Disusun Oleh:
Fitria Rahmawati
P27220019156
3BD4 Keperawatan
Disusun oleh :
Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing untuk diajukan sebagai Laporan
Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya telah
memberikan izin, kelancaran, dan kekuatan sehingga makalah auhan keperawatan
keluarga dengan judul “Keperawatan Keluarga Ibu.S Di Rt 002 Rw 24
Kelurahan Ngoresan Kecamatan Jebres Kota Surakarta” ini dapat tersusun
hingga selesai. Meskipun dalam penyusunan laporan ini penulis menemukan
hambatan namun berhasil menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu
Athanasia B.A., SKp.,MN selaku dosen pembimbing praktik keperawatan
keluarga dan Bapak Purwanto, S.Kep selaku pembimbing lahan praktik
keperawatan keluarga yang telah membimbing penulis dalam penyusunan
makalah ini. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam
praktik Keperawatan Keluarga. Selain itu, pembuatan laporan ini juga bertujuan
agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca serta pada keluarga
binaan penulis untuk meningkatkan status kesehatan keluarga tersebut.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi
para penulis khusunya dan masyarakat serta pembaca pada umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................ iii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL DAN BAGAN............................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vi
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian.......................................................................................... 1
B. Analisis Data....................................................................................... 22
C. Skoring Diagnosis Keperawatan Keluarga......................................... 24
D. Diagnosis Keperawatan...................................................................... 26
E. Rencana Keperawatan (Primer, Sekunder dan Tersier) ..................... 27
F. Implementasi Keperawatan................................................................ 30
G. Evaluasi Keperawatan........................................................................ 34
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
5. Dokumentasi Kegiatan
vi
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA
( Friedman)
A. PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data umum
1. Nama KK : Bp.S Umur KK : 45 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Supir
5. Pendidikan : SMP
1
Genogram ( dibuat 3 generasi )
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
6. TipeKeluarga
Keluarga Ibu.S termasuk dalam katagori Nucklear Family karena
terdiri dari keluarga inti ( Ayah, Ibu dan Anak ) tinggal dalam satu
rumah ditetapkan dalam suatu ikatan perkawinan, satu / keduanya
dapat bekerja diluar rumah.
7. Suku Bangsa
Ibu.S mengatakan dia dan keluarganya bersuku Jawa dan
berkebangsaan Indonesia.
8. Agama
2
Ibu.S mengatakan dia dan seluruh anggota keluarga berkeyakinan
islam, semua tidak ada perbedaan agama dan aktif menjalankan ibadah
sholat lima waktu. Ibu.S juga mengatakan selalu berdoa untuk
kesehatan seluruh keluarganya.
9. Status sosial ekonomi keluarga
Ibu.S mengatakan dalam keluarganya 3 orang bekerja, sedangkan anak
yang paling kecil masih sekolah. Bp.S bekerja sebagai supir
pengangkut barang, penghasilannya dalam sebulan tidak menentu
sekitar ±2 Juta karena tergantung ada tidaknya barang yang akan
diantar. Ibu.S bekerja sebagai pengasuh anak atau baby sister pada
suatu keluarga di Mojosongo. Pendapatan Ibu.S perbulan sekitar ±1
juta. Anak Ibu.S yang pertama baru lulus SMK dan bekerja menjadi
penjaga di gerai jus buah, penghasilan perbulan ±900 ribu. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk membayar listrik, air,
belanja kebutuhan pokok, keluarga Ibu.S saling membantu satu sama
lain.
10. Aktifitas rekreasi keluarga
Ibu.S mengatakan karena keluarganya bekerja dan dihari biasa jarang
berkumpul lama, jadi saat weekend rekreasi keluarganya berkumpul
saling bercerita menonton TV bersama, dan ketika ada rezeki lebih
keluarga membeli makanan kesukaan di luar dan dimakan bersama di
rumah.
3
untuk pertumbuhan dan perkembangan keluarga. Tugas
perkembangan keluarga tersebut belum terpenuhi karena, Ibu.S
mengatakan anaknya An.S yang baru bekerja kurang lebih selama 1
tahun ini sering membeli barang yang kurang berguna dan sering
nongkrong bersama teman setelah gajian karena dia berfikir sudah
memiliki uang sendiri. Hal tersebut terjadi mungkin karena
perubahan peran yang sebelumnya An.S adalah pelajar dan sekarang
sudah bekerja.
4
lengkap setiap bulannya di RS Triharsi, tetapi setiap kali
kontrol gulanya tidak turun. Ibu.S juga mengatakan masih
suka makan manis dan gorengan serta minum es teh setiap
hari.
An.S : An.S mengatakan memiliki riwayat sakit maag karena
suka makan pedas. Saat memeriksakan kadar gula darah ke
ke saudaranya sebelum puasa 260 mg/dL dan saat puasa
sekitar 400 mg/dL tetapi tidak langsung diobati dan
diperiksakan.
An.F : An.F tidak mengalami keluhan penyakit yang berat, hanya
terkadang demam dan masuk angin biasa.
14. Riwayat keluarga sebelumnya
Bapak dari keluarga Bp.S, memiliki riwayat penyakit Diabetes
Melitus. Ibu dari Ibu.S juga mengidap penyakit Diabetes Melitus dan
hipertensi yang mengakibatkan sakit dan meninggal.
III. Lingkungan.
15. Karakteristik Rumah
Rumah ( tipe, ukuran , jumlah ruangan, denah, )
Luas tanah : 6x7 m2
Luas Rumah : 5x7 m2
Tipe Rumah : Rumah permanen dengan jumlah ruang 2 kamar
tidur, 1 ruang kosong, 1 ruang keluarga, 1 dapur, 1 kamar mandi dan
wc di dalam rumah, jumlah jendela 2 dan ventilasi cukup, setiap
ruangan dimanfaatkan sebagaimana fungsinya secara optimal,
rencananya ruang kosong akan dijadikan ruang tamu. Peletakan
perabot rumah tangga tertata dengan rapi. Ada septic tank, jarak
antara wc dengan sumber air lebih 10 meter, sumber air dari sumur
bor kampung atau PDAM. Sampah dibuang di tempat sampah yang
ada di depan rumah dan setiap hari ada petugas yang mengambil.
5
Pembuangan air limbah langsung mengalir ke selokan yang tertutup.
Lingkungan rumah padat penduduk tetapi tidak kumuh.
Denah Rumah :
Pintu Masuk
Ruang Kosong
Kamar tidur 1 Ruang Keluarga
Kamar tidur 2
Dapur Kamar mandi
6
Waktu yang digunakan keluarga Ibu.S untuk berkumpul biasanya
setelah semua anggota keluarga sepulang bekerja dan disaat hari libur.
Anggota keluarga Ibu.S sering mengikuti kegiatan di masyarakat
sepert rapat RT, PKK dan karang taruna.
19. Sistem pendukung keluarga
Ibu.S mengatakan dirinya, suami dan anaknya yang pertama sama-
sama memiliki kadar gula darah yang tinggi sedangkan yang tidak
hanya anak ke dua. Dalam keluarga Ibu.S apabila tedapat
permasalahan selalu di musyawarahkan dengan Bp.S, dalam
mendukung kesehatan, keluarga memiliki fasilitas untuk menunjang
kesehatan keluarga yaitu berupa KIS.
IV. Struktur keluarga
20. Pola komunikasi keluarga
Dalam keluarga Ibu.S biasa berkomunikasi dengan bahasa jawa dan
indonesia, dapat berkomunikasi dengan baik tidak ada hambatan
dalam berkomunikasi. Komunikasi pada keluarga ini saling terbuka
sama lain, anggota keluarga yang paling dominan dalam membuat
keputusan yaitu Ibu.S. Antar sesama anggota keluarga bebas untuk
menyatakan pendapatnya.
21. Struktur kekuatan keluarga
Komunikasi pada keluarga Ibu.S berjalan dengan lancar, jarang
terjadi perselisihan antar anggota keluarga. Ibu.S sangat
menghormati dan menghargai suaminya, begitu juga dengan anak-
anak Ibu.S yang menghormati kedua orang tuanya. Dalam keluarga
ini dukungan terhadap anggota keluarga yang lain seperti pada saat
sakit masih kurang, karena Bp.S dan anaknya An.S terkadang
enggan untuk berobat ke pelayanan kesehatan dan memilih dibelikan
obat warung.
22. Struktur peran (formal dan informal)
Bp.S :
Peran informal : Sebagai pemimpin dan pelindung dalam
7
keluarganya.
Peran formal : Menjadi kepala keluarga, suami dan pencari
nafkah dalam keluarga.
Ibu.S :
Peran informal : Sebagai pengatur keuangan keluarga dan
mengurus rumah.
Peran formal : Sebagai ibu, istri dan membantu suami dalam
mencari nafkah.
An.S :
Peran informal : Mengajari dan melindungi adiknya.
Peran formal : Sebagai anak pertama dan membantu keuangan
keluarga karena sudah bekerja.
An.S :
Peran informal : Sebagai anak dan adik
Peran formal : Aktif sebagai pelajar
23. Nilai dan norma keluarga
Ibu.S mengatakan dalam keluarganya memiliki aturan yaitu kedua
anaknya harus sudah berada dirumah maksimal jam 11 malam
karena keduanya perempuan. Dalam keluarga juga memiliki aturan
ketika anaknya keluar rumah tidak boleh memakai pakaian yang
terlalu terbuka. Ketika anggota keluarga ada yang bepergian keluar
harus izin dan memberi kabar.
V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi afektif
Keluarg Ibu.S saling menyayangi dan menghormati memberikan
perhatian sesama anggota keluarga. Walaupun antar anggota
keluarga sibuk dengan pekerjaanya karena Bp.S mulai menyupir
pada malam hari dan Ibu.S serta anak yang pertama bekerja dari pagi
sampai sorre jadi ketika keluarga dapat berkumpul semua, waktu
dihabiskan untuk mengobrol saling bercerita bertukar pikiran antar
anggota keluarga.
8
25. Fungsi sosial
Ibu.S mengatakan anggota keluarganya sering mengikuti kegiatan
yang berada di RTnya seperti perkumpulan PKK, anaknya mengikuti
karang taruna dan Bp.S selalu mengikuti kerja bakti dan rapat RT.
Keluarga Ibu.S selalu mengikuti peraturan yang berada pada RTnya.
26. Fungsi perawatan keluarga
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Ibu.S mengatakan masih belum terlalu mengerti mengenai
penyakit Diabetes Melitus dan bagaimana penanganannya.
Anggota keluarga juga belum mengerti makanan apa saja yang
harus dikonsumsi dan dihindari ketika gula darah naik. Ibu.S
mengatakan keluarganya tidak menjaga pola makan, tidak ada
pembatasan gula, nasi maupun minuman manis.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
yang tepat
1) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga?
Ibu.S mengatakan masalah kesehatan yang dirasakan oleh
keluarganya yaitu kadar gula darah yang tinggi.
2) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami?
Ibu.S mengatakan keluarga tidak menyerah terhadap
masalah kesehatan yang dialami, mereka akan saling
menguatkan satu sama lain.
3) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
penyakit?
Ibu.S mengatakan juga ada kekhawatiran dengan penyakit
diabetes karena dari sepengetahuan Ibu.S ada pasien DM
yang sampai di amputasi.
4) Apakah keluarga mempunyai sifat negatif terhadap masalah
kesehatan?
9
Keluarga selalu menanggapi setiap masalah kesehatan secara
positif. Keluarga kurang mendapat informasi yang tepat
mengenai tindakan yang dilakukan jika masalah kesehatan
muncul dalam keluarga, sehingga tidak dapat mengambil
keputusan.
5) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang
ada?
Ibu.S mengatakan fasilitas kesehatan mudah dijangkau dari
rumah, terdapat klinik yang berjarak 1 km dan Puskesmas
Ngoresan yang berjarak 2 km dari rumah.
6) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan?
Anggota keluarga percaya dengan tenaga kesehatan, saat
sakit keluarga berobat ke pelayanan kesehatan. Tetapi Bp.S
sangat sulit untuk diajak berobat ke pelayanan kesehatan
dengan alasan bekerja dan tidak ada yang mengantar.
7) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah?
Keluarga masih kebingungan dalam mengatasi kesehatan
karena kurangnya informasi.
10
kesehatan, biasanya langsung diperiksakan di Puskesmas
Ngoresan. Namun bila sakitnya masih tergolong ringan,
Ibu.S hanya membeli obat di warung.
3) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
bertanggung jawab, sumber keuangan/finansial, fasilitas fisik
dan psikologis)
Ketika ada anggota keluuarga yang sakit Ibu.S yang
mengurus. Saat periksa di Puskesmas menggunakan uang
dari Ibu.S sendiri.
4) Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit
Ketika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, anggota
keluarga yang lain sangat perhatian untuk mengurusnya
seperti membelikan obat. Namun keluarga belum mampu
mengambil keputusan yang tepat bila ada anggota keluarga
yang sakit.
11
5) Mengetahui sikap/pandangan keluarga terhadap hygiene
sanitasi
Keluarga juga saling menjaga kebersihan sanitasi di
lingkungan rumah.
6) Kekompakan antar anggota keluarga
Ibu.S mengatakan keluarganya terkadang ada perbedaan
pendapat karena anaknya yang beranjak dewasa jadi ketika
anak yang pertama mengidap maag dan sudah diberi tahu
mengurangi makan pedas tetapi masih sering dilakukan.
12
Tidak ada, selama berkunjung ke fasilitas kesehatan petugas
melayani dengan baik.
5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga
Iya, karena Puskesmas berjarak dekat dengan rumah serta
saat periksa menggunakan KIS.
27. Fungsi reproduksi
a. Berapa jumlah anak
2 anak, perempuan semua.
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
Dengan mengikuti KB
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga
Ibu.S melakukan MOW atau steril di umur 32 tahun.
28. Fungsi ekonomi
a. Memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
Dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
keluarga Ibu.S tidak kesulitan dan berkecukupan karena Bp.S
dan An.S juga bekerja.
b. Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
peningkatan status kesehatan
Ibu.S selalu mengikuti kegiatan yang dilakukan PKK seperti
senam atau ketika ada pemeriksaan gratis di puskesmas.
VI. Stres dan Koping Keluarga
13
a. Stresor jangka pendek pada keluarga Ibu.S adalah apabila ada
salah satu anggota yang sakit tidak ada yang mengurus karena
sibuk bekerja. Serta Ibu.S khawatir kepada Bp.S karena tidak mau
berobat ke pelayanan kesehatan.
b. Stresor jangka panjang adalah anak Ibu.S yang kedua An.F
sebentar lagi akan lulus dari SMA, Ibu.S mencemaskan anaknya
akan melanjutkan ke perguruan tinggi atau sama seperti kakaknya
langsung bekerja.
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Keluarga mengatakan cemas saat memikirkan stressor jangka panjang
tetapi Ibu.S berfikir dan bertindak tenang untuk kedepannya dijalani
seperti air mengalir.
14
chepal, tidak chepal, tidak chepal, tidak chepal, tidak
ada luka, kulit ada luka, kulit ada luka, kulit ada luka, kulit
kepala bersih. kepala bersih kepala bersih kepala bersih
8. Rambut Warna hitam Warna coklat Rambut hitam, Rambut
bersih sedikit kehitaman, pendek, lurus, hitam,
beruban, lurus, pendek, bersih rambut bersih panjang,
persebaran lurus, rambut
merata bersih
9. Mata Saat gula darah Tidak ada Tidak ada Tidak ada
tinggi gangguan gangguan gangguan
penglihatan penglihatan, penglihatan, penglihatan,
kabur, tidak ada tidak ada konjungtiva konjungtiva
ikterik, ikterik, tidak tidak anemis, tidak anemis,
konjungtiva anemis sklera tidak sklera tidak
tidak anemis ikterik ikterik
10. Hidung Bersih, tidak ada Bersih, tidak Bersih, Bersih,
sekret, tidak ada ada sekret, tidak ada tidak ada
polip tidak ada sekret, sekret,
polip tidak ada tidak ada
polip polip
11. Telinga Bersih, tidak ada Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
serumen, tidak ada serumen, ada serumen, ada
ada luka tidak ada luka tidak ada serumen,
luka tidak ada
luka
12. Mulut dan Bibir kering, Bibir lembab, Bibir lembab, Bibir lembab,
tenggorokan tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
stomatitis stomatitis, tidak stomatitis, stomatitis,
ada nyeri telan tidak ada nyeri tidak ada
telan nyeri telan
15
13. Leher - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi :
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
jejas/kebiruan jejas/kebiruan jejas/kebiru- jejas/
- Palpasi : - Palpasi : an kebiruan
Tidak ada Tidak ada - Palpasi : - Palpasi :
nyeri telan, nyeri telan, Tidak ada Tidak ada
tidak ada tidak ada nyeri telan, nyeri telan,
pembesaran pembesaran tidak ada tidak ada
kelenjar tiroid kelenjar pembesaran pembesara
tiroid kelenjar n kelenjar
tiroid tiroid
14. Paru-paru - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi :
Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
dada simetris dada simetris dada dada
antara kanan antara simetris simetris
dan kiri kanan dan antara antara
- Palpasi : kiri kanan dan kanan dan
Tidak ada - Palpasi : kiri kiri
nyeri tekan Tidak ada - Palpasi : - Palpasi :
pada dada nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
- Perkusi : pada dada nyeri tekan nyeri tekan
Sonor - Perkusi : pada dada pada dada
- Auskultasi : Sonor - Perkusi : - Perkusi :
Bunyi nafas - Auskultasi : Sonor Sonor
regular/ Bunyi nafas - Auskultasi : - Auskultasi :
vesikuler regular/ Bunyi nafas Bunyi nafas
vesikuler regular/ regular/
vesikuler vesikuler
15. Jantung - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi :
Iktus kordis Iktus kordis Iktus kordis Iktus kordis
tidak tidak
16
tidak terlihat. tidak terlihat. terlihat. terlihat.
- Palpasi : - Palpasi : - Palpasi : - Palpasi :
Iktus cordis Iktus cordis Iktus cordis Iktus cordis
tidak teraba tidak teraba tidak teraba tidak teraba
- Perkusi: - Perkusi: - Perkusi: - Perkusi:
Batas jantung Batas jantung Batas Batas
normal, tidak normal, tidak jantung jantung
terdapat terdapat normal, normal,
pembesaran pembesaran tidak tidak
pada jantung pada jantung terdapat terdapat
- Auskultasi : - Auskultasi : pembesaran pembesaran
S1 dan S2 S1 dan S2 pada jantung pada
reguler, bunyi reguler, bunyi - Auskultasi : jantung
normal lup dup normal lup S1 dan S2 - Auskultasi:
dup reguler, S1 dan S2
bunyi reguler,
normal lup bunyi
dup normal lup
dup
16. Abdomen - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi :
Perut datar, Perut buncit, Perut datar, Perut datar,
tidak terdapat tidak terdapat tidak tidak
acites acites terdapat terdapat
- Auskultasi : - Auskultasi : acites acites
Bising usus Bising usus - Auskultasi : - Auskultasi :
27x/menit 24x/menit Bising usus Bising usus
- Perkusi : - Perkusi : 19x/menit 20x/menit
Bunyi timpani Bunyi timpani - Perkusi : - Perkusi :
- Palpasi : - Palpasi : Bunyi Bunyi
Tidak Tidak timpani timpani
terdapat terdapat - Palpasi : - Palpasi :
17
nyeri tekan nyeri tekan Tidak Tidak
terdapat terdapat
nyeri nyeri
tekan tekan
17. Ekstremitas Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi
dengan baik dengan baik, dengan baik dengan
tidak ada terkadang tidak ada baik tidak
kelainan kaki sering kelainan ada
kesemutan kelainan
18
19
Tingkat Kriteria Kriteria Kriteri Kriteria Kriteria Kriteri Kriteria
kemandiria 1 2 a3 4 5 a6 7
n
Tingkat I √ √
Tingkat II √ √ √ √ √
Tingkat III
Tingkat IV
Tabel.3 Tingkat Kemandirian Keluarga
Dari tabel tingkat kemandirian diatas , dapat disimpulkan bahwa
keluarga Ibu.S berada pada tingkat kemandirian II yaitu keluarga mau
menerima perawat dengan baik, keluarga mau dan mempu
mengungkapkan maslah kesehatan yang dialami serta mau menerima
pelayanan yang diberikan. Selain itu keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan pelayanan kesehatan sesuai anjuran dan melakukan
tindakan keperawatan sederhana yang sesuai anjuran.
20
Sejahter III (KS
IIII)
Keluarga
Sejahter III Plus
(KS III Plus)
Tabel.4 Tingkat Kesejahteraan Keluarga
21
6. Penderita TB paru yang berobat sesuai standar N N N N N
22
B. ANALISIS DATA
23
DO :
Saat dilakukan pengkajian diukur
kembali GDS saat tidak puasa :
GDS Bp.S : 437 mg/dL
GDS Ibu.S : 259 mg/dL
Keluarga belum mampu
mengambil keputusan yang tepat
bila ada anggota keluarga yang
sakit. Seperti tidak membujuk
Bp.S untuk berobat ke pelayanan
kesehatan.
DS : Defisit pengetahuan Kurang terpapar
Ibu.S mengatakan masih belum (D.0111) informasi
terlalu mengerti mengenai
penyakit Diabetes Melitus dan
bagaimana penanganannya.
Anggota keluarga juga belum
mengerti makanan apa saja yang
harus dikonsumsi dan dihindari
ketika gula darah naik. Ibu.S
mengatakan keluarganya tidak
menjaga pola makan, tidak ada
pembatasan gula, nasi maupun
minuman manis.
Bp.S mengatakan tidak
melakukan pemeriksaan ke
pelayanan kesehatan dengan
alasan tidak ada yang mengantar
dan enggan untuk berobat.
DO :
Keluarga tampak belum faham
24
mengenai penyakit DM seperti
penyebab, tanda dan gejala, serta
penanganannya.
Keluarga Ibu.S sudah mengetahui
memiliki penyakit diabetes tetapi
keluarga tampak tidak menjaga
makan dan seperti tidak
memperdulikan penyakitnya
karena tidak berobat.
Bobo
No Kriteria Skor Pembenaran
t
1 Sifat Masalah : 1 3/3 x 3 = 3 Kadar glukosa dalam
Wellness (3) darah keluarga Ibu.S
Aktual (3) sangat tinggi seperti
25
komplikasi.
2 Kemungkinan masalah 2 ½x2=1 Dengan memberikan
untuk dicegah : dukungan keluarga
Mudah (2) merencanakan
Sebagian (1) perawatan yang
TOTAL 7
26
2. (D.0111) Defisit Pengetahuan b.d Kurang terpapar informasi
Rendah (1)
4 Menonjolnya masalah : 1 2/2 x 1 = 1 Masalah harus segera
Segera (2) ditangani supaya dapat
Tidak perlu diatasi mencegah hal-hal yang
segera (1) tidak diinginkan seperti
Tidak dirasakan (0) terjadi komplikasi.
TOTAL 4 1/3
Tabel.7 Skoring
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
27
E. INTERVENSI
28
kunjungan, diharapkan tingkat - Identifikasi kesiapan dan
pengetahuan membaik dengan kemampuan menerima informasi
kriteria hasil : Terapeutik
• Perilaku sesuai anjuran - Persiapkan materi dan media
cukup meningkat dari skala pendidikan kesehatan
1 menjadi skala 4 - Jadwalkan pendidikan kesehatan
• Perilaku sesuai dengan sesuai kesepakatan
pengetahuan cukup - Berikan kesempatan untuk
meningkat dari skala 1 bertanya
menjadi skala 4 Edukasi
• Persepsi yang keliru - Jelaskan penyebab dan faktor
terhadap masalah cukup risiko penyakit
menurun dari skala 4 - Jelaskan proses patofisiologis
menjadi skala 1 munculnya penyakit
- Jelaskan tanda dan gejala yang
ditimbulkan oleh penyakit
- Jelaskan kemngkinan terjadinya
komplikasi
- Ajarkan cara meredakan atau
mengatasi gejala yang dirasakan
- Informasikan kondisi pasien saat
ini
- Anjurkan melapor jika merasakan
tanda dan gejala memberat atau
tidak biasa
29
saat ini dan masa lalu
- Identifikasi persepsi pasien dan
keluarga tentang diet yang
diprogramkan
Terapeutik
- Persiapkan materi, media dan alat
peraga
- Jadwalkan waktu yang tepat
untuk memberikan pendidikan
kesehatan
Edukasi
- Jelaskan tujuan kepatuhan diet
terhadap kesehatan
- Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
- Anjurkan mempertahankan posisi
semi fowler (30-45 derajat) 20-30
menit setelah makan
Kolaborasi
- Rujuk ke ahli gizi dan sertakan
keluarga, jika perlu
30
F. IMPLEMENTASI
31
serta Ibu.S sering mengompres kaki
dengan es batu saat kesemutan.
Bp.S mengatakan ketika gula
darahnya naik tidak melakukan
pengobatan ke pelayanan kesehatan
dan hanya dibiarkan.
DO :
Ibu.S nampak sudah banyak mengerti
mengenai tindakan yang harus
dilakukan ketika penyakitnya
kambuh, tetapi Bp.S masih belum
paham mengenai tindakan yang harus
dilakukan ketika gula darahnya naik.
2 3. Memberikan penyuluhan edukasi proses
penyakit Diabetes Melitus meliputi :
(Penyebab, faktor risiko, patofisiologi
munculnya penyakit, tanda dan gejala,
komplikasi, penanganan dan kondisi
pasien saat ini )
DS :
Keluarga mengatakan mulai
memahami tentang apa itu Diabetes
Melitus.
DO :
Keluarga pasien memperhatikan
sampai akhir penyuluhan.
Keluarga nampak dapat menjelaskan
kembali mengenai penyebab dan
tanda gejala, serta penanganan DM.
32
1 4. Informasikan fasilitas kesehatan yang ada
di lingkungan keluarga
DS :
Keluarga mengatakan sudah mengerti
mengenai fasilitas kesehatan yang
ada dilingkungan keluarga seperti
saat ada yang sakit dilakukan
pertolongan pertama menggunakan
alat yang ada dirumah seperti
kompres hangat/dingin, atau dengan
tanaman herbal.
DO :
Keluarga terlihat mengerti mengenai
penjelasan yang diberikan.
1 5. Anjurkan menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
DS :
Bp.S mengatakan akan ke fasilitas
kesehatan untuk memeriksakan kadar
gula yang tinggi saat anaknya libur
kerja.
DO :
Bp.S terlihat sudah bersedia berobat
ke fasilitas pelayanan kesehatan
asalkan diantar oleh anak atau
istrinya.
2 Sabtu, 16 1. Memberikan penyuluhan edukasi diet
April 2022 pada Diabetes Melitus
13.00-14.00 DS :
Keluarga mengatakan memahami
33
WIB materi yang disampaikan.
Ibu.S dan keluarganya akan mulai
belajar mengatur pola makan serta
Bp.S bersedia mengurangi merokok.
DO :
Keluarga Ibu.S terlihat
memperhatikan penyuluhan sampai
selesai.
Ibu.S nampak dapat menyebutkan
apa saja makanan yang boleh
dimakan, dibatasi dan dihindari.
1 2. Mengidentifikasi konsekuensi tidak
melakukan tindakan bersama keluarga
DS :
Ibu.S mengatakan jika dia dan keluarga
tidak menerapkan pola hidup sehat mulai
dari sekarang maka akan mengakibatkan
komplikasi dari gula darah yang tinggi.
DO :
Ibu.S terlihat sudah faham mengenai
konsekuensi jika dia dan keluarga tidak
saling mengingatkan dan menjaga agar
mulai menerapkan pola hidup sehat.
1 3. Mengajarkan cara perawatan yang bisa
dilakukan keluarga (Terapi
Komplementer Pemberian seduhan kayu
manis)
DS :
Ibu.S mengatakan mengerti mengenai
langkah-langkah pembuatan seduhan
kayu manis dan akan menerapkan untuk
34
meminum secara rutin.
DO :
Ibu.S sudah mengerti mengenai bahan
dan cara pembuatan seduhan kayu manis.
1 4. Memotivasi pengembangan sikap dan
emosi yang mendukung upaya kesehatan
DS :
Ibu.S sekeluarga mengatakan akan selalu
memotivasi satu sama lain agar selalu
menerapkan pola hidup sehat serta jika
ada yang kurang patuh harus selalu
didukung dan diingatkan.
DO :
Keluarga terlihat akan selalu
mengingatkan jika ada salah satu anggota
keluarga tidak patuh menjalani pola
hidup sehat.
1 Kamis, 14 April S:
2022 - Keluarga mengatakan sudah mengerti
15.00 WIB mengenai fasilitas kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga seperti saat ada
yang sakit dilakukan pertolongan
pertama menggunakan alat dan bahan
yang ada dirumah seperti kompres
hangat/dingin, atau dengan tanaman
herbal.
- Ibu.S mengatakan jika ada anggota
35
keluarganya yang sakit tidak kunjung
sembuh, akan langsung dibawa ke
pelayanan kesehatan.
- Bp.S mengatakan akan ke fasilitas
kesehatan untuk memeriksakan kadar
gula yang tinggi saat anaknya libur kerja.
O:
- Bp.S terlihat sudah bersedia berobat ke
fasilitas pelayanan kesehatan asalkan
diantar oleh anak atau istrinya.
- Keluarga nampak sudah mampu
mengambil keputusan yang tepat bila ada
anggota keluarga yang sakit.
A:
Masalah keperawatan manajemen kesehatan
tidak efektif teratasi sebagian, meliputi :
- Melakukan tindakan untuk mengurangi
faktor resiko meningkat dari skala 1
menjadi skala 3
- Verbalisasi kesulitan dalam menjalani
program perawatan/pengobatan menurun
dari skala 4 menjadi skala 2
P : Intervensi dilanjutkan
- Ajarkan cara perawatan yang bisa
dilakukan keluarga (Terapi
Komplementer rebusan kayu manis)
- Identifikasi konsekuensi tidak melakukan
tindakan bersama keluarga
2 S:
- Ibu.S mengatakan setelah diberikan
penyuluhan sudah paham mengenai jenis
DM, tanda dan gejala DM serta
penanganan DM.
- Bp.S mengatakan dari tanda dan gejala
DM yang telah dijelaskan, Bp.S sedang
mengalaminya saat ini. Mulai dari sering
36
lapar, badan mengurus, mudah haus dan
pandangan kabur. Bp.S akan latihan
mengurangi kebiasan merokok agar tanda
dan gejala tidak semakin memburuk
menjadi komplikasi.
O:
- Keluarga nampak dapat menjelaskan
kembali mengenai penyebab dan tanda
gejala, serta penanganan DM.
A:
Masalah keperawatan defisit pengetahuan
teratasi sebagian, meliputi :
- Persepsi yang keliru terhadap masalah
menurun dari skala 4 menjadi skala 2
P : Intervensi dilanjutkan
- Edukasi Diet pada Pasien Diabetes
Melitus
1 Sabtu, 16 April S:
2022 - Ibu.S sekeluarga mengatakan akan selalu
14.00 WIB memotivasi satu sama lain agar selalu
menerapkan pola hidup sehat agar tidak
terjadi komplikasi pada penyakitnya serta
jika ada yang kurang patuh harus selalu
didukung dan diingatkan.
O:
- Ibu.S terlihat sudah faham mengenai
konsekuensi jika dia dan keluarga tidak
saling mengingatkan dan menjaga agar
mulai menerapkan pola hidup sehat.
- Keluarga mengatakan akan saling
mengikatkan jika manajemen perilaku
salah satu anggota keluarga tidak sesuai.
A:
Masalah keperawatan manajemen kesehatan
tidak efektif teratasi sebagian, meliputi :
37
- Menerapkan program perawatan
meningkat dari skala 1 menjadi skala 3
- Aktivitas hidup sehari- hari efektif
memenuhi tujuan kesehatan cukup
meningkat dari skala 1 menjadi skala 3
P : Intervensi dihentikan
2 S:
- Ibu.S mengatakan mulai sekarang akan
membatasi minum esteh setiap hari,
makan memperhatikan komposisi
makanan di piring serta makan teratur.
O:
- Ibu.S dapat menyebutkan apa saja
makanan yang boleh dimakan, dibatasi
dan dihindari.
A:
Masalah keperawatan defisit pengetahuan
teratasi , meliputi :
- Perilaku sesuai anjuran meningkat dari
skala 1 menjadi skala 4
- Perilaku sesuai dengan pengetahuan
meningkat dari skala 1 menjadi skala 3
P : Intervensi dihentikan
38
LAMPIRAN
1. SAP Diabetes Melitus
Disusun Oleh:
Fitria Rahmawati
P27220019156
3BD4 Keperawatan
pertanyaan
3. Penutup 5 menit 1. Menjawab 1. Mendengarkan
pertanyaan dan
memperhatikan
2. Mengevaluasi 2. Menjawab
kegiatan dengan cara pertanyaan
memberi pertanyaan
3. Membuat kesimpulan
materi yang telah 3. Mendengarkan
disampaikan dan
4. Mengakhiri memperhatikan
penyuluhan dan
mengucapkan salam 4. Menjawab salam
G. EVALUASI
Diharapkan pasien dan keluarga dapat menjelaskan kembali:
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Jenis Diabetes Melitus
3. Penyebab Diabetes Melitus
4. Tanda dan gejala Diabetes Melitus
5. Komplikasi Diabetes Melitus
6. Penanganan Diabetes Melitus
H. DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association (ADA), (2017). Standars of
Medical Care in Diabetes. Journal Diabetes Care.
(https://professional.diabetes.org/files/media/dc_40_s1_final Di akses tanggal
13 April 2022)
Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma. 2017. Nanda NIC-NOC Jilid 1.
Jogjakarta : Mediaction Jogja
Aziz, Waode Azfari, dkk. 2020. “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Dengan Gaya Hidup Pada Penderita Diabetes Melitus”. Jurnal Penelitian
Perawat Profesional Volume 2 (1): 105-114.
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2017. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
Tandra, Hans. 2017. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang
Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
TH, M. Clevo Rendy Margaret. 2019. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
dan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
I. LAMPIRAN
MATERI
DIABETES MELITUS
Disusun Oleh:
Fitria Rahmawati
P27220019156
3BD4 Keperawatan
tujuan penyuluhan
7. Isi 20 menit 3. Menjelaskan 3. Mendengarkan
materi : dan
a. Pengertian diet memperhatikan
Diabetes
Melitus
b. Tujuan diet
Diabetes
Melitus
c. Pola makan
pada Diabetes
Melitus
d. Komposisi
makanan yang
dianjurkan
pada Diabetes
Melitus 4. Bertanya apabila
4. Membuka sesi ada yang ingin
pertanyaan ditanyakan.
disampaikan
8. Mengakhiri 8. Menjawab salam
penyuluhan dan
mengucapkan salam
G. EVALUASI
Diharapkan pasien dan keluarga dapat menjelaskan kembali:
1. Pengertian diet Diabetes Melitus?
2. Tujuan diet Diabetes Melitus?
3. Pola makan pada Diabetes Melitus?
4. Komposisi makanan yang dianjurkan pada Diabetes Melitus!
H. DAFTAR PUSTAKA
Ardiani, Hasnabila Esti, dkk. 2021. Obesitas, Pola Diet, dan Aktifitas Fisik
dalam Penanganan Diabetes Melitus pada Masa Pandemi Covid-19.
Muhammadiyah Journal of Nutrition and food Science Vol 2, No 1.
https://doi.org/10.24853/mjnf.2.1.1-12
Febrinasari, Ratih Puspita, dkk. 2020. Buku Saku Dabetes Melitus untuk
Awam. UNS (UNS Press) : Surakarta. ISBN 9978-602-397-409-27. (Online,
https://www.researchgate.net/publication/346495581_BUKU_SAKU_DIABE
TES_MELITUS_UNTUK_AWAM Diakses 12 April 2022)
Darmawan Sri, Sriwahyuni. 2019. Peran Diet 3J pada Pasien Diabetes
Melitus di Puskesmas Sudiang RayaMakassar. Nursing Inside Community
Vol 1 No 3. (http://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/nic/article/view/227/274
Online, Diakses 12 April 2022)
Krisnatuti, Diah dkk. 2014. Diet Sehat untuk Penderita Diabetes Mellitus.
Penebar Swadaya Group : Jakarta Timur. ISBN 9790026366, 9789790026360.
(EBook,https://books.google.co.id/books?
id=rbtgCAAAQBAJ&hl=id&source=gbs_navlinks_s Diakses 13 April 2022)
I. LAMPIRAN
MATERI
DIET DIABETES MELITUS
1. Pengertian diet Diabetes Melitus
Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita
diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis dan jadwal pemberian
makanan. Diet bagi pasien DM merupakan komponen yang sangat
penting dalam mengontrol gula darah agar tetap dalam batas normal dan
stabil. Untuk itu, penting untuk dilakukan edukasi kepada penderita
beserta keluarganya akan pentingnya pendidikan akan nutrisi makanan dan
cara menerapkan resep-resep masakan yang sehat di dalam keluarga
dengan memperhatikan jumlah kalori yang dibutuhkan, jadwal, dan jenis
makanan yang baik dikonsumsi, untuk menanamkan pola makan sehat
kepada penderita diabetes beserta anggota keluarga. (Krisnatuti, Diah dkk.
2014)
2. Tujuan diet Diabetes Melitus
Tujuan diet penyakit diabetes mellitus adalah membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan untuk mendapatkan kontrol metabolik
yang baik, dengan cara :
a. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin
(endogenous dan exogenous), dengan obat penurun glukosa oral dan
aktivitas.
b. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan
berat badan yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk
meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi
penyembuhan dari penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan
sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan
baik jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan
diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatan.
d. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes
yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit
jangka pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani
dan komplikasi kronik diabetes seperti: penyakit ginjal, neuropati
automik, hipertensi dan penyakit jantung.
e. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal. (Krisnatuti, Diah dkk. 2014)
3. Pola makan pada Diabetes Melitus
Dalam pengaturan diet pada penderita diabetes mellitus merupakan
pengobatan yang utama pada penatalaksanaan diabetes mellitus yang lebih
dikenal dengan istilah 3J yaitu mencakup pengaturan dalam:
a. Jumlah Makanan
Syarat kebutuhan kalori untuk penderita diabetes mellitus harus sesuai
untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat
badan normal. Komposisi energi adalah 60 - 70 % dari karbohidrat, 10
- 15 % dari protein, 20 – 25 % dari lemak. Makanlah aneka ragam
makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun
serta zat pengatur. (Darmawan Sri, Sriwahyuni. 2019)
1) Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat,
lemak dan protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya
seperti: roti, mie, kentang dan lain - lain.
2) Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan
mineral. Makanan sumber zat pembangun seperti kacang -
kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, keju dan
lain - lain.
3) Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral.
Makanan sumber zat pengatur antara lain: sayuran dan buah -
buahan.
b. Jenis Bahan Makanan
Banyak yang beranggapan bahwa penderita diabetes mellitus harus
makan makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena
tujuan utamanya adalah menjaga kadar glukosa darah pada batas
normal. Untuk itu sangat penting bagi kita terutama penderita diabetes
mellitus untuk mengetahui efek dari makanan pada glukosa darah.
Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus
adalah makanan yang kaya serat seperti sayur - mayur dan buah -
buahan segar. Hal yang terpenting adalah jangan terlalu mengurangi
jumlah makanan karena akan mengakibatkan kadar gula darah yang
sangat rendah (hypoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak makan
makanan yang memperparah penyakit diabetes mellitus.
Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang
tidak dianjurkan atau dibatasi bagi penderita diabetes mellitus yaitu:
1) Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes
mellitus adalah:
a) Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang,
singkong, ubi dan sagu.
b) Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa
kulitnya, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan.
c) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan
yang mudah dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan
cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus dan dibakar.
2) Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk
penderita diabetes mellitus adalah:
a) Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula
jawa, sirup, jelly, buah - buahan yang diawetkan, susu kental
manis, soft drink, es krim, kue - kue manis, dodol, cake dan
tarcis.
b) Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji(fast
- food), goreng-gorengan.
c) Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin dan
makanan yang diawetkan. (Darmawan Sri, Sriwahyuni. 2019)
c. Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus
Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol
kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula
darah mendadak dan bila berulang - ulang dalam jangka panjang,
keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi diabetes mellitus. Oleh
karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat lapar sering
tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah lebih stabil,
perlu pengaturan jadwal makan yang teratur. Makanan dibagi dalam 3
porsi besar yaitu makan pagi (20 %), siang (30 %), sore (25 %) serta 2
- 3 kali porsi kecil untuk makanan selingan masing – masing 10-15 %.
(Darmawan Sri, Sriwahyuni. 2019)
4. Komposisi makanan yang dianjurkan pada Diabetes Melitus
a. Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi:
(Febrinasari, Ratih Puspita, dkk. 2020)
1) Karbohidrat
Memfokuskan pada jumlah total karbohidrat daripada jenisnya.
Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah
terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada
sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-
tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas
hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi
daripada sumber karbohidrat.
Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia:
a) 45-65% total asupan energi.
b) Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.
c) Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama
berserat tinggi.
d) Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm)
e) Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat
dalam sehari.
2) Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama
dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan
mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai sumber bahan
makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000
kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.
3) Protein
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006
kebutuhan protein untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu
penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan perhari
atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada
orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi. Sumber
protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam
tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-
tempe.
4) Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak
jenuh < 7% kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10%
kebutuhan energi, sedangkan selebihnya dari lemak tidak jenuh
tunggal. Asupan kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak lebih
dari 300 mg perhari. Pengurangan konsumsi lemak jenuh dan
kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular.
5) Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan
penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan
6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang menderita
hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium
perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium
antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda.
Referensi 1. Sarani Ali Abadi P., Dashipour A.R., Sarani H., Sarabandi A.
2021. The Effect of Cinnamon on Blood Glucose Level in
Patients with Type 2 Diabetes. Journal of Sabzevar University of
Medical Sciences, 28(4):740-751.
2. Ichan Nur.H, Devi S., dkk. 2021. Efektivitas Seduhan Hangat
Kayu Manis Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah pada
Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Keperawatan, Vol 19 No1.
Sumber : https://id.scribd.com/document/472501770/SOP-KAYU-MANIS-doc
a. Pengkajian