Disusun Oleh :
2023
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : An.G
Tanggal Lahir : 14 Maret 2009
Umur : 14 Tahun
Pendidikan : SMP
Alamat : Perum Pondok Mutiara, Malang
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.D
Umur : 39 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Perum Pondok Mutiara, Malang
Hubungan Dengan Pasien : Ayah pasien
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri dibagian punggung.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien bersama keluarga datang ke RSO Prof. DR. R. Soeharso
Surakarta pada tanggal 2 April 2023 untuk menjalani tindakan opoerasi
yang kedua setelah mendapat persetujuan dokter untuk dilakukan
operasi scoliosis pada tulang belakang. Pasien berada di bangsal
Bougenville, pada tanggal 3 April 2023 pasien menjalani operasi jam
08.00 WIB. Setelah tindakan operasi selesai, pasien dipindahkan ke
ICU karena membutuhkan bantuan alat pernapasan ventilator. Di ruang
ICU pasien juga mendapatkan transfusi darah. Pada tanggal 4 April
2023 jam 10.00 WIB pasien dipindah ke bangsal Bougenville. Pada
pukul 10.30 WIB dilakukan pengkajian dan didapatkan tanda-tanda
vital :
Kesadaran composmentis, TD : 110/70 mmHg, S : 36,7 0C, RR :
29x/mnt, N : 75x/mnt. Terpasang DC dan infus ukuran 22 RL 20 tpm
di tangan kiri.
P : Nyeri pada punggung dan dada
Q : Panas dan seperti ditusuk-tusuk
R : Punggung sampai dada
S : Skala nyeri 7
T : Nyeri terus menerus
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan saat pasien berusia 11 tahun, pasien mengalami
cedera pada tulang belakang saat mengikuti kegiatan karate. Saat
terjadi cedera pasien tidak merasakan apa-apa, tetapi lama-kelamaan
sering merasakan kemeng pada bagian punggung. Pada saat pasien
menginjak kelas 6 SD bahu kanan terllihat lebih menonjol dari bahu
kiri, serta bahu kanan dan kiri tidak sejajar yang akhirnya membuat
pasien kesulitan berjalan. Saat itu keluarga membawa pasien berobar
di RS Malang, lalu keluarga meminta dirujuk ke RSO Prof.Dr.R.
Soeharso Surakarta. Pada tanggal 28 April 2022 pasien menjalani
operasi yang pertama dan setelah satu tahun berlalu pasien menjalani
perasi yang kedua pada tanggal 3 April 2023.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ada riwayat penyakit
menular maupun menurun dari keluarganya.
e. Pengkajian Pola Fungsional Menurut Gordon
1) Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan tidak nyaman karena merasakan sakit. Untuk
memelihara kesehatannya, pasien mengatakan akan mematuhi
anjuran dokter dan perawat..
2) Pola nutrisi-metabolik
- Sebelum Sakit : Pasien makan 3 kali sehari ditambah snack
makanan ringan dan minum ± 2 liter/hari..
- Selama Sakit : Nafsu makan agak berkurang, lebih banyak
makan camilan snack, minum ± 5 gelas/hari.
- Pemeriksaan ABCD
1) A : BB : 50 kg, TB : 140 cm, IMT : 26,9 kg/m2.
2) B : Hb = 10,8 g/dl
3) C : Pasien tampak sakit.
4) D : Diet TKTP.
3) Pola eliminasi
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan pasien masih melakukan ADL dan
mengerjakan pekerjaan rumah secara mandiri. Namun, pasien
mengalami kesulitan saat berjalan.
- Selama Sakit
Pasien mengatakan aktivitas pasien berkurang.
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Berpindah V
Keterangan :
0 : Mandiri. 2 : Dibantu orang lain. 4 : Tergantung total.
1 : Alat bantu. 3 : Dibantu orang lain dan alat.
8) Pola peran-hubungan
Pasien adalah anak pertama dan memiliki adik laki-laki. Pasien
selalu mengandalkan keluarganya dalam segala hal.
9) Pola nilai-keyakinan
Pasien mengatakan rajin beribadah, dan tidak lupa terus berdoa
untuk kesembuhannya pasien beragama islam.
10) Pola toleransi stress dan koping
Pasien mengatakan keluarga selalu mendukung dan memberi
semangat selama pasien sakit.
11) Pola seksual dan reproduksi
Pasien berjenis kelamin laki laki dan belum menikah.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis (E4V5M5)
c. TTV : TD : 110/70 mmhg N: 75 x/menit
RR : 29x/menit S : 36,7oC
d. Skala Nyeri
Pemeriksaan P, Q, R, S, T
P : Nyeri pada punggung dan dada
Q : Panas dan seperti ditusuk-tusuk
R : Punggung sampai dada
S : Skala nyeri 7
T : Nyeri terus menerus
e. Pemeriksaan fisik head to toe
1) Kepala
a) Bentuk kepala : Normal, tidak ada edema, tidak ada luka.
b) Pertumbuhan rambut : Rambut hitam, pertumbuhan merata
c) Kulit kepala : Kulit kepala bersih.
2) Muka
a) Mata : Mata simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik.
b) Hidung : Tidak ada sekret, nyeri sinus, dan polip. Pasien tidak
bernafas dengan cuping hidung.
c) Mulut : Bibir pucat, mukosa bibir kering.
d) Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen, tidak ada nyeri.
3) Leher : Tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada nyeri telan.
4) Dada
a) Paru-paru
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada jejas, ada retraksi
dingding dada
Palpasi : terdapat nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
b) Jantung
Inspeksi : tidak ada jejas
Palpasi : tidak terdapat pembesaran jantung
Perkusi : pekak
Auskultasi : suara jantung S1/S2 (lup dup)
c) Abdomen
Inspeksi : tidak ada jejas
Auskultasi : 14x/menit
Perkusi : timpani
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
5) Punggung : Terdapat luka jahitan post operasi panjang
luka ±20 cm, ada nyeri tekan.
6) Genetalia : Terpasang DC
7) Kulit : Warna kulit sawo matang
8) Ekstermitas
a) Atas
Kanan : kekuatan otot maksimal, bergerak dengan baik tidak
ada hambatan
Kiri : terpasang infuse RL 20 tpm, kekuatan otot
maksimal, bergerak dengan baik tidak ada hambatan.
b) Bawah
Tidak terdapat nyeri tekan.
Kekuatan Otot
Atas Atas
kanan kiri
5 5
Bawah Bawah
kanan kiri
4 4
5. Terapi Obat
B. ANALISA DATA
Data Objektif:
- Terdapat retraksi dinding dada
- Pola napas takipnea dan RR: 29
x/menit
- Terdapat penggunaan otot
bantu pernapasan
2. Data Subjektif: Agen pencedera Nyeri akut
Klien mengatakan nyeru pada fisik (post
punggung sampai bahu (post operasi)
operasi)
Pengkajian nyeri:
P : Nyeri pada punggung
Q : Terasa panas dan seperti
ditusuk - tusuk
R : Punggung hingga dada
S:7
T : Nyeri dirasa terus menerus
Data Objektif:
Klien meringis kesakitan
3. Data Subjektif: Gangguan Gangguan
- Klien mengatakan masih sulit muskuloskeletal mobilitas
menggerakkan bagian tubuh
bawah
- Klien belum bisa miring kanan
dan kiri setelah operasi
Data Objektif:
- ROM klien menurun
- Klien terbatas saat bergerak
- Kekuatan otot
5 5
4 4
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. D.005 Pola napas tidak efektif b.d. deformitas tulang dada.
2. D.0077 Nyeri akut b.d. agen pencedera fisik (post operasi).
3. D.0054 Gangguan mobilitas fisik b.d. gangguan muskuloskeletal.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
1. Pola napas tidak Setelah dilakukan I.01011 Manajemen
efektif b.d. intervensi Jalan Napas
defprmitas tulang keperawatan Observasi:
dada selama 2 x 24 jam 1. Monitor pola napas
diharapkan (frekuensi, kedalaman,
masalah pola napas usaha napas).
dapat membaik 2. Monitor bunyi napas
dengan kriteria tambahan (gurgling,
hasil: wheezing, ronchi).
1. Dyspnea Terapeutik:
menurun skala 1. Posisikan semi –
5. fowler.
2. Penggunaan 2. Berikan minum hangat.
otot bantu napas 3. Berikan oksigen.
menurun skala Edukasi:
5. Ajarkan teknik batuk
3. Frekuensi napas efektif.
membaik skala Kolaborasi:
5. Kolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
dan ekspektoran, jika
perlu.
2. Nyeri akut b.d. Setelah dilakukan I.08238 Manajemen
agen pencedera tindakan Nyeri
fisik (post keperawatan 2 x 24 Observasi:
operasi) jam diharapkan 1. Identifikasi lokasi,
tingkat nyeri karakteristik, durasi,
membaik dengan frekuensi, kualitas,
intensitas, dan skala
kriteria hasil: nyeri.
1. Kekuatan nyeri 2. Monitor efek samping
menurun skala penggunaan analgetik.
4. Terapeutik:
2. Meringis 1. Berikan teknik non –
menurun skala farmakologis untuk
5. mengurangi rasa nyeri
3. Gelisah (misal: aromaterapi
menurun skala dan napas dalam).
5. 2. Latih teknik relaksasi.
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur.
Edukasi:
1. Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
2. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
Kolaborasi:
Kolaborasi dalam
pemberian analgetik.
3. Gangguan Setelah dilakukan I.06171 Dukungan
mobilitas fisik tindakan Ambulasi
b.d. gangguan keperawatan 2 x 24 Observasi:
muskuloskeletal jam diharapkan 1. Identifikasi adanya
mobilitas fisik kelelahan fisik.
membaik dengan 2. Identifikasi toleransi
kriteria hasil: fisik melakukan
1. Pergerakan ambulasi.
ekstremitas 3. Monitor frekuensi
meningkat skala jantung dan tekanan
4. darah sebelum
2. Kekuatan otot melakukan ambulasi.
meningkat skala 4. Monitor kondisi umum
4. selama melakukan
3. Rentang gerak ambulasi.
(ROM) Terapeutik:
meningkat skala 1. Fasilitasi aktivitas
4. ambulasi dengan alat
bantu.
2. Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi.
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi.
2. Anjurkan melakukan
ambulasi dini.
3. Anjurkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan.
E. IMPLEMENTASI
Kamis, 6 April
2023
2 14.00 WIB S: Fitria
Pasien masih merasa nyeri sedikit tetapi tidak
sering.
P : Nyeri pada punggung
Q : cekot-cekot
R : Punggung
S : Skala nyeri 3
T : Nyeri terus menerus
O:
Pasien terlihat tenang.
A:
Masalah keperawatan nyeri akut teratasi
sebagian.
P:
- Kolaborasi pemberian analgetik
3 14.00 WIB S: Fitria
Pasien sudah dapat miring kanan dan kiri serta
dapat menggerak-gerakan kaki.
O:
kekuatan otot
5 5
4 4
A:
Masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik
teratasi sebagian.
P:
- Kolaborasi dengan fisioterapi.
- Berikan edukasi discharge planning
mobilisasi pasien saat di rumah.