Anda di halaman 1dari 19

Tugas Keperawatan Keluarga

“ Asuhan Keperwatan Keluarga Sejahtera “


Oleh
Kelompok 3:
1. Moh. Amin Mosi (8414180
2. Sumiyati Moo (841418010)
3. Rayhan Binti Hasan (841418025)
4. Fitriyanti Pohiyalu (841418029)
5. Hartin S. Apia (841418033)
6. Rosida Fadri Rasyid (841418005)
7. Hairunnisa Gobel (841418014)
8. Safira R. Pagau (8414180113)
9. Fatia Ali (841418018 )
10. Savina Cindi Kidamu (841418103 )
11. Ramla Mantoki (841418085 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Keluarga dengan judul “Asuhan
Keperwatan Keluarga Sejahtera”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Gorontalo, November 2019


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan
Yang /maha Esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

Indikator keluarga sejahtera pada dasarnya berangkat dari pokok pikiran yang terkandung
didalam undang undang no.10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera. Karena indikator yang dipilih akan digunakan oleh kader di
desa, yang pada umumnya tingkat pendidikannya relatif rendah, untuk mengukur derajat
kesejahteraan para anggotanya dan sekaligus sebagai pegangan untuk melakukan intervensi,
maka indikator tersebut selain memiliki validasi yang tinggi, juga dirancang sedemikian rupa,
sehingga cukup sederhana dan secara operasional dapat dipahami dan dilakukan oleh masyarakat
di desa. Indikator keluarga sejahtera merupakan satu – satunya indikator yang menilai
keberhasilan pembangunan dengan unit analisisnya keluarga. Indikator keluarga sejahtera
mengidentifikasi keluarga miskin dan tidak miskin. Data tersebut dijadikan sebagai dasar
penentu sasaran berbagai program bukan saja yang dilaksanakan oleh pemerintah namun juga
berbagai program dari instansi lainnya. Indikator keluarga sejahtera telah secara luas
dipergunakan baik sebagi tolak ukur dalam kajian evaluasi berbagai program yang mengukur
perubahan atau perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat. Indikator – indikator pada keluarga
sejahtera dapat dikelompokkan menjadi lima kriteria yaitu keluarga pra sejahtera, keluarga
sejahtera tahap I, keluarga sejahtera tahap II, keluarga sejahtera tahap III dan keluarga sejahtera

tahap III plus.

Pembangunan keluarga sejahtera yang dicanangkan pemerintah melalui BKKBN


dilakukan melalui tiga gerakan yaitu : 1) gerakan reproduksi keluarga sejahtera, didalamnya
termasuk peningkatan kualitas pelayanan Keluarga Berencana (KB), gerakan keluarga sehat
sejahtera dan pembinaan ketahanan reproduksi dan kehidupan suami istri yang harmonis, 2)
gerakan ekonomi keluarga sejahtera yang memihak kepada keluarga yang fungsi ekonominya
lemah dengan melakukan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin, serta 3) gerakan ketahanan
keluarga sejahtera yang diarahkan untuk meningkatkan kemandirian dan ketahanan keluarga
dalam mengembangkan keluarga yang sejahtera.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga Sejahtera?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga Sejahtera.
BAB II
PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Keluarga (KK) : Tn. F
b. Alamat : Desa Bulila
c. Pendidikan KK : S1
d. Umur : 27 tahun
e. Pekerjaan : Honor
f. Komposisi Keluarga
No Nama JK Usia Hub. Dgn Pendidikan Pekerjaan
KK Terakhir
1 Ny. S P 25 thn Istri S1 Karyawan
2 Ny. H P 59 thn Mertua S1 Pensiun
3 Nn. A P 27 thn Kakak S1 Karyawan
4 Nn. E P 17 thn Sepupu SMK 

Genogram:

(25 th, hamil)


Tn. F Ny. S Nn. A

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal serumah

Ny. S mengatakan bahwa ia baru 4 bulan menikah dan saat ini masih tinggal di rumah orang
tuanya bersama sang suami serta sepupu dan keponakannya. Ny. S mengatakan bahwa ayahnya
bekerja di luar kota dan saat ini ibunya pergi mengunjungi ayahnya.
g. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny. S adalah keluarga besar dimana dalam rumah tersebut terdapat
keluarga inti ditambah saudara sepupu dan termasuk keluarga pada tahap 1 yaitu
keluarga pemula (pasangan menikah atau tahap pernikahan).
h. Suku
Ny. S mengatakan bahwa seluruh anggota keluarganya adalah suku Gorontalo asli dan
tidak memiliki kebiasaan yang berkaitan dengan adat istiadat yang berhubungan
dengan masalah kesehatan. Ny. S mengatakan kalau ada anggota keluarga yang sakit
mereka akan melakukan perawatan di rumah, namun jika sudah tidak bisa diatasi maka
akan berobat ke rumah sakit.
i. Agama
Ny. S mengatakan semua anggota keluarga beragama islam.
j. Status sosial ekonomi keluarga
Ny. S mengatakan penghasilan yang didapat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
berasal dari penghasilannya dan penghasilan suaminya serta penghasilan tambahan
yaitu usaha depot air minum yang dikelola oleh suaminya. Ny. S mengatakan seluruh
anggota keluarganya memiliki asuransi kesehatan (ASKES) dan BPJS yang dibayar
setiap bulannya dan dapat digunakan kapan saja ketika ada anggota keluarga yang
membutuhkan perawatan atau pengobatan.
k. Aktivitas Rekreasi keluarga.
Ny. S mengatakan bahwa keluarganya belum pernah melakukan kegiatan rekreasi
karena usia pernikahan mereka yang masih baru dan kesibukan pekerjaan masing-
masing. Namun keluarga ini masih dapat melakukan kegiatan hiburan yaitu nonton TV
dan kumpul keuarga setiap minggunya.

2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

Keluarga Ny. S berada pada tahap perkembangan keluarga keluarga pemula ( pasangan
menikah atau tahap pernikahan) dimana tugas perkembangan keluarga yaitu Ny. S bersama
suami membangun perkawinan yang harmonis. Kedua, merencanakan gambaran keluarga
mereka kedepannya.
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi pada keluarga Ny. S antara lain penyesuaian
terhadap kondisi pernikahan dikarenakan Ny. S masih belum memisahkan diri dari keluarga
sebelumnya. Ny. S mengatakan bahwa mereka masih tinggal dirumah tersebut karena Ayahnya
yang bekerja diluar kota sehingga tidak bisa tinggal menetap dirumah tersebut sejak Ny. S duduk
dibangku Sekolah Dasar. Selain itu rumah tersebut juga sudah diwariskan kepada Ny. S

Pengkajian riwayat keluarga inti pada keluarga Ny. S, diadpatkan saat ini Ny.S mengeluh
Pusing dan nafsu makannya menurun serta Anemia dimana gejala ini disebabkan karena kondisi
Ny. S yang sedang hamil dengan usia kandungan 7 minggu. Selain itu Ny. S juga sudah
melakukan pemeriksaan pertama kedokter kandungan. Suami dari Ny.S mengatakan bahwa ia
juga memiliki riwayat penyakit Hipertensi yang merupakan penyakit keturunan karena ayah dari
Tn. F juga menderita hipertensi.

3. Lingkungan

a. Karakteristik Rumah
Rumah Ny. S dibangun pada lahan berukuran ±500 m2. Rumah permanen dengan
dinding batu bata yang dilapisi semen. Status kepemilikan sendiri yang merupakan
warisan dari orang tua Ny. S. terdiri dari 4 kamar, 2 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1
ruang makan, 1 ruang dapur, 2 kamar mandi yang menjadi satu dengan wc. Lingkungan
didalam rumah tampak bersih dan rapi. Fasilitas yang dimiliki seperti TV, AC, kipas
angin, kursi tamu, kursi teras, kulkas, bufet, lemari Guci, dan foto keluarga.
Pencahayaan ruagan dan ventilasi sangat memadai, sumber air bersih menggunakan air
PAM dan DAP. Jarak sumber air dengan septic tank sekitar 10 m, sampah dan limbah
dibuang kebak sampah. Halaman di depan rumah cukup luas. Jarak antar rumah cukup
dekat tetapi dibatasi dengan pagar rumah, dan termasuk pemukiman cukup padat
penduduk dan lingkungan bersih. Keluarga Ny.S merasa nyaman tinggal dirumahnya
karena memang sejak kecil tinggal dirumah tersebut.
Ruang Makan
b. Denah rumah

Kamar Dapur
mandi
Kamar 4
/WC

Ruang tamu

Kamar
mandi Kamar 3 Ruang keluarga
/WC Teras Samping
Kamar 2

Kamar 1 Ruang Tamu

Teras Depan

Depot Air

c. Karakteristik tetangga dan Komunitas RW


Ny. S mengatakan lingkungan rumah di Desa Bulila baik dan bersih. Interaksi
antar warga cukup baik mensikup komunikasi yang terjalin tidak cukup intens.
Fasilitas pelayanan kesehatan terdekat yaitu puskesmas yang berjarak 2 km. selain
fasilitas kesehatan, adapun fasilitas umum yang lain dilingkungan ini yaitu
masjid, sekolah dan pasar buah.

d. Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga Ny. S sudah lama tinggal di Desa Bulila ini, dimana Ny. S sejak lahir
sudah tinggal dirumah tersebut, sedangkan Tn. F tinggal dirumah tersebut sejak
menikah dengan Ny. S ±4 bulan. Ny. S kesehariannya sebagai ibu rumah tangga
dan sebagai Karyawan disebuah perusahaan. Sedangkan Tn. F aktivitas sehari-
harinya sebagai Honor di Kantor Kecamatan. Keluarga Ny. S mendatangi klinik
dan Rumah Sakit untuk memeriksakan kesehatan anggota keluarga karena
keluarga percaya pada dokter, bidan, dan perwat untuk membantu mengatasi
masalah kesehatan keluarga. Ny. S dan Tn. F memiliki kendaraan pribadi berupa
mobil dan Sepeda Motor, sehingga untuk bepergian menggunakan kendaraan
pribadi.

e. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat


Ny. S mengatakan “ saya selalu mnyempatkan waktu untuk berkumpul dengan
keluarga setiap minggunya, dan jarang berinteraksi dengan masyarakat karena
kesibukan pekerjaan”.

f. Sistem Pendukung Keluarga


Ny. S mengatakan “ saya dan suami saya bekerja untuk mencukupi kebutuhan
sehari – hari sebagai karyawan dan Honorer. Selain itu, kami juga memperoleh
penghasilan tambahan dari usaha depot air minum”. Untuk jaminan kesehatan Ny.
S mengatakan memiliki ASKES dan BPJS yang setiap bulannya dibayar.

4. Struktur Keluarga

a. Pola Komunikasi keluarga


Ny. S Mengatakan bahwa pola komunikasi yang diterapkan dalam keluarga adalah
komunikasi terbuka dan dua arah. Kegiatan berkumpul bersama suami untuk mengobrol
atau sharing biasanya pada malam hari.
b. Struktur dan peran keluarga
Ny. S mengatakan bahwa semua berperan dalam mengambil keputusan. Keluarga
berkumpul untuk mencari pemecahan masalah dan dipirkan bersama-sama, tidak ada
yang lebih dominan, apa bila dirasa keluarga baik maka keputusan tersebutlah yang akan
diambil. Tn. F sebagai kepala keluarga mencari nafkah dan Ny. S sebagai ibu rumah
tangga yang juga memiliki perkerjaan.
c. Nilai dan norma budaya

Ny. S mengatakan bahawa semua orang dapat menjaga kebersihan agar


lingkungan rumah menjadi sehat dan banyak bersabar apabila mengalami masalah
terutama masalah kesehatan.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi akfektif
Keluarga Ny. S memiliki fungsi afektif yang baik dimana Ny. S dan suami saling
menyayangi dan berusaha untuk saling menghargai agar tercipta hubungan yang rukun.
b. Fungsi sosialisasi
Ny. S mengatakn bahwa sosialisasi dan interaksi dengan keluarga dan juga masyarakat
sekitar berjalan dengan baik , tetapi karna kesibukan pekerjaan masing-masing sehingga
mereka tidak sempat bersosialisasi secara intens dengan masyarakat sekitarnya.
c. Fungsi perawatan keluarga
1) Mengenal masalah kesehatan
Ny. S mengatakan saat ini kesehatannya baik-baik saja namun saat ini Ny. S
mengatakan sedikit pusing karna dalam keadaan Hamil,dan Ny. S juga pernah
melakukan operasi kista pada 5 tahun yang lalu pada saat duduk di bangku
perkuliahan.
2) Mengambil keputusan

Ny. S mengatakan biasanya dalam memeriksakan kesehatannya Ny. S lebih menyukai


datang ke klinik dokter dibandingkan ke puskesmas karena Ny. S lebih mempercayai
memeriksa kesehatannya ke klinik dokter.

3) Melakukan Perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit

Ny. S mengatakan Jika ada anggota keluarga yang sakit maka akan di dirawat
dirumah terlebih dahulu, akan tetapi jika sudah tidak bisa ditangani oleh keluarga
maka akan di bawa ke RS atau klinik terdekat.
4) Memodifikasi dan memelihara lingkungan

Ny. S mengatakan sering melakukan pekerjaan rumah sebelum berangkat kerja


misalnya membersihkan rumah dan di bantu dengan sepupunya.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan

Ny. S mengatakan belum pernah ke posyandu tetapi Ny S. memeriksakan


kesehatannya ke klinik.

6) Fungsi Ekonomi

Ny. S mengatakan Penghasilan yang mereka dapatkan tidak mencukupi


kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi dapat dibantu dengan adanya usaha mereka yaitu
usaha depot/air galon.

6. Stres dan Koping Keluarga

a. Stressor jangka pendek


Ny. S mengatakan “Saya khawatir dengan masalah keuangan yang hanya cukup untuk
kebutuhan sehari-hari dan saya merasakan kondisi saya sedikit menurun karena dalam
keadaan mengandung.”
b. Stressor jangka panjang
Tn. F mengatakan “Saya khawatir dengan keadaan istri yang sedang mengandung
karena kondisinya menurun (anemia) yang dapat menyebabkan istri saya nafsu
makannya berkurang ditambah lagi tekanan darah saya yang meningkat dan yang saya
khawatirkan masa depan anak-anak saya tidak dapat terpenuhi ”.
c. Strategi koping yang digunakan
Tn. F & Ny. S mengatakan “kami memperbanyak ikhtiar kepada Allah SWT, dengan
adanya ikhtiar kami juga membuka usaha kecil-kecilan (depot air) yang insyaallah
dapat memenuhi semua kebutuhan keluarga kedepannya.”
7. Harapan Keluarga

Ny. S dan Tn. F mengatakan dengan adanya mahasiswa perawat yang turun praktik,
mereka berharap mahasiswa perawat dapat menjadi sumber pengetahuan untuk meningkatkan
proses kesehatan pada setiap keluarga. dan mereka juga berharap, tenaga kesehatan yang berada
dipuskesmas setempat dapat lebih peduli terhadap kesehatan masyarakat dan keluarga dengan
melakukan sosialisasi kesehatan dan Kunjungan Rumah.

Pemeriksaan Nama anggota keluarga


Tn. F Ny. S

8. Pemeriksaan Fisik
Tanda –tanda vital
 TD 160/100 80/60 mmHg
 Suhu - -
 Nadi - -
 Pernapasan - -
 BB 70 Kg 66,8 kg
 TB
 BBR 178 cm 164 cm
 Glukosa - -
- -

Kepala dan leher Klien tidak bersedia Klien tidak bersedia

Thoraks Klien tidak bersedia Klien tidak bersedia

Abdomen Klien tidak bersedia Klien tidak bersedia

Punggung Klien tidak bersedia Klien tidak bersedia

Ekskremitas atas Klien tidak bersedia Klien tidak bersedia

Ekskremitas bawah Klien tidak bersedia Klien tidak bersedia


Analisa Data
No Problem Etiologi Symptom
1 DS : - Penyesuain diri terhadap Kesiapan
- Klien mengatakan dapat fungsi keluarga yang Peningkatan Proses
memenuhi kebutuhan baru Keluarga
mereka karena terbantu - Kondisi kehamilan Ny.S
dengan usaha tambahan.
- Klien mengatakan
bahwa ketika ada
anggota keluarga yang
sakit akan dirawat
mandiri apabila belum
membaik langsung
dibawa ke dokter/RS.
- Klien mengatakan
pengambilan keputusan
dalam keluarga
dipegang oleh ibu dari
Ny.S tapi pengambilan
keputusan dalam rumah
tangga dipegang oleh
Ny.S dan Tn.F.
- Klien mengatakan
komunikasi tetap
terjalin dengan
keluarga walau sibuk
bekerja
- Klien mengatakan
hubungan dengan
masyarakat terjalin
dengan baik tetapi
karena kesibukan si
klien membuat
kurangnya interaksi
dengan masyarakat.
- Klien mengatakan
mampu beradaptasi
dengan sesama
keluarga.
DO :
- Hubungan antar
keluarga tampak
harmonis
- Lingkungan rumah
tampak bersih dan rapih

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan data dan pengkajian dan analisa data yang dilakukan maka diagnose
keperawatan pada keluarga Ny. S adalah:
1. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga (D.0123)
Kategori : Relasional
Subkategori : Interaksi Sosial
C. Rencana Keperawatan Ny. S
Intervensi Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1 Kesiapan Peningkatan Proses Proses keluarga (L.13123) Promosi Proses Efektif keluarga (I.13496)
Keluarga (D.0123) Setelah melakukan tindakan keperawatan Definisi :
Kategori : Relasional selama 3x24 jam maka proses keluarga Melakukan tindakan untuk mempertahankan
Subkategori : Interaksi Sosial dapat meningkat dengan kriteria hasil : dan meningkatkan proses dalam keluarga
Definisi : 1. Adaptasi keluarga terhadap situasi Tindakan
Pola Fungsi Keluarga yang cukup untuk (5) Observasi :
mendukung kesejahteraan anggota 2. Kemampuan keluarga 1. Identifikasi tipe keluarga
keluarga dan dapat ditingkatkan berkomunikasi secara terbuka 2. Identifikasi masalah atau gangguan dalam
diantara anggota keluarga (5) proses keluarga
Gejala dan tanda mayor 3. Kemampuan keluarga memenuhi 3. Identifikasi kebutuhan perawatan mandiri
Subjektif : kebutuhan fisik anggota keluarga (5) dirumah untuk klien dan tetap beradaptasi
1. Mengekspresikan keinginan untuk 4. Kemampuan keluarga memenuhi dengan pola hidup keluarga
meningkatkan dinamika keluarga kebutuhan emosional anggota Terapeutik :
Objektif : keluarga (5) 4. Pertahankan interaksi yang berkelanjutan
1. Menunjukkan fungsi keluarga 5. Kemampuan keluarga mencari dengan anggota keluarga
dalam memenuhi kebutuhan bantuan secara tepat (5) 5. Motivasi anggota keluarga untuk
fisik, sosial dan psikologis 6. Aktivitas mendukung keselamatan melakukan aktivitas bersama seperti
anggota keluarga anggota keluarga (5) makan bersama, diskusi bersama keluarga
2. Menunjukkan aktivitas untuk 7. Aktivitas mendukung pertumbuhan 6. Fasilitasi anggota keluarga melakukan
mendukung keselamatan dan anggota keluarga (5) kunjungan rumah sakit
pertumbuhan anggota keluarga 8. Ketetapan peran keluarga pada 7. Susun jadwal aktivitas perawatan mandiri
3. Peran keluarga fleksibel dan tahap perkembangan (5) di rumah untuk mengurangi gangguan
tepat dengan tahap 9. Sikap respek antara anggota rutinitas keluarga
perkembangan keluarga (5) Edukasi :
4. Terlihat adanya respek dengan 10. Kemampuan keluarga untuk pulih 8. Jelaskan strategi mengembalikan
anggota keluarga dari kondisi sulit (5) kehidupan keluarga yang normal kepada
11. Keseimbangan otonomi dan anggota keluarga
kebersamaan (5) 9. Diskusikan dukungan sosial dari sekitar
Gejala dan tanda minor
12. Perhatian pada batasan anggota keluarga
Subjektif : -
keluarga (5) 10. Latih keluarga manajemen waktu jika
Objektif :
13. Hubungan dengan masyarakat (5) perawatan di rumah dibutuhkan
1. Keluarga menunjukkan minat
melakukan aktivitas hidup sehari
Keterangan :
hari yang positif
1 = Menurun
2. Terlihat adanya kemampuan
2 = Cukup Menurun
keluarga untuk pulih dari
3 = Sedang
kondisi sulit
4 = Cukup Meningkat
3. Tampak keseimbangan antara
5 = Meningkat
otonomi dan kebersamaan
4. Batasan batasan anggota
keluarga dipertahankan
5. Hubungan dengan masyarakat
terjalin positif
6. Keluarga beradaptasi dengan
perubahan

Kondisi klinis terkait :


1. Nyeri kronis
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan
Yang /maha Esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Indikator – indikator pada keluarga sejahtera dapat
dikelompokkan menjadi lima kriteria yaitu keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera tahap I,
keluarga sejahtera tahap II, keluarga sejahtera tahap III dan keluarga sejahtera tahap III plus.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa perawat yang turun praktik dapat
menjadi sumber pengetahuan untuk meningkatkan proses kesehatan pada setiap keluarga. Dan
tenaga kesehatan yang berada dipuskesmas setempat dapat lebih peduli terhadap kesehatan
masyarakat dan keluarga dengan melakukan sosialisasi kesehatan dan Kunjungan Rumah.

Anda mungkin juga menyukai