Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA An. G DENGAN ADOLESCENT IDIOPHATIC SCOLIOSIS (AIS)

DI RUANG BOUGENVILLE RS ORTOPEDI Prof. dr. R. SOEHARSO SURAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Ortopedi

Clinical Teacher : Sunarto, SST., Ns., M. Kes.


Clinical Instructor : Sri Hartini, S. Kep., Ns.

Disusun Oleh :

1. Fitria Rahmawati P27220019156


2. Indri Ambarwati P27220019159
3. Indriyasari Nur Addina P27220019160

PTOGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

2023
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA An. G DENGAN ADOLESCENT IDIOPHATIC SCOLIOSIS (AIS)

DI RUANG BOUGENVILLE RS ORTOPEDI Prof. dr. R. SOEHARSO SURAKARTA

Tgl / Jam MRS : 2 April 2023 pukul 10.00 WIB

Tgl / Jam Pengkajian : 4 April 2023 pukul 10.30 WIB

Metode Pengkajian : Wawancara dan Anamnesa

Diagnosa Medis : AIS Lenke 1 Post Stabilisasi Fusi

No. Registrasi : 0036xxxx

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : An.G
Tanggal Lahir : 14 Maret 2009
Umur : 14 Tahun
Pendidikan : SMP
Alamat : Perum Pondok Mutiara, Malang
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.D
Umur : 39 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Perum Pondok Mutiara, Malang
Hubungan Dengan Pasien : Ayah pasien

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri dibagian punggung.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien bersama keluarga datang ke RSO Prof. DR. R. Soeharso
Surakarta pada tanggal 2 April 2023 untuk menjalani tindakan opoerasi
yang kedua setelah mendapat persetujuan dokter untuk dilakukan
operasi scoliosis pada tulang belakang. Pasien berada di bangsal
Bougenville, pada tanggal 3 April 2023 pasien menjalani operasi jam
08.00 WIB. Setelah tindakan operasi selesai, pasien dipindahkan ke
ICU karena membutuhkan bantuan alat pernapasan ventilator. Di ruang
ICU pasien juga mendapatkan transfusi darah. Pada tanggal 4 April
2023 jam 10.00 WIB pasien dipindah ke bangsal Bougenville. Pada
pukul 10.30 WIB dilakukan pengkajian dan didapatkan tanda-tanda
vital :
Kesadaran composmentis, TD : 110/70 mmHg, S : 36,7 0C, RR :
29x/mnt, N : 75x/mnt. Terpasang DC dan infus ukuran 22 RL 20 tpm
di tangan kiri.
P : Nyeri pada punggung dan dada
Q : Panas dan seperti ditusuk-tusuk
R : Punggung sampai dada
S : Skala nyeri 7
T : Nyeri terus menerus
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan saat pasien berusia 11 tahun, pasien mengalami
cedera pada tulang belakang saat mengikuti kegiatan karate. Saat
terjadi cedera pasien tidak merasakan apa-apa, tetapi lama-kelamaan
sering merasakan kemeng pada bagian punggung. Pada saat pasien
menginjak kelas 6 SD bahu kanan terllihat lebih menonjol dari bahu
kiri, serta bahu kanan dan kiri tidak sejajar yang akhirnya membuat
pasien kesulitan berjalan. Saat itu keluarga membawa pasien berobar
di RS Malang, lalu keluarga meminta dirujuk ke RSO Prof.Dr.R.
Soeharso Surakarta. Pada tanggal 28 April 2022 pasien menjalani
operasi yang pertama dan setelah satu tahun berlalu pasien menjalani
perasi yang kedua pada tanggal 3 April 2023.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ada riwayat penyakit
menular maupun menurun dari keluarganya.
e. Pengkajian Pola Fungsional Menurut Gordon
1) Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan tidak nyaman karena merasakan sakit. Untuk
memelihara kesehatannya, pasien mengatakan akan mematuhi
anjuran dokter dan perawat..
2) Pola nutrisi-metabolik
- Sebelum Sakit : Pasien makan 3 kali sehari ditambah snack
makanan ringan dan minum ± 2 liter/hari..
- Selama Sakit : Nafsu makan agak berkurang, lebih banyak
makan camilan snack, minum ± 5 gelas/hari.
- Pemeriksaan ABCD
1) A : BB : 50 kg, TB : 140 cm, IMT : 26,9 kg/m2.
2) B : Hb = 10,8 g/dl
3) C : Pasien tampak sakit.
4) D : Diet TKTP.
3) Pola eliminasi

- Sebelum Sakit : BAK 3-5x/hari, warna urin kuning jernih, bau


khas urin, BAB 2 hari sekali, lunak berwarna coklat.
- Selama Sakit : BAK menggunakan selang urin/ DC sebanyak
400 cc/ 7 jam, BAB 3 hari sekali.
4) Pola aktivitas-latihan

- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan pasien masih melakukan ADL dan
mengerjakan pekerjaan rumah secara mandiri. Namun, pasien
mengalami kesulitan saat berjalan.
- Selama Sakit
Pasien mengatakan aktivitas pasien berkurang.

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4

Makan dan Minum V

Mandi V

Toileting V

Berpakaian V

Berpindah V

Keterangan :
0 : Mandiri. 2 : Dibantu orang lain. 4 : Tergantung total.
1 : Alat bantu. 3 : Dibantu orang lain dan alat.

5) Pola istirahat dan tidur


- Sebelum Sakit : Pasien tidur 7-8 jam/hari, tidak ada kesulitan
tidur.
- Selama Sakit : Pasien tidur 5-6 jam/hari, susah tidur karena
nyeri.
6) Pola kognitif dan presepsi

- Sebelum sakit : Pasien dapat berbicara dengan baik dan benar,


pasien mampu untuk berinteraksi dengan orang sekitar,
keluarga, dan tetangga rumahnya.
- Saat sakit : Pasien dapat berbicara dengan baik dan benar,
interaksi pasien lebih sedikit dikarenakan keadaannya yang
masih lemah.
7) Pola persepsi diri-konsep diri

- Gambaran diri : Pasein terkadang kurang percaya diri,


karena penyakit yang dideritanya membuat kesulitan untuk
beraktivitas.
- Harga diri : pasien selau dihargai dan mendapat dukungan
penuh dari keluarganya.
- Peran diri : Pasien masih duduk dibangku SMP, anak pertama
dari dua bersaudara. Saat ini pasien tidak bisa menjalani
aktivitasnya seperti biasa karena sakit.
- Ideal diri : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan
berharap ini operasi yang terakhir.
- Identitas diri : Pasien adalah anak laki-laki pertama
dikeluarganya.

8) Pola peran-hubungan
Pasien adalah anak pertama dan memiliki adik laki-laki. Pasien
selalu mengandalkan keluarganya dalam segala hal.
9) Pola nilai-keyakinan
Pasien mengatakan rajin beribadah, dan tidak lupa terus berdoa
untuk kesembuhannya pasien beragama islam.
10) Pola toleransi stress dan koping
Pasien mengatakan keluarga selalu mendukung dan memberi
semangat selama pasien sakit.
11) Pola seksual dan reproduksi
Pasien berjenis kelamin laki laki dan belum menikah.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis (E4V5M5)
c. TTV : TD : 110/70 mmhg N: 75 x/menit
RR : 29x/menit S : 36,7oC
d. Skala Nyeri
Pemeriksaan P, Q, R, S, T
P : Nyeri pada punggung dan dada
Q : Panas dan seperti ditusuk-tusuk
R : Punggung sampai dada
S : Skala nyeri 7
T : Nyeri terus menerus
e. Pemeriksaan fisik head to toe
1) Kepala
a) Bentuk kepala : Normal, tidak ada edema, tidak ada luka.
b) Pertumbuhan rambut : Rambut hitam, pertumbuhan merata
c) Kulit kepala : Kulit kepala bersih.
2) Muka
a) Mata : Mata simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik.
b) Hidung : Tidak ada sekret, nyeri sinus, dan polip. Pasien tidak
bernafas dengan cuping hidung.
c) Mulut : Bibir pucat, mukosa bibir kering.
d) Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen, tidak ada nyeri.
3) Leher : Tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada nyeri telan.
4) Dada
a) Paru-paru
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada jejas, ada retraksi
dingding dada
Palpasi : terdapat nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
b) Jantung
Inspeksi : tidak ada jejas
Palpasi : tidak terdapat pembesaran jantung
Perkusi : pekak
Auskultasi : suara jantung S1/S2 (lup dup)
c) Abdomen
Inspeksi : tidak ada jejas
Auskultasi : 14x/menit
Perkusi : timpani
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
5) Punggung : Terdapat luka jahitan post operasi panjang
luka ±20 cm, ada nyeri tekan.
6) Genetalia : Terpasang DC
7) Kulit : Warna kulit sawo matang
8) Ekstermitas
a) Atas
Kanan : kekuatan otot maksimal, bergerak dengan baik tidak
ada hambatan
Kiri : terpasang infuse RL 20 tpm, kekuatan otot
maksimal, bergerak dengan baik tidak ada hambatan.
b) Bawah
Tidak terdapat nyeri tekan.

Kekuatan Otot
Atas Atas
kanan kiri
5 5
Bawah Bawah
kanan kiri
4 4

Keterangan kekuatan otot :


1 : Tidak ada gerakan otot
2 : Terlihat gerak otot sedikit namun tidak mampu bergerak
3 : Dapat bergerak namun tidak bisa diangkat
4 :Mampu mengangkat tetapi tidak mampu menahan
beban/gravitasi
5 : Mampu menahan gravitasi tetapi tidak mampu menahan
beban
6 : Mampu menahan beban dan gravitasi
4. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 4 April 2023

Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Rujukan


HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
Hemoglobin L 10,8 gr/dl 13,0-17,0
Leukosit 12270 /uL 4000 - 10000
Eritrosit L 3,72 Juta/uL 4,0-5,4
Trombosit 254 10^3/µL 150-500
Hematokrit L 30 % 40,0 – 54,0
MCV 81,2 fL 80,0 – 100,0
MCH 29,0 Pg 26,0 – 34,0
MCHC 35,8 g/dL 32,0 – 36,0

Hasil X-ray full vertebral thoraco-lumbar AP Tanggal 4 April 2023


- Tampak internal fiksasi posterior spinal rod dan screw setinggi
vertebrae thoracal hingga lumbal, dengan screw dari aspek posterior.
- Scoliosis thoraco-lumbales, dengan apex kearah dextra.

5. Terapi Obat

Nama Obat Dosis Jalur Fungsi Obat


Infus Ringer 20 tpm IV Menambah elektrolit tubuh untuk
Laktat mengembalikan keseimbangan
tubuh.
Cefazolin 3x1gr IV Mecegah infeksi bakteri pada pasien
yang akan atau telah menjalani
operasi.
ketorolac 3x1 IV Meringankan nyeri
Ranitidine 2x1 IV Menurunkan produksi asam
lambung.

B. ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Problem


1. Data Subjektif: Deformitas Pola napas tidak
Klien mengatakan sesak saat tulang dada efektif
bernafas dan dada terasa nyeri saat
tarik nafas.

Data Objektif:
- Terdapat retraksi dinding dada
- Pola napas takipnea dan RR: 29
x/menit
- Terdapat penggunaan otot
bantu pernapasan
2. Data Subjektif: Agen pencedera Nyeri akut
Klien mengatakan nyeru pada fisik (post
punggung sampai bahu (post operasi)
operasi)
Pengkajian nyeri:
P : Nyeri pada punggung
Q : Terasa panas dan seperti
ditusuk - tusuk
R : Punggung hingga dada
S:7
T : Nyeri dirasa terus menerus

Data Objektif:
Klien meringis kesakitan
3. Data Subjektif: Gangguan Gangguan
- Klien mengatakan masih sulit muskuloskeletal mobilitas
menggerakkan bagian tubuh
bawah
- Klien belum bisa miring kanan
dan kiri setelah operasi

Data Objektif:
- ROM klien menurun
- Klien terbatas saat bergerak
- Kekuatan otot
5 5
4 4

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. D.005 Pola napas tidak efektif b.d. deformitas tulang dada.
2. D.0077 Nyeri akut b.d. agen pencedera fisik (post operasi).
3. D.0054 Gangguan mobilitas fisik b.d. gangguan muskuloskeletal.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
1. Pola napas tidak Setelah dilakukan I.01011 Manajemen
efektif b.d. intervensi Jalan Napas
defprmitas tulang keperawatan Observasi:
dada selama 2 x 24 jam 1. Monitor pola napas
diharapkan (frekuensi, kedalaman,
masalah pola napas usaha napas).
dapat membaik 2. Monitor bunyi napas
dengan kriteria tambahan (gurgling,
hasil: wheezing, ronchi).
1. Dyspnea Terapeutik:
menurun skala 1. Posisikan semi –
5. fowler.
2. Penggunaan 2. Berikan minum hangat.
otot bantu napas 3. Berikan oksigen.
menurun skala Edukasi:
5. Ajarkan teknik batuk
3. Frekuensi napas efektif.
membaik skala Kolaborasi:
5. Kolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
dan ekspektoran, jika
perlu.
2. Nyeri akut b.d. Setelah dilakukan I.08238 Manajemen
agen pencedera tindakan Nyeri
fisik (post keperawatan 2 x 24 Observasi:
operasi) jam diharapkan 1. Identifikasi lokasi,
tingkat nyeri karakteristik, durasi,
membaik dengan frekuensi, kualitas,
intensitas, dan skala
kriteria hasil: nyeri.
1. Kekuatan nyeri 2. Monitor efek samping
menurun skala penggunaan analgetik.
4. Terapeutik:
2. Meringis 1. Berikan teknik non –
menurun skala farmakologis untuk
5. mengurangi rasa nyeri
3. Gelisah (misal: aromaterapi
menurun skala dan napas dalam).
5. 2. Latih teknik relaksasi.
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur.
Edukasi:
1. Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
2. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
Kolaborasi:
Kolaborasi dalam
pemberian analgetik.
3. Gangguan Setelah dilakukan I.06171 Dukungan
mobilitas fisik tindakan Ambulasi
b.d. gangguan keperawatan 2 x 24 Observasi:
muskuloskeletal jam diharapkan 1. Identifikasi adanya
mobilitas fisik kelelahan fisik.
membaik dengan 2. Identifikasi toleransi
kriteria hasil: fisik melakukan
1. Pergerakan ambulasi.
ekstremitas 3. Monitor frekuensi
meningkat skala jantung dan tekanan
4. darah sebelum
2. Kekuatan otot melakukan ambulasi.
meningkat skala 4. Monitor kondisi umum
4. selama melakukan
3. Rentang gerak ambulasi.
(ROM) Terapeutik:
meningkat skala 1. Fasilitasi aktivitas
4. ambulasi dengan alat
bantu.
2. Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi.
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi.
2. Anjurkan melakukan
ambulasi dini.
3. Anjurkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan.

E. IMPLEMENTASI

No Hari/Tgl/Jam Implementasi Respon TTD


.
dx
Selasa, 4
April 2023
1 11.00 WIB Memonitor pola DS : Fitria
napas (frekuensi, Pasien mengatakan sesak di
kedalaman, usaha dada dan kesulitan saat
napas) bernapas.
DO :
- RR : 29x/mnt
- SpO2: 92 %
- Terdapat otot bantu
pernapasan
- Terdapat retraksi dinding
dada

1 11.15 WIB Memberikan terapi DS : Fitria


oksigen. Pasien mengatakan masih sesak.
DO :
Terpasang nasal kanul 3 lpm.
2 11.30 WIB Mengidentifikasi DS : Indri
lokasi, Pasien mengatakan nyeri
karakteristik, punggung.
durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas P : Nyeri pada punggung dan
nyeri dada
Q : Panas dan seperti ditusuk-
tusuk
R : Punggung sampai dada
S : Skala nyeri 7
T : Nyeri terus menerus
DO :
Pasien tampak meringis
kesakitan dan gelisah.
2 11.40 WIB Melatih teknik DS : Indri
relaksasi napas Pasien bersedia diajarkan teknik
dalam dan untuk mengurangi rasa nyeri,
pengalihan sesuai pasien suka bermain game
kegemaran pasien online dan menonton youtube.
untuk mengatasi DO :
nyeri. Pasien terlihat sudah bisa
melakukan teknik meredakan
rasa nyeri.
3 12.00 WIB Mengidentifikasi DS : Fitria
adanya keluhan Pasien mengatakan masih nyeri
fisik. di punggung. Kaki hanya bisa
ditekuk.
DO :
Pasien belum bisa miring kanan
dan kiri. kekuatan otot
5 5
4 4
2 13.00 WIB Berkolaborasi DS : Indri
dalam pemberian Pasien bersedia diberi obat.
analgetik dan DO :
antibiotic sesuai Inj. IV zefazolin 1 gr
advice dokter. Inj. IV ketorolac
Inj. IV Ranitidine
Rabu, 5
April 2023
1 15.00 WIB Memonitor pola DS : Indri
napas (frekuensi, Pasien mengatakan sudah tidak
kedalaman, usaha sesak napas.
napas) DO :
- RR : 21x/mnt
- SpO2: 99 %
- Tidak terdapat otot bantu
pernapasan
- Tidak terdapat retraksi
dinding dada

2 15.15 WIB Berkolaborasi DS : Indriyasari


dengan fisioterapi Pasien bersedia latihan
dalam penggunaan menggunakan stabilizer.
brace/ stabilizer DO :
punggung. Strabilizer terpasang.
2 17.00 WIB Berkolaborasi DS : Indriyasari
dalam pemberian Pasien bersedia diberi obat.
analgetik dan DO :
antibiotic sesuai Inj. IV zefazolin 1 gr
advice dokter. Inj. IV ketorolac 1 gr
3 19.00 WIB Mengidentifikasi DS : Indri
lokasi, Pasien mengatakan masih
karakteristik, merasakan nyeri tetapi tidak
durasi, frekuensi, sering.
kualitas, intensitas
nyeri P : Nyeri pada punggung
Q : cekot-cekot
R : Punggung
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri hilang timbul
DO :
Pasien sudah tidak meringis
kesakitan.
3 19.15 WIB Memonitor keadaan DS : Indriyasari
umum dan Pasien merasa masih nyeri saat
mengkaji rentang menggerakkan badan. Pasien
gerak (ROM). sudah mulai belajar miring
kanan dan kiri.
DO :
Pasien sudah bisa miring kanan
dan kiri, serta tetap memakai
alat stabilizer punggung.
Kekuatan otot
5 5
4 4
Kamis, 6
April 2023
2 08.30 WIB Berkolaborasi DS : Fitria
dalam pemberian Pasien bersedia diberi obat.
analgetik dan DO :
antibiotic sesuai Inj. IV zefazolin 1 gr
advice dokter. Inj. IV ketorolac 1 gr
2 09.00 WIB Mengidentifikasi DS : Indriyasari
lokasi, Pasien mengatakan masih
karakteristik, merasakan nyeri sedikit tetapi
durasi, frekuensi, tidak sering.
kualitas, intensitas
nyeri P : Nyeri pada punggung
Q : cekot-cekot
R : Punggung
S : Skala nyeri 3
T : Nyeri hilang timbul
DO :
Pasien terlihat tenang.
3 10.00 WIB Memonitor keadaan DS : Fitria
umum dan Pasien sudah dapat miring
mengkaji rentang kanan dan kiri serta dapat
gerak (ROM). menggerakkan kaki.
DO :
Kekuatan otot
5 5
5 5
F. EVALUSASI

No Hari/ Tgl/Jam Evaluasi TTD


dx
Selasa, 4 April S : Indri
2023 Pasien mengatakan sesak napas di dada dan
kesulitan saat bernapas.
1 13.30 WIB O:
- RR : 29x/mnt
- SpO2: 92 %
- Terdapat otot bantu pernapasan
- Terdapat retraksi dinding dada
- Terpasang NK 3 lpm
A:
Masalah keperawatan pola napas tidak efektif
belum teratasi.
P:
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
napas).
2 13.30 WIB S: Indri
Pasien mengatakan nyeri punggung
P : Nyeri pada punggung dan dada
Q : Panas dan seperti ditusuk-tusuk
R : Punggung sampai dada
S : Skala nyeri 7
T : Nyeri terus menerus
O:
Pasien meringis kesakitan dan gelisah
A:
Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P:
- Monitor dan kaji nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik
3 13.30 WIB S: Indri
Pasien mengatakan masih nyeri di punggung.
Kaki hanya bisa ditekuk sedikit.
O:
Pasien belum bisa miring kanan dan kiri.
kekuatan otot
5 5
4 4
A:
Masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik
belum teratasi.
P:
- Monitor keadaan umum dan rentang gerak
(ROM).
- Kolaborasi dengan fisioterapi
Rabu, 5 April Indriyasari
2023
1 21.00 WIB S:
Pasien mengatakan sudah tidak sesak napas.
O:
- RR : 21x/mnt
- SpO2: 99 %
- Tidak terdapat otot bantu pernapasan
- Tidak terdapat retraksi dinding dada
- Terpasang NK 3 lpm
A:
Masalah keperawatan pola napas tidak efektif
teratasi.
P:
Monitor selalu selalu saturasi oksigen, jika stabil
hentikan intervensi.
2 21.00 WIB S: Indriyasari
Pasien masih merasa nyeri tetapi tidak sering.
P : Nyeri pada punggung
Q : cekot-cekot
R : Punggung
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri terus menerus
O:
Pasien sudah tidak meringis kesakitan.
A:
Masalah keperawatan nyeri akut teratasi
sebagian.
P:
- Monitor dan kaji nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik
3 21.00 WIB S: Indriyasari
Pasien sudah belajar miring kanan dan kiri tatapi
masih merasa sedikit sakit.
O:
Pasienterlihat sudah latihan dengan stabilizer
punggung. kekuatan otot
5 5
4 4
A:
Masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik
belum teratasi.
P:
- Monitor keadaan umum dan rentang gerak
(ROM).

Kamis, 6 April
2023
2 14.00 WIB S: Fitria
Pasien masih merasa nyeri sedikit tetapi tidak
sering.
P : Nyeri pada punggung
Q : cekot-cekot
R : Punggung
S : Skala nyeri 3
T : Nyeri terus menerus
O:
Pasien terlihat tenang.
A:
Masalah keperawatan nyeri akut teratasi
sebagian.
P:
- Kolaborasi pemberian analgetik
3 14.00 WIB S: Fitria
Pasien sudah dapat miring kanan dan kiri serta
dapat menggerak-gerakan kaki.
O:
kekuatan otot
5 5
4 4
A:
Masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik
teratasi sebagian.
P:
- Kolaborasi dengan fisioterapi.
- Berikan edukasi discharge planning
mobilisasi pasien saat di rumah.

Anda mungkin juga menyukai