Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MOBILISASI DINI POST OPERASI


DI RUANG BEDAH RSUD PROF. Dr. M.A. HANAFIAH. SM. BATUSANGKAR

IKESPNB
DISUSUN OLEH :
1. EVI OKTAVIANI, S.Kep
2. LINA FATIN, S.Kep
3. TEJA LOVLY FERNANDO, S.Kep

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

( ) ( )

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2019/2020
Proposal Satuan Acara Penyuluhan (Sap)
Mobilisasi Dini Post Op
Di Ruang Bedah Rsud Prof. Dr. M.A. Hanafiah. Sm. Batusangkar

A. Latar Belakang

Operasi adalah tindakan pengobatan yang menggunakan cara tindakan dengan


membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani (Sutrisno, E., Intang,
A., & Suhartatik, 2014).. Prosedur operasi yang biasanya menggunakan anestesi dapat
menghambat kemampuan klien untuk merespon stimulus lingkungan membantu klien
untuk terhindar dari trauma pada tubuh. Pemulihan diperlukan pada klien yang
menjalani prosedur anestesi untuk mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu Masa
pemulihan dari anestesia beragam, tergantung jenis anestesia yang digunakan. Dosis
dan respon individu (Murtutik & Marjiyanto, 2016).
Salah satu prosedur pemulihan yang bisa dilakukan setelah operasi adalah
latihan post operatif yaitu ambulasi dini yang dilakukan segera pada pasien setelah
operasi di mulai dari bangun dan duduk disisi tempat tidur sampai pasien turun dari
tempat tidur, berdiri dan mulai belajar berjalan. Masaalah yang sering terjadi ketika
pasien merasa terlalu sakit atau nyeri dan faktor lain yang menyebabkan pasien tidak
mau melakukan mobilisasi dini dan memilih untuk istirahat di tempat tidur. Banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan ambulasi dini pasien paska operasi,
seperti kondisi kesehatan pasien, nutrisi, emosi, situasi, dan kebiasaan. keyakinan dan
nilai dukungan sosial, gaya hidup dan pengetahuan (Musta’an, Supartono & Suwarni,
2015).
Namun, masalah yang sering terjadi pada post operasi adalah ketika pasien
merasa terlalu sakit atau nyeri dan faktor lain yang menyebabkan mereka tidak mau
melakukan mobilisasi dini dan memilih untuk istirahat di tempat tidur. Dalam masa
hospitalisasi, pasien sering memilih untuk tetap di tempat tidur sepanjang hari,
meskipun kondisi mereka mungkin membolehkan untuk melakukan aktivitas atau
pergerakan lain (Setyarini, Barus & Dwitari, 2016).
Banyak pasien dirumah sakit yang harus menjalani imobilisasi, apakah harus
tirah baring karena terapi atau karena penyakit yang diderita. Salah satunya adalah
pasien yang telah menjalani prosedur operasi. Padahal hampir semua jenis
pembedahan, setelah 24-48 jam pertama paska bedah, pasien dianjurkan untuk segera
meninggalkan tempat tidur atau melakukan mobilisasi dini (Rosaliya, Suryani &
Shobirun, 2014).
Menurut Oldmeadow et al (2006) ambulasi dini dianjurkan segera pada 48 jam
pasien paska operasi. Operasi yang masih belum sembuh yang baru saja selesai
dikerjakan. Padahal tidak sepenuhnya masalah ini perlu dikhawatirkan, bahkan justru
hampir semua jenis operasi membutuhkan mobilisasi atau pergerakan badan sedini
mungkin. Asalkan rasa nyeri dapat ditahan dan keseimbangan tubuh tidak lagi
menjadi gangguan, dengan bergerak, masa pemulihan untuk mencapai level kondisi
seperti pra pembedahan dapat dipersingkat. Dan tentu ini akan mengurangi waktu
rawat di rumah sakit, menekan pembiayaan serta juga dapat mengurangi stress psikis.
Selain itu, kelompok juga telah melakukan observasi di Ruang Kelas III Bedah,
dan didapatkan hasil bahwa kurang dari 10% dari pasien yang melakukan mobilisasi
dini/ ambulasi dini post op. Padahal petugas kesehatan telah mengedukasi terkait
dengan pentingnya mobilisasi dini post op.
Berdasarkan latar belakang tersebut kelompok melakukan kerja sama dengan
petugas kesehatan dan pasien untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya
mobilisasi dini post op dan membagikan leaflet kepada peserta penyuluhan.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, klien dan keluarga mampu menerapkan
dan melakukan mobilisasi dini post operasi dengan benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama ± 1 x 20 menit, klien dapat :
a. Klien mengetahui dan memahami pengertian mobilisasi dini post op.
b. Klien mengetahui dan memahami tujuan mobilisasi dini post op.
c. Klien mengetahui dan memahami macam - macam mobilisasi dini post op.
d. Klien mengetahui dan memahami kerugian bila tidak melakukan
mobilisasi dini post op.
e. Klien mengetahui dan memahami tahap – tahap mobilisasi dini post op.

C. Kriteria Peserta Penyuluhan


1. Klien Dengan Keadaan Sadar
2. Klien Post Op
3. Keluarga klien
D. Waktu Dan Tempat
Hari/ tanggal : Senin, 30 Desember 2019
Pukul : 10:00 s/d WIB
Tempat : Ruang rawat inap (Bedah) Kelas III

E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab

F. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyaji dan Moderator
: Fasilitator dan Observator
: Peserta Penyuluhan

G. Pengorganisasian
1. Moderator : Evi Oktaviani
Tugas :
a) Membuka acara, mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan
penyuluhan
b) Membuka sesi tanya jawab
c) Menutup acara
2. Presenter : Evi Oktaviani
Tugas :
a) Mempersiapkan materi penyuluhan
b) Memberikan reinforcement positif
c) meluruskan konsep
3. Fasilitator : Teja Fernando
Tugas :
a) Menyiapkan tempat
b) Memotivasi peserta untuk aktif selama penyuluhan
4. Observer : Lina Fatin
Tugas :
a) Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b) Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
H. Pelaksanaan
1. Persiapan Alat
 Leaflet
 Laptop
 LCD
2. Langkah-Langkah Kegiatan

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien Waktu


1 Pembukaan 3 menit
 Mengucap Salam  Menjawab Salam
 Memperkenalkan diri dan  Memperhatikan
pembimbing  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan penyuluhan.  Memperhatikan
 Kontrak waktu  Menyepakati
 Kontrak bahasa
2 Pelaksanaan ±12 menit
 Menggali pengetahuan audien  Menanggapi dan
tentang pengertian mobilisasi menjelaskan
dini post op
 Memberi reinforcement positif  Mendengarkan dan
 Menjelaskan konsep tentang menjelaskan
mobilisasi dini post op  Mendengarkan dan
 Menggali pengetahuan tentang memperhatikan
tujuan mobilisasi dini post op  Menanggapi dan
 Memberi reinforcement positif menjelaskan
 Menjelaskan tentang tujuan  Mendengarkan dan
mobilisasi dini post op memperhatikan
 Menggali pengetahuan audiens  Mendengarkan dan
macam – macam mobilisasi dini memperhatikan
post op  Menanggapi dan
 Memberi reinforcement positif menjelaskan
 Menjelaskan tentang macam –  Mendengarkan dan
macam mobilisasi dini post op memperhatikan
 Menggali pegetahuan audien  Mendengarkan dan
tentang kerugian bila tidak memperhatikan
melakukan mobilisasi dini post  Mendengarkan dan
op. memperhatikan
 Memberi reinforcement positif
 Menjelaskan tentang kerugian  Menanggapi dan
bila tidak melakukan mobilisasi menjelaskan
dini post op.
 Menggali pegetahuan audien  Mendengarkan dan
tentang tahap – tahap mobilisasi memperhatikan
dini post op.
 Memberi reinforcement positif  Mendengarkan dan
 Menjelaskan tentang dan memperhatikan
memahami tahap – tahap  Menanggapi dan
mobilisasi dini post op. menjelaskan
 Memberi kesempatan audiens  Mendengarkan dan
untuk bertanya memperhatikan
 Memberi reinforcement positif
 Memberi kesempatan audience  Mendengarkan dan
yang lain untuk menjawab. memperhatikan
 Memberi reinforcement positif  Menanggapi dan
dan melurus kan konsep. menjelaskan
 Meminta masukan dari
pembimbing akademik dan atau
pembimbing klinik
3 Penutup 3 menit
 Mengevaluasi materi yang telah  Mendengarkan
diberikan  Ikut menyimpulkan
 Bersama audien menyimpulkan materi bersama
materi yang telah disampaikan presenter
 Menutup dan memberi salam  Menjawab salam

I. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur
 Penyuluhan dan peserta dapat hadir sesuai rencana.
 Klien dalam keadaan sadar
 Klien post op
 Keluarga
 Tempat, media, serta alat alat untuk penyuluhan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi proses
 Pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yang direncanakan
 Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
 Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
3. Evaluasi Hasil
 80 % Audiens dapat menjelaskan pengertian mobilisasi dini post op.
 80% Audiens dapat menjelaskan tujuan mobilisasi dini post op.
 80% Audiens dapat menjelaskan macam – macam mobilisasi dini post op.
 80% Audiens dapat menjelaskan kerugian bila tidak melakukan mobilisasi
dini post op.
 80 % Audiens dapat menjelaskan tahap – tahap mobilisasi dini post op.
MATERI

A. Pengertian
Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah
operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari
tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Mariyanto,2016).
Mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini
mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi
fisiologis. Mobilisasi dini juga didefenisikan sebagai suatu pergerakan, posisi atau
adanya kegiatan yang dilakukan pasien setelah beberapa jam post/pasca operasi
(Orwe, 2017).
B. Tujuan Mobilisasi Dini Post Op
1) Mempertahankan fungsi tubuh
2) Memperlancar peredaran darah
3) Membantu pernafasan menjadi lebih baik
4) Mempertahankan tonus otot
5) Memperlancar eliminasi urine
6) Mempercepat proses penutupan jahitan operasi
7) Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau
dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.
8) Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau berkomunikasi.
C. Macam – Macam Mobilisasi Dini Post Op
Mobilisasi dibagi menjadi dua yakni :
1. Mobilisasi secara pasif Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan
tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan.
2. Mobilisasi secara aktif Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuh
dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain (Orwen, 2017)
D. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi Dini Post Op
Menurut Orwen, (2017) latihan mobilisasi biasanya diberikan pada pasien dengan :
1. Fraktur extremitas bawah yang telah diindikasikan untuk latihan mobilisasi
2. Post pengobatan kompresi lumbal.
3. Pasien pasca serangan stroke dengan kerusakan mobilitas fisik, serta
4. Pasien post operasi yang memerlukan latihan mobilisasi, seperti kolostomi
atau laparostomi.
E. Tahap – Tahap Mobilisasi Dini Post Op
Menurut Orwen (2017) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan
dijelaskan tahap mobilisasi dini antara lain :
1. Setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring dahulu.
Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan,
menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat
tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki
2. Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan
mencegah trombosis dan trombo emboli.
3. Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk.
4. Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan pasien belajar berjalan.
Kebanyakan dari pasien masih mempunyai kekhawatiran kalau tubuh digerakkan
pada posisi tertentu pasca operasi akan mempengaruhi luka. Operasi yang masih
belum sembuh yang baru saja selesai dikerjakan. Padahal tidak sepenuhnya masalah
ini perlu dikhawatirkan, bahkan justru hampir semua jenis operasi membutuhkan
mobilisasi atau pergerakan badan sedini mungkin. Asalkan rasa nyeri dapat ditahan
dan keseimbangan tubuh tidak lagi menjadi gangguan, dengan bergerak, masa
pemulihan untuk mencapai level kondisi seperti pra pembedahan dapat dipersingkat.
Dan tentu ini akan mengurangi waktu rawat di rumah sakit, menekan pembiayaan
serta juga dapat mengurangi stress psikis.
Dengan bergerak, hal ini akan mencegah kekakuan otot dan sendi sehingga juga
mengurangi nyeri, menjamin kelancaran peredaran darah, memperbaiki pengaturan
metabolisme tubuh, mengembalikan kerja fisiologis organ-organ vital yang pada
akhirnya justru akan mempercepat penyembuhan luka. Menggerakkan badan atau
melatih kembali otot-otot dan sendi pasca operasi di sisi lain akan memperbugar
pikiran dan mengurangi dampak negatif dari beban psikologis yang tentu saja
berpengaruh baik juga terhadap pemulihan fisik. Pengaruh latihan pasca pembedahan
terhadap masa pulih ini, juga telah dibuktikan melalui penelitian penelitian ilmiah.
Mobilisasi sudah dapat dilakukan sejak 8 jam setelah pembedahan, tentu setelah
pasien sadar atau anggota gerak tubuh dapat digerakkan kembali setelah dilakukan
pembiusan regional.
DAFTAR PUSTAKA

Murtutik, L. dan Marjiyanto. (2016). Mobisasi Dini Pada Pasien Post Operasi Laparatomy Di
Ruang Mawar Rumah Sakit Slamet Riyadi Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan
Indonesia, Vol. 6 (3).

Musta’an, Supartono & Suwarni, A. (2015). Diffeerennce Effect Of Antibiotic Topical And
Nacl 0,9% Compress For Wounded Lead Process Post Operation In Anggrek III Room
Rsud Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Ilmu Kepawatan Indonesia. Vol. 1 (1).

Orwen. (2017). Bedah Dan Perawatannya. Jakarta; PT Gramedia.

Rosaliya, Y., Suryani, M., & Shobirun. (2014). Kerugian Tidak Melakukan Mobilisasi Dini
Post Operasi Di RSUD Tugurejo Semarang.

Setyarini, E. A., Barus, L. S., & Dwitari, A. (2016). Ambulasi Dini Post Operasi. Jurnal
Kesehatan Stikes Santo Barromeus.

Sutrisno, E., Intang, A., & Suhartatik. (2014). Hubungan Mobilisasi Dini Post Op Terhadap
Perilaku Penyembuhan Luka Operasi Di Rsud Barru. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis, Vol. 5 (1).

Anda mungkin juga menyukai