


Efek

Gangguan persepsi sensori


halusinasi pendengaran Masalah utama/ Core problem

Isolasi sosial : menarik diri Etiologi/causa


B. MASALAH KEPERAWATAN YANG PERLU DIKAJI

NO Data
1. DS :
- Pasien mengatakan mendengar suara kakaknya yang sudah meninggal tetapi
tidak tahu darimana asalnya
- Pasien mengatakan sering merasa kesal dan tidak dapat mengendalikan
emosinya
DO :
- Pasien tampak bicara sendiri
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tamak curiga denganorang lain - Pasien tampak sering melamun
- Konsentrasi buruk
- Mondar mandir

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa keperawatan halusinasi pendengaran menurut (Yosep, 2016)
meliputi sebagai berikut :
a. Resiko perilaku kekerasan.
b. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran.
c. Gangguan isolasi sosial : menarik diri.
d. Harga Diri Rendah.
e. Koping Individu Tidak Efektif.

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

VI. Diagnose Tujuan Kriteria Intervensi Rasional ttd


Keperawatan Umum & Hasil
Tujuan
Khusus
1 Halusinasi Tujuan umum : Setelah SP 1 pasien : SP 1 umi
. Pasien dapat dilakukan 1. Identifikasi -Untuk
mengontrol pertemu halusinasi : isi, mengetahui
halusinasi an 3 x 24 frekuensi, waktu data sebagai
sesuai strategi jam klien terjadi, situasi, acuan tindakan
Tujuan mampu pencetus, perasaan, keperawatan
khusus : mengontro respon pasien
a. pasien l 2. Jelaskan cara -agar pasien
mampu halusinasi mengontrol dapat
mengontrol dengan halusinasi mengontrol
halusinasi cara : a. meghardik, halusinasi
dengan Menghardi 3. Latih cara dengan cara
menghardik k suara mengontrol menghardik
b. pasien yang palsu halusinasi dengan SP 2
mampu b. Minum minum obat teratur -untuk
mengontrol obat dan jelaskan 6 mengetahui
halusinasi dengan benar minum obat perkembangan
dengan enam prinsip 6 4. Masukkan ke pasien
benar minum benar dalam jadwa - agar pasien
obat minum kegiatan harian mau minum
c. pasien obat klien obat dan lebih
mampu c. Sp 2 pasien : tau tentang
mengontrol Mengontr 1. Evaluasi cara benar
halusinasi ol kegiatan minum minum obat,,
dengan halusinasi obat, beri pujian maupun fungsi
bercakap- dengan 2. Latih cara obat
cakap d. pasien mengontrol Sp 3
mampu halusinasi dengan -untuk
mengontrol cara menghardik mengetahui
halusinasi 3. Masukkan pada perkembanga n
dengan jadwal kegiatan pasien
melakukan harian pasien -agar pasien
aktivitas Sp 3 pasien dapat lebih
seharihari 1. Evaluasi terbuka dengan
kegiatan latihan perasaanya dan
minum obat teratur bisa
dan latihan berinteraksi
menghardik Sp 4
2. Latih cara -untuk
mengontrol mengetahui
halusinasi dengan perkembangan
bercakap-cakap pasien Agar
3. Masukkan ke pasien
dalam jadwal memiliki
kegiatan harian kegiatan
pasien sehingga
Sp 4 pasien : perhatianya
1. Evaluasi teralihkan dan
kegiatan latihan halusinasi pun
minum obat, berkurang
menghardik dan
bercakapcakap.
Beri pujian
2. Latih cara
mengontrol
halusinasi dengan
melakukan
kegiatan harian
3. Masukkan ke
dalam jadwal
kegiatan harian
pasien
DAFTAR PUSTAKA

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Endang Nihayati, 2015. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Salemba Medika, Jakarta.

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Keliat B, dkk. (2014). Proses Keperawatan Jiwa Edisi II. Jakarta : EGC

Zelika, Alkhosiyah A. Dermawan, & Deden. (2015). Kajian Asuhan


Keperawatan Jiwa Halusinasi Pendengaran Pada Sdr. D Di Ruang
Nakula Rsjd Surakarta. Jurnal Poltekkes Bhakti Mulia.

Trimelia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Jakarta : TIM

Yosep, Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa( Teori dan Aplikasi).


Yogyakarta: Andi
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) 1

PADA PASIEN HALUSINASI

Pertemuan ke :1

SP.Halusinasi 1 : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan


cara-cara mengontrol hausinasi, mengajarkan
mengontrol halusinasi dengan cara pertama :
menghardik halusinasi

A. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi Klien
DS : pasien mangatakan mendengar suara-suara yang mengajak nya
bercakap-cakap
DO : pasien terlihat berbicara dan tertawa sendiri tanpa sebab, pasien juga
terlihat kadang menyenderkan telinga kea rah tertentu
b. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi Pendengaran
c. Tujuan Keperawatan
- Klien dapat mengenali halusinasi yang dialaminya
- Klien dapat mengontrol halusinasinya
- Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
B. STRATEGI KOMUNIKASI TERAUPETIK
1. Fase Orientasi
 Salam terupetik
“Assalamu’alaikum wr.wb, selamat pagi ibu. Saya perawat yang
akan merawat ibu. Nama saya Fitria. Nama ibu siapa ? senangnya
dipanggil apa ?”
 Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Apa ada keluhan hari ini ibu?”
 Kontrak
 Topic
“Baiklah, bagaimana kalau kita berbincang tentang suara
yang selama ini ibu dengar tetapi tak tampak wujudnya ?”
 Tempat
“Di mana mau berbincang ? Baik diruang tamu ya ?”
 Waktu
“Mau berapa lama 15 menit atau 30 menit ? Baik jadi kita
berbincang selama 15 menit ya”
2. Fase Kerja
“Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya ? Apa yang dikatakan
suara itu?”
“Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling
sering ibu dengar suara ? Berapa kali sehari ibu mendengarnya ? Pada
keadaan apa suara itu terdengar ? Apakah pada waktu ibu sendiri ?”
“Apa yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?”
“Apa yang ibu lakukan saat mendengar suara itu ? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu hilang ?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul?”
“ibu, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama,
dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan minum obat secara
teratur . Ketiga dengan berbincang dengan orang lain. Keempat, dengan
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu yaitu dengan menghardik”
“Caranya seperti ini, saat suara-suara itu muncul, langsung ibu bilang
pergi saya tidak mauu mendengar,..saya tidak mau dengar. Kamu suara
palsu. Sambil tangn ibu menutupi kedua telingan dan mata di pejamkan.
Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba ibu
peragakan.
“Nah begitu…bagus”

3. Fase Terminasi
 Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah latihan tadi?”
 Evaluasi Objektif
“Nah, coba ibu sebutkan lagi bagaimana cara menghardik suara
yang telah saya ajarkan tadi “
 Rencana Tindak Lanjut
“Kalau suara-suara itu muncul lagi, Lakukan yang sudah saya
ajarkan tadi. Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya ? Mau
jam berapa latihannya ?” “Sekarang kita memasukan waktu
meminum obat kedalam jadwal ya bu” “Cara mengisi jadwalnya
adalah jika ibu minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh
perawat atau teman maka di isi dengan M artinya mandiri, jika ibu
meminum obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh teman maka di
isi B artinya dibantu, jika ibu tidak meminum obatnya maka di isi T
artinya tidak melakukannya. Apakah bisa dimengerti bu?”
 Topic
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua yaitu
mengontrol halusinasi dengan minum obat ?”
 Tempat
“Mau dimana tempatnya ibu untuk kita berbincang-bincang
besok ? Baiklah ditaman ya”
 Waktu
“Jam berapa ibu? Berapa lama mau berlatih 15 menit atau 20
menit?” Baiklah , sampai jumpa besuk lagi ya.
Assalamualaikum
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) 2

PADA PASIEN HALUSINASI

Masalah : Halusinasi

Pertemuan :2

SP.Halusinasi 2 : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan


cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan
mengontrol halusinasi dengan cara kedua :dengan obat
(jelaskan 6 benar)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a) Data Subjektif
Komunikasi inkoheren (saat pasien ditanyakan bagaimana tadi malam
apakah ibu mendengar bisikan yang mengajak bercakap-cakap?
Jawaban pasien masih sama berguman dan tidak jelas)

b) Data Objektif
Pasien tampak berbicara sendiri
2. Diagnosa : Halusinasi
3. Tujuan : Membina hubungan saling percaya dan mengajari
pasien untuk patuh minum obat.

B. Stratergi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu, Apakah ibu masih ingat dengan saya?” “Iya benar,
sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan berbincang lagi ya
ibu tentang cara mengontrol halusinasi yang kedua yaitu dengan cara
minum obat yang benar”.

b) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?” “Apa ibu sudah mandi?” “Apakah
suara-suara bisikan itu masih muncul?” “Kemarin kita sudah belajar
bagaimana cara menghilangkan suara bisikan dengan cara
menghardik, kemarin saya meminta ibu untuk mencobanya sendiri,
apakah ibu sudah melakukannya?” “Coba ibu contohkan”

c) Kontrak
1) Topik
“Sesuai dengan kesepakatan kemarin, hari ini saya akan melatih
cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan cara minum obat
dengan benar ya bu“.
2) Waktu
“Untuk melakukan kegiatan ini memerlukan waktu kurang lebih
20 menit. Apakah ibu bersedia?”
3) Tempat
“Dimana ibu ingin melakukan kegiatan ini?”

2. Fase Kerja
“Sebelum kita berbincang-bincang, apakah ibu masih ingat cara
mengontrol halusinasi yang sudah saya ajarkan kemarin?” “Coba ibu
jelaskan” “Baik bu, sekarang kita akan melatih cara mengontrol halusinasi
dengan minum obat secara benar” “Ibu apakah sudah dapat obat dari
Perawat?” “Ibu perlu meminum obat ini secara teratur agar pikiran jadi
tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak” “Obatnya ada tiga macam,
yang warnanya orange namanya CPZ minum 3 kali sehari gunanya supaya
tenang, yang warnanya putih namanya Triheksifenidil ( THP ) minum 3
kali sehari supaya relaks dan tidak kaku, yang warnanya merah muda ini
namanya Haloperidol ( HLP ) gunannya untuk menghilangkan suara-suara
yang ibu dengar semuanya ini harus ibu minum 3 kali sehari yaitu jam 7
pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Bila nanti mulut ibu terasa kering,
untuk membantu mengatasinya ibu bisa menghisap es batu atau minum air
sedikit sedikit yang bisa diminta pada perawat. Bila ibu merasa mata
berkunang-kunang, ibu sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu.
Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan
dokter ya bu” “Sebelum ibu meminum obat lihat dulu label yang
menempel di bungkus obat, apakah benar nama ibu yang tertulis disitu.
Selain itu ibu perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu atau
dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus
diminum, dan cara meminum obanya. Ibu harus meminum obat secara
teratur dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter”
“Sekarang kita memasukan waktu meminum obat kedalam jadwal ya ibu”
“Cara mengisi jadwalnya adalah jika ibu minum obatnya sendiri tanpa
diingatkan oleh perawat atau teman maka di isi dengan M artinya mandiri,
jika ibu meminum obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh teman maka
di isi B artinya dibantu, jika ibu tidak meminum obatnya maka di isi T
artinya tidak melakukannya. Apakah bisa dimengerti bu?” “Pastikan obat
diminum pada waktunya dengan cara yang benar yaitu diminum sesudah
makan dan tepat jamnya. Ibu harus perhatikan berapa jumlah obat sekali
minum dan harus cukup minum 10 gelas per hari”
Dalam meminum obat ada hal-hal yang harus diperhatikan Bu, ini
biasanya disebut dengan 8 hal benar, meliputi :

1. Benar Pasien
Tanyakan nama pasien dan tanggal lahir sesuai dengan gelang
identitas pasien. Obat yang tertera harus sesuai dengan identitas ibu.
2. Benar obat
Yaitu harus selalu cek nama obat sesuai dengan resep/program dokter,
serta pastikan bahwa obat tidak kadaluarsa.
3. Benar Dosis
Lihat jumlah dan satuan : seperti microgram, milligram, atau gram.
4. Benar Waktu
Lihat frekuensi pemberian : Pagi, siang, atau malam.
5. Benar Rute
Identifikasi rute dan cara pemberian misalnya per oral, tetes hidung,
tetes telinga, dengan infus (IM : IV, SC,dll).
6. Benar Informasi
Berikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan, fungsi
dan juga efek sampingnya.
7. Benar Respons
Pastikan obat yang diberikan menghasilkan respons sesuai dengan apa
yang diharapkan dari pemberian obat tersebut.
8. Benar Dokumentasi
Lakukan pencatatan yang meliputi tanggal, dan jam pemberian, nama
obat, dosis, dan rute, serta berikan tanda ceklis pada daftar terapi obat
dan paraf pada kolom yang tersedia.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang tadi?” “Apakah
ibu sudah mengerti cara meminum obat benar yang telah saya
ajarkan?”

2) Evaluasi Objektif
“Setelah saya ajarkan bagaimana minum obat yang benar. Bisa ibu
jelaskan kembali?”

b. Rencana Tindak Lanjut


“Setelah kegiatan minum obat jangan lupa dimasukan kedalam jadwal,
“Sekarang kita memasukan waktu meminum obat kedalam jadwal ya
bu” “Cara mengisi jadwalnya adalah jika ibu minum obatnya sendiri
tanpa diingatkan oleh perawat atau teman maka di isi dengan M
artinya mandiri, jika ibu meminum obatnya diingatkan oleh perawat
atau oleh teman maka di isi B artinya dibantu, jika ibu tidak meminum
obatnya maka di isi T artinya tidak melakukannya. Apakah bisa
dimengerti bu?” rencana kegiatan yang akan dilakukan pada
pertemuan selanjutnya adalah mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap”

c. Kontrak yang Akan Datang


1) Topik
“Pada pertemuan selanjutnya kita akan melakukan kegiatan
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap. Apakah ibu
bersedia?”
2) Waktu
“Besok saya akan datang pukul 08.00 dan kegiatan ini memerlukan
waktu kurang lebih 20 menit. Bagaimana ibu?”
3) Tempat
“Dimana kita akan melakukannya?” “Baik bu, besok kita
bercakap-cakap ditaman ya. Sampai jumpa kembali ya ibu”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) 3

PADA PASIEN HALUSINASI

Masalah : Halusinasi

Pertemuan :3

SP.Halusinasi 3 : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan


cara-cara mengontrol hausinasi, mengajarkan
mengontrol halusinasi dengan cara ketiga :bercakap-
cakap

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
S : Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang
membisiki dan isiya tidak jelas serta melihat setan-setan
O:
- Klien terlihat sering menyendiri dikamar
- Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi
3. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu mengenal halusinasi yang dialaminya
b. Pasien mampu mengontrol halusinasinya dengan bercakap-
cakap
c. Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (Sp)


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi ibu, kembali lagi bertemu dengan saya perawat


Anwar, ibu masih ingat saya kan ? Bagaimana perasaan ibu hari
ini?”

b. Evaluasi/Validasi

“Ibu, apakah suara-suaranya masih muncul ya bu? Apakah sudah


dipakai kedua cara yang telah kita latih kemarin? Bagaimana
hasilnya ibu?

c. Kontrak
1) Topik : “Baik ibu, sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan
belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu
dengan bercakap-cakap.”
2) Tempat : “Kita mau melakukannya dimana ya ibu? Mau disini
saja atau mau dimana ibu?
3) Waktu : “Berapa lama kita akan bicara? Bagaimana kalau 30
menit?”

2. Kerja
”Kalau ibu mendengar suara yang kata ibu kemarin mengganggu dan
membuat ibu jengkel. Apa yang ibu lakukan pada saat itu? Apa yang
telah saya ajarkan kemarin apakah sudah dilakukan?”
”Cara yang ketiga yaitu dengan bercakap dengan orang lain, jadi
semisal ibu mendengar suara-suara itu ibu bisa mengajak teman ibu
mengobrol. Jadi ibu bisa bilang gini, eh aku mendengar suara-suara itu
lagi temani aku ngobrol biar suara itu hilang. Atau kalau teman ibu
tidak mau di ajak bicara ibu bisa langsung pergi ke perawat. Katakan
pada perawat bahwa ibu mendengar suara. Nanti perawat akan
mengajak ibu mengobrol sehingga suara itu hilang dengan
sendirinya.”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Subyektif : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita mengobrol
mengenai mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
yang bisa bapak lakukan setiap harinya untuk mencegah
suara-suara itu muncul ?”
2) Obyektif : “Sekarang coba ibu sebutkan cara ketiga yang
saya ajarkan tadi ketika ibu mendengarkan suara-suara’’
b. Rencana Tindak Lanjut
“Mari kita masukan dalam jadwal harian ibu ya kegiatan tadi.Ibu
sudah mengertikan cara mengisi jadwal harian ?“

c. Kontrak
1) Topik
“Oh iya ibu, bagaimana kalau menjelang makan siang nanti
kita membahas cara menghilangkan halusinai dengan
melakukan kegiatan harian?”
2) Tempat
“Untuk 2 kegiatan setiap harinya yang akan kita latih, Ibu mau
melakukannya dimana Ibu untuk besok hari? Kalau untuk
bincang-bincang yang akan kita lakukan mengenai mengatasi
halusinasi dengan melakukan kegiatan harian, Ibu mau
melakukannya dimana?“
3) Waktu
“Baik Ibu, besok kita melakukan latihan kegiatan terjadwalnya
lagi ya bu, Ibu mau melakukannya jam berapa bu? Lalu untuk
perbincangan kita mengenai cara minum obat, Ibu mau
melakukannya jam berapa? Sampai bertemu besok Ibu,
Selamat Pagi
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) 4

PADA PASIEN HALUSINASI

Masalah : Halusinasi

Pertemuan :4

SP.Halusinasi 4 : Membantu pasien mengenal halusinasi,


menjelaskan cara-cara mengontrol hausinasi,
mengajarkan mengontrol halusinasi dengan cara
keempat: melakukan kegiatan harian (mulai 2
kegiatan)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
a. Klien mengatakan melihat sosok bayangan hitam tinggi
yang mengganggunya
b. Klien mengatakan melihat bayangan sampai  3x
DO :
a. Klien Tampak Bingung Dan Berbicara Sendiri
b. Tatapan Klien Curiga
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi penglihatan
3. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya dengan
minum obat secara teratur.
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi
dengan melakukan kegiatan harian
c. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan
harian

A.
B. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
“ Assalamualaikum ibu . Apa kabar hari ini?
2. Memperkenalkan Diri
“Ibu masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar bu.
Ingatan ibu luar biasa.”
3. Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum
“Bagaimana perasaannya pagi ini ibu ? Udah mandi dan makan
tadi pagi?”
4. Evaluasi / validasi
“Bagaimana ibu masih ingat apa yang kita pelajari kemarin?
Apakah bayangan-bayangannya masih muncul? Apakah ibu sudah
melakukan kegiatan-kegiatan yang telah kita buat
kemarin? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus”
5. Kontrak
“Pagi ini saya akan menjelaskan kepada ibu cara mengatasi
halusinasi dengan cara keempat yaitu dengan melakukan kegiatan
sehari-hari. Bagaimana kalau kita sekarang berbincang – bincang
di tempat ini , sekitar 10 mmenit ya ibu !”

C. Kerja :
‘’Cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi
tentang cara pertama, kedua, dan ketiga, cara lain dalam mengontrol
halusinasi yaitu cara keempat dengan ibu menyibukkan diri dengan
berbagi kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan waktu luang untuk
melamun saja.”
”Jika ibu mulai mendengar suara-suara, segera menyibukkan diri dengan
kegiatan sehari-hari seperti menyapu, mengepel, atau menyibukkan
dengan kegiatan lain.”

D. Terminasi :
a. Evaluasi  Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita melakukan kegiatan tadi?
b. Evaluasi Objektif
“Coba ibu sebutkan cara keempat tadi apa yang harus dilakukan jika
mendengar suara-suara ? Bagus sekali, ternyata ibu sudah memahami
apa yang sudah kita lakukan tadi ya…
c. Rencana tindak lanjut
“Karena ibu sudah paham dengan apa yang di jelaskan tadi jangan
lupa untuk kegiatan harian bisa dilakukan setiap hari ya ibu dan
jangan lupa dimasukkan ke dalam jadwal harian ibu seperti biasa.”
d. Kontrak
“Ibu nanti kita ketemu lagi ya ,kita akan membahas tentang masalah
dengan keluarga ibu. Bagaiman kalau besok jam 10 pagi? Tempatnya
bapak ingin di sini lagi atau pindah?”
Baiklah… besok kita ketemu lagi jam 10 di sini lagi ya bu…Saya
permisi dulu.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) 1

PADA KELUARGA HALUSINASI

Masalah Keperawatan : Halusinasi

Pertemuan : 1 (SP 1 K (Pendidikan Kesehatan tentang


pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami
pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara
merawat pasien halusinasi))

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
 Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar
 Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri
 Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan
isinya tidak jelas serta melihat setan-setan
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
3. Tujuan tindakan keperawatan kepada keluarga meliputi :
a. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah sakit
maupun di rumah
b. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
a.Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak/ibu. Perkenalkan saya Fitria , perawat yang
merawat Mbak H. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1
siang. Nama bapak/ibu siapa?  Dan senangnya dipanggil apa?”
a. Validasi
“Bagaimana perasaan bapak/ ibu hari ini? Apa pendapat bapak/ibu
tentang Mbak H?”
b. Kontrak
1) Topik
“Hari ini kita akan bincang-bincang tentang apa masalah yang
Mbak H alami dan bantuan apa yang bisa bapak/ibu berikan”
2) Waktu
“Bapak/ibu mau berapa lama berbincang-bincangnya? 20
menit? 30 menit?”
3) Tempat
“Tempatnya mau dimana pak/bu? Bagaimana kalau di ruang
tamu?”

2. Fase Kerja
“Apa yang bapak/ibu rasakan dalam merawat Mbak H? Apa yang
bapak/ibu lakukan?”

“Ya, gejala yang dialami oleh Mbak H itu dinamakan halusinasi, yaitu
mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri, atau marah-marah tanpa
sebab”

“Jadi kalau Mbak H mengatakan mendengar suara-suara/ melihat


bayangan-bayangan, sebenarnya suara/bayangan itu tidak ada”

”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara.


Ada beberapa cara untuk membantu bapak/ibu agar bisa mengendalikan
halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan Mbak H,
jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja bapak/ibu
percaya bahwa Mbak H tersebut memang mendengar suara atau melihat
bayangan, tetapi Mbak H sendiri tidak mendengar atau melihatnya”
”Kedua, jangan biarkan Mbak H melamun dan sendiri, karena kalau
melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-
cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat
bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih Mbak H untuk
membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong bapak/ibu pantau
pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dilakukan!”

”Ketiga, bantu Mbak H minum obat secara teratur. Jangan menghentikan


obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih
Mbak H untuk minum obat secara teratur. Jadi bapak/ibu dapat
mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya
CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum
3 kali sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih
namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ
tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam
minumnya juga sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk
mencegah kekambuhan”

”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi


Mbak H dengan cara menepuk punggung Mbak H. Kemudian suruhlah
Mbak H menghardik suara tersebut. Mbak H sudah saya ajarkan cara
menghardik halusinasi”

”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi Mbak H. Sambil


menepuk punggung Mbak H, katakan: Mbak H, sedang apa kamu? Kamu
ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Usir
suara itu, Mbak H tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya
tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, Mbak H”

”Sekarang coba bapak/ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan.


Bagus sekali pak/bu”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berdiskusi tentang
pengertian halusinasi, tanda gejala halusinasi dan latihan memutuskan
halusinasi Mbak H?”
b. Evaluasi objektif
“Sekarang coba bapak/ibu sebutkan kembali tiga cara merawat Mbak
H? Bagus sekali pak/bu”
c. Rencana tindak lanjut
“Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan
cara memutus halusinasi langsung dihadapan Mbak H? Mau jam
berapa kita bertemu pak/bu? Tempatnya mau dimana pak/bu? Baik,
sampai jumpa. Selamat pagi”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) 2

PADA KELUARGA HALUSINASI

Masalah : Halusinasi

Pertemuan ke : SP2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
S: klien mengatakan sering mendengar suara suara /bisikan yang
mengatakan kamu jelek,miskin dan klien mengatakan gara gara
miskin dan jelek dia meninggalkanku.
O: klien gelisah,klien tampak berbicara dan tertawa sendiri,klien
tampak tidak semangat dan klien kurang kosentrasi
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan Khusus
1) Keluarga mampu merawat pasien langsung dihadapan pasien

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum,Salamat pagi Bapak/Ibu, masih ingat ya
dengan Saya ? iya betul saya perawat yang merawat anak
Bapak/Ibu”
b. Evaluasi/Validasi
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu Pagi ini? Bagaimana
kemarin sudah faham tentang apa yang saya jelaskan tentang
cara merawat pasien halusinasi dengan cara bagaimana pak/bu?
Iya bagus masih ingat apakah bapak/ibu masih ingat bagaimana
cara memutus halusinasi anak bapak/ibu yang sedang
mengalami halusinasi?Bagus!”
c. Kontrak
Topik : “ sesuai dengan perjanjian kita kemarin bagaimana
nanti kita akan mempraktikkan cara memutus langsung
halusinasi dihadapan anak bapak/ibu.”
Tempat : “kita mempraktekkannya di kamar anak bapak/ibu
ya?”
Waktu : “bagaimana jika 20 menit apakah bapak/ibu
bersedia?”
“ mari kita datangi anak bapak/ibu”
2. Kerja
“Asalamualaikum N”
“N bapak/Ibu sangat ingin membantu N dalam mengendalikan suara
suara yang sering N dengar, untuk pagi ini bapak/ibu N datang
untuk mempraktikkan cara memutus suara-suara yang N dengar.N
nanti kalau sedang mendengar suara-suara bicara atau tersenyum-
senyum sendiri,maka Bapak/ibu akan mengingatkan seperti ini”
“sekarang,coba bapak/ibu peragakan cara memutus halusinasi yang
sedang N alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk
punggung N lalu suruh N mengusir suara dengan menutup telinga
dan menghardik suara tersebut”(perawat mengobservasi apa yang
dilakukan keluarga terhadap pasien)
“bagaimana N?senang dibantu bapak/ibu?nah bapak/ibu ingin
melihat jadwal harian N.( dorong orangtua memberikan pujian )”
“baiklah ,sekarang saya dan orang tua N ke ruang perawat dulu ya “
(perawat dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan
terminasi dengan keluarga).
3. Terminasi
a. Evaluasi
a) Subyektif
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah mempraktekkan
cara memutus halusinasi langsung dihadapan anak
bapak/ibu?”
b) Obyektif
c) “tadi bapak/ibu sudah mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan anak bapak/ibu ya,sekarang
coba bapak/ibu ulangi cara mempraktikkan memutus
halusinasi? Iya bagus! ”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Di ingat ingat pelajaran kita hari ini ya pak/bu.Bapak ibu
dapat melakukan cara itu bila anak bapak/ibu mengalami
halusinasi.”
c. Kontrak
1) Topik : “ Bagaimana kalu kita bertemu lagi untuk
membicarakan jadwal kegiatan harian anak bapak/ibu
untuk persiapan di rumah”
2) Tempat : “ tempatnya diruangan ini lagi ya pak/bu?”
3) Waktu : “ bapak/ibu bisa datang jam berapa? Baik jam
09.00 ya pak bu. sampai jumpa”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) 3

PADA KELUARGA HALUSINASI

Pertemuan :3

Masalah : Halusinasi

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Data Subjektif :
 Keluarga mengatakan klien sudah bisa mengontrol Halusinasi
dengan menghardik dan minum obat
Data Objektif :
 Keluarga sudah menunjukkan ekspresi senang karna sudah
mengerti cara mengontrol Halusinasi pada klien dengan
menghardik dan memberikan obat
2. Tujuan Tindakan
a. Keluarga dapat mengevaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih klien menghardik dan memberikan obat.
Memberikan pujian
b. Keluarga dapat menjelaskan cara bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan untuk mengontrol Halusinasi
c. Keluarga dapat melatih dan menyediakan waktu becakap-cakap
dengan Klien terutama saat Halusinasi
d. Keluarga dapat membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian

3. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih klien
menghardik dan memberikan obat. Memberikan pujian
b. Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan untuk
mengontrol Halusinasi
c. Latih dan menyediakan waktu becakap-cakap dengan Klien
terutama saat Halusinasi
d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
pujian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Perawat : Assalamualaikum Mbak, Selamat Pagi. Bertemu lagi
dengan saya Perawat yulinda.

b. Evaluasi/Validasi
Perawat : Bagaimana perasaan Mbak hari ini ?
Perawat : Wah, Alhamdulillah kalau begitu Mbak ..

c. Kontrak
1) Topik
Perawat :Sesuai jadwal sebelumnya Mbak, saya akan
menjelaskan bagaimana cara bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan untuk mengontrol halusinasi, dan melatih bagaimana
menyediakan waktu untuk menyediakan bercakap-cakap
terutama saat halusinasi. Apakah Mbak bersedia ?
2) Waktu
Perawat : Baik Mbak waktunya 15 menit ya ..  Tempat
Perawat : Untuk tempatnya seperti kemarin ya Mbak ?
2. Fase Kerja
Perawat : Baik Mbak … Saya akan menjelaskan cara bercakap-
cakap dan melakukan kegiatan untuk mengontrol
halusinasi. Bercakap-cakap sambil mengerjakan kegiatan
dapat membantu Ibu Mbak mengontrol halusinasinya.
Sebelumnya Ibu Mbak sudah melakukan 2 kegiatan.
Kegiatan pertama merapikan tempat tidur dan kedua
menyapu lantai. Nah, jika Ibu mbak sudah dirumah Mbak
bisa mengajak Ibu mbak seperti memasak, solat bersama,
bersih-bersih rumah dll. Dengan bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan dapat mengontrol halusinasi yang Ibu
alami. Apa sampai disini Mbak paham ?
Perawat : Baik jika mbak sudah paham. Selanjutnya saya akan
melatih bagaimana cara menyediakan waktu bercakap-
cakap pada Ibu terutama saat halusinasi. Jika Halusinasi Ibu
kembali, Mbak sediakan waktu mba untuk melatih kembali
kegiatan menghardik yang sudah saya praktikkan
sebelumnya, setelah itu bisa dengan memberikan obat, dan
diajak bercakap-cakap sambil melakukan kegiatan seperti
yang sudah saya ajarkan sebelumnya. Sudah paham mbak?
Perawat : Alhamdulillah jika Mbak sudah paham.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif & Objektif
Perawat : Bagaimana Mbak? Apa yang Ibu rasakan setelah saya
jelaskan cara untuk mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dan melakukan kegiatan, dan latihan
kegiatan tadi mbak?
Perawat : Jika sudah paham, coba sekarang ulangi kembali apa
yang sudah saya jelaskan tadi ….
Perawat : Bagus sekali Bu ..
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Perawat : Untuk pertemuan selanjutnya, kita akan mengadakan
pertemuan kembali ya Bu. Apakah Ibu bersedia ?
Keluarga : Bersedia Suster.

c. Kontrak yang akan datang


- Topik
Perawat : Besok kita akan bertemu lagi ya mbak, saya akan
menjelaskan bagaimana follow up ke RSJ?PKM,
dan apa tanda-tanda kambuh dan rujukan
- Waktu
Perawat : Untuk waktunya Mbak ingin jam berapa ?
Perawat : Baik Mbak, besok jam 09.00 pagi ya Mbak

- Tempat
Perawat : Untuk tempat apakah ingin di ruang tamu saja
seperti hari ini?
Perawat : Kalau begitu besok kita bertemu lagi jam 09.00
disini ya Mbak. Saya permisi ya Mbak.
Assalamualaikum ..
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) 4

“Menjelaskan Perawatan Lanjutan Kepada Keluarga”

Masalah : Halusinasi Pendengaran

Pertemuan ke :4

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
S:

a. Keluarga mengatakan klien sudah bisa mengontrol Halusinasi


dengan kegiatan menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
b. Keluarga mengatakan klien sudah tenang dan tidak marah-marah
lagi
O:

a. Keluarga klien terlihat sudah mampu membimbing Mba R dengan


baik untuk masalah defisit perawatan diri Mba R terlihat dari
jadwal harian Mba R yang selalu melakukan perawatan diri dengan
cukup baik dan mandiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus
a. Keluarga dapat mengevaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien menghardik, memberikan obat dan
bercakap-cakap. Memberikan pujian
b. Keluarga dapat menjelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
kambuh, rujukan
c. Keluarga dapat membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
pujian
4. Intervensi
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien
menghardik, memberikan obat dan bercakap-cakap. Memberikan
pujian
b. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (Sp)
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum Bapak/Ibu”
“ Bapak/Ibu bertemu lagi dengan saya perawat Hanifah”
b. Evaluasi/Validasi
”Bapak/Ibu bagaimana apakah Bapak/Ibu sudah merawat Mba R
dengan baik? Apakah Bapak/Ibu sudah menerapkan apa yang saya
ajarkan dengan memotivasi dan membimbing untuk mengontrol
halusinasi Mba R?”
“Bagus sekali Bapak/Ibu sudah berusaha melakukan apa yang saya
ajarkan kemarin untuk merawat Mba R dan Bapak/Ibu sudah dapat
melakukannya dengan sangat baik.”
c. Kontrak
1) Topik
“Hari ini saya akan mengajak Bapak/Ibu untuk membahas
bagaimana follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh dan rujukan
Mba R di rumah nanti. Bagaimana Bapak/Ibu apakah bersedia?

2) Tempat
“Untuk tempatnya kira-kira di mana ya Bapak/Ibu, Apakah di
ruangan ini saja Bapak/Ibu ?”
3) Waktu
“Kira-kira berapa lama mau berbincang-bincang Bapak/Ibu?
Bagaimana kalau 30 menit, apakah Bapak/Ibu setuju?”
2. Kerja
“Bapak/Ibu ini saya sudah membuat jadwal kegiatan Mba R selama di
rumah, kira-kira apakah bisa dilakukan ya Bapak/Ibu? Alhamdulillah
jika bisa untuk dilakukan”
“Saya berharap Bapak/Ibu keluarga dari Mba R dapat melanjutkan
jadwal kegiatan Mba R ini selama di rumah. Selain jadwal kegiatan
Mba R, Bapak/Ibu saya harap melaksanakan jadwal minum obat
Mba R secara rutin ya”
“Untuk perilaku Mba R sekarang sudah mengalami kemajuan
Bapak/Ibu seperti Mba R sudah mampu untuk menghardik
halusinasi, meminum obat dengan teratur, berbicara dengan orang
lain saat halusinasi kambuh dan melakukan kegiatan dengan baik.
Bapak/Ibu dapat selalu memotivasi dan membimbing Mba R untuk
selalu melakukan hal tersebut dengan baik.”
“Bapak/Ibu saya harap selalu memperhatikan perilaku yang dilakukan
oleh Mba R ya...Jika Mba R mengalami kekambuhan dengan terlihat
tanda-tanda Mba R misalnya kalau Mba R tertawa atau berbicara
sendiri, mendengar suara-suara lagi, dan menolak untuk minum obat,
Bapak/Ibu jangan sungkan untuk menghubungi kami pihak Rumah
Sakit Jiwa Sumber Bahagia, Saya akan memberikan nomor telepon
yang dapat dihubungi oleh Bapak/ Ibu, Bapak/Ibu catat ya
081010101010. Mba R mungkin saja akan melakukan sesuatu yang
membahayakan orang lain atau Mba R sendiri. Jika terjadi hal seperti
itu Bapak/Ibu juga dapat menghubungi pihak Rumah Sakit Jiwa
Sumber Bahagia ya”
“Saya harap Bapak/Ibu mampu untuk menciptakan suasana
kekeluargaan dan lingkungan yang nyaman untuk Mba R
dikarenakan suasana kekeluargaan dan lingkungan yang nyaman
dapat mempercepat kesembuhan Mba R. Selain itu saya harap
Bapak/Ibu juga bisa menemani Mba R selama perawatan dilakukan
dan mengajak Mba R untuk mengobrol di saat waktu santai.”
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif

“Bagaimana Bapak/Ibu setelah kita berbincang-bincang, apakah


ada yang ingin ditanyakan kepada saya mengenai perawatan
lanjutan Mba R?”.

Obyektif

“Bapak/Ibu apakah dapat mengulangi pesan yang telah saya


sebutkan tadi?”

“Bagus sekali, Bapak/ Ibu sudah memahaminya dengan baik”

b. Rencana Tindak Lanjut


“Saya akan memberikan obat kepada Bapak/Ibu untuk diberikan
kepada Mba R secara rutin. Bapak/Ibu jangan lupa untuk membawa
Mba R kontrol ya sebelum obatnya habis atau jika Mba R
mengalami gejala kekambuhan.”

c. Kontrak
“Bapak/Ibu di sini saya masih memantau keadaan Mba R dengan
melakukan kunjungan dua pekan sekali sekitar jam 9 pagi di rumah
Bapak/Ibu untuk melihat perkembangan atau keadaan dari Mba R
dan mengetahui apakah Mba R sudah rutin melakukan kegiatan
yang telah diajarkan.”

“Baik Bapak/Ibu saya sudah selesai untuk menyampaikan


mengenai perawatan lanjutan untuk Mba R dan Bapak/Ibu sudah
memahaminya. Kalau begitu saya permisi dulu ya Bapak/Ibu”
“Semoga Bapak/Ibu selalu diberi kesehatan dan Mba R segera
sembuh.”

“Kita bertemu di kunjungan saya selanjutnya ya Bapak/Ibu”

“Assalamu’alaikum”

Anda mungkin juga menyukai