Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Latihan Berjalan Dan Mobilisasi


Sub Pokok Pembahasan : Latihan Berjalan Dan Mobilisasi Pada Pasien Pasca Stroke
Peserta/Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari/tanggal :
Tempat : Ruang Neuro RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe
Waktu Pelaksanaan :
Waktu : 30 Menit
Penyuluh : Mahasiswa Keperawatan Kelompok 3

1. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh
darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Sehingga akibat penyumbatan
maupun pecahnya pembuluh darah tersebut, bagian otak tertentu berkurang
bahkan terhenti suplai oksigennya sehingga menjadi rusak bahkan mati.
Akibatnya timbullah berbagai macam gejala sesuai dengan daerah otak yang
terlibat, seperti wajah lumpuh sebelah, bicara pelo (cedal), lumpuh anggota gerak,
bahkan sampai koma dan dapat mengancam jiwa (Muhlisin, 2013).
Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke
tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga
setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Depkes RI (2007) melaporkan
bahwa stroke merupakan penyebab kematian yang utama di rumah sakit
disamping itu stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan nomor satu
didunia (Pinzon & Asanti, 2010).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi terjadinya
serangan berulang atau kekambuhan pada penderita stroke adalah dengan
menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Pengendalian faktor-faktor resiko
secara optimal harus dijalankan, melakukan kontrol secara rutin, mengkonsumsi
makanan yang sehat serta konsumsi obat, tidak merokok, dan harus mengenali
tanda-tanda dini stroke (Wardhana, 2011).
Untuk mengurangi dan mencegah terjadinya stroke berulang maka
pengetahuan keluarga dan pasien perlu ditingkatkan, agar berbagai faktor resiko
yang dapat menimbulkan kejadian stroke berulang dapat dicegah atau dihindari,
salah satunya melalui penyuluhan kesehatan. Sekitar 90 % pasien stroke
mengalami kelemahan pada anggota gerak. Pemulihan pasien stroke dapat
dilakukan dengan mobilisasi sedini mungkin dan dilakukan latihan berjalan dalam
rangka mencegah kekakuan sendi dan mengembalikan kemampuan klien secara
fisik.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan peserta
dapat memahami dan melakukan latihan berjalan dan mobilisasi pasca stroke
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
1) Menyebutkan kembali pengertian dan tujuan melakukan latihan berjalan
dan mobilisasi
2) Menyebutkan pelaksanaan latihan berjalan dan mobolisasi
3. Materi Penyuluhan
(Terlampir)
4. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Media
a. Banner
b. Leaflet

6. Proses Kegiatan
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta Media Metode
Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan : Ceramah
1. Membuka kegiatan 1. Menjawab
dengan salam
mengucapkan
salam
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri
3. Menjelaskan 3. Memperhatikan
tujuan dari
penyuluhan
4. Kontrak waktu 4. Memperhatikan
2. 20 menit Pelaksanaan : Banner Ceramah
1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan tanya
pengertian dan jawab
tujuan latihan
berjalan dan
mobilisasi
2. Menjelaskan dan 2. Mendengarkan
memperagakan
pelaksanaan
latihan berjalan
dan mobilisasi
3. Memberi 3. Bertanya
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya
3. 5 menit Terminasi : Ceramah
1. Melakukan 1. Menjawab
evaluasi
2. Menyimpulkan 2. Memperhatikan
materi yang telah
disampaikan
3. Membagikan 3. Menjawab
leaflet kepada salam
semua peserta dan
mengucapkan
salam penutup

7. Evaluasi
a. Peserta mengetahui tentang pengertian dan tujuan latihan berjalan dan
mobilisasi
b. Peserta mampu menyebutkan pelaksanaan latihan berjalan dan mobilisasi
8. Setting Tempat

Banner Penyuluh
Keterangan :
: CI Klinik : Pasien
: CI Akademik
(Lampiran)

LATIHAN BERJALAN DAN MOBILISASI

1. Pengertian
Berjalan adalah cara yang paling mudah untuk melakukan perjalanan jarak
dekat. Mobilitas sendi yang bebas dan kekuatan otot yang tepat meningkatkan
efisiensi jalan. Ketika tubuh bergerak ke arah depan, satu kaki secara khusus
menyangga sedangkan kaki lainnya maju dan mempersiapkan untuk menyangga
ekstremitas (Herdiman & Priyadhitama, 2014).
Latihan berjalan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan aktifitas. Membantu pasien berjalan memerlukan persiapan. Perawat
mengkaji toleransi pasien terhadap aktifitas, kekuatan, adanya nyeri, koordinasi.
Melatih jalan merupakan cara membantu klien dalam aktifitas berjalan sebagai
bentuk kemampuan seseorang untuk bergerak dalam upaya melatih aktififitas
berjalan (tanpa alat atau bantuan alat seperti tongkat) (Kasiati & Rosmalawati,
2016).
Mobilisasi adalah jalan untuk melatih hampir semua otot tubuh untuk
meningkatkan fleksibilitas sendi atau mencegah terjadinya kekakuan pada sendi.

2. Tujuan
a) Memperbaiki tingkat mobilitas fungsional ekstremitas klien,
b) Mencegah kontraktur dan pengecilan otot dan tendon,
c) Serta meningkatkan sirkulasi darah pada ekstremitas,
d) Menurunkan komplikasi vaskular immobilisasi, dan
e) Meningkatkan kenyamanan klien.

3. Pelaksanaan
1) Mencuci tangan.
2) Mintalah pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau memegang
telapak tangan perawat (bisa dua perawat).
3) Perawat berdiri disamping pasien dan pegang telapak dan lengan tangan pada
bahu pasien (bisa dua perawat).
4) Bantu pasien untuk berjalan dan ikuti sesuai dengan langkah pasien sesuai
kemampuan (bisa dua perawat).

5) Selalu observasi respon pasien saat berdiri dari tempat tidur dan saat jalan
(frekwensi nadi dan tanda pusing kepala).
6) Mencuci tangan.
7) Catat tindakan dan respon pasien.
4. Pelaksanaan mobilisasi dini posisi tidur
Berbaring telentang

a. Posisi kepala, leher, dan punggung harus lurus.

b. Letakkan bantal dibawah lengan yang lemah/lumpuh secara berhati- hati,

sehingga bahu terangkat keatas dengan lengan agak ditinggikan dan memutar

kearah luar, siku dan pergelangan tangan agak ditinggikan.

c. Letakkan pula bantal di bawah paha yang lemah/lumpuh, dengan posisi agak

memutar ke arah dalam, dan lutut agak ditekuk.


Miring kesisi yang sehat

d. Bahu yang lumpuh harus menghadap kedepan

e. Lengan yang lumpuh memeluk bantal dengan siku diluruskan

f. Kaki yang lumpuh diletakkan didepan

g. Dibawah paha dan tungkai diganjal bantal

h. Lutut ditekuk

Miring kesisi yang lumpuh/lemah

i.Lengan yang lumpuh menghadap kedepan, pastikan bahu pasien tidak

memutar secara berlebihan

j.Tungkai agak ditekuk, tungkai yang sehat menyilang di atas tungkai

yang lumpuh/lemah dengan diganjal bantal.


DAFTAR PUSTAKA
Herdiman, L. & I. Priadythama. 2015. Fase Stance Dan Fase Swing Pada
Pengguna Kaki Prosthetik Bawah Lutut Berdasarkan Analisis Gait. ISSN
2337-4349 72
Kasiati & N. W. D. Rosmalawati. 2016. Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia I.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Muhlisin, A. 2014. Mediskus.com/Penyakit/Stroke-Faktor-Resiko-Stroke.html
Pinzon, R. dan Asanti. 2010. Awas Stroke! Pengertian, Gejala, Tindakan,
Perawatan dan Pencegahan. Yogyakarta : Andi Offset.
Wardhana, W. A. 2011. Strategi mengatasi & bangkit dari stroke. Yogyakarta :
Penerbit Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai