Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PEMERIKSAAN TUGT” PADA

LANSIA di RT 28 Kel RAWASARI

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Retha Renylda, M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Cut Ade Syafitri Poniyem


Diah Ayu Anjani Pori Zona
Dian Afdhal Regina S Turnip
Erni Susanti Reno Miftahul Hasanah
Fatliana Ririndia Ditiaharman
Hermansyah Sally Violeta Tamara
M. Rasyid Ridha Ummaya Oktavia

PRODI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN AJARAN 2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
LATIHAN TUGT (TIME UP AND GO TEST) UNTUK
MENGUKUR KESEIMBANGAN TUBUH DAN RESIKO
JATUH PADA LANSIA

I. Latar Belakang
Lansia merupakan tahap lanjut proses kehidupan yang ditandai
dengan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.
Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh ini
bersifat fisiologis. Fenomena yang sering terjadi pada lansia terutama pada
sistem muskuloskeletal adalah osteoporosis, atritis reumatoid dan sebagian
besar patah tulang yang menyebabkan jatuh pada lansia sebagai akibat dari
penurunan gaya berjalan / keseimbangan. Gangguan keseimbangan
posturalers merupakan hal yang sering terjadi pada lansia yang
mengakibatkan tingginya risiko jatuh pada lansia. (Murtiyani dan Suidah,
2019).
Menurut Hadiyani dan Rukhiah, (2018) Risiko jatuh pada lansia
dapat diatasi dengan meningkatkan kesimbangan tubuh dan kekuatan otot
ekstremitas bawah. Efek jatuh pada lansia dapat menjadi masalah serius
yang menganggu kesehatan. Hal ini akan menyebabkan berbagai masalah
pada lansia seperti cidera, kecacatan, gangguan dalam berjalan, penurunan
kemampuan beraktifitas dan kehilangan kemandirian. Akibatnya akan
mempengaruhi penurunan kualitas hidup pada lansia. Menurut World
Health Organisation 12% sampai 42% masalah jatuh dapat berdampak
pada cedera, 20% memerlukan penanganan medis, dan 10% mengalami
patah tulang (Hill and Schwarz, 2014).
Menurut World Health Organisation 12% sampai 42% masalah
jatuh dapat berdampak pada cedera, 20% memerlukan penanganan medis,
dan 10% mengalami patah tulang (Hill and Schwarz, 2014). Upaya
pencegahan jatuh pada lanjut usia telah banyak diterapkan. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan oleh perawat dalam mengatasi masalah risiko
jatuh yaitu dengan penerapan terapi latihan keseimbangan (CuevasTrisan,
2017). Sedangkan untuk menurunkan risiko jatuh pada lansia adalah
latihan keseimbangan bertujuan untuk meningkatkan keseimbangan tubuh
dan menurunkan risiko jatuh (Mujaidi, dkk. 2020).
Latihan keseimbangan sangat penting pada lansia karena latihan ini
sangat membantu mempertahankan tubuhnya agar stabil sehingga
mencegah terjatuh yang sering terjadi pada lansia. Latihan keseimbangan
berguna untuk memandirikan para lansia agar mengoptimalkan
kemampuannya sehingga menghindari dari dampak yang terjadi yang
disebabkan karena ketidakmampuannya. Otak, otot dan tulang bekerja
bersama-sama menjaga keseimbangan tubuh agar tetap seimbang dan
mencegah terjatuh (Nurkuncoro, 2015).
Menurut penelitian (Ivanali, 2021) Timed Up Go Test (TUGT)
merupakan salah satu metode protokol untuk pemeriksaan fungsi mobilitas
mencakup kemampuan berpindah dari tempat satu ke tempat lain, berjalan
dan mengubah arah sebagai indikator kualitas koordinasi, mempersepsikan
suatu ruang, jarak, kecepatan dan keseimbangan. Berdasarkan data tabulasi
di RT 28 Rawasari Kecamatan Alam Barajo jumlah lansia sebanyak 13
lansia.
II. PENGANTAR
Pokok Bahasan: Mengukur Resiko Jatuh dengan TUGT
Sub Pokok Bahasan :
Sasaran : Lansia RT 28 Kel Rawasari
Jadwal : 17 Februari 2023
Waktu : 14.00- selesai
Tempat : Posko Komunitas Kelompok 1

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mendapatkan penjelasan tentang Resiko Jatuh terhadap Lansia, diharapkan Lansia
dapat mengerti akan Dampak dari Jatuh.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan , diharapkan 13 lansia di RT 28 Rawasari


dapatmengerti dan memahami tentang:
1. Memahami tujuan pengukuran TUGT
2. Mengetahui Konsep Keseimbangan Tubuh
V. Implementasi Keperawatan
1. Metode
Penyuluhan dan Demonstrasi
2. Media dan alat
Power point, LCD
3. Waktu dan Tempat
Selasa, 21 Februari 2023 di RT 28 Kel Rawasari
4. Sasaran
Lansia RT 28 Kel Rawasari
5. Strategi Pelaksanaan
6. Pengorganisasiaan
a. Penanggung jawab: Cut Ade Syafitri
 Bertanggung jawab dari awal acara sampai akhir acara
 Berkoordinasi dengan ci klinik dan pembimbing akademik
b. Ketua pelaksana : Hermansyah
 Melapor kepada ci klinik,dan dosen pembimbing
 Mengkoordinir seksi acara, seksi dokumentasi, seksi perlengkapan,
 Meminta data, file kop surat dengan tata usaha
c. Penyaji :
M Rasyid Ridha sebagai penyaji konsep
 Menyajikan atau menjelaskan materi secara berurutan dan terarah
dengan waktuyang sudah ditentukan
 Memahami dan mampu menjelaskan dengan luas tentang bahaya gadget
d. Moderator : Ririnndia Ditiaharman
 Memimpin acara dari awal hingga berakhirnya acara sesuai dengan susuan acara
 Memimpin sesi tanya jawab
 Menyampaikan simpulan dari materi
 Menghubungkan penyaji konsep dengan penyaji dokumentasi.dengan audiens
e. Fasilitator
1. Diah Ayu Anjani
2. Regina S Turnip
f. Observer : Cut Ade Syafitri
1) Mengobservasi jalannya acara, waktu dan mencatat jikalau ada yang tidak sesuai
dengan SAP
2) Mencatat pertanyaan dari peserta dan mengkomunikasikan dengan penyaji
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan:

a) Memberi salam Menjawab salam

b) Perkenalan Mendengarkan dan


memperhatiakn materi
c) Menjelaskan tujuan penyuluhan
yang disampaikan
d) Menyebutkan materi / pokok bahasan yang
akan disampaikan
2 10 Pelaksanaan / penyampaian materi:

menit  Menjelaskan Konsep Jatuh Menyimak dan


memperhatikan
 Mendemonstrasikan Pengukuran Jatuh
dengan Pemeriksaan TUGT
3 5 menit Evaluasi: Peserta bertanya
mengenai masalah yang
a) Memberi kesempatan kepada peserta untuk
belum dipahami
bertanya
Peserta menjawab
b) Memberi pertanyaan kepada peserta:
pertanyaan
 Konsep Jatuh dan Pengukuran Resiko Jatuh
4 2 menit Penutup: Peserta menjawab salam

a) Menyimpulkan materi yang telah


disampaikan
b) Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan

terimakasih dan salam


X. EVALUASI
Metode evaluasi : Tanya jawab
Jenis pertanyaan :Lisan
Pertanyaan :
1. Apa itu Konsep Jatuh?
2. Apa Pengukuran Resiko Jatuh?
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Definisi keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi
pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu definisi keseimbangan juga
memiliki definisi yakni kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi
kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas
otot yang minimal. Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis
dan keseimbangan dinamis.

B. Klasifikasi keseimbangan postural


Keseimbangan postural diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
1. Keseimbangan statik.
Keseimbangan statik adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat memelihara
keseimbangan tubuhnya pada suatu posisi tertentu selama jangka waktu
tertentu.Misalnya padaanak yang menirukan patung.
2. Keseimbangan dinamik.
Keseimbangan dinamik merupakan keseimbangan pada saat tubuh melakukan
gerakan atau saat berdiri di atas landasan yang bergerak (dynamic standing) yang akan
menempatkannya dalam kondisi yang tidak stabil, dan pada keadaan ini
kebutuhanakan kontrol keseimbangan postural semakin meningkat. Misalnya
keseimbangan saat berjalan, naik di atas perahu, ataupun berlari di atas treadmill.

C. Sistem Informasi Sensoris yang Mempengaruhi Keseimbangan


Sistem informasi sensoris yang mempengaruhi keseimbangan lansia meliputi visual,
vestibular, dan somatosensoris :
1. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969)
menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan
membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan
sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Dengan informasi
visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada
lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh.
2. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam
keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada
di dalam telinga. Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu
mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.
3. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi- kognitif.
Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis.
Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses
di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.

D. Pengukuran Resiko Jatuh


Pengukuran Resiko Jatuh dapat dilakukan dengan beberapa instrumen pengukuran
sebagai berikut:
1) The Time up and Go Test (TUG)
a. Pengukuran resiko jatuh menggunakan TUG difokuskan pada kekuatan mobilitas
pasien, komponen lain yang diobservasi selama prosedur berlangsung yaitu
keseimbanagn tubuh, kekuatan kaki dan goyangan tubuh. Media yang harus
disediakan adalah stopwatch, kursi, alat ukur jarak (meteran), dan penanda untuk
membuat garis batas. Pasien dapat menggunakan alas kaki yang biasa
digunakan, sedangkan pemeriksawajib menyediakan sebuah kursi dan membuat
sebuah pola garis batas yang berjarak 3 meter dari tempat duduk pasien.
Prosedurnya adalah pasien duduk pada sebuah kursi, ketika pemeriksa
mengatakan “mulai” maka pasien akan berdiri dari tempat duduk, berjalan
kegaris yang sudah ditandai (berjarak 3 meter dari kursi), dan setelah tiba di
garis tersebut maka pasien akan berbalik dan berjalan kembali ke tempat duduk
semula lalu duduk seperti semula. Waktu mulai dihitung menggunakan
stopwatch saat pemeriksa mengucapkan “mulai” dan berhenti ketika pasien
duduk kembali. Interpretasi dari pengukuran TUG adalah jika pasien
memperoleh waktu > 12 detik, diartikan sebagai risiko tinggi, tetapi jika waktu <
12detik berarti pasien memiliki risiko rendah(Centers for Disease Control and
Prevention, 2017)
b. Indikasi : Usia > 60 th dengan ketidakmampuan melakukan mobilitas fisik,
c. Kontraindikasi : lansia yang memiliki penyakit neuromuskuler, tidak dapat
berjalan sendiri, menderita gangguan telinga dan gangguan penglihatan, serta
dengan riwayat trautama kepala atau ekstremitas yang akan menghambat
berjalan
2) Pengertian Fall Morse Scale
Fall Morse Scale (FMS) merupakan sebuah metode yang cepat dan sederhana
untuk menilai kemungkinan jatuh klien lansia. Penilaian dengan Fall Morse Scale terdiri
dari 6 bagian yang meliputi riwayat , diagnosis penyakit, bantuan berjalan, terapi
intravena, gaya berjalan dan status mental
1. Tujuan dari Tindakan
 Mengkaji atau mengindentifikasi resiko jatuh klien
 Membantu mengenali intervensi yang dibutuhkan untuk mencegah jatuh
klien
 Mengurangi resiko jatuh pada lansia
2. Indikasi
 Klien dengan gangguan muskuloskletal, gangguan kardiovaskuler,
penurunan pandangan, menggunakan alat bantu berjalan, gangguan status
mental
 Klien dalam masa perawatan akut baik di rumah sakit maupun perawatan
jangka panjang di rumah
 Klien yang mengalami perubahan kondisi kesehatan
 Klien yang mengalami perubahan pada aturan pengobatan yang membuat
klien memiliki resiko jatuh
Skenario Time Up and Go Test

Narasi Gambar
1. 1.Berikut adalah akan kami peragakan
time up and go test
2. 2.Yang perlu dipersiapkan adalah Menunjukkan lintasan, stopwatch, dan kursi
Lintasan, corong penanda, dengan sandarn tangan
stopwatch, dan kursi dengan
sandaran tangan
3. 3. Lintasan untuk time up and go
berupa jalan sepanjang 3 meter yang
diujungnya satunya terdapat kursi dan
ujung satunya terdapat cone

4. 4.Kursi pasien diletakan kurang lebih Menyiapkan posisi kursi pasien


satu langkah sebelum lintasan

5.Pasien bersiap dalam posisi duduk Menunjukkan pasien dalam posisi duduk pada
kursi
6. 6.Apabila mendengar aba aba pasien Peragaan dimulai
diperintahkan untuk berdiri lalu
berjalan sampai corong penanda lalu
berputar kembali ke tempat duduk
dan
kembali duduk
7. 7. Pencatatan waktu dimulai saat
bunyi aba aba dan diakhiri pada saat
pasien duduk kembali

3) Intrepretasi TUGT
Parameter yang diukur adalah waktu yang diperlukan
dari instruksi “mulai” sampai duduk kembali,
dikategorikan berdasarkan normal (<10 detik), cukup
(11-20 detik), bermasalah (21-30 detik) (Susilo, 2017)
PROSEDUR PEMERIKSAAN
TIME UP AND GO TEST
(TUGT)
1. Mempersiapkan alat : kursi standar (tinggi sekitar 40 cm), meteran, plester untuk pertanda
jarak dan stopwatch.
2. Responden menggunakan alas kaki yang biasa dipakai, tidak boleh menggunakan alat
bantu jalan dan dibantu oleh orang lain. Tidak ada batasan waktu.
3. Tempatkan penanda (pleaster) dilantai sekitar tiga meter jaraknya dari kursi.
4. Berikan penjelasan cara melalukan tes dan latihan percobaan.
Intruksi : setelah saya bilang “jalan”, anda berdiri, berjalan sesuai garis yang ada di lantai,
berbalik, dan berjalan kembali ke kursi, lalu duduk kembali dan sandarkan punggung.
Berjalanlah dengan langkah seperti biasa, responden bisa berhenti atau istirahat ditengah
jalan bila perlu (tapi tidak boleh duduk).
5. Memulai tes dengan mempersilakan responden untuk duduk secara benar di kursi,
punggung bersandar di sandaran kursi.
6. Mulai menghitung waktu saat kata “jalan” dan berhenti menghitung saat responden telah
duduk kembali secara benar dan punggungnya bersandar dikursi lagi.
7. Observasi keseimbangan saat lansia duduk, berdiri, berjalan.
8. Catat hasilnya, lakukan sebanyak tiga kali.
9. Hitung rata-rata hasil penilaian.
LEMBAR OBSERVASI TUGT

kursi 3 meter penanda

NAMA :
UMUR :
JENIS KELAMIN :

PEMERIKSAAN :
TANGGAL :
WAKTU :

Hasil Pemeriksaan :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai