Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Keluarga dengan judul “Asuhan
Keperwatan Keluarga Sejahtera”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Indikator keluarga sejahtera pada dasarnya berangkat dari pokok pikiran yang terkandung
didalam undang undang no.10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera. Karena indikator yang dipilih akan digunakan oleh kader di
desa, yang pada umumnya tingkat pendidikannya relatif rendah, untuk mengukur derajat
kesejahteraan para anggotanya dan sekaligus sebagai pegangan untuk melakukan intervensi,
maka indikator tersebut selain memiliki validasi yang tinggi, juga dirancang sedemikian rupa,
sehingga cukup sederhana dan secara operasional dapat dipahami dan dilakukan oleh masyarakat
di desa. Indikator keluarga sejahtera merupakan satu – satunya indikator yang menilai
keberhasilan pembangunan dengan unit analisisnya keluarga. Indikator keluarga sejahtera
mengidentifikasi keluarga miskin dan tidak miskin. Data tersebut dijadikan sebagai dasar
penentu sasaran berbagai program bukan saja yang dilaksanakan oleh pemerintah namun juga
berbagai program dari instansi lainnya. Indikator keluarga sejahtera telah secara luas
dipergunakan baik sebagi tolak ukur dalam kajian evaluasi berbagai program yang mengukur
perubahan atau perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat. Indikator – indikator pada keluarga
sejahtera dapat dikelompokkan menjadi lima kriteria yaitu keluarga pra sejahtera, keluarga
sejahtera tahap I, keluarga sejahtera tahap II, keluarga sejahtera tahap III dan keluarga sejahtera
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Keluarga (KK) : Tn. F
b. Alamat : Desa Bulila
c. Pendidikan KK : S1
d. Umur : 27 tahun
e. Pekerjaan : Honor
f. Komposisi Keluarga
No Nama JK Usia Hub. Dgn Pendidikan Pekerjaan
KK Terakhir
1 Ny. S P 25 thn Istri S1 Karyawan
2 Ny. H P 59 thn Mertua S1 Pensiun
3 Nn. A P 27 thn Kakak S1 Karyawan
4 Nn. E P 17 thn Sepupu SMK
Genogram:
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
Ny. S mengatakan bahwa ia baru 4 bulan menikah dan saat ini masih tinggal di rumah orang
tuanya bersama sang suami serta sepupu dan keponakannya. Ny. S mengatakan bahwa ayahnya
bekerja di luar kota dan saat ini ibunya pergi mengunjungi ayahnya.
g. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny. S adalah keluarga besar dimana dalam rumah tersebut terdapat
keluarga inti ditambah saudara sepupu dan termasuk keluarga pada tahap 1 yaitu
keluarga pemula (pasangan menikah atau tahap pernikahan).
h. Suku
Ny. S mengatakan bahwa seluruh anggota keluarganya adalah suku Gorontalo asli dan
tidak memiliki kebiasaan yang berkaitan dengan adat istiadat yang berhubungan
dengan masalah kesehatan. Ny. S mengatakan kalau ada anggota keluarga yang sakit
mereka akan melakukan perawatan di rumah, namun jika sudah tidak bisa diatasi maka
akan berobat ke rumah sakit.
i. Agama
Ny. S mengatakan semua anggota keluarga beragama islam.
j. Status sosial ekonomi keluarga
Ny. S mengatakan penghasilan yang didapat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
berasal dari penghasilannya dan penghasilan suaminya serta penghasilan tambahan
yaitu usaha depot air minum yang dikelola oleh suaminya. Ny. S mengatakan seluruh
anggota keluarganya memiliki asuransi kesehatan (ASKES) dan BPJS yang dibayar
setiap bulannya dan dapat digunakan kapan saja ketika ada anggota keluarga yang
membutuhkan perawatan atau pengobatan.
k. Aktivitas Rekreasi keluarga.
Ny. S mengatakan bahwa keluarganya belum pernah melakukan kegiatan rekreasi
karena usia pernikahan mereka yang masih baru dan kesibukan pekerjaan masing-
masing. Namun keluarga ini masih dapat melakukan kegiatan hiburan yaitu nonton TV
dan kumpul keuarga setiap minggunya.
Keluarga Ny. S berada pada tahap perkembangan keluarga keluarga pemula ( pasangan
menikah atau tahap pernikahan) dimana tugas perkembangan keluarga yaitu Ny. S bersama
suami membangun perkawinan yang harmonis. Kedua, merencanakan gambaran keluarga
mereka kedepannya.
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi pada keluarga Ny. S antara lain penyesuaian
terhadap kondisi pernikahan dikarenakan Ny. S masih belum memisahkan diri dari keluarga
sebelumnya. Ny. S mengatakan bahwa mereka masih tinggal dirumah tersebut karena Ayahnya
yang bekerja diluar kota sehingga tidak bisa tinggal menetap dirumah tersebut sejak Ny. S duduk
dibangku Sekolah Dasar. Selain itu rumah tersebut juga sudah diwariskan kepada Ny. S
Pengkajian riwayat keluarga inti pada keluarga Ny. S, diadpatkan saat ini Ny.S mengeluh
Pusing dan nafsu makannya menurun serta Anemia dimana gejala ini disebabkan karena kondisi
Ny. S yang sedang hamil dengan usia kandungan 7 minggu. Selain itu Ny. S juga sudah
melakukan pemeriksaan pertama kedokter kandungan. Suami dari Ny.S mengatakan bahwa ia
juga memiliki riwayat penyakit Hipertensi yang merupakan penyakit keturunan karena ayah dari
Tn. F juga menderita hipertensi.
3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah Ny. S dibangun pada lahan berukuran ±500 m2. Rumah permanen dengan
dinding batu bata yang dilapisi semen. Status kepemilikan sendiri yang merupakan
warisan dari orang tua Ny. S. terdiri dari 4 kamar, 2 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1
ruang makan, 1 ruang dapur, 2 kamar mandi yang menjadi satu dengan wc. Lingkungan
didalam rumah tampak bersih dan rapi. Fasilitas yang dimiliki seperti TV, AC, kipas
angin, kursi tamu, kursi teras, kulkas, bufet, lemari Guci, dan foto keluarga.
Pencahayaan ruagan dan ventilasi sangat memadai, sumber air bersih menggunakan air
PAM dan DAP. Jarak sumber air dengan septic tank sekitar 10 m, sampah dan limbah
dibuang kebak sampah. Halaman di depan rumah cukup luas. Jarak antar rumah cukup
dekat tetapi dibatasi dengan pagar rumah, dan termasuk pemukiman cukup padat
penduduk dan lingkungan bersih. Keluarga Ny.S merasa nyaman tinggal dirumahnya
karena memang sejak kecil tinggal dirumah tersebut.
Ruang Makan
b. Denah rumah
Kamar Dapur
mandi
Kamar 4
/WC
Ruang tamu
Kamar
mandi Kamar 3 Ruang keluarga
/WC Teras Samping
Kamar 2
Teras Depan
Depot Air
4. Struktur Keluarga
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi akfektif
Keluarga Ny. S memiliki fungsi afektif yang baik dimana Ny. S dan suami saling
menyayangi dan berusaha untuk saling menghargai agar tercipta hubungan yang rukun.
b. Fungsi sosialisasi
Ny. S mengatakn bahwa sosialisasi dan interaksi dengan keluarga dan juga masyarakat
sekitar berjalan dengan baik , tetapi karna kesibukan pekerjaan masing-masing sehingga
mereka tidak sempat bersosialisasi secara intens dengan masyarakat sekitarnya.
c. Fungsi perawatan keluarga
1) Mengenal masalah kesehatan
Ny. S mengatakan saat ini kesehatannya baik-baik saja namun saat ini Ny. S
mengatakan sedikit pusing karna dalam keadaan Hamil,dan Ny. S juga pernah
melakukan operasi kista pada 5 tahun yang lalu pada saat duduk di bangku
perkuliahan.
2) Mengambil keputusan
Ny. S mengatakan Jika ada anggota keluarga yang sakit maka akan di dirawat
dirumah terlebih dahulu, akan tetapi jika sudah tidak bisa ditangani oleh keluarga
maka akan di bawa ke RS atau klinik terdekat.
4) Memodifikasi dan memelihara lingkungan
6) Fungsi Ekonomi
Ny. S dan Tn. F mengatakan dengan adanya mahasiswa perawat yang turun praktik,
mereka berharap mahasiswa perawat dapat menjadi sumber pengetahuan untuk meningkatkan
proses kesehatan pada setiap keluarga. dan mereka juga berharap, tenaga kesehatan yang berada
dipuskesmas setempat dapat lebih peduli terhadap kesehatan masyarakat dan keluarga dengan
melakukan sosialisasi kesehatan dan Kunjungan Rumah.
8. Pemeriksaan Fisik
Tanda –tanda vital
TD 160/100 80/60 mmHg
Suhu - -
Nadi - -
Pernapasan - -
BB 70 Kg 66,8 kg
TB
BBR 178 cm 164 cm
Glukosa - -
- -
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data dan pengkajian dan analisa data yang dilakukan maka diagnose
keperawatan pada keluarga Ny. S adalah:
1. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga (D.0123)
Kategori : Relasional
Subkategori : Interaksi Sosial
C. Rencana Keperawatan Ny. S
Intervensi Keperawatan
PENUTUP
3.1 Simpulan
Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan
Yang /maha Esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Indikator – indikator pada keluarga sejahtera dapat
dikelompokkan menjadi lima kriteria yaitu keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera tahap I,
keluarga sejahtera tahap II, keluarga sejahtera tahap III dan keluarga sejahtera tahap III plus.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa perawat yang turun praktik dapat
menjadi sumber pengetahuan untuk meningkatkan proses kesehatan pada setiap keluarga. Dan
tenaga kesehatan yang berada dipuskesmas setempat dapat lebih peduli terhadap kesehatan
masyarakat dan keluarga dengan melakukan sosialisasi kesehatan dan Kunjungan Rumah.