Anda di halaman 1dari 30

A.

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU


I. IDENTITAS LANSIA
Nama : Tn.ISMED

Umur : 73 Tahun

Alamat rumah : Taman karya jl.kunci blok A2 No.99

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah

Pendidikan terakhir : SMP

Pekerjaan : Pedagang

II. RIWAYAT KESEHATAN


Masalah kesehatan:

- yang pernah dialami :


hipertensi, kolesterol, CHF.
- yang dirasakan saat ini :
kakek I mengatakan tengkuk terkadang terasa berat
III. KEBIASAAN SEHARI-HARI
A. Biologis :
1. Pola makan :
Kakek I mengatakan makan 3 kali sehari. Nafsu makannya baik dan kakek I
menghabiskan makanannya. Jenis makanan yang dikonsumsi bersantan dan jero-
jeroan
2. Pola minum :
Kakek I mengatakan kurang minum hanya 2-3 gelas sehari
3. Pola tidur :
Kakek I mengatakan tidur hanya pada malam hari saja dan terbangun pada jam 5
subuh
4. Pola eliminasi (BAB/BAK) :
Kakek I mengatakan susah BAB dan diresepkan obat oleh dokter laxadine
5. Aktifitas sehari-hari :

1
MODIFIKASI INDEKS KEMANDIRIAN KATZ (Maryam, dkk, 2008)

NO. AKTIFITAS MANDIRI TERGANTUNG


(1) (0)

1. Mandi di kamar mandi (menggosok, 


membersihkan, dan mengeringkan badan)

2. Menyiapkan pakaian, membuka, dan 


mengenakannya

3. Memakan makanan yang telah disiapkan 

4. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan 


diri (menyisir rambut, mencuci rambut,
menggosok gigi, mencukur kumis)

5. BAB di WC (membersihkan dan mengeringkan 


daerah bokong)

6. Dapat mengontrol pengeluaran feses 

7. BAK dikamar mandi/kecil (membersihkan dan 


mengeringkannya)

8. Dapat mengontrol pengeluaran air kemih 

9. Berjalan dilingk tempat tinggal atau keluar 


ruangan tanpa bantuan dan alat bantu

10. Menjalankan ibadah sesuai agama yg dianut 

11. Melakukan pekerjaan rumah (merapikan tempat 


tidur, mencuci pakaian, memasak,
membersihkan ruangan

12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau klg 

13. Mengelola keuangan (menyimpan dan 


menggunakan uang sendiri)

2
14. Menggunakan sarana transportasi umum untuk 
bepergian

15. Menyiapkan obat dan minum obat sesuai aturan 


(takaran obat dan waktu minum obat)

16. Merencanakan dan mengambil keputusan untuk 


kepentingan klg, aktifitas sosial, kebutuhan
yankes

17. Melakukan aktifitas diwaktu luang (keg 


keagamaan, sosial, rekreasi, olahraga, dan
menyalurkan hobi)

JUMLAH POIN MANDIRI

ANALISIS HASIL:

Poin: 13 – 17 : Mandiri

Poin: 1 – 12: Tergantung

Kesimpulan : berdasarkan hasil skoring dari “ INDEKS KEMANDIRIAN” didapatkan


jumlah poin mandiri adalah 17. Maka kakek I dapat melakukan aktivitas
sehari-hari secara mandiri dan tanpa bantuan orang lain

Rekreasi :

Kakek I mengatakan jarang rekreasi, kakek I hanya akan berekreasi jika anak atau
cucu nya mengajak kakek i pergi

B. Psikologis
1. Keadaan emosi :
Kakek I saat diajak berbicara tenang, cooperative dan keluarga juga mengatakan
bahwa klien tidak mudah marah.
2. Status Mental :
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL PORTABEL SINGKAT (Short Portables Mental
Status Questionnaire/ SPMSQ) menurut Watson (2003)

3
No. Set Pertanyaan Benar Salah

1. Tanggal berapa sekarang? 

2. Hari apa sekarang? 

3. Apa nama tempat ini? 

4. Berapa nomor telepon? 

5. Berapa umur sekarang? 

6. Kapan anda lahir? 

7. Siapakah presiden sekarang? 

8. Siapakah presiden sebelumnya? 

9. Siapa nama ibu anda semasa gadis? 

10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap kurangi 3 dari setiap nomor 


yang baru. Semua dilakukan dengan cara ke bawah

Keterangan:

- Kesalahan 0 – 2: Fungsi mental utuh


- Kesalahan 3 – 4: Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5 – 7: Kerusakan intelektual sedang
- Kesalahan 8 – 10: Kerusakan intelektual berat

Kesimpulan : berdasarkan hasil skoring dari “PEMERIKSAAN STATUS MENTAL”


didapatkan jumlah poin status mental adalah 3. Maka kakek I memiliki fungsi
mental dengan kerusakan ringan

3. Skala Depresi :
SKALA DEPRESI PADA LANSIA (Yesavage)

NO. PERTANYAAN YA TIDAK

1. Pada dasarnya puaskah anda dengan hidup anda  *

4
saat ini?

2. Apakah anda membatalkan banyak dari rencana  *


kegiatan/minat anda?

3. Apakah anda merasa hidup anda ini hampa? * 

4. Seringkah anda merasa kebosanan?  *

5. Apakah anda memiliki suatu harapan dimasa  *


depan?

6. Apakah anda terganggu dengan memikirkan  *


kesulitan anda tanpa jalan keluar?

7. Apakah anda sering kali merasa bersemangat?  *

8. Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu hal buruk * 


bakal menimpa anda?

9. Apakah anda seringkali merasa gembira?  *

10. Apakah anda sering kali merasa tak terbantukan? * 

11. Apakah anda seringkali merasa gelisah dan resah?  *

12. Apakah anda lebih menyukai tinggal di rumah  *


daripada keluar rumah dan melakukan sesuatu hal
baru?

13. Apakah anda seringkali mengkhawatirkan masa * 


depan anda?

14. Apakah anda merasa kesulitan dengan daya ingat  *


anda?

15. Apakah anda berpikir/bersyukur masih hidup saat  *


ini?

16. Apakah anda seringkali merasa kelabu dan  *

5
berputus asa?

17. Apakah anda merasa tidak berguna saat ini?  *

18. Apakah anda sering menyesalkan masa lalu anda? * 

19. Apakah menurut anda hidup ini penuh tantangan  *


yang menyenangkan?

20. Apakah anda merasa kesulitan untuk mengawali  *


suatu kegiatan tertentu?

21. Apakah anda merasa penuh daya (energy)?  *

22. Apakah menurut anda keadaan yang dihadapi tanpa * 


harapan?

23. Apakah menurut anda keadaan orang lain lebih  *


dari dari anda?

24. Apakah anda sering kali marah hanya karena * 


alasan sepele?

25. Apakah anda sering merasa bagaikan menangis?  *

26. Apakah anda sulit berkonsentrasi?  *

27. Apakah anda bangun pagi dengan perasaan  *


menyenangkan?

28. Apakah anda lebih suka menghindari * 


acara/sosialisasi?

29. Apakah mudah bagi anda dalam mengambil  *


keputusan?

30. Apakah anda berpikiran jernih sebagaimana  *


biasanya?

Sumber: Yesavage, H.A. et al. (Pengembangan dan validasi skala depresi Geriatri dalam
Community Health Nursing, Stanhope & Lancaster, 2004)

6
Keterangan:

- Tiap jawaban yang bertanda bintang dihitung satu (1) point


- Total Skor max: 30 point
- Skor: > 22: depresi berat, 15 – 22: depresi ringan, > 9: umumnya depresi, 5 – 9:
suspek depresi.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan “SKALA DEPRESI” pada kakek I
didapatkan hasil adalah 18. Maka kakek I mengalami depresi ringan.
C. Sosial
1. Dukungan keluarga :
Kakek I mendapat dukungan dari keluaga dalam melakukan kegiatan sosial nya
2. Hubungan antar keluarga :
Kakek I mengatakan hubungannya dengan keluarga cukup baik, anak dan cucunya
juga datang menjenguk klien dirumah setiap hari.
3. Hubungan dengan orang lain :
Kakek I mengatakan hubungan nya dengan tetangga dan masyarakat sekitar cukup
baik.

D. Spiritual
1. Pelaksanaan ibadah :
Kakek I menjalankan ibadahnya dengan baik, sering mengerjakan ibadahnya di
mushalla ataupun masjid.
2. Keyakinan tentang kesehatan :
Menurut kakek I mengatakan kesehatan itu dari allah yang menetukan, kita hanya
harus menjaga nya.
3. Spiritual Well-being Scale :

SPIRITUAL WELL-BEING SCALE (Modifikasi Musa & Pevalin, 2012)

No. Set Pertanyaan STS TS SdT SdS S SS


S

1. Saya tidak menemukan banyak kepuasan 


dalam doa pribadi dengan Tuhan

2. Saya percaya bahwa Tuhan mengasihi saya 

7
dan peduli pada saya

3. Saya memiliki hubungan yang bermakna 


secara pribadi dengan Tuhan

4. Saya percaya bahwa Tuhan peduli akan 


masalah saya

5. Saya tidak banyak menikmati kehidupn 

6. Hubungan saya dengan Tuhan membantu 


saya untuk tidak merasa kesepian

7. Saya merasa sangat puas ketika saya dekat 


dengan Tuhan

8. Hubungan saya dengan Tuhan memberikan 


kontribusi untuk kesejahteraan saya

9. Saya tidak tahu siapa saya, dari mana saya 


berasal, atau kemana saya akan pergi

10. Saya percaya bahwa Tuhan tidak tertarik 


dengan situasi sehari-hari saya

11. Saya merasa gelisah tentang masa depan saya 

12. Saya tidak mendapatkan banyak kekuatan 


pribadi dan dukungan dari Tuhan

13. Saya tidak memiliki hubungan pribadi yang 


memuaskan dengan Tuhan

14. Saya merasa bahwa hidup ini penuh dengan 


konflik dan ketidakbahagiaan

15. Hidup tidak memiliki banyak arti 

16. Saya merasa bahwa hidup adalah 


pengalaman yang positif

8
17. Saya merasa sangat puas dengan kehidupan 

18. Saya merasa positif tentang arah hidup saya 

19. Saya merasa baik tentang masa depan saya 

20. Saya percaya ada beberapa tujuan yang nyata 


untuk hidup saya

Skoring:

STS: Sangat Tidak Setuju = 1

TS: Tidak Setuju = 2

SdTS: Sedikit Tidak Setuju = 3

SdS: Sedikit Setuju = 4

S: Setuju = 5

SS: Sangat Setuju = 6

Interpretasi:

- Religious well-being: jumlahkan skor 1,5,9,11,13,15. Balikkan skor 3,7,17,19. Totalkan


keseluruhan skor. Skor >40: religious well-being baik.
- Existential well-being: 2,4,6,8,16,18,20. Balikkan skor 10,12,14. Totalkan keseluruhan
skor. Skor >40: exixtential well-being baik.

Kesimpulan : Berdasarkan pemeriksaan dari “SPIRITUAL WELL-BEING SCALE”


didapatkan hasil bahwa religious well-being kakek I baik yaitu dengan skor
41, dan existensial well being kakek I juga baik dengan skor 46.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda vital :

 Keadaan umum : kakek I terlihat kurang rapi, lemah dan kurang semangat
 Kesadaran : compos mentris
 Nadi : 90 x/menit

9
 TD: 110/80 mmHg
 P: 20 x/menit
 S: 36 0c
 TB : 154 cm
 BB : 48 kg
2. Kebersihan perorangan :

1. Kepala

 Rambut :
Warna rambut hampir semuanya memutih, bersih, dan distribusi rambut alopesia.
 Mata :
Tidak simetris, bersih, namun sudah tidak bisa untuk melihat benda-benda yang
jauh.

 Hidung :
Simetris, bersih,
 Mulut :
nafas sedikit bau, mukosa lembab, sedikit pucat, dan gigi sudah tidak utuh, dan
juga mengalami penurunan fungsi berbicar (pelo)
 Telinga :
letak simetris, penurunan pendengaran, bersih, tidak ada serumen
2. Leher :
refleks menelan masih bagus tidak ada gangguan menelan, tidak ada lesi dan
pembengkakan kelenjar tiroid.
3. Dada / thorak:

 Dada :
bentuk dada simetris, tidak ada lesi dan massa yang abnormal
 Paru-paru :
Pernafasan normal, nyeri tekan pada dada(-)
 Jantung:
Tidak ditemukan pembesaran jantung
4. Abdomen :
Tidak ada pembengkakan disetiap kuadran abdomen.

10
5. Muskuloskeletal :
Kakek I terlihat lemah, jalan lambat dan sudah tidak kuat mengangkat benda-benda
yang berat.

I. INFORMASI PENUNJANG
1. Diagnosa medis : hipertensi, CHF

2. Terapi medis : meminum obat laxadine, simvastatin, candecartan, aspilets, amlodipene.

Analisis Data
Data Masalah

DS :

- Kakek I mengatakan kadang merasakan kaku di Resiko nyeri berulang berhubungan


dilehernya dengan peningkatan tekanan
- Kakek I mengatakan sakit kepalanya datang vaskuler serebrlal
sewaktu-waktu.
DO:
- Kakek I tampak sering memegangi kepalanya
- Kakek I tampak lemah
- Skala nyeri 4 (0-10)
- TTV
TD: 110/80 mmHg
N: 90 x/menit
S : 36 oC
RR: 20 x/menit
BB: 48

DS :

- Kakek I mengatakan kurang tahu tentang


penyakit hipertensi.
- Kakek I mengatakan kadang kadang

11
merasakan sakit pada pundak dan leher Kurang pengetahuan

DO :
- Kakek I bertanya tentang penyakitnya.
- Kakek I tampak bingung ketika ditanya tentang
tanda dan gejala serta penyebab penyakitnya

DS :

- Kakek I mengatakan mengalami penurunan


pendengaran, sehingga sulit untuk mendengar Gangguan sensori persepsi
dengan jelas apabila lawan biacaranya bertanya (pendengaran)
tidak dengan suara yang keras.
DO:
- Kakek I sulit untuk mendengar
- Saat pengkajian kakek I sulit mendengar apa
yang ditanyakan perawat sehingga kadang ada
jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan.

II. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Resiko nyeri berulang berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
2. Kurang pengetahuan tentang hipertensi berhubungan dengan kurang terpapar informasi
tentang hipertensi
3. Gangguan sensori persepsi pendengaran berhubungan dengan proses penuaan

Pekanbaru, 22 Desember 2016

Mahasiswa

Wahyudi fadzila

1411112912

12
LAPORAN PENDAHULUAN INDIVIDU

I. Tinjauan Teoritis
1. Defenisi Hipertensi
Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik diatas 160 mmHg
atau tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Fatimah, 2010).
Hipertensi didefinisikan adanya kenaikan tekanan darah yang persisten . Pada
orang dewasa rata-rata tekanan sistolik sama atau di atas 140 mm Hg dan tekanan
diastolik sama atau di atas 90 mm Hg , menurut American Heart Association, rata-rata
dari dua kali pemeriksaan yang berbeda dalam dua minggu. Menurut Pusdiknakes
Depkes disebutkan hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik diatas standar
dihubungkan dengan usia.
2. Klasifikasi Hipertensi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention,
Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

13
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

Kalsifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan


besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

3. Etiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ).
b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ).
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

14
d. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
b) Kegemukan atau makan berlebihan
c) Stress
d) Merokok
e) Minum alcohol
f) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti
Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular,
Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis,
Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis.
Selain itu dapat juga diakibatkan karena Obat–obatan Kontrasepsi oral, Kortikosteroid

4. Patofisiologi Hipertensi

15
5. Manifestasi Klinis Hipertensi
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

16
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala
b. pusing
c. lemas
d. kelelahan
e. sesak nafas
f. gelisah
g. mual muntah
h. epistaksis
i. kesadaran menurun
j. mudah marah
k. telinga berdengung
l. sukar tidur
m. rasa berat di tengkuk
n. mata berkunang-kunang
6. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
a. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan
dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi (diabetes
mellitus
adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin
(meningkatkan hipertensi.
c. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau
menjadi efek samping terapi diuretik.
d. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
e. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan
plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler ).
f. Pemeriksaan tiroid

17
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
g. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
h. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
i. Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
j. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. Komplikasi Hipertensi
a. Gagal jantung
b. Gagal ginjal
c. Kebutaan
d. Stroke
e. kematian
8. Penatalaksanaan Hipertensi

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas


akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

1. Terapi tanpa Obat


Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini
meliputi :

a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

18
3) Penurunan berat badan
4) Penurunan asupan etanol
5) Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
1) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain.
2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
3) Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3) Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.

19
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b. Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan :
Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca
antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
c. Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis
lain
d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi
dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (
perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

II. Rencana Asuhan Keperawatan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
Umum Khusus

Gangguan rasa Setelah Setelah  Bina hubungan  Meningkatkan

20
aman nyeri dilakukan dilakukan saling percaya kepercayaan antara
berhubungan tindakan tindakan  Berikan perawat-pasien-keluarga
dengan keperawatan keperawatan tindakan  Tindakan yang
peningkatan 1x45 menit 1x45 menit , nonfarmakologi menurunkan tekanan
tekanan vaskuler diharapkan diharapkan : untuk vaskuler serebral dan
serebral Nyeri atau menghilangkan yang memperlambat
 Klien
sakit yang sakit kepala, ,memblok respon
mengatak
dirasakan misalnya simpatis efektif dalam
an tidak
klien hilang dengan menghilangkan sakit
merasakan
atau kompres air kepala dan
sakit
berkurang. hangat,pijat komplikasinya.
kepala
punggung dan  Aktivitas yang
 Pasien
leher. meningkatkan
tampak
 Hilangkan vasokonstriksi dapat
nyaman
minimalkan menyebabkan sakit
 TTV
vasokonstriksi kepala karena adanya
dalam
yang dapat peningkatan tekanan
batas
meningkatkan vaskuler serebral.
normal
sakit kepala,  Meningkatkan
misalnya kenyamanan klien
membungkuk.  Mengurangi/mengontrol
 Bantu pasien nyeri dan menurunkan
dalam ambulasi rangsangan saraf
sesuai simpatis
kebutuhan.
 Kolaborasi
berikan
analgetik

21
Kurang  Kaji tingkat  Menambah pengetahuan
pengetahuan pengetahuan pasien tentang penyakit
Setelah Setelah
tentang klien. yang dideritanya.
dilakukan dilakukan
hipertensi  Berikan  Mengetahui sejauh mana
tindakan tindakan
berhubungan pendidikan klien memahami tentang
keperawatan keperawatan
dengan kurang kesehatan penyakit yang dideritanya
selama 1x45 1x45 menit
terpapar tentang cara
menit diharapkan:
informasi mencegah dan
diharapkan
tentang  Klien mengatasi
klien dapat
hipertensi mampu hipertensi
mengetahui
mengetahu menggunakan
tentang
i apa itu lembar balik.
penyakit
hipertensi,  Evaluasi
hipertensi.
tanda tingkat
gejala, pengetahuan
penyebab klien.
dan akibat  Memudahkan
dari dalam
hipertensi. menentukan
intervensi
selajutnya.

III. Rancangan kegiatan terapi komplementer


a. Topik
 Terapi komplementer jus mentimun pada penderita hipertensi
Mentimun adalah salah satu sayuran yang keberadaannya melimpah di negeri
ini. Mentimun merupakan tanaman semusim yang memang banyak
dibudidayakan. Buah mentimun memiliki kandungan air yang berlebih,

22
karenanya bisa menyegarkan tubuh. Secara klinis, mentimun mengandung
zat-zat saponin (yang berfungsi mengeluarkan lendir), protein, Fe atau zat besi,
sulfur, lemak , kalsium, Vitamin A, B1 dan juga C. Jika memakai pendekatan
matematis, maka dalam 100 gram mentimun terdapat 0,7 gram protein, 12 kkl
kalori, 0,1 gram lemak, 21 miligram fosfor, 0,3 miligram Fe, 0,3 karbohidrat, 8,0
vitamin C, dan 0,3 miligram Vitamin A dan juga vitamin B1. Berbagai zat ini
bersifat porgonik yang disinyalir mampu menurunkan tekanan darah dalam
tubuh.
Khasiat mentimun untuk darah tinggi sangat baik, adalah karena sifat uretic pada
mentimun yang terdiri dari 90% air mampu mengeluarkan kandungan garam dari
dalam tubuh. Mineral yang kaya dalam buah mentimun memang mampu
mengikat garam dan dikeluarkan melalui urin.
b. Metoda
Metode yang digunakan dalam promosi terapi komplementer jus mentimun pada
penderita hipertensi adalah metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi.
c. Media
Media yang digunakan dalam imolementasi pada kakek I adalah:
1) Terapi komplementer jus mentimun : lembar balik, alat dan bahan untuk media
peragaan (mentimun, bawang putih, gelas, blender, 2 sendok makan madu dan
pisau )
d. Waktu dan tempat
1) Hari/tanggal : senin, 26 Desember 2016
2) Waktu : Kamis jam 10.00 WIB
3) Tempat : rumah kakek I , Taman karya jl.kunci blok A2 No.99
1. Prosedur pelaksanaan
1. Terapi komplementer jus mentimun
a) Menjelaskan terapi komplementer
b) Menjelaskan jenis-jenis terapi komplementer
c) Menjelaskan manfaat mengkonsumsi jus mentimun untuk penderita hipertensi
d) Menyediakan bahan-bahan dan alat-alat membuat jus mentimun, yaitu:

 3 buah mentimun

23
 2 sendok makan madu

 3 siung bawang putih

e) Menjelaskan cara membuat jus mentimun


 Kupas mentimun, lalu cuci sampai bersih dan potong kecil-kecil

 Kupas bawang putih sebnayak 3 siung lalu cuci sampai bersih

 Masukkan mentimun dan bawang putih ke dalam blender

24
 Tambahkan 2 sendok makan madu

 Jus mentimun sehat siap untuk diminum. Minum jus mentimun 2 kali
sehari pagi dan sore

e. Kriteria evaluasi
1. Terapi komplementer jus mentimun
a) Kakek I dapat menyebutkan kembali pengertian dan jenis terapi
komplementer.
b) Kakek I mampu menyebutkan kembali manfaat mengkonsumsi jus
mentimun bagi penderita hipertensi.
c) Kakek I dapat menyebutkan kembali bahan-bahan dan alat-alat yang
digunakan dalam membuat jus mentimun yang sehat dengan benar.
d) Kakek I mau mencoba meminum jus mentimun yang telah dibuat.

IV. Daftar Pustaka

25
1. Doenges., 2003. Rencana Asuhan Keperawatan.EGC. Jakarta
2. Fatimah.,2010.Merawat manusia Lanjut usia.Trans Info media.Jakarta
3. Ma’rifatul Lilik Azizah.,2011.Keperawatan lanjut usia.Graha ilmu.Jogjakarta
4. Price, Syivia Anderson.2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta:EGC
5. Smeltzer, Suzanne C. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal BEdah. Jakarta:EGC

LOG BOOK PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Nama : Wahyudi fadzila

Tanggal : jum’at, 23 Desember 2016

Tempat : Taman karya jl.kunci blok A2 No.99

Paraf
No. Jam Aktifitas Mahasiswa
Mahasiswa

1 08:00 Kumpul dikampus untuk absensi, dan persiapan untuk


meninjau lokasi praktik preklinik atau rumah keluarga
binaan.
2 10.00 Perjalanan mencari rumah keluarga binaan
3 11:00 Menemukan klien lansia.
4 11:15 Membina hubungan saling percaya
5 12:00 Membuat kontrak waktu pertemuan selanjutnya
6 12:10 ISHOMA
7 13:00 Membantu teman mencari keluarga binaan
8 15:45 pulang

26
LOG BOOK PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Nama : Wahyudi Fadzila

Tanggal : Sabtu, 24 Desember 2016

Tempat : Taman karya jl.kunci blok A2 No.99

Paraf
No. Jam Aktifitas Mahasiswa
Mahasiswa

1 08:30 Menyiapkan format pengkajian

2 10:00 Pergi ke rumah keluarga binaan

3 10:10 Melakukan pengkajian ke keluarga binaan

4 11:30 TTV klien

5 11:45 Membuat kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

6 12:00 Pulang

7 12:10 ISHOMA

8 13:00 Membuat laporan pengkajian

9 14:00 Membuat rencana keperawatan

10 15:30 Membuat lembar bali

27
LOG BOOK PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Nama : Wahyudi Fadzila

Tanggal : Senin, 26 Desember 2016

Tempat : Taman karya jl.kunci blok A2 No.99

Paraf
No. Jam Aktifitas Mahasiswa
Mahasiswa

1 08:00 Mempersiapkan alat dan bahan untuk penkes terapi


komplementer

Ke rumah keluarga binaan


2 10:00
Memberikan penkes kepada keluarga binaan tentang
3 10:15
hipertensi dan memberikan terapi komplementer
4 12:00
Pulang
5 12:15
ISHOMA
6 13:00
Membuat laporan pengkajian komunitas
7 15:30
pulang

28
*Lampirkan dokumentasi

PENGKAJIAN PADA KAKEK I

PEMERIKSAAN PADA KAKEK I

PENKES PADA KAKEK I

29
DEMONSTRASI PEMBUATAN TERAPI KOMPLEMENTER PADA KAKEK I

KAKEK I MEMINUM JUS TIMUN

30

Anda mungkin juga menyukai