Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KOMUNIKASI ANTARA

PERAWAT DENGAN AHLI GIZI

DISUSUN OLEH :

1. Agung Wicaksono 2011711003

2. Anisa Kurniasari 201711015

3. Cicilia Della W 201711026

4. Ela Pangestuti 201711034

5. Fransiska Padma Dewi 201711037

6. Laurensia Hestika 201711048

7. Rina Widyaningsih 201711059

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN St.Elisabeth

SEMARANG
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia ada berbagai macam profesi dalam kesehatan.


Profesi tersebut juga mengakibatkan banyaknya institusi kesehatan,
diantaranya dokter, bidan, ahli gizi, kesehatan masyarakat, radiologi,
teknobiomedik, farmasi, analis
kesehatan,dan perawat. Semua profesi tadi diwajibkan saling bekerjasam
a dalam menjalankan profesionalitas profesinya masing-masing. Perawat
merupakan satu dari banyaknya profesi kesehatan yang ada.
Semua profesi kesehatan yang ada tentu memiliki visi yang sama yakni
terwujudnya pelayanan kesehatan yang prima.
Namun dalam pelaksanaannya perawat tidak sendirian. Perawat ditemani
oleh dokter, analis kesehatan, tim kesehatan masyarakat, analis
kesehatan, ahli gizi, radiologi dan lainnya. Kemudian bagaimana caranya
supaya tugas antar profesi keperawatan dapat berjalan secara harmonis
dan pelayanan kesehatan menjadi maksimal? Kolaborasi pendidikan dan
praktik antar profesi kesehatan tentunya sangat dibutuhkan.
Semua jenis profesi harus mempunyai keinginan untuk berkolaborasi.
Perawat, bidan, dokter, dan semua profesi lain merencanakan dan
mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya di bangku pelajar.
Ketergantungan antar profesi pun dapat tetap ada asalkan dalam batas-
batas lingkup praktek yang sesuai dengan aturan yang ada.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Mensimulasikan komunikasi efektif dalam hubungan interpersonal


dengan klien, keluarga, kelompok, sesama perawat dan tenaga
kesehatan lainnya.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi komunikasi SBAR antara perawat dengan ahli
gizi.
b.

C. Manfaat

Agar
BAB II
ISI

A. Pengertian Komunikasi SBAR

SBAR adalah Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah


sakit yang terdiri dari Situation, Background, Assessment, Recommendation.
Metoda komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan timbang
terima (handover) ke pasien.

Keuntungan dari penggunaan metoda SBAR


a. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif.
b. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham
akan kondisi pasien.
c. Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien.

B. Teknik Pelaksanaan SBAR


S : Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
1. nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan, serta dokter yang
merawat
2. diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah
teratasi/ keluhan
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
a) Pemindahan pasien : isi dengan tanggal, waktu, dari ruang asal ke ruang
tujuan pemindahan
b) Diagnosa medis : isi dengan diagnosa medis yang terakhir diputuskan
oleh dokter yang merawat
c) Masalah utama keperawatan saat ini, isi dengan masalah keperawatan
pasien yang secara aktual pada pasien yang wajib dilanjutkan diruang
kepindahan yang baru
B : Background (info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
1. Intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap diagnosis
keperawatan
2. Riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, dan obat –
obatan termasuk cairan infus yang digunakan
3. Intervensi yang telah dilakukan dan respon pasien dari setiap diagnosis
keperawatan
4. Riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, dan obat –
obatan termasuk cairan infus yang digunakan
5. Pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
a) Riwayat alergi/reaksi obat : isi dengan apa jenis alergi yang diderita atau
jenis reaksi obat tertentu pada pasien dulu hingga sekarang
b) Hasil investigasi abnormal : isi keadaan abnormal/keluhan saat pasien
datang ke RS sehingga mengharuskan pasien tersebut dirawat (riwayat
keluhan saat masuk rumah sakit)
A : Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
1. Secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda vital, skor
nyeri, tingkat kesadaran, braden score, status restrain, risiko jatuh, pivas
score, status nutrisi, kemampuan eliminasi, dan lain – lain.
2) Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
a) Observasi terakhir, GCS: Eye, Verbal, Motorik (EVM) : isi dengan vital
sign dan tingkat kesadaran pasien secara numerik. contoh : E 4, V 5 M 6
b) BAB dan BAK, diet, mobilisasi, dan alat bantu dengar, isi / di ceklist
sesuai keadaan pasien
c) Luka decubitus : isi dengan kondisi saat ini (misalnya ada pus, jaringan
nekrotik, dll,) lokasi dan ukurannya juga dilengkapi
d) Peralatan khusus yang diperlukan: isi misalnya WSD, colar brace, infuse
pump dan lain lain
R : Recommendation
Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan
(refer to nursing care plan) termasuk discharge planning dan edukasi pasien
dan keluarga.
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
a) Konsultasi, fisiotherafi dll, isi dengan rencana konsultasi, rencana
fisiotherafi dll
b) Obat, barang dan berkas-berkas yang lain : isi jumlah barang / berkas

C. Aplikasi Kasus

SITUATION

Nama Perawat : Susi Maharani

Nama Pasien : Bambang Hardianto

Umur : 38 tahun

DPJP :

Diagnosis Masuk : Diabetes Mellitus

Ruangan : Cempaka

Nomor MR :

Tanggal Masuk : 23 Maret 2017

Keluhan saat ini : Pusing, lemas, banyak makan dan minum serta

sering kesemutan.

BACKGROUND

Riwayat penyakit dahulu : Diabetes

Alergi :

Terapi dari DPJP :

ASSESSMENT
Kesadaran : Penuh

TD :

Nadi : 99 x/menit

Nafas : 18 x/menit

Suhu : 370 C

RECOMMENDATION

Tindakan/Asuhan Keperawatan yang sudah diberikan :

a. mengetes Tekanan Darah pasien


b. menimbang berat badan pasien
c. memberikan makanan cair yang mengandung zat makanan
(nutrien) dan elektrolit.
d. kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah
e. memberikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi

Instruksi/Order Dokter :

a. Menemui ahli gizi untuk berkonsultasi tentang jumlah, jenis,


jadwal makanan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam melaksanakan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja


tanpa berkolaborasi dengan profesi lain. Profesi lain tersebut diantaranya
adalah dokter, ahli gizi, apoteker, dsb. Setiap tenaga profesi tersebut
mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan pasien. Bila setiap profesi
telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerja sama akan dapat terjalin
dengan baik. Hubungan kerjasama dalam makalah ini adalah antara perawat
dan ahli gizi dengan menggunakan teknik komunikasi SBAR (Situation,
Background, Assessment, Recommendation).

B. Saran  
1. Perlu adanya sosialisasi praktik kolaborasi diantara tim kerja kesehatan atau
profesi kesehatan.
2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kesehatan perlu adanya
komunikasi yang baik ke pasien maupun dengan tim kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

1.
https://edoc.site/komunikasi-antar-anggota-tim-kesehatan-pdf-free.html
2. Kariyono,1994.Pengantar Komunikasi Untuk Siswa Perawat, Jakarta:EGC
3. Ellis B. Rogger,dkk.2000.Komunikasi Inerpersonal dalam Keperawatan, Jakarta:EGC
4. Purwanto Heri.1994. Komunikasi untuk Perawat, Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai