Anda di halaman 1dari 14

Legal & Etik Keperawatan Maternitas

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Keperawatan Maternitas I

Dosen Pengampu: Desmawati, M.Kep, Sp.Mat., PhD.

Disusun oleh:

Lutfi Riskyta Istikomah 1810711014

Rahmawati Eka 1810711020

Anasya Firmansyah 1810711024

Alda Amatus Syahidah 1810711028

Sri Ayu Mustaqfiroh 1810711087

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN’’ JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kemudahan untuk kami dalam menyusun makalah dengan judul Legal & Etik
Keperawatan Maternitas. Salawat dan salam tidak lupa kami kirimkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat manusia dari
peradaban hidup jahiliyah menuju peradaban hidup yang modern.

Makalah ini kami susun dengan harapan agar pembaca mengetahui


bagaimana menerapkan legal & etik dalam keperawatan maternitas dan diharapkan
pembaca mampu melaksanakan legal & etik keperawatan maternitas.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalah ini sampai dengan selesai dengan tepat
waktu. Namun dalam pembuatan makalah ini tentu masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki
kesalahan kami.

Jakarta, 20 Agustus 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan Masalah .......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5

2.1 Konsep Legal Etik...................................................................................... 5


2.2 Prinsip-Prinsip Legal dan Etis ................................................................... 5
2.3 Perkembangan Keperawatan Maternitas ................................................... 7
2.4 Aspek Legal dan Etik dalam Keperawatan Maternitas .............................. 7
2.5 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Maternitas ......................................... 10
2.6 Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Maternitas ............................ 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 12


3.2 Saran .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berjalannya perkembangan zaman masyarakat kini mulai sadar terhadap
hak-hak mereka untuk melakukan pelayanan kesehatan dan dan tindakan manusiawi
yang semakin meningkat sehingga masyarakat mengharapkan adanya pemberian
pelayanan kesehatan dapat dipenuhi dengan pelayanan yang aman, efektif, dan ramah
terhadap mereka. Jika harapan tersebut tidak terpenuhi maka masyarakat akan
menempuh jalur hukum untuk membela hak-hak mereka.
Kebijakan-kebijakan yang ada di institusi menetapkan prosedur yang tepat
untuk mendapatkan persetujuan klien terhadap tindakan pengobatan yang
dilaksanakan. Suatu institusi telah membentuk berbagai aspek etik untuk meninjau
praktik dan memberi pedoman bila hak-hak lain terancam. Perhatian lebih juga
diberikan pada lokasi klien sehingga memberi pelayanan kesehatan semakin
bersungguh-sungguh untuk tetap memberikan informasi kepada klien dan keluarganya
bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan.Selain dari pada itu
penyelenggaraan praktik keperawatan didasarkan kepada kewenangan yang diberikan
karena keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat
perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan globalisasi. Terjadinya pergeseran
paradigma dalam memberikan pelayanan kesehatan dari model medikal yang menitik
beratkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan paradigma sehat yang
lebih holistik yang melihat penyakit dan sebagai informasi dan bukan sebagai fokus
pelayanan, maka perawat berada pada posisi kunci dalam reformasi kesehatan ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud konsep legal etik keperawatan?
2. Jelaskan definisi etika?
3. Apa saja isi dari prinsip-prinsip legal etik?
4. Apa saja masalah legal dalam keperawatan?
5. Apa yang dimaksud landasan aspek legal keperawatan?
6. Jelaskan aplikasi aspek legal dalam keperawatan?

3
1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:


1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu memahami konsep legal etik keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi etika.
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami isi dari prinsip-prinsip legal
etik.
c. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami masalah legal dalam
keperawatan.
d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami landasan aspek legal
keperawatan.
e. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami aplikasi aspek legal dalam
keperawatan.
f. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami contoh kasus terkait dengan etik
dan legal beserta penyelesaiannya.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Legal Etik


Pengertian Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk ekspresi
bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur
dalam kode etik keperawatan. Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan
Keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya
yang diatur dalam undang-undang keperawatan.
Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan legal
yang ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan, pemahaman
tentang implikasi hukum dapat mendukung pemikiran krisis perawat. Perawat perlu
memahami hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah.
Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman
terhadap apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan keperawatan
yang profesional.

2.2 Prinsip-Prinsip Legal dan Etis


 Autonomi ( Otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan
hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak
klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

 Beneficience ( Berbuat Baik )


Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan

5
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang,dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini
dengan otonomi.

 Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai
inidirefleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapiyang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

 Nonmaleficience ( Tidak Merugikan )


Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien.

 Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien
dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.

 Fidellity (Menepati Janji)


Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.

 Confidentiality ( Kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.

6
 Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

 Informed Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti
telah mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang
berarti persetujuan atau memberi izin. Jadi “informed consent” mengandung
pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi.
Dengan demikian “informed consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan
yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko
yang berkaitan dengannya.

2.3 Perkembangan Keperawatan Maternitas


1. Pendidikan
Contoh: Perguruan Tinggi, Akademi Perawat
2. Sistem Pelayanan
 Regristrasi
 Lisensi
 Sertifikasi praktik keperawatan untuk menjamin kepuasan klien
3. Organisasi
 Restrukturisasi

2.4 Aspek Legal dan Etik Keperawatan Maternitas


1. Penerapan Etika Keperawatan dalam Keperawatan Maternitas
A. TERHADAP INDIVIDU
 Wajib menghormati kepercayaan individu
Contoh : perawat membantu ibu pasca melahirkan untuk beribadah sesaui
dengan agamanya
 Menghormati nilai, adat, kebiasaan

7
Contoh : masyarakat Madura menganggap bahwa ASI yang keluar pertama
kali tidak baik untuk bayinya, tetapi dalam medis ASI yang keluar pertama
kali sangat baik untuk bayi.
 Memegang teguh kerahasiaan informasi
Contoh : perawat harus menjaga privasi pasien

B. TERHADAP PRAKTIK KEPERAWATAN


 Bertanggung jawab melaksanakan tugas
Contoh : perawat memberikan bantuan kepada ibu pasca melahirkan untuk
menyusui anaknya
 Wajib memelihara standar keperawatan
Contoh : perawat mengikuti santar keperawatan yang telah ditetapkan tanpa
melanggar
 Mempertimbangkan kemampuan individu dalam melimpahkan tanggung
jawab
Contoh : perawat membantu ibu pasca melahirkan untuk ke toilet

C. TERHADAP PROFESI LAIN


 Bekerja sama dengan membina hubungan baik dengan masyarakat
Contoh : perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
tentang Keluarga Berencana.

2. Masalah Etika dalam Keperawatan Maternitas

A. MASALAH ETIK RINGAN


 Membicarakan rahasia klien
 Membentak klien yang gelisah
 Membantu klien partus tanpa tabir.

B. MASALAH ETIK KOMPLEKS


 Abortus
1. Berdasarkan Kejadian ( buatan dan spontan)

8
Abortus spontan adalah kejadian abortus yang berlangsung tanpa tindakan
atau tanpa disengaja. Sedangkan abortus buatan adalah tindakan
pengguguran kandungan yang disengaja.
2. Berdasarkan Pelaksanaannya (buatan terapeutik dan kriminal)
Abortus terapeutik adalah indikasi abortus untuk kepentingan ibu :
misalnya, penyakit jantung, karsinoma serviks, keputusan ini ditentkan oleh
tim kesehatan. Abortus criminal dalah pengguguran kehamilan tanpa
alasan medis yang sah atau oleh orang yang tidak berwenang dan dilarang
oleh hukum.

3. Berdasarkan gambaran klinis (lengkap, tidak lengkap, iminens, insipiens,


habitualis, missed abortion)
Abortus inkompleks di diaknosis apabila sebagian dari hasil konsepsi
telah lahir atau teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal, perdarahan
biasanya terus berlangsung, banyak dan membahayakan ibu. Abortus
komplektus, perdarahan segera berkurang setelah isi Rahim di keluarkan
dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali
karena dalam masa ini luka Rahim telah sembuh.
Missed Abortion atau abortus tertunda adalah keadaan dimana janin
sudah mati, tetapi tetap berada di dalam Rahim dan tidak dikeluarkan selama
2 bulan atau lebih. Abortus Habitualis adalah abortus yang terjadi selama
3 kali berturut-turut atau lebih disebabkan karena kelainan pada ovom atau
spermatozoa.
Abortus iminens didiaknosa apabila seorang wanita hamil kurang dari
20 minggu mengeluarkan darah sedikit pada vagina. Abortus insipiens
adalah apabila wanita hamil ditemukan banyak perdarahan, kadang kadang
keluar gumpalan darah yang disertai nyeri dan dapat menyebabkan
kematian bagi ibu dan jaringan yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi
sehingga evakuasi harus segera dilakukan.
 Amniosintesis
Adalah tindakan prosedur kandungan dimana sejumlah cairan ketuban
diaspirasi dari dalam kantong amnion untuk keperluan analisa.

Tindakan amniosintesis mempunyai resiko terhadap ibu maupun janin. Resiko


terhadap ibu secara actual sangat rendah. Komplikasi amniosintesis seperti yang
9
dilaporkan oleh National Institute of Child Health and human development mencapai
0,1%. Komplikasi ibu yang bersifat ringan mencakup : Spotting vaginal bersifat
sementara, kebocoran cairan amnion terjadi pada 2-3% kasus, sedang resiko janin yang
paling utama berupa pendarahan, terkena pungsi, abortus spontan serta kematian janin
sebagai akibat mekanisme indirect seperti oklusi, hematoma funiculus umbilicalis,
pelepasan plasenta, persalinan premature dan pada trauma berat dapat terjadi fistula
ileocatuneus dan gangrene lengan.

2.5 Kebijakan Pelayanan Keperawatan Maternitas


Kebijakan Pelayanan Keperawatan Maternitas
a. Memberikan pelayanan tenaga terlatih
b. Meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat
c. Meningkatkan penerimaan gerakan KB (Keluarga Berencana)
d. Meningkatkan pendidikan dukun beranak
e. Meningkatkan sistem

2.6 Peran Perawat dalam Aasuhan Keperawatan Maternitas


Peranan atau tingkah laku yang diharapkan dan dinilai oleh masyarakat dalam
memberikan pelayanan ibu dan bayi baru lahir.

1. Perawat sebagai pelaksana keperawatan


Pemberian asuhan keperawatan dengan memperhatikan Kebutuhan Dasar
Manusia dengan pengkajian, penentuan diagnosa, membantu penerapan sesuai
kebutuhan ibu dan melibatkan keluarga.

2. Perawat sebagai pendidik


Memberikan Pendidikan dalam keperawatan memberikan informasi dan
pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan kesehatan ibu dan anak melalui promosi
kesehatan, pemantauan selama kehamilan dan persalinan. Perawat sebagai educator
yaitu perawat meningkatkan pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien mengatasi
kesehatan perawat seabagai educator yaitu perawat mengatakan dan merencanakan
pelayanan kesehatan dan tim agar pelayanan yang dibentuk dapat teratasi dan sesuai
dengan kebutuhan klien.

10
3. Perawat sebagai Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesame
perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam
memberikan perawatan yang efekif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga
tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan
faktor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan
komunitas.

4. Perawat sebagai Penasehat (Counselor)


Perawat sebagai tempat konsultasi terhadap masalah tindakan keperawatan
yang tepat diberikan.

5. Perawat sebagai Peneliti (Researcher)


Perawat melakukan perencanaan, kerjasama, dan meningkatkan tindakan
pelayanan keperawatan.

6. Perawat sebagai Pembela (Advocate)


Perawat membantu klien dalam pengambilan keputusan atas persetujuan
berkaitan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien.

7. Perawat sebagai Manajer (Manager)


Perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan
mengawasi tenaga kesehatan lainnya.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam


memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam
undang-undang keperawatan.

1. Penerapan etika dalam keperawatan maternitas, diantaranya:


a. Terhadap individu
 Wajib menghormati kepercayaan individu
 Menghormati nilai, adat, kebiasaan
 Memegang teguh kerahasiaan informasi
b. Terhadap praktik keperawatan
 Bertanggung jawab melaksanakan tugas
 Wajib memelihara standar keperawatan
 Mempertimbangkan kemampuan individu dalam melimpahkan
tanggung jawab
c. Terhadap profesi
 Membantu perkembangan profesi
 Berperan serta dalam memperbaiki standar keperawatan
 Menciptakan dan membina kondisi yang adil (sosial ekonomi)

3.2 SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah tentang Legal dan Etik Keperawatan


Maternitas yang dibuat tidaklah sempurna dan masih banyak membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca, semoga kurang lebihnya makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca maupun penulis sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk. & Jensen. (2017). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran: EGC.
Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process,
and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
Lowdermilk, Perry & Cashion. (2010). Maternity Nursing, (8th.ed). Mosby.inc
Nengseh, F.L. (2018). Makalah Legal Etik Keperawatan Dan Kasus, diakses pada
https://www.academia.edu/35996199/MAKALAH_LEGAL_ETIK_KEPERAWATA
N_DAN_KASUS

13

Anda mungkin juga menyukai