IKESPNB
DISUSUN OLEH :
1. EVI OKTAVIANI, S.Kep
2. LINA FATIN, S.Kep
3. TEJA LOVLY FERNANDO, S.Kep
( ) ( )
A. Latar Belakang
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
F. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyaji dan Moderator
: Fasilitator dan Observator
: Peserta Penyuluhan
G. Pengorganisasian
1. Moderator : Evi Oktaviani
Tugas :
a) Membuka acara, mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan
penyuluhan
b) Membuka sesi tanya jawab
c) Menutup acara
2. Presenter : Evi Oktaviani
Tugas :
a) Mempersiapkan materi penyuluhan
b) Memberikan reinforcement positif
c) meluruskan konsep
3. Fasilitator : Teja Fernando
Tugas :
a) Menyiapkan tempat
b) Memotivasi peserta untuk aktif selama penyuluhan
4. Observer : Lina Fatin
Tugas :
a) Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b) Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
H. Pelaksanaan
1. Persiapan Alat
Leaflet
Laptop
LCD
2. Langkah-Langkah Kegiatan
I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Penyuluhan dan peserta dapat hadir sesuai rencana.
Klien dalam keadaan sadar
Klien post op
Keluarga
Tempat, media, serta alat alat untuk penyuluhan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yang direncanakan
Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
3. Evaluasi Hasil
80 % Audiens dapat menjelaskan pengertian mobilisasi dini post op.
80% Audiens dapat menjelaskan tujuan mobilisasi dini post op.
80% Audiens dapat menjelaskan macam – macam mobilisasi dini post op.
80% Audiens dapat menjelaskan kerugian bila tidak melakukan mobilisasi
dini post op.
80 % Audiens dapat menjelaskan tahap – tahap mobilisasi dini post op.
MATERI
A. Pengertian
Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah
operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari
tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Mariyanto,2016).
Mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini
mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi
fisiologis. Mobilisasi dini juga didefenisikan sebagai suatu pergerakan, posisi atau
adanya kegiatan yang dilakukan pasien setelah beberapa jam post/pasca operasi
(Orwe, 2017).
B. Tujuan Mobilisasi Dini Post Op
1) Mempertahankan fungsi tubuh
2) Memperlancar peredaran darah
3) Membantu pernafasan menjadi lebih baik
4) Mempertahankan tonus otot
5) Memperlancar eliminasi urine
6) Mempercepat proses penutupan jahitan operasi
7) Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau
dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.
8) Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau berkomunikasi.
C. Macam – Macam Mobilisasi Dini Post Op
Mobilisasi dibagi menjadi dua yakni :
1. Mobilisasi secara pasif Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan
tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan.
2. Mobilisasi secara aktif Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuh
dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain (Orwen, 2017)
D. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi Dini Post Op
Menurut Orwen, (2017) latihan mobilisasi biasanya diberikan pada pasien dengan :
1. Fraktur extremitas bawah yang telah diindikasikan untuk latihan mobilisasi
2. Post pengobatan kompresi lumbal.
3. Pasien pasca serangan stroke dengan kerusakan mobilitas fisik, serta
4. Pasien post operasi yang memerlukan latihan mobilisasi, seperti kolostomi
atau laparostomi.
E. Tahap – Tahap Mobilisasi Dini Post Op
Menurut Orwen (2017) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan
dijelaskan tahap mobilisasi dini antara lain :
1. Setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring dahulu.
Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan,
menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat
tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki
2. Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan
mencegah trombosis dan trombo emboli.
3. Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk.
4. Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan pasien belajar berjalan.
Kebanyakan dari pasien masih mempunyai kekhawatiran kalau tubuh digerakkan
pada posisi tertentu pasca operasi akan mempengaruhi luka. Operasi yang masih
belum sembuh yang baru saja selesai dikerjakan. Padahal tidak sepenuhnya masalah
ini perlu dikhawatirkan, bahkan justru hampir semua jenis operasi membutuhkan
mobilisasi atau pergerakan badan sedini mungkin. Asalkan rasa nyeri dapat ditahan
dan keseimbangan tubuh tidak lagi menjadi gangguan, dengan bergerak, masa
pemulihan untuk mencapai level kondisi seperti pra pembedahan dapat dipersingkat.
Dan tentu ini akan mengurangi waktu rawat di rumah sakit, menekan pembiayaan
serta juga dapat mengurangi stress psikis.
Dengan bergerak, hal ini akan mencegah kekakuan otot dan sendi sehingga juga
mengurangi nyeri, menjamin kelancaran peredaran darah, memperbaiki pengaturan
metabolisme tubuh, mengembalikan kerja fisiologis organ-organ vital yang pada
akhirnya justru akan mempercepat penyembuhan luka. Menggerakkan badan atau
melatih kembali otot-otot dan sendi pasca operasi di sisi lain akan memperbugar
pikiran dan mengurangi dampak negatif dari beban psikologis yang tentu saja
berpengaruh baik juga terhadap pemulihan fisik. Pengaruh latihan pasca pembedahan
terhadap masa pulih ini, juga telah dibuktikan melalui penelitian penelitian ilmiah.
Mobilisasi sudah dapat dilakukan sejak 8 jam setelah pembedahan, tentu setelah
pasien sadar atau anggota gerak tubuh dapat digerakkan kembali setelah dilakukan
pembiusan regional.
DAFTAR PUSTAKA
Murtutik, L. dan Marjiyanto. (2016). Mobisasi Dini Pada Pasien Post Operasi Laparatomy Di
Ruang Mawar Rumah Sakit Slamet Riyadi Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan
Indonesia, Vol. 6 (3).
Musta’an, Supartono & Suwarni, A. (2015). Diffeerennce Effect Of Antibiotic Topical And
Nacl 0,9% Compress For Wounded Lead Process Post Operation In Anggrek III Room
Rsud Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Ilmu Kepawatan Indonesia. Vol. 1 (1).
Rosaliya, Y., Suryani, M., & Shobirun. (2014). Kerugian Tidak Melakukan Mobilisasi Dini
Post Operasi Di RSUD Tugurejo Semarang.
Setyarini, E. A., Barus, L. S., & Dwitari, A. (2016). Ambulasi Dini Post Operasi. Jurnal
Kesehatan Stikes Santo Barromeus.
Sutrisno, E., Intang, A., & Suhartatik. (2014). Hubungan Mobilisasi Dini Post Op Terhadap
Perilaku Penyembuhan Luka Operasi Di Rsud Barru. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis, Vol. 5 (1).