Umur : 73 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
1
MODIFIKASI INDEKS KEMANDIRIAN KATZ (Maryam, dkk, 2008)
2
14. Menggunakan sarana transportasi umum untuk
bepergian
ANALISIS HASIL:
Poin: 13 – 17 : Mandiri
Rekreasi :
Kakek I mengatakan jarang rekreasi, kakek I hanya akan berekreasi jika anak atau
cucu nya mengajak kakek i pergi
B. Psikologis
1. Keadaan emosi :
Kakek I saat diajak berbicara tenang, cooperative dan keluarga juga mengatakan
bahwa klien tidak mudah marah.
2. Status Mental :
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL PORTABEL SINGKAT (Short Portables Mental
Status Questionnaire/ SPMSQ) menurut Watson (2003)
3
No. Set Pertanyaan Benar Salah
Keterangan:
3. Skala Depresi :
SKALA DEPRESI PADA LANSIA (Yesavage)
4
saat ini?
5
berputus asa?
Sumber: Yesavage, H.A. et al. (Pengembangan dan validasi skala depresi Geriatri dalam
Community Health Nursing, Stanhope & Lancaster, 2004)
6
Keterangan:
D. Spiritual
1. Pelaksanaan ibadah :
Kakek I menjalankan ibadahnya dengan baik, sering mengerjakan ibadahnya di
mushalla ataupun masjid.
2. Keyakinan tentang kesehatan :
Menurut kakek I mengatakan kesehatan itu dari allah yang menetukan, kita hanya
harus menjaga nya.
3. Spiritual Well-being Scale :
7
dan peduli pada saya
8
17. Saya merasa sangat puas dengan kehidupan
Skoring:
S: Setuju = 5
Interpretasi:
Keadaan umum : kakek I terlihat kurang rapi, lemah dan kurang semangat
Kesadaran : compos mentris
Nadi : 90 x/menit
9
TD: 110/80 mmHg
P: 20 x/menit
S: 36 0c
TB : 154 cm
BB : 48 kg
2. Kebersihan perorangan :
1. Kepala
Rambut :
Warna rambut hampir semuanya memutih, bersih, dan distribusi rambut alopesia.
Mata :
Tidak simetris, bersih, namun sudah tidak bisa untuk melihat benda-benda yang
jauh.
Hidung :
Simetris, bersih,
Mulut :
nafas sedikit bau, mukosa lembab, sedikit pucat, dan gigi sudah tidak utuh, dan
juga mengalami penurunan fungsi berbicar (pelo)
Telinga :
letak simetris, penurunan pendengaran, bersih, tidak ada serumen
2. Leher :
refleks menelan masih bagus tidak ada gangguan menelan, tidak ada lesi dan
pembengkakan kelenjar tiroid.
3. Dada / thorak:
Dada :
bentuk dada simetris, tidak ada lesi dan massa yang abnormal
Paru-paru :
Pernafasan normal, nyeri tekan pada dada(-)
Jantung:
Tidak ditemukan pembesaran jantung
4. Abdomen :
Tidak ada pembengkakan disetiap kuadran abdomen.
10
5. Muskuloskeletal :
Kakek I terlihat lemah, jalan lambat dan sudah tidak kuat mengangkat benda-benda
yang berat.
I. INFORMASI PENUNJANG
1. Diagnosa medis : hipertensi, CHF
Analisis Data
Data Masalah
DS :
DS :
11
merasakan sakit pada pundak dan leher Kurang pengetahuan
DO :
- Kakek I bertanya tentang penyakitnya.
- Kakek I tampak bingung ketika ditanya tentang
tanda dan gejala serta penyebab penyakitnya
DS :
Mahasiswa
Wahyudi fadzila
1411112912
12
LAPORAN PENDAHULUAN INDIVIDU
I. Tinjauan Teoritis
1. Defenisi Hipertensi
Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik diatas 160 mmHg
atau tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Fatimah, 2010).
Hipertensi didefinisikan adanya kenaikan tekanan darah yang persisten . Pada
orang dewasa rata-rata tekanan sistolik sama atau di atas 140 mm Hg dan tekanan
diastolik sama atau di atas 90 mm Hg , menurut American Heart Association, rata-rata
dari dua kali pemeriksaan yang berbeda dalam dua minggu. Menurut Pusdiknakes
Depkes disebutkan hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik diatas standar
dihubungkan dengan usia.
2. Klasifikasi Hipertensi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention,
Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
13
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120
3. Etiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ).
b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ).
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
14
d. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
b) Kegemukan atau makan berlebihan
c) Stress
d) Merokok
e) Minum alcohol
f) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti
Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular,
Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis,
Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis.
Selain itu dapat juga diakibatkan karena Obat–obatan Kontrasepsi oral, Kortikosteroid
4. Patofisiologi Hipertensi
15
5. Manifestasi Klinis Hipertensi
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
16
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala
b. pusing
c. lemas
d. kelelahan
e. sesak nafas
f. gelisah
g. mual muntah
h. epistaksis
i. kesadaran menurun
j. mudah marah
k. telinga berdengung
l. sukar tidur
m. rasa berat di tengkuk
n. mata berkunang-kunang
6. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
a. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan
dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi (diabetes
mellitus
adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin
(meningkatkan hipertensi.
c. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau
menjadi efek samping terapi diuretik.
d. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
e. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan
plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler ).
f. Pemeriksaan tiroid
17
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
g. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
h. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
i. Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
j. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. Komplikasi Hipertensi
a. Gagal jantung
b. Gagal ginjal
c. Kebutaan
d. Stroke
e. kematian
8. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
18
3) Penurunan berat badan
4) Penurunan asupan etanol
5) Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
1) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain.
2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
3) Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3) Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
19
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b. Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan :
Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca
antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
c. Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis
lain
d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi
dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (
perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
20
aman nyeri dilakukan dilakukan saling percaya kepercayaan antara
berhubungan tindakan tindakan Berikan perawat-pasien-keluarga
dengan keperawatan keperawatan tindakan Tindakan yang
peningkatan 1x45 menit 1x45 menit , nonfarmakologi menurunkan tekanan
tekanan vaskuler diharapkan diharapkan : untuk vaskuler serebral dan
serebral Nyeri atau menghilangkan yang memperlambat
Klien
sakit yang sakit kepala, ,memblok respon
mengatak
dirasakan misalnya simpatis efektif dalam
an tidak
klien hilang dengan menghilangkan sakit
merasakan
atau kompres air kepala dan
sakit
berkurang. hangat,pijat komplikasinya.
kepala
punggung dan Aktivitas yang
Pasien
leher. meningkatkan
tampak
Hilangkan vasokonstriksi dapat
nyaman
minimalkan menyebabkan sakit
TTV
vasokonstriksi kepala karena adanya
dalam
yang dapat peningkatan tekanan
batas
meningkatkan vaskuler serebral.
normal
sakit kepala, Meningkatkan
misalnya kenyamanan klien
membungkuk. Mengurangi/mengontrol
Bantu pasien nyeri dan menurunkan
dalam ambulasi rangsangan saraf
sesuai simpatis
kebutuhan.
Kolaborasi
berikan
analgetik
21
Kurang Kaji tingkat Menambah pengetahuan
pengetahuan pengetahuan pasien tentang penyakit
Setelah Setelah
tentang klien. yang dideritanya.
dilakukan dilakukan
hipertensi Berikan Mengetahui sejauh mana
tindakan tindakan
berhubungan pendidikan klien memahami tentang
keperawatan keperawatan
dengan kurang kesehatan penyakit yang dideritanya
selama 1x45 1x45 menit
terpapar tentang cara
menit diharapkan:
informasi mencegah dan
diharapkan
tentang Klien mengatasi
klien dapat
hipertensi mampu hipertensi
mengetahui
mengetahu menggunakan
tentang
i apa itu lembar balik.
penyakit
hipertensi, Evaluasi
hipertensi.
tanda tingkat
gejala, pengetahuan
penyebab klien.
dan akibat Memudahkan
dari dalam
hipertensi. menentukan
intervensi
selajutnya.
22
karenanya bisa menyegarkan tubuh. Secara klinis, mentimun mengandung
zat-zat saponin (yang berfungsi mengeluarkan lendir), protein, Fe atau zat besi,
sulfur, lemak , kalsium, Vitamin A, B1 dan juga C. Jika memakai pendekatan
matematis, maka dalam 100 gram mentimun terdapat 0,7 gram protein, 12 kkl
kalori, 0,1 gram lemak, 21 miligram fosfor, 0,3 miligram Fe, 0,3 karbohidrat, 8,0
vitamin C, dan 0,3 miligram Vitamin A dan juga vitamin B1. Berbagai zat ini
bersifat porgonik yang disinyalir mampu menurunkan tekanan darah dalam
tubuh.
Khasiat mentimun untuk darah tinggi sangat baik, adalah karena sifat uretic pada
mentimun yang terdiri dari 90% air mampu mengeluarkan kandungan garam dari
dalam tubuh. Mineral yang kaya dalam buah mentimun memang mampu
mengikat garam dan dikeluarkan melalui urin.
b. Metoda
Metode yang digunakan dalam promosi terapi komplementer jus mentimun pada
penderita hipertensi adalah metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi.
c. Media
Media yang digunakan dalam imolementasi pada kakek I adalah:
1) Terapi komplementer jus mentimun : lembar balik, alat dan bahan untuk media
peragaan (mentimun, bawang putih, gelas, blender, 2 sendok makan madu dan
pisau )
d. Waktu dan tempat
1) Hari/tanggal : senin, 26 Desember 2016
2) Waktu : Kamis jam 10.00 WIB
3) Tempat : rumah kakek I , Taman karya jl.kunci blok A2 No.99
1. Prosedur pelaksanaan
1. Terapi komplementer jus mentimun
a) Menjelaskan terapi komplementer
b) Menjelaskan jenis-jenis terapi komplementer
c) Menjelaskan manfaat mengkonsumsi jus mentimun untuk penderita hipertensi
d) Menyediakan bahan-bahan dan alat-alat membuat jus mentimun, yaitu:
3 buah mentimun
23
2 sendok makan madu
24
Tambahkan 2 sendok makan madu
Jus mentimun sehat siap untuk diminum. Minum jus mentimun 2 kali
sehari pagi dan sore
e. Kriteria evaluasi
1. Terapi komplementer jus mentimun
a) Kakek I dapat menyebutkan kembali pengertian dan jenis terapi
komplementer.
b) Kakek I mampu menyebutkan kembali manfaat mengkonsumsi jus
mentimun bagi penderita hipertensi.
c) Kakek I dapat menyebutkan kembali bahan-bahan dan alat-alat yang
digunakan dalam membuat jus mentimun yang sehat dengan benar.
d) Kakek I mau mencoba meminum jus mentimun yang telah dibuat.
25
1. Doenges., 2003. Rencana Asuhan Keperawatan.EGC. Jakarta
2. Fatimah.,2010.Merawat manusia Lanjut usia.Trans Info media.Jakarta
3. Ma’rifatul Lilik Azizah.,2011.Keperawatan lanjut usia.Graha ilmu.Jogjakarta
4. Price, Syivia Anderson.2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta:EGC
5. Smeltzer, Suzanne C. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal BEdah. Jakarta:EGC
Paraf
No. Jam Aktifitas Mahasiswa
Mahasiswa
26
LOG BOOK PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS II
Paraf
No. Jam Aktifitas Mahasiswa
Mahasiswa
6 12:00 Pulang
7 12:10 ISHOMA
27
LOG BOOK PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS II
Paraf
No. Jam Aktifitas Mahasiswa
Mahasiswa
28
*Lampirkan dokumentasi
29
DEMONSTRASI PEMBUATAN TERAPI KOMPLEMENTER PADA KAKEK I
30