Dosen Pembimbing :
Ns. Loriza Sativa Yan, MNS
Pembimbing CI Klinik :
Ns. Cendra Ayu, S.Kep
Disusun Oleh :
A. Pengertian
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial dari setiap anggota (Bakri H, 2017).
B. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Yaitu fungsi internal keluarga dan berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan fungsi afektif akan tampak pada kegembiraan dan
kebahagiaan anggota keluarga. Komponen fungsi afektif yang harus dipenuhi
adalah: 1) Saling mengasuh, 2) Saling menghargai, 3) Ikatan dan identifikasi
ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.
2. Fungsi Sosialisasi
Yaitu proses perkembangan dan perubahan tentang bagaimana keluarga
berinteraksi sosial dan beperan di lingkungan masyarakat
3. Fungsi Reproduksi
Yaitu fungsi keluarga dalam meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia
4. Fungsi Ekonomi
Yaitu fungsi keluarga mengenai sumber dana untuk memenuhi segala kebutuhan
anggota keluarga seperti sandang, pangan dan papan.
5. Fungsi Perawatan kesehatan
Yaitu fungsi keluarga untuk melaksanakan praktik asuhan kesehatan, yaitu untuk
memelihara kesehatan maupun merawat anggota keluarga yang sakit.
C. Tipe Keluarga
1. Nuclear Family (Keluarga Inti)
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang masih
menjadi tanggungannya. Mereka tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak
keluarga lainnya. Keluarga ini terikat melalui hubungan pernikahan yang sah
antara suami dan istri. Salah satu di antara mereka bisa bekerja di luar rumah
untuk menafkahi keluarganya.
2. Extended Family (Keluarga Besar)
Anggota keluarga besar tidak hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak, tetapi turut
ditambah dengan saudara yang ada, seperti kakek, nenek, keponakan, sepupu,
paman, bibi, dan yang lainnya.
3. Blended Family
Blended family adalah keluarga inti yang dibentuk kembali melalui pernikahan
antara suami dan istri yang pernah menikah sebelumnya. Keduanya memutuskan
untuk tinggal di bawah atap yang sama dengan anak hasil pernikahan terdahulu.
4. Middle Age atau Elderly Couple
Tipe keluarga ini hanya beranggotakan suami dan istri, sementara anak-anaknya
sudah tidak tinggal di rumah yang sama dengan berbagai alasan. Bisa karena
sekolah, merantau di luar kota, atau sudah berkeluarga dan tinggal di rumah
terpisah.
5. Nuclear Dyed
Anggota keluarga tipe nuclear dyed terdiri dari pasangan suami-istri yang tidak
memiliki anak dan tinggal dalam satu rumah yang sama. Salah satu dari mereka
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
6. Single Parent Family
Ini merupakan tipe keluarga yang hanya dikepalai oleh satu kepala keluarga
(suami atau istri) akibat perceraian atau kematian. Keluarga ini tinggal bersama
anak-anak yang masih menjadi tanggungannya.
Keterangan :
Murwani, Arita. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep dan Aplikasi Kasus
Jogjakarta : Mitra Cendikia.
Jhonson L & Leny R. 2010. Keperawatan Keluarga : Plus Contoh Askep Keluarga.
Cetakan 1. Yogyakarta: Nuha Medika.
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Depkes RI, (2006). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta : Direktorat
Bina Kesehatan Keluarga.